Ada Apa? 3 Startup ‘Sayuran’ Ini Tutup Layanan dan Melakukan PHK meski Diminati Konglomerat

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati

22 Agustus 2022, 12.45

katadata.co.id

Startup penyedia kebutuhan pokok seperti sayur dan buah-buahan, Sayurbox kabarnya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Perusahaan rintisan ini sebelumnya menutup toko offline Toko Panen bulan lalu (20/6). Toko offline yang ditutup itu letaknya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hal ini disampaikan melalui akun Instagram @panen.official bulan lalu (16/6).

Saat ini, Sayurbox kabaranya melakukan PHK.

Padahal, Sayurbox meraih pendanaan seri C lebih dari US$ 120 juta atau lebih dari Rp 1,7 triliun di bulan Maret. Investasi ini dipimpin oleh Northstar dan Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi dari International Finance Corporation (IFC).

Investor terdahulu yaitu  Global Brain, Astra, Syngenta Group Ventures dan beberapa penanam modal lainnya juga ikut berpartisipasi dalam pendanaan tersebut. Northstar adalah salah satu investor Gojek. Sementara itu Alpha JWC Ventures berinvestasi di startup besutan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Goola dan Mangkokku.

Pendanaan seri C yang diraih itu didapat kurang dari setahun seri B US$ 15 juta Rp 216 miliar yang dipimpin oleh Astra. Sayurbox menyediakan pula lebih dari 5.000 produk hasil pertanian, daging dan ikan, dan makanan jadi. Wilayah pengantarannya mencakup Depok, Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi (Jabodetabek), Surabaya, dan Bali.

Startup itu melayani sekitar 1 juta pelanggan di Jawa dan Bali. Selain itu, bekerja sama dengan lebih dari 10.000 petani di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, ada 2 startup sejenis yang menutup layanan, yakni Tanihub dan Brambang. Tanihub juga melakukan PHK.

Brambang menutup layanan pada Mei (27/5). Startup ini beralih menjadi marketplace smartphone dan elektronik. Perusahaan pun membuat akun Instagram baru yaitu @brambangelektronik. “Follow @brambangelektronik untuk informasi penawaran terbaru dan silahkan download aplikasi Brambang terbaru di Google Play Store,” ungkap Brambang melalui akun Instagram @brambangdotcom, pada Mei (26/5).

Pada Februari, TaniHub juga menghentikan operasional dua warehouse atau pergudangan yaitu di Bandung dan Bali. Startup pertanian ini juga melakukan PHK.

Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group Bhisma Adinaya mengungkapkan, perusahaan ingin mempertajam fokus bisnis. Caranya, dengan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan Business to Business (B2B) seperti hotel, restoran, kafe, modern trade, general trade, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan mitra strategis.

“Nantinya, serapan hasil panen petani semakin membesar. Dengan demikian, kami menghentikan juga kegiatan yang terkait dengan Business to Costumer (B2C) atau yang melayani konsumen rumah tangga,” ungkap Bhisma kepada Katadata.co.id, pada Februari (26/2).

Maka dari itu, perusahaan menjalankan PHK karyawan. “Terkait dengan penajaman fokus bisnis ini, memang terdapat pegawai di dalamnya yang mengalami dampaknya,” ungkap dia.

Startup Pertanian Diminati oleh Konglomerat

Sektor e-groceries diminati pula oleh konglomerat di Indonesia. Anak usaha CT. Corps, PT. Trans Retail Indonesia (Transmart) dan PT. Bukalapak.com Tbk membentuk usaha patungan atau joint venture berupa e-commerce bidang makanan segar dan kebutuhan sehari-hari AlloFresh. Lalu Blibli yang didukung Grup Djarum juga berinvestasi di perusahaan ritel modern Ranch Market. E-commerce ini mengakuisisi 51% saham Ranch Market, dengan nilai transaksi pengambil alihan Rp.2,03 triliun.

Grup Djarum juga masuk ekosistem penyedia produk segar secara tidak langsung melalui Gojek. Grup Djarum menjadi salah satu investor Gojek sejak 2018.

Gojek memimpin putaran pendanaan seri A startup social commerce Segari melalui GoVentures pada April. Nilai investasinya US$ 16 juta atau Rp 226,8 miliar.


Disadur dari sumber katadata.co.id