Banyak Startup PHK Karyawan, Kini Bertambah Jadi 10, Inilah Daftarnya

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati

22 Agustus 2022, 12.08

finance.detik.com

Bisnis.com, JAKARTA- Startup atau perusahaan rintisan di seluruh dunia kini tengah melewati masa atau tech winter. Sepanjang tahun ini saja, telah terjadi 508 kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan startup di seluruh dunia. Dikutip dari  laman resmi Trueup https://www.trueup.io/layoffs, PHK ini berdampak pada 87.457  karyawan. Ada pula, PHK terbaru karyawan startup dilaksanakan Arete IR yakni startup yang bergerak di bidang cybersecurity. Arete IR kabarnya akan PHK 90 karyawan atau 25% dari jumlah karyawannya. Tech Winter di Indonesia juga terlihat, kini sudah terdapat 10 startup di Tanah Air mengikis jumlah karyawan semenjak awal tahun. Berikut inilah daftar Startup di Indonesia yang melaksanakan PHK sejak awal tahun:

1. TaniHub

Pada awal Maret 2022, TaniHub menghentikan seluruh layanan business to consumers (B2C), dimana hal tersebut menghentikan operasional gudang di Bandung dan Bali. TaniHub menyampaikan keputusan ini diambil dengan pertimbangan untuk mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan segmen business to business (B2B). TaniHub pun mengakui dengan adanya penghentian operasional warehouse di Bandung dan Bali mengakibatkan adanya PHK bagi sejumlah pekerja TaniHub.  

  1. SiCepat

Sama seperti TaniHub, SiCepat adalah startup awal yang menginformasikan adanya PHK terhadap ratusan karyawan di seluruh manajemen dan departemen yang tak memenuhi standar penilaian perusahaan. SiCepat menilai jumlah karyawan yang terkena dampak kebijakan tersebut tak mencapai 1% dari total karyawan. Chief Marketing Corporate Communication Officer SiCepat Ekspres, Wiwin Dewi Herawati memaparkan secara komposisi jumlah karyawan yang terkena dampak merupakan 0,6% dari total sebanyak 60.000 karyawan atau tepatnya 360 karyawan.

  1. LinkAja

PT. Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja menyampaikan melaksanakan reorganisasi yang berdampak pada PHK sejumlah karyawan. Walaupun demikian, mereka memastikan jumlah yang direorganisasi kurang dari 200 karyawan. Adapula, startup dompet digital ini didukung oleh modal keroyokan dari banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

  1. Zenius  

Startup teknologi edukasi (EduTech) Zenius mengumumkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 25% karyawannya atau lebih dari 200 karyawan. Hal ini disebabkan dampak dari kondisi makro ekonomi yang kini terjadi.

  1. JD.ID  

Startup e-commerce JD.ID tak menampik adanya kabar PHK. JD.ID pun menyampaikan PHK itu sejalan dengan program restrukturisasi perusahaan. Dari penelusuran Bisnis, induk JD.ID, yaitu JD.com Inc tengah menanggung beban cukup besar. CEO JD.com Xu Lei menyampaikan bahwa penyebaran virus Corona di berbagai kota besar di China, yang berujung lockdown di Shanghai dan Beijing, menjadi penyebab utama business online dan offline di China.

  1. Mobile Premier League 

Startup gim dan turnamen asal India Mobile Premier League atau MPL mengumumkan sudah menutup operasionalnya di Indonesia. Penutupan ini berujung dengan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya 10% dari total karyawan atau sebanyak 100 orang.

  1. LINE  

Startup telekomunikasi asal Korea Selatan LINE mengakui bahwa adanya PHK terhadap karyawan tetapi tak mencapai 80 karyawan seperti yang diberitakan. LINE juga kini tengah melaksanakan langkah strategis untuk kembali fokus pada bisnis teknologi keuangan (fintech) di Indonesia.  

  1. Beres.Id  

Startup asal Malaysia Koadim mengumumkan menghentikan seluruh operasi layanan mulai dari 1 Juli 2022. Semua entitas bisnis di Singapura yakni kaodim.sg, Beres.id di Indonesia, serta gawin.ph di Filipina juga akan ditutup.  Dikutip dari laman resmi milik Koadim, Co-Founder dan CEO Koadim Choong Fui Yu menyampaikan alasan Koadim menutup layanan merupakan pandemi Covid-19.

  1. Pahamify

Startup Edutech Pahamify sudah mengkonfirmasi kabar berkaitan PHK kepada sejumlah karyawannya. Dalam konfirmasinya, Pahamify menyampaikan PHK ini sebagai salah satu bentuk dari adaptasi dalam kondisi makro ekonomi yang terjadi kini.

  1. Mamikos

Startup yang bergerak sebagai penyedia layanan pencarian dan sewa kos hunian sementara, mengkonfirmasi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan disebabkan adanya restrukturisasi.  Co-founder dan CEO Mamikos Maria Regina Anggit menyampaikan PHK telah mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi makro kini.

 


Disadur dari sumber teknologi.bisnis.com