Dosen ITB Paparkan Materi “Menemukenali Metaverse Bagi Lingkungan Binaan” Jelaskan Hubungan Tren Metaverse dan Masa Depan Dunia Bangunan

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati

22 Agustus 2022, 12.08

www.itb.ac.id

BANDUNG, itb.ac.id — Akhir-akhir ini, metaverse menjadi sebuah topik yang terus-menerus diperbincangkan. Apabila awalnya hanya dari sekelompok pebisnis global, sekarang akademisi dan masyarakat mulai mengambil peran dalam metaverse ini.

Topik metaverse ini akhirnya juga menjadi perhatian para akademisi dari dunia arsitektur. Sebagaimana halnya dengan webinar yang dilakukan pada Kamis, 28 Juli 2022 oleh SAPPK ITB. Penjelasan dunia metaverse dipaparkan oleh Fauzan Alfi A, S.T., M.T., dosen prodi Arsitektur yang baru saja menuntaskan studi doktornya di Shibaura Institute of Technology, Jepang. Anggota muda KK Teknologi Bangunan ITB ini membawakan materi dengan judul “Menemukenali Metaverse Bagi Lingkungan Binaan”. Presentasi yang dibawakan selama 20 menit ini disampaikan oleh Fauzan langsung dari Tokyo, Jepang.

Menurutnya, metaverse adalah suatu kondisi gabungan kehidupan sosial nyata dan tidak. Istilah metaverse ini bisa disimpulkan masih dinamis, dengan banyaknya ahli yang berusaha menerjemahkan definisi metaverse itu sendiri.

Kata “metaverse” bukan sebuah istilah yang benar-benar baru. Istilah “metaverse” ini pertama kali dicetuskan di tahun 1992 oleh Neal Stephenson, seorang novelis dari Amerika Serikat. Dalam karya fiksi-ilmiahnya berjudul “Snow Crash”, Stephenson menyebutkan bahwa virtual reality di masa depan akan menjadi successor dari internet. Selain dalam novel karya Stephenson, kehidupan meta sering diangkat dalam karya hiburan popular seperti Tron (1982, 2010), The Matrix (1992), Ready Player One (2011, 2018), serial Black Mirror (2011-2019) dan yang terbaru dalam film Hollywood, Free Guy (2021).

Secara cara kerjanya, metaverse adalah sebuah digital extension internet dalam model 3D, bukan 3D spatial sebagaimana yang kelompok awam selama ini pahami. Metaverse bisa disederhanakan pemahamannya sebagai sebuah jaringan internet epik. Di dalam Metaverse, kami bisa melaksanakan berbagai macam kegiatan layaknya dalam dunia nyata, seperti transaksi, interaksi dalam jumlah tidak terbatas. Dalam metaverse, kami seakan-akan hidup dalam dunia virtual tersebut.

Bagaimana Perencana Dapat Masuk dalam Pengembangan Metaverse?

Dalam metaverse, ada 4 lapisan yang menjadi tubuhnya. Perencana bisa mengambil peran dalam pengembangan lapisan teratas dari metaverse, yakni konten dan pengalaman. Lapisan ini bisa dipecah dan dirinci menjadi konten (isi), aplikasi dan dunia virtual. Berikut inilah beberapa topik yang menjadi kesempatan untuk perencana di metaverse.

  1. Digital Sandbox
  2. Web3 (Blockchain dan NFT)
  3. Meta Architect
  4. Connected digital twin of built environment.

Dia menyampaikan, meskipun tren metaverse dari pencarian google trends sekarang mengalami penurunan, perubahan ke virtual-reality ini tak bisa dipandang sepele.

 


Disadur dari sumber itb.ac.id