Inilah Kisah Sukses Gibran CEO eFishery, Cetak Ribuan Kolam Dengan Omzet Puluhan Triliun

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati

22 Agustus 2022, 12.46

Muda, Berinovasi, CEO EFishery Gibran Huzaifah (www.masterkinerja.asia)

Jakarta- Startup perikanan eFishery mencatatkan diri sebagai startup akuakultur terbesar di dunia. Walaupun belum menyandang gelar unicorn, keuntungan eFishery disebutkan melebihi startup dengan gelar decacorn sekelas Gojek.

Perjalanan eFishery menggapai titik ini jelas tidak gampang. Terlebih eFishery menjalankan startup yang kurang terkenal serta kerap kali dipandang remeh.

CEO eFishery Gibran Huzaifah pada wawancara spesialnya dengan detikcom, menyampaikan ceritanya saat merintis eFishery dari 0 sampai menjadikan usahanya sebagai startup aquatech terbesar di dunia.

Gibran mempunyai kolam ikan pertamanya semenjak di bangku kuliah, tepatnya pada tahun 2009. Dia mengaku termotivasi dari mata kuliah agrikultur kala mengenyam pembelajaran di Institut Teknologi Bandung atau ITB.

"Saat 2009 aku buka kolam ikan sendiri. Dari sebelumnya 1 kolam, menambah jadi sepuluh kolam, menambah jadi dua puluh kolam, hingga saat aku lulus kuliah, aku memiliki 70- an kolam," ungkapnya kepada detikcom, Senin( 18/ 7/ 2022).

Tidak hanya itu, segudang permasalahan di sektor perikanan ikut menggerakkan Gibran untuk berikan pemecahan masalah melalui eFishery. Semisal, permasalahan pemberian pakan yang tidak maksimal, permodalan yang kurang, sampai biaya pakan yang mahal.

"Awal mula idenya dalam mendirikan eFishery sebetulnya dari celetuk, ngobrol dan diskusi dengan pembudi daya ikan, aku nyeletuk, bagaimana kalau aku dapat membuat perlengkapan serta ngasih makan ikan melalui HP. Oleh karena itu, saat aku ngobrol dengan pembudi daya ikan, mereka langsung tertarik," ucapnya.

Dari percakapan itu, eFishery menghasilkan produk pertamanya ialah eFishery Feeder ataupun perlengkapan pemberi pakan otomatis. Saat ini, eFishery menghasilkan lebih banyak layanan semacam eFishery Mall, eFishery Kabayan, eFishery Farm, dan sebagainya.

Gibran awal mulanya cuma bermimpi memiliki 1.000 kolam, tetapi saat ini hasilnya jauh melebihi sasaran tersebut. Jaringan kolam di dalam naungan eFishery saat ini jumlahnya lebih dari 200.000 kolam. Serta di tahun 2025, dia mentargetkan mempunyai 1.000.000 kolam ikan. Dengan total jumlah tersebut, ditaksir omzet yang diperoleh pembudi daya ikan estimasinya kurang lebih Rp. 20 triliun- Rp. 30 triliun dalam 1 tahun.

Gibran menarangkan, sekarang ini dalam 1 kali panen, tiap kolam bisa menciptakan omzet Rp. 40 juta- Rp. 45 juta per siklus, ataupun Rp. 15 juta per bulan. Dalam arti, masing- masing kolam bisa menciptakan omzet Rp. 180 juta dalam setahun, ataupun Rp. 36 triliun masing- masing tahunnya untuk 200.000 kolam yang jadi mitra eFishery sekarang ini.

Tahun ini eFishery sukses perluasan ke 25 provinsi di Indonesia, dimulai dari Aceh, Nusa Tenggara Timur, sampai Minahasa Utara di Sulawesi. Kedepannya, eFishery merencanakan akan melaksanakan perluasan regional ke pasar internasional semacam India serta Thailand.

Dalam perjalanannya, Gibran ikut menceritakan hambatan yang dialaminya dikala merintis eFishery. Semisal, kultur warga yang cenderung skeptis terhadap teknologi, mental yang susah ditumbuhkan, serta bermacam- macam perkara yang lain.

Apalagi, sepuluh pembudi daya yang bergabung dengan eFishery malah didorong oleh alasan yang sifatnya personal.

Dalam segi pendanaan, eFishery memperoleh total lebih dari US$ 120 juta. Diawal tahun ini, startup teknologi perikanan terbesar di dunia ini memperoleh pendanaan seri C sebesar US$ 90 juta.

Bagi Gibran, kepercayaan dari investor untuk eFishery penyebabnya yaitu model bisnis yang jelas, dan iklim persaingan yang nyaris tidak ada. Gibran pun mengatakan bahwa tidak mempunyai saingan berarti di sektor perikanan.

Baginya, perihal itu pula lah yang membuat eFishery selamat dari pandemi COVID- 19, serta hening dari pemberitaan badai PHK yang menyerang startup.

Saat diberi pertanyaan kapan eFishery hendak bergelar unicorn, Gibran membagikan tanggapannya." Tidak tahu pula sih. Sebab itu bukan fokus kami. Sebab unicorn itu kan, jika next kita fundraising besar kemungkinan kita jadi unicorn," ungkapnya.

 

Disadur dari sumber finance.detik.com