Ergonomics and Human Factor

Hubungan Ergonomi dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi Pengguna Komputer

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 03 Maret 2022


Secara umum pengertian ergonomi adalah "Studi tentang manusia untuk menciptakan sistem kerja yang lebih sehat, aman, dan nyaman".

Keselamatan kerja merupakan faktor utama yang wajib diterapkan dalam suatu industri, khususnya dalam perancangan struktur kerjanya.

Dalam kenyataannya industri menengah kebawah kurang meperhatikan tentang keselamatan dalam melakukan suatu pekerjaan. Sehingga dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja baik dari segi orangnya maupun alat yang digunakan serta cara kerja. Tujuan penerapan sistem kerja ergonomi ini untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatandalam bekerja yang baik, aman dan nyaman.

Dengan penerapan ergonomi ini, maka akan tercipta lingkungan kerja aman, sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien serta adanya jaminan kualitas kerja (Tim Ergoinstitute, 2008).

Pada hakikatnya ergonomi dan K3 adalah 2 hal yang tidak dapat dipisahkan. Salah satu tujuan dari K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah mengurangi resiko kerja akibat kecelakaan maupun penyakit akibat pekerjaan.

Salah satu upaya untuk meminimalisir kecelakaan yaitu dengan merancang sistem kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisik manusia. Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan bahwa suatu system kerja tidak ergonomis, antara lain:

  • 1. Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) tidak sesuai
  • 2. Sering terjadi kecelakaan kerja atau yang menyerupai kecelakaan kerja
  • 3. Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)
  • 4. Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang
  • 5. Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja.
  • 6. Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang.
  • 7. Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok.
  • 8. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup.
  • 9. Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan.
  • 10. Komitmen kerja yang rendah.
  • 11. Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan.

Untuk mencapai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) maka pekerja harus dilindungi dari kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasir kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah dengan merancang suatu sistem kerja (job / task) (alat kerja, elemen kerja, prosedur kerja, lingkungan kerja, bahkan organisasi kerja dan sebagai berikut) yang disesuaikan (fit) dengan kondisi manusia (man) seperti perilaku, kemampuan, keterbatasan,kapasitas, dan karakteristik manusia. Posisi kerja terdiri dari posisi duduk, dan posisi berdiri. Adapun keuntungan dari posisi kerja duduk yang ergonomis sebagai berikut:

  • - Mengurangi kelelahan pada kaki
  • - Mengurangi resiko sakit pada tulang belakang
  • - Mengurangi energi yang dipakai untuk bekerja

Yang dominan dirasakanan pada kesalahan ergonomik terlihat pada saat penggunaan komputer yang semakin intens tiap hari, mulai di kantor hingga di rumah, membuat isu ini semakin hangat.

Data menunjukkan bahwa semakin banyak pekerja yang menderita keluhan nyeri punggung bawah (low back pain, LBP) dan sakit pada pergelangan tangan (carpal tunnal syndrome, CTS).

Berbagai survei baik di Indonesia maupun luar negeri menunjukkan bahwa hampir 50-60 persen karyawan kantor melaporkan keluhan yang tidak biasa pada bagian tubuhnya sesudah bekerja komputer di kantor.

Jika dibiarkan, berbagai keluhan akan memburuk menjadi sakit atau gangguan. Setiap kasus LBP atau CTS akan berdampak finansial bagi perusahaan, mulai dari biaya medis, cuti, dan sangat mungkin menggangu kelancaran bisnis perusahaan.

Karyawan yang menderita LBP dan CTS sangat mungkin mengalami pengurangan kemampuan bekerja seperti sedia kala. Berbagai keluhan para pekerja kantor dapat dipastikan karena kondisi tempat kerja komputer saat ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi, mulai dari penempatan monitor, ketinggian monitor, penempatan keyboard dan mouse.

Untuk itu pengetahuan dan kemampuan praktis office ergonomics diperlukan oleh setiap karyawan, terutama mereka yang bertanggung jawab dalam penataan tempat kerja perkantoran.

Cidera ini dapat terjadi pada berbagai bagian tubuh dengan gejala hampir sama yaitu munculnya rasa sakit ketika bergerak dan diam, pembengkakan organ tubuh tertentu, keterbatasan jangkauan / gerak, sampai pada mati rasa.

Bekerja secara terus menerus di depan komputer terdapat sejumlah faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan pada sisteim otot rangka karena mengerjakan pekerjaan secara berulang-ulang (repetitif), postur tubuh yang tidak normal, kurang istirahat.

Gangguan ini diawali dengan gejala pegal-pegal dan kemudian rasa nyeri ringan, setelah terakumulasi dalam waktu yang lama rasa nyeri akan terasa dalam waktu yang lama.

Adapun cara kita, agar terhindar dari penyakit yang timbul oleh ergonomik yang salah sewaktu bekerja di komputer adalah sebagai berikut:

  • - Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak, kepala agak ke depan.
  • - Usahakan benda yang akan anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas landasan kerja.
  • - Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik.
  • - Pandangan mata Agar tidak mengganggu mata dan silau, harus memiliki layar anti silau (filter screen) atau memakai kacamata berwarna.
  • - Posisi kepala dan leher harus tegak dengan wajah menghadap langsung ke layar monitor. Leher tidak boleh membungkuk, karena dapat menyebabkan sakit pada leher
  • - Posisi punggung tegak, tidak miring kesamping, tidak membungkuk, dan tidak terlalu menyender ke belakang. Untuk itu diperlukan tempat duduk yang baik dan nyaman.
  • - Posisi pundak yang tidak terlalu terangkat dan terlalu kebawah. Bila otot-ototnya masih tegang, berarti posisinya belum benar.
  • - Posisi lengan yang baik adalah ketika mengetik dan menggunakan mouse dengan nyaman. Masing-masing orang mempunyai posisi nyamannya tersendiri. Posisi lengan yang baik berada disamping badan, dan siku membentuk sudut lebih besar 90 derajat.
  • - Posisi kaki harus diletakkan di lantai atau sandaran kaki, dan seluruh tapak kaki menyentuh lantai dan siku membentuk sudut tidak kurang dari 90 derajat.7.
  • - Istirahat beristirahat dan meregangkan badan agar tidak kaku selama 10 menit/ dapat melakukan gerakan streaching secara bersama-sama. Gerakan ini juga sangat bermanfaat untuk membangkitkan semangat dalam bekerja.
  • - Untuk Penggunaan  Keyboard Penggunaan jari-jari pada keyboard tidak boleh dalam waktu yang lama, agar menghindari nyeri otot.
  • - Dan lakukanlah stetching, diwaktu-waktu badan sudah terasa lelah dan kaku. Waktu yang dianjurkan adalah pada pukul 10.00 wib dan 15.00 wib untuk meningkatkan semangat dalam bekerja.***

Sumber Artikel: jawapos.com

Selengkapnya
Hubungan Ergonomi dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi Pengguna Komputer

Ergonomics and Human Factor

Mengenal Ergonomi di Tempat Kerja

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 03 Maret 2022


Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ‘Ergon’ (Kerja) dan ‘Nomos’ (Hukum Alam) dan dapat didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang aspek manusia dalam lingkungan kerjanya serta ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan perancangan produk. Ergonomi berkenaan pula dengan oprimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi.

Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem di mana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya.

Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factors”, digunakan oleh berbagai macam ahli pada bidangnya . Misal ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk industri, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi, dan teknik industri. Selain itu ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi, psikologi, perancangan, analisis, sintesis, evaluasi proses kerja, dan produk bagi wiraswasta, manajer, pemerintahan, militer, dosen, dan mahasiswa.

Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.

Dari pengertian ergonomi yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa ergonomi merupakan ilmu yang membahas tentang kenyamanan lingkungan kerja sehingga dapat terciptanya lingkungan kerja yang baik.

Ergonomi sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yaitu ergonomi fisik (berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, antropometri, karakteristik fisiologis dan biomekanika yang berhubungan dengan aktivitas fisik), ergonomi kognitif (berkaitan dengan proses mental manusia: ingatan, persepsi, reaksi), ergonomi organisasi (berkaitan dengan struktur organisasi, kebijakan, proses), dan ergonomi lingkungan (berkaitan dengan pencahayaan, kebisingan, temperatur, dan getaran).

Tujuan dan Manfaat Ergonomi

Ergonomi adalah adaptasi dari tugas-tugas kerja pada keadaan tubuh manusia untuk mengurangi stres yang akan dihadapi seseorang. Usahanya termasuk menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh untuk menghindari kelelahan. Pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia.

Adapun tujuan dari ergonomi yaitu :

1. Peningkatan kesejahteraan fisik dan mental dengan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengurangan beban kerja fisik dan mental dan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan meningkatkan kualitas kontak sosial, administrasi dan koordinasi yang tepat, dan meningkatkan jaminan sosial dalam periode produktif.

3. Menciptakan keseimbangan yang masuk akal antara berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, teknis, antropologi, dan budaya dari masing-masing sistem kerja untuk menciptakan kualitas kerja dan kualitas hidup.

Pada dasarnya, ergonomi bermanfaat untuk pekerjaan agar cepat selesai, memiliki risiko kecelakaan lebih kecil, waktu yang efisien, risiko penyakit akibat kerja kecil dan lain sebagainya.

Berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh dari ergonomi yaitu :

1. Meningkatkan unjuk kerja, seperti menambah kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan.

2. Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan.

3. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan keterampilan yang diperlukan.

4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.

5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja

Apabila suatu perusahaan menerapkan Ergonomi dalam sistem kerjanya, maka manfaat ergonomi akan terlihat dan dapat menguntungkan baik bagi perusahaan maupun karyawannya sendiri.

Pentingnya Ergonomi di Perusahaan/Industri

Setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan apabila tidak ergonomis maka dapat menyebabkan banyak ketidaknyamanan, kecelakaan, biaya tinggi serta penyakit akibat kerja meningkat dan perfomansi menurun yang berakibat pada penurunan efisiensi daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomi di segala bidang kegiatan adalah suatu keharusan.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dibutuhkan beberapa konsep seperti ENASE: Efektif (bekerja dengan efektif sehingga target terpenuhi), Nyaman (bekerja tidak gampang lelah), Aman (timbul rasa aman dan tidak takut dalam bekerja), Sehat (karyawan tidak merasakan sakit), dan Efisien (bekerja dengan waktu, usaha, gerakan dan kelelahan yang seminimal mungkin).

Konsep efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien sangat berkaitan dengan ergonomi untuk menciptakan lingkungan dan peralatan kerja yang mampu menstimulasi konsep tersebut sesuai dengan pekerjaan. Jadi konsep tersebut merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan ergonomi. Konsep ini tidak hanya dirasakan oleh fisik pekerja saja melainkan dapat dirasakan secara psikologis juga. Tubuh manusia apabila dibebani kerja secara berlebihan akan menimbulkan rasa lelah dan bisa berkembang menjadi rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu.

5S dan Hubungan Ergonomi

5S mungkin sudah tidak asing bagi orang yang bekerja di bidang industri atau bagi orang yang memiliki latar belakang teknik industri. 5S adalah sebuah pendekatan dalam mengatur lingkungan kerja, yang pada intinya berusaha mengeliminasi waste sehingga terciptanya lingkungan kerja yang efektif, efisien dan produktif. Waste kadang tidak terlihat, padahal dengan mengeliminasinya maka bisa menjadikan pekerjaan menjadi lebih lancar.

Dalam bahasa Indonesia, 5S sering diterjemahkan menjadi 5R yaitu :

1. Seiri (Sort) / Ringkas (Pemilihan)

Membedakan antara yang diperlukan dan membuang yang tidak diperlukan.

2. Seiton (Set In Order)/Rapi (Penataan)

Menentukan tata letak yang tertata rapi sehingga anda selalu dapat menemukan barang yang diperlukan.

3. Seiso (Shine)/Resik (Pembersihan)

Menghilangkan sampah, kotoran & barang asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih. Pembersihan sebagai cara inspeksi.

4. Seiketsu (Standardize)/Rawat (Pemantapan)

Memelihara barang dengan teratur, rapi, bersih, juga dalam aspek personal dan kaitannya dengan polusi.

5. Shitsuke (Discipline)/Rajin (Pembiasaan)

Melakukan sesuatu yang benar sebagai kebiasaan.

Ergonomi adalah ilmu tentang kerja, sedangkan 5S adalah suatu metode dalam mengatur tempat kerja untuk mengoptimalkan kerja. Dengan 5S maka akan tercapai moral kerja yang lebih baik serta yang terpenting adalah efektivitas, efisiensi, dan produktivitas kerja meningkat dan artinya secara umum dapat meningkatkan performa kerja. Oleh karena itu tidak salah jika banyak orang yang menyatakan bahwa 5S sejalan dengan ergonomi dan selain itu 5S juga sebagai metode dalam perbaikan kondisi tempat kerja akan semakin efektif jika melibatkan prinsip-prinsip ergonomi.\

Penerapan ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerja sama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di tempat kerja serta menjalin kerja sama lintas program maupun lintar sektor terkait dalam pembinaanya.

Risiko ergonomi yang menyebabkan kecelakaan kerja kebanyakan disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri ataupun dari pihak perusahaan, karena pekerja tidak hati-hati atau mereka tidak mentaati aturan kerja yang telah dibuat dari pihak perusahaan. Sedangkan faktor penyebab yang ditimbulkan dari pihak perusahaan, biasanya minimnya alat-alat keselamatan kerja atau cara kerja yang dibuat masih belum menerapkan segi ergonominya.

Sumber Artikel: kumparan.com

 

Selengkapnya
Mengenal Ergonomi di Tempat Kerja

Ergonomics and Human Factor

"Y Chair", Kursi Ergonomis dan Dapat Didaur Ulang

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 03 Maret 2022


Tom Dixon akan meluncurkan karya terbarunya pada acara London Design Festival mendatang. Karya tersebut berupa kursi fleksibel bernama "Y Chair".

Kursi ini  terbuat dari bahan nilon glass-reinforced. Sekilas, bagian sandaran punggung kursi ini tampak seperti telinga kelinci. Menarik memang, akan tetapi, Dixon tidak hanya menjajakan keunikan bentuk kursi buatannya untuk menarik konsumen.

Desainnya yang istimewa dalam hal ergonomis juga menarik perhatian.

Kursi buatan Dixon ini tersedia dalam tiga varian kaki kursi. Ketiganya berbentuk kaki kereta luncur, putaran, dan kaki kayu. Semua ini dibuat berdasarkan pengalamannya "berpetualang" melihat desain furnitur dari hotel ke hotel.

"Pengalaman terbaru di desain hotel, restoran, bar, dan kantor membuat kami mencari kursi yang dapat menahan bobot berat. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun profesional," ujar Dixon.

Ketiga jenis kaki kursi tersebut membuatnya istimewa. Kursi dengan kaki menyerupai kereta luncur, misalnya. Kursi yang tersedia dalam warna hitam dan putih tersebut bertumpu pada kaki di kanan dan kiri.

Kursi ini bisa digunakan di luar ruangan. Bahannya 100 persen dapat didaur ulang kembali, dan relatif lebih kuat dibanding kedua desain lainnya. Berbeda dengan kursi berkaki seperti kereta luncur, kursi dengan kaki memutar dan kaki kayu tidak setangguh kursi tersebut. Hanya, konsumen bisa memilih lapisan cat yang sesuai dengan keinginan mereka.

Kursi-kursi tersebut nyaman digunakan dan mampu menyangga punggung penggunanya dengan baik.

Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
"Y Chair", Kursi Ergonomis dan Dapat Didaur Ulang

Ergonomics and Human Factor

Sering Dengar Kata Ergonomis, Sudah Paham Artinya?

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 03 Maret 2022


Dalam dunia otomotif, pasti sering mendengar istilah ergonomis. Terutama ketika mendeskripsikan sebuah kenyamanan duduk di kabin mobil.

Semakin nyaman mobil itu, berarti perancang mobil menerapkan konsep ergonomis dengan baik, tentu sesuai dengan pasar di mana kendaraan itu dijual.

Dealer Technical Support Dept. Head PT TAM, Didi Ahadi, coba menjelaskan makna ergonomis dalam kebutuhan berkendara.

Desain yang disebut ergonomis, mampu menjamin pengemudi dan penumpang untuk merasa nyaman dan aman selama perjalanan.

“Ergonomis terkait dengan tubuh manusia saat berinteraksi di dalam kendaraan. Kalau tidak ergonomis, bisa menyebabkan beberapa bagian tubuh merasa sakit atau bisa dikatakan pegal-pegal, di leher maupun di pundak. Jadi kita perlu memeriksa segala aspek dari aktivitas manusia di dalam mobil,” ujar Didi kepada Kompas.com, Senin (7/9/2020).

Selain itu, kata Didi, yang tergolong dalam katagori ekonomis, yaitu bagaimana memposisikan instrumen di dalam kendaraan, tombol pengaturan, panel indikator atau fitur-fitur yang ada di dalam mobil di posisi yang tepat.

Apakah semua itu bisa dioperasikan dengan mudah dari bangku pengemudi atau penumpang sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan?

Oleh sebab itu, ketika akan membeli mobil, jangan pernah abaikan pertimbangan sisi “ergonomis”. Seperti salah satunya, apakah bangku mobil bisa disesuaikan dengan posisi berkendara yang nyaman sesuai dengan postur tubuh.

“Serta tidak kerepotan dan kesulitan saat menginjak pedal (gas, rem, kopling), melihat ke depan dan ke kaca spion kanan, kiri serta belakang, atau menjangkau instrumen di dalam mobil.

Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Sering Dengar Kata Ergonomis, Sudah Paham Artinya?

Ergonomics and Human Factor

Evaluasi Pelaksanaan Praktikum Ergonomic

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 03 Maret 2022


Praktikum pelaksanaan ergonomic dan pengukuran kerja program studi (prodi) Teknik Industri, Fakultas Teknik Informatika (FTI) sukses dilakukan, pada Rabu (17/11) secara online. Kegiatan ini dibuka oleh ketua prodi (kaprodi) Teknik Industri, Miwan K Hidayat dan menghadirkan Destiana Putri sebagai narasumber.

Destiana mengatakan, ergonomic berasal dari Bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos berarti hukum alam dengan demikian ergonomic pada prodi teknik industri mempelajari aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, rekayasa teknik manajemen ataupun desain/perancangan.

“Pada praktikum ergonomic dan pengukuran kerja juga berhubungan dengan kesehatan kerja baik dari segi pencahayaan, ventilasi dan temperature lingkungan kerja, beban kerja, jam kerja dan gerakan yang berulang-ulang,” kata Destiana.

Ada beberapa ilmu yang berkaitan diantaranya kinesiologi, biomekanika, anthropometri, industrial hygiene, industrial phsychology dan berkaitan satu sama lain karena berhubungan dengan kemampuan penginderaan, respon, daya ingat, posisi optimum tangan dan kaki dan bagian lainnya dan untuk mengukur.

“Itu semua ada beberapa aplikasi yang akan dipelajari pada semester empat diantaranya anthropometri, ROSA, QEC, RULA, REBA, BRIEF,” paparnya.

Sedangkan, menurut Miwan K Hidayat, pelaksanaan evaluasi ergonomic dan pengukuran kerja sangatlah penting sebagai bagian dari lingkungan kerja.

“Hal ini perlu dilakukan supaya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dengan waktu dan jumlah yang maksimal. Maka dibutuhkan ergonomic dan pengukuran kerja,” ujarnya saat membuka kegiatan ini, Rabu (17/11).

Ia pun berharap, mahasiswa mampu menguasai teknik dasar perancangan dengan memperhitungkan interaksi manusia dan mesin, sehingga dihasilkan stasiun kerja yang nyaman.

“Mahasiswa diharapkan memiliki tanggung jawab profesi dengan tetap mengutamakan efektivitas dan efisiensi sistem serta menguasai keterkaitan sistem metabolisme tubuh manusia terhadap aktivitas kerja dan berbagai potensi bahaya yang ada akibat kerja dan berbagai cara preventif yang diperlukan,” katanya.

Sumber Artikel: republika.co.id

Selengkapnya
Evaluasi Pelaksanaan Praktikum Ergonomic

Ergonomics and Human Factor

Antropometri

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 03 Maret 2022


Antropometri (dari Bahasa Yunani άνθρωπος yang berati manusia and μέτρον yang berarti mengukur, secara literal berarti "pengukuran manusia"), dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia.

Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik.

PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri adalah Konsep Dasar Pertumbuhan

Pertumbuhan secara gamblang dapat diartikan terjadinya perubahan sel tubuh dalam 2 bantuk yaitu 1) pertambahan sel dan 2) pembelahan sel, yang secara akumulasi perjadinya perubahan ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada umumnya pertumbuhan manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum 18 pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan masih berjalan.

Makhluk hidup, termasuk manusia makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh akan makanan dapat dideskripakn dari tri fungsi makanan itu sendiri yaitu:

  • Sumber Tenaga
  • Pertumbuhan
  • Pemeliharaan

Sebagai sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak dan protein, dalam urutan yang berbeda sebagai sumber energi. Pembakaran 1 gram karbohidrat menghasikan 4,1 kalori, protein 41 kalori dan lemak 9 kalori per gramnya. Namun lemak bukanlah sumber energi utama oleh karena untuk metabolisme lemak dibutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk Specifik Dinamyc Action (SDA)nya.

Sebagai sumber zat pembangun adalah Protein, Lemak dan Karbohidrat. Sedangkan sebagai sumber zat pengatur adalah vitamin dan mineral.

Antropometri dapat dibagi menjadi 2 yaitu,

  • Antropometri Statis (struktural)
    • Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.
  • Antropometri Dinamis (fungsional)
    • Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.

Hal-hal yang memengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut,

  • Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.

Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.

  • Rumpun dan Suku Bangsa
  • Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh

Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan.

  • Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
  • Kondisi waktu pengukuran

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Antropometri
« First Previous page 2 of 3 Next Last »