Geodesi dan Geomatika

Garis Kontur

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 18 Juli 2022


Garis kontur atau kontur suatu fungsi dua variabel ialah kurva di mana fungsi tersebut memiliki nilai konstan. Dalam kartografi, garisan kontur menyambungkan titik-titik dengan lantai tinggi yang sama di atas suatu lantai tertentu, seperti permukaan laut rata-rata. Peta kontur ialah peta yang berilustrasi garis kontur, contohnya peta topografiSelang kontur adalah perbedaan ketinggian di antara dua garis kontur yang berturutan.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Garis Kontur

Geodesi dan Geomatika

Stratum

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 18 Juli 2022


Stratum (bentuk jamak: strata) dalam geologi dan bidang terkait merupakan suatu lapisan batuan sediman atau tanah dengan suatu ciri khas internal yang konsisten dan dapat dibedakan dari lapisan lain. Satu "stratum" merupakan unit fundamental pada suatu kolom stratigrafi dan merupakan landasan studi stratigrafi.

Ciri khas

Stratum Permian sampai Jurassic di area Colorado Plateau di sebelah tenggara Utahmenunjukkan prinsip-prinsip stratigrafi. Stratum-stratum ini membentuk formasi batu-batuan terkenal di area luas terlindung seperti Capitol Reef National Park dan Canyonlands National Park. Dari atas ke bawah: Kubah bundar tersamak pada Navajo Sandstone, lapisan merah Kayenta Formation, lapisan merah membentuk tebing dan terhubung secara vertikal pada Wingate Sandstone, lapisan ungu membentuk lereng pada Chinle Formation, lapisan merah muda pada Moenkopi Formation, dan lapisan putih pada Cutler Formation sandstone. Foto dari Glen Canyon National Recreation AreaUtah.

Setiap lapisan umumnya merupakan salah satu dari sejumlah lapisan paralel yang bertumpang tindih, diendapkan oleh kekuatan alam. Lapisan-lapisan ini dapat membentang seluas ratusan ribu kilometer persegi pada permukaan Bumi. Stratum biasanya terlihat sebagai pita-pita berbagai warna dari berbagai bahan yang terekspos pada tebing, potongan jalan, quarry, dan tepian sungai. Pita-pita individual dapat bervariasi tebalnya dari beberapa milimeter sampai satu kilometer lebih. Setiap pita merupakan suatu moda spesifik deposisisiltsungai, pasir pantai, rawa-rawa batu bara, bukit pasir, lapisan lava dsb.

Penamaan

Geolog mempelajari stratum batu-batuan dan menggolongkannya menurut bahan materi lapisan itu. Setiap lapisan tertentu biasanya diberi nama menurut kota, sungai atau wilayah penelitian. Misalnya Burgess Shale adalah lapisan tebal shale yang berwarna gelap, kadang kala mengandung fosil terekspos tinggi di Canadian Rockies dekat Burgess Pass.

Foto

Selengkapnya
Stratum

Geodesi dan Geomatika

Peta Geologi

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 18 Juli 2022


Peta geologis adalah peta yang dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan kenampakan geologis. Satuan batuan dan strata geologis ditunjukkan dengan warna atau lambang untuk menunjukkan letaknya di permukan. Kenampakan struktural seperti patahan dan lipatan ditandai dengan lambang strike dan dip atau trend dan plungeyang memberi orientasi tiga dimensi.

Garis kontur stratigrafik dapat digunakan untuk menggambarkan permukaan stratumPeta isopach merincikan variasi ketebalan satuan stratigrafis.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Peta Geologi

Geodesi dan Geomatika

Geologi

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 18 Juli 2022


Geologi adalah salah satu cabang ilmu kebumian yang mempelajari tentang Bumi dan segala isi di dalamnya. Kajian di dalam geologi meliputi sejarah terbentuknya Bumi beserta dengan bahan, struktur dan proses yang menyertainya. Ruang lingkup objek kajian geologi mulai dari sesuatu yang sekecil atom hingga sesuatu yang sebesar benua atau samudra. Pengetahuan geologi digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan rumah tanggakonstruksi bangunanpertambangan hingga rekayasa.

Orang yang mempelajari geologi disebut geolog. Para geolog telah dapat menentukan umur bumi yang diperkirakan sekitar 4.5 miliar (4.5x109) tahun yang dapat dipetakan menjadi skala waktu geologi, dan juga menemukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak di atas mantel yang setengah cair (astenosfer) melalui proses yang disebut tektonik lempeng, selain itu para Geolog membantu menemukan dan mengatur sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumibatu bara, dan juga metal seperti besitembaga, dan uranium, serta mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti asbestosperlitmikafosfatzeolittanah liatbatuapungkuarsa, dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerangklorin, dan helium.

Peta geologis modern benua Amerika Utara.

Peta geologis historis benua Eropa.

Astrogeologi adalah aplikasi ilmu geologi tentang planet kebumian atau satelit alami lainnya dalam tata surya (solar sistem). Istilah khusus lainnya seperti selenologi (pelajaran tentang bulan), areologi (pelajaran tentang planet Mars), dan lain-lainnya..

Kata "geologi" pertama kali digunakan oleh Jean-André Deluc pada tahun 1778 dan diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace-Bénédict de Saussure.

Etimologi

Kata "geologi" merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani γη atau geo yang berarti "bumi" dan λογος atau logos yang berarti "kata" atau "alasan".

Cabang keilmuan

Geologi sejarah

Geologi sejarah membahas mengenai sejarah terbentuknya Bumi beserta dengan sejarah dari peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di permukaan Bumi. Dua konsep penting di dalam kajian geologi sejarah adalah ruang dan waktu. Geologi sejarah membahas mengenai peristiwa masa lampau maupun peristiwa masa kini.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Geologi

Geodesi dan Geomatika

Sistem informasi geografis

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 18 Juli 2022


Sistem Informasi Geografis adalah informasi sistem komputerisasi yang memungkinkan penangkapan, pencontohan, pemanipulasian, penemuan kembali, penganalisisan, dan presentasi data acuan geografis, sebagai fasilitas untuk menyiapkan, merepresentasikan, dan menginterpretasi fakta-fakta yang berkaitan dengan permukaan bumi. Nama lain dari sistem informasi geografis yaitu sistem informasi keruangan, sistem analisa data keruangan, dan sistem informasi sumber daya alam. Selain itu, sistem informasi geografis juga diartikan sebagai suatu sistem yang mengelola data geografis dengan mengandalkan komputer. Pengolahan dan penyimpanan data pada sistem informasi geografi memanfaatkan komponen komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Bahan informasi geografis berupa data geografis, sedangkan pengelolanya adalah sumber daya manusia. Dengan perkembangan teknologi, sistem informaisi geografis memanfaatkan komputer yang dapat menyimpan, mengelola, memproses serta menganalisis data geografis dan non geografis. Selain itu, sistem informasi geografis digunakan untuk menyediakan informasi dan grafis secara terpadu. Informasi yang diperoleh kemudian dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari dalam kehidupan manusia.

Sistem informasi geografis menyatu dengan lingkungan sistem lain, yaitu pemerintahan, nonpemerintah, kelompok atau perorangan. Pengolahan data sistem informasi geografis dapat dilakukan secara konvensional dan secara komputerisasi. Sistem informasi geografi digunakan untuk berbagai bidang ilmu terapan seperti investigasi teknis, manajemen sumber daya alam, manajemen aset, kajian masalah lingkungan, perencanaan wilayah, kartografi dan kedaruratan bencana.

Pengertian menurut para ahli

Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.

  • Menurut Aronaff (1989)

SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisis data serta memberi uraian.

  • Menurut Burrough (1986)

SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.

  • Menurut Kang-Tsung Chang (2002)

SIG sebagai a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.

  • Menurut Murai (1999)

SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

  • Menurut Marble et al (1983)

SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.

  • Menurut Bernhardsen (2002)

SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisis data

  • Menurut Gistut (1994)

SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi

  • Menurut Berry (1988)

SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

  • Menurut Calkin dan Tomlison (1984)

SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.

  • Menurut Linden, (1987)

SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.

  • Menurut Alter

SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah pada sebuah peta.

  • Menurut Prahasta

SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.

  • Menurut Petrus Paryono

SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi.

  • Menurut Nico Nathanael (2019)

SIG adalah sistem informasi yang mempunyai data berspasial yang diambil berdasarkan letak geografis suatu wilayah untuk proses analisis, penyimpanan dan visualisasi.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).

Sejarah perkembangan

35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Prancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.

Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.

Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.

GIS dengan gvSIG.

CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika, memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangnya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".

CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersial yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandardisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.

Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.

Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui kurikulum pendidikan geografi SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka program Diploma SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Penekanan pengajaran pada analisis spasial sebagai ciri geografi. Lulusannya tidak sekadar mengoperasikan software namun mampu menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia melalui laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun mata pelajaran.

Konsep

Data geografis

Data geografis merupakan data yang berkaitan dengan informasi spasial. Jenis data geografis yaitu koordinat dan lokasi. Data geografis berkaitan dengan aspek ruang dan semua fenomena yang terdapat di bumi. Penggunaan data geografis memiliki tujuan tertentu. Sumber informasi dalam data spasial dapat berupa data grafis peta analog, foto udara, citra satelit, survei lapangan, pengukuran teodolit, dan pengukuran sistem pemosisi global. Data spasial dapat berbentuk analog maupun digital. Data geografi juga dapat berbentuk data atribut. Informasi yang diperoleh dari data atribut adalah penjelasan tentang objek geografi. Bentuk informasi dalam data atribut yaitu angka, foto, dan narasi. Data atribut diperoleh melalui metode statistika, pengukuran lapangan, dan sensus.

Informasi goegrafis

Informasi geografis merupakan informasi yang berkaitan dengan pengetahuan tentang posisi dari tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi dan informasi mengenai keterangan-keterangan yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui. Analisa terhadap objek dan lokasi tersebut penting dalam pengambilan keputusan atau demi kepentingan tertentu.

Bentuk

Sistem informasi geografis konvensional

Sistem informasi geografis disajikan secara konvensional melalui peta yang dibuat oleh geograf. Penyajian peta dilakukan dengan cara kompilasi atau tumpang susun peta-peta yang berisi informasi yang diperlukan. Peta dijadikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain. Tiap informasi yang diberikan harus dapat menjamin agar setiap orang dapat menangkap ide dari peta yang disajikan. Penyajian peta harus mudah, cepat dan tepat melalui indra penglihatan.

Sistem informasi geografis komputerisasi

Sistem informasi geografis dalam komputer disajikan dalam bentuk data digital, peta dan tabel. Penyajian ini merupakan hasil dari pengolahan digital dengan mempergunakan perangkat lunak pengolah data geografi. Pembuaitan peta dalam sistem informasi geografis yang dilakukan secara komputerisasi memanfaatkan teknologi sistem digital dalam menghasilkan informasi spasial.

Komponen Sistem Informasi Geografis

Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan dalam sistem informasi geografis yaitu prosesor, kapasitas memori, dan ruang penyimpanan data. Pemilihan perangkat keras untuk keperluan sistem informasi geografis didasarkan kepada jenis perangkat lunak yang digunakan. Selain itu, perangkat keras yang digunakan harus memperhatikan jumlah analisa yang akan dilakukan dan jumlah data yang diperlukan selama analisa.

Perangkat Lunak

Perangkat lunak dalam sistem informasi geografis umumnya hanya menyajikan beberapa fungsi tertentu. Fungsi ini terbagi menjadi fungsi analisa, manajemen basis data spasial, dan fungsi penyajian data. Pemilihan perangkat lunak untuk sistem informasi geografis harus disesuaikan dengan penggunaan yang diperlukan.

Data

Dalam SIG terdapat dua jenis data, yaitu data spasial dan data atribut atau non spasial. Data Spasial yaitu adalah jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan (menyangkut titik koordinat) dari fenomena atau keadaan yang terdapat di dunia nyata. Data spasial ini sering disebut pula sebagai data posisi, koordinat atau keruangan. Data atribut atau data non spasial adalah jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptid dari fenomena yang dimodelkan. Aspek deskriptif ini mencakup item atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya.

Pengguna

Komponen terpenting dalam sistem informasi geografis adalah pengguna. Pengelolaan analisa yang komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh pengguna. Pada sistem informasi geografi pengguna dibedakan menjadi pelaku analisa dan pengguna informasi. Pelaku analisa harus menguasai beragam disiplin ilmiah terutama geografi, matematika dan statistik. Selain itu, pelaku analisa harus mahir menggunakan komputer. Pengguna informasi merupakan semua orang yang memerlukan informasi geografis.[13]

Metode

Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.

Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)

Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:

  • Input Data

Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.

  • Manipulasi Data

Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.

  • Manajemen Data

Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.

  • Query dan Analisis

    Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:

    • Analisis Proximity

      Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.

    • Analisis Overlay

      Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.

  • Visualisasi

Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.

Manfaat SIG

Dengan adanya SIG akan memudahkan peneliti atau pihak-pihak yang ingin menggunakan informasi geografis untuk melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.

Sumber: WIkipedia

Selengkapnya
Sistem informasi geografis

Geodesi dan Geomatika

Bantu Pemerintah, ITS Petakan Sebaran Spasial Banjir Kalimantan Selatan

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 18 Juli 2022


Hujan berintensitas sedang hingga tinggi menyebabkan banjir pada pertengahan Januari lalu di Provinsi Kalimantan Selatan. Tak elak, banyak rumah terdampak dan korban jiwa berjatuhan sehingga membuat warga setempat mengungsi untuk waktu yang lama. Mengatasi hal itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melangsungkan Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) guna memetakan sebaran spasial genangan banjir.

Pratama Janur Wenda, salah satu anggota mahasiswa KKN Abmas ITS ini memaparkan bahwa berdasarkan observasi bersama anggota tim lainnya, topografi Provinsi Kalimantan Selatan cenderung datar dengan tutupan lahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang mengalami penurunan luas hutan primer, sekunder, sawah, dan semak belukar selama sepuluh tahun terakhir.

Dalam kegiatan ini, sambung Pratama, dilakukan pula diskusi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin terkait data hasil pelaporan banjir. “Kemudian, survei pendahuluan dilakukan untuk melihat daerah terdampak banjir di lapangan,” tutur Mahasiswa Teknik Geomatika ITS tersebut.

Guna memperoleh sebaran spasial genangan banjir dalam cakupan yang luas, digunakan data citra satelit Sentinel-1. Data hasil survei dan citra diolah untuk kemudian divisualisasikan dalam bentuk peta. Melalui serangkaian kaidah saintifik seperti survei lapangan, diskusi, serta pengumpulan dan pengolahan data citra, tim ITS berupaya membantu BPBD Kota Banjarmasin guna memetakan sebaran spasial lokasi genangan banjir.

Citra Sentinel-1 sendiri merupakan citra (imagery) yang dihasilkan oleh Satelit Sentinel-1 dan tersusun atas dua satelit SAR (Sentinel-1A dan Sentinel-1B) dengan spektral kanal C. “Satelit ini mampu melakukan pemetaan radar secara kontinyu dengan ketepatan waktu, frekuensi, cakupan, dan keandalan yang terus dikembangkan,” ujarnya.

Penampakan peta time series sebaran spasial genangan banjir Provinsi Kalimantan Selatan

Di samping itu, digunakan pula metode komputasi awan dengan memanfaatkan NASA SRTM Digital Elevation 30m dan JRC Global Surface Water yang dataset-nya telah tersedia di Google Earth Engine (GEE). “GEE digunakan untuk mengekstrak citra sebelum dan sesudah bencana banjir menggunakan nilai threshold hasil pembagian kedua rentang waktu citra dan mengekstrak badan air di studi area,” terang Pratama.

Untuk citra sebelum banjir, tanggal yang digunakan adalah 20-28 Desember 2021. Untuk citra sesudah banjir, tanggal yang digunakan adalah 1 Januari-8 Juli 2021 dengan jangka waktu 12 hari per akuisisinya. “Polarisasi citra yg digunakan yaitu VV dan VH, tujuannya untuk meneliti polarisasi mana yang lebih representatif untuk genangan banjir,” imbuh laki-laki kelahiran Bojonegoro, 20 November 2000 tersebut.

Selain pemetaan genangan banjir, dilakukan juga pemantauan perubahan badan air dari waktu ke waktu. Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui kapan banjir mengalami surut maupun kenaikan serta mencari tahu area yang rawan terdampak banjir. “Dengan begitu, masyarakat maupun BPBD setempat dapat melakukan penyaluran bantuan dengan cepat sesuai urgensitasnya,” tukasnya.

Peta tersebut juga dapat membantu pemerintah setempat dalam melakukan perbaikan dan pengembangan mitigasi banjir di tahun-tahun selanjutnya. Kegiatan yang dimulai sejak April hingga November lalu ini diawali dengan melakukan koordinasi untuk pembagian tugas dan metodologi pelaksanaan. Selanjutnya dilakukan studi literatur, pengumpulan dan pemrosesan data, hingga pembuatan peta tematik.

Mahasiswa tim KKN Abmas ITS sedang melakukan pengolahan data citra Sentinel-1 untuk pemetaan sebaran spasial genangan banjir

Melibatkan sembilan mahasiswa Teknik Geomatika ITS angkatan 2019, kegiatan ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan Dr Filsa Bioresita ST MT. Meski begitu, Pratama mengaku perlu meningkatkan koordinasi antar anggota mengingat pelaksanaan KKN yang hybrid. “Kegiatan sosialisasi ke BPBD Banjarmasin dilakukan oleh satu mahasiswa yang kebetulan tinggal di sana. Sedangkan pengolahan dan analisis data dilakukan secara daring,” kenang Pratama.

Kepada ITS Online, Pratama berharap peta ini dapat memudahkan pemangku kewenangan dalam memetakan lokasi genangan banjir, mengambil keputusan, dan memanajemen bencana dengan lebih cepat. “Selain itu, kami juga berharap peta ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat setempat,” pungkasnya mengakhiri.

Sumber Artikel : its.ac.id/news

Selengkapnya
Bantu Pemerintah, ITS Petakan Sebaran Spasial Banjir Kalimantan Selatan
« First Previous page 2 of 7 Next Last »