Ilmu dan Teknologi Hayati
Dipublikasikan oleh Admin pada 02 Maret 2022
Bandung, IDN Times – Astrazeneca merupakan salah satu merek vaksin COVID-19 yang umum diketahui masyarakat dunia, salah satunya Indonesia. Namun, tidak semua orang tahu jika sebenarnya ada pria asal Bandung yang berperan dalam pengembangan Astrazeneca, jauh sebelum vaksin tersebut dipakai masyarakat dunia.
Dialah Indra Rudiansyah, pria kelahiran Bandung, 1 September 1991 ini, merupakan alumnus Bioteknologi Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2009. Sejak 2018 hingga kini ia masih menempuh pendidikan di Jenner Institute, Nuffield Department of Clinical Medicine, University of Oxford.
Kini Indra menjadi salah seorang Warga Negara Indonesia yang ikut memberikan kontribusinya bagi pengembangan Astrazeneca yang ditukangi oleh para ahli di Oxford, Inggris. Bagaimana ia bisa berada di sana?
1. Mendaftar sebagai sumber daya yang diperlukan dalam pengembangan Astrazeneca
Indra Rudiansyah (IDN Times/Istimewa)
Indra mengatakan, pada awalnya Oxford menerima project pengembangan vaksin Astrazeneca. Singkat cerita, karena memerlukan banyak tenaga dan sumber daya manusia—karena dianggap sebagai proyek besar, para seniornya di Oxford membuka pendaftaran bagi mereka yang ingin menyumbangkan tenaga.
“Mereka membuka pendaftaran, dan saya mendaftar sesuai dengan keahlian yang dimiliki,” kata Indra, dalam sesi Bincang Media bersama Indra Rudiansyah & dr. Ursula Penny Putrikrislia dengan tema “Fakta Seputar Vaksin dan Upaya Menuju Kekebalan Komunal”, Kamis (29/7/2021).
2. Indra mendapat tugas untuk monitoring antibody Astrazeneca
Vaksin COVID-19 AstraZeneca (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Setelah mendaftar dan diterima sebagai salah satu tenaga ahli, Indra ditugaskan untuk membantu tim dalam monitoring antibody dari para volunteer. Mereka yang menjadi relawan, kata dia, berasal dari seluruh penjuru Inggris.
“Dalam proyek ini memang yang terlibat banyak, dari berbagai tempat di UK. Tidak hanya Oxford. Setelah berbagai pengembangan, barulah ada proses manufacturing skala besar,” kata dia.
Indra juga bercerita, selain dia ada pula Karina, seorang Warga Negara Indonesia lain yang ikut berkontribusi untuk pengembangan Astrazenca di Inggris. “Kontribsi saya adalah bagian kecil dari sebuah program besar,” tuturnya, merendah.
3. Apa saja kandungan Astrazeneca?
Vaksin COVID-19 AstraZeneca (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Dalam kesempatan yang sama, Indra menjelaskan bahwa Astrazeneca memiliki beberapa kandungan. Seperti halnya vaksin lain, Astrazeneca juga merupakan bagian dari virus yang sudah dilemahkan, yang disuntikkan untuk mengajarkan tubuh manusia agar bisa menghadapi virus COVID-19.
“Bahan baku utama vaksin Astrazeneca ialah virus yang sudah dimatikan, atau bagian dari protein virus. Maka itu, bisa saya pastikan bahwa vaksin ini tidak akan membuat penerimanya menjadi positif COVID-19,” kata Alumni Beswan Djarum dari Program Djarum Beasiswa Plus angkatan 2011/12 ini.
4. Indra berprestasi dan raih banyak penghargaan
Ilustrasi Wisuda (IDN Times/Mardya Shakti)
Sebenarnya bukan kali ini saja Indra berkecimpung dalam dunia sains guna pengembangan vaksin. Sebelumnya, selama 2014-2018, ia menjadi seorang product developer untuk Bio Farma dan ikut mengembangkan Novel Oral Polio Vaccine, Rotavirus Vaccine, hingga Rabies Vaccine.
Lewat berbagai kemampuannya itu, Indra beberapa kali telah diganjar penghargaan baik dari lembaga di Indonesia maupun Inggris. Di Indonesia, pada 2017 ia meraih Awardee of LPDP scholarship for a doctoral program from Ministry of Economy, sementara pada 2019 ia juga diganjar sebagai Best Technology and Peopla Choice Award in BioHackaton Competition.
Yang terakhir, pada 2020-2021, Indra mendapatkan Osler Awards dari Nuffield Department of Clinical Medicine, University of Oxford.
Sumber: jabar.idntimes.com
Ilmu dan Teknologi Hayati
Dipublikasikan oleh Admin pada 02 Maret 2022
Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol,antibiotik, asam organik) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan oleh manusia.[1] Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.[1] Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.[2] Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.[1] Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.[3] Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.[4] Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.[4] Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.[5] Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.[2]
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.[2]
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi, antara lain:[2]
Garis waktu bioteknologi
Peragian merupakan model aplikasi awal dari bioteknologi
Jenis
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:[10]
Bir, salah satu produk bioteknologi putih konvensional.
Rekayasa genetika
Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam menghasilkan suatu produk bioteknologi. Secara umum, rekayasa genetika melakukan modifikasi pada mahluk hidup melalui transfer gen dari suatu organisme ke organisme lain. Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi:[2]
Prosedur pembentukan organisme transgenic ada dua, yaitu:
Proses introduksi gen
Beberapa langkah dasar proses introduksi gen adalah:[2]
Mutagenesis
Memodifikasi gen pada organisme tersebut dengan mengganti sekuen basa nitrogen pada DNA yang ada untuk diganti dengan basa nitrogen lain sehingga terjadi perubahan sifat pada organisme tersebut, contoh: semula sifatnya tidak tahan hama menjadi tahan hama. Agen mutagenesis ini biasanya dikenal dengan istilah mutagen. Beberapa contoh mutagen yang umum dipakai adalah sinar gamma (mutagen fisika) dan etil metana sulfonat (mutagen kimia).[5]
Human Genome Project
Human Genome Project adalah usaha internasional yang dimulai pada tahun 1990 untuk mengidentifikasi semua gen (genom) yang terdapat pada DNA dalam sel manusia dan memetakan lokasinya pada tiap kromosom manusia yang berjumlah 24.[12] Proyek ini memiliki potensi tak terbatas untuk perkembangan di bidang pendekatan diagnostik untuk mendeteksi penyakit dan pendekatan molekuler untuk menyembuhkan penyakit genetik manusia.[12]
Aplikasi atau penerapan bioteknologi
Bidang medis
Aplikasi dari bioteknologi medis sudah berlangsung lama, sebagai contoh 100 tahun lalu lintah umum digunakan untuk merawat penyakit dengan cara membiarkan lintah menyedot darah pasien (bloodletting). Hal ini dipercaya dapat menghilangkan darah yang sudah terjangkit penyakit. Pada zaman sekarang, lintah ditemukan memiliki enzim pada kelenjar salivanya yang dapat menghancurkan gumpalan darah yang bila tidak dihancurkan dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung. Selain contoh tersebut, terdapat banyak aplikasi bioteknologi di bidang medis sebagai berikut.
Sel punca
Sel punca adalah jenis sel khusus dengan kemampuan membentuk ulang dirinya dan dalam saat yang bersamaan membentuk sel yang terspesialisasi.[13] Meskipun kebanyakan sel dalam tubuh seperti jantung maupun hati telah terbentuk khusus untuk memenuhi fungsi tertentu, sel punca selalu berada dalam keadaan tidak terdiferensiasi sampai ada sinyal tertentu yang mengarahkannya berdiferensiasi menjadi sel jenis tertentu. Kemampuannya untuk berproliferasi bersamaan dengan kemampuannya berdiferensiasi menjadi jenis sel tertentu inilah yang membuatnya unik. Karakteristik biologis dan diferensiasi sel punca fokus pada sel punca mesenkimal.
Aplikasi dari sel punca diantaranya adalah pengobatan infark jantung yaitu menggunakan sel punca yang berasal dari sumsum tulang untuk mengganti sel-sel pembuluh yang rusak (neovaskularisasi). Aplikasi terapeutik sel punca embrionik pada berbagai penyakit degeneratif. Selain itu, sel punca diduga dapat digunakan untuk pengobatan diabetes tipe I dengan cara mengganti sel pankreas yang sudah rusak dengan sel pankreas hasil diferensiasi sel punca. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi penolakan yang dapat terjadi seperti pada transplantasi pankreas dari binatang. Sejauh ini percobaan telah berhasil dilakukan pada mencit.
Bidang Pertanian
Bioteknologi memiliki banyak aplikasi atau penerapan dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang pertanian dan ilmu pangan. Penerapan tersebut termasuk pengembangn tanaman transgenik. Tanaman transgenik merupakan tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.[14]
Berikut adalah beberapa manfaat penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian :
Berikut adalah beberapa contoh dari bioteknologi pertanian :
Dalam bidang industri
Bioteknologi industri merupakan penerapan bioteknologi untuk keperluan industri seperti pencegahan polusi atau dampak terhadap lingkungan, konservasi sumber daya, atau pemrosesan dan produksi berkelanjutan produk dan bahan kimia.[17]
Bioteknologi Lingkungan
Bioteknologi lingkungan adalah teknologi yang digunakan dalam pengolahan limbah dan pencegahan polusi yang dapat secara lebih efisien membersihkan banyak limbah dibandingkan dengan metode konvensional dan secara signifikan mengurangi ketergantungan pada metode pembuangan berbasis lahan. Contoh dari bioteknologi lingkungan yaitu bioremediasi. Bioremdiasi adalah merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan.[17]
Sumber: id.wikipedia.org