Revolusi Industri
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022
Kemajuan yang dicapai dalam revolusi industri memang mengubah cara manusia menghasilkan sesuatu. Teknologi produksi baru, secara fundamental mengubah kondisi kerja dan gaya hidup orang.
Revolusi industri, mulai dari era pertama, sampai era mutakhir, jelas memberi banyak dampak. Dilansir berbagai sumber, inilah tahapan dari revolusi industri, mulai Revolusi Industri 1.0 sampai Revolusi Industri 4.0.
Revolusi Industri 1.0
Revolusi Industri 1.0 dimulai pada abad ke-18 melalui penggunaan tenaga uap dan mekanisasi produksi.
Sebelum memproduksi benang pada roda pemintal sederhana, versi mekanis mencapai delapan kali volume dalam waktu yang sama. Tenaga uap sudah dikenal.
Penggunaannya untuk tujuan industri merupakan terobosan terbesar untuk meningkatkan produktivitas manusia. Alih-alih menenun memakai alat tenun yang ditenagai oleh otot, mesin uap dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga.
Perkembangan seperti kapal uap atau lokomotif bertenaga uap, membawa perubahan besar lebih lanjut. Manusia dan barang dapat berpindah jarak yang jauh dalam beberapa jam.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi Industri 2.0 dimulai pada abad ke-19 melalui penemuan listrik dan jalur produksi perakitan.
Henry Ford (1863-1947) mengambil ide produksi massal dari sebuah rumah jagal di Chicago, saat melihat babi-babi digantung di ban berjalan dan setiap tukang daging hanya melakukan sebagian tugas menyembelih hewan.
Henry Ford menerapkan prinsip-prinsip ini ke dalam produksi mobil dan secara drastis mengubahnya dalam prosesnya. Sebelum satu stasiun merakit seluruh mobil, sekarang kendaraan diproduksi secara parsial di ban berjalan.
Hal ini jauh lebih cepat dan memakan biaya lebih rendah.
Revolusi Industri 3.0
Revolusi Industri 3.0 dimulai pada tahun 70-an, melalui otomatisasi parsial menggunakan kontrol dan komputer yang dapat diprogram memori.
Sejak diperkenalkannya teknologi ini, perusahaan dapat mengotomatiskan seluruh proses produksi tanpa bantuan manusia. Contoh yang diketahui dari hal ini adalah robot, yang melakukan urutan terprogram tanpa campur tangan manusia.
Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada industri.
Sistem produksi yang sudah memiliki teknologi komputer, yang diperluas dengan koneksi jaringan dan memiliki kembaran digital di Internet.
Ini memungkinkan komunikasi dengan fasilitas lain dan Jaringan semua sistem mengarah ke "sistem produksi fisik-cyber".
Karena itu, muncul istilah "pabrik pintar", di mana sistem produksi, komponen, dan orang, berkomunikasi melalui jaringan dan produksi hampir otonom.
Revolusi Industri 4.0 memiliki potensi memberi beberapa kemajuan luar biasa di lingkungan pabrik. Contohnya, mesin yang dapat memprediksi kegagalan dan memicu proses pemeliharaan secara mandiri.
Ada pula logistik yang diatur sendiri yang bereaksi terhadap perubahan tak terduga dalam produksi. Industri 4.0 dapat menarik individu ke dalam jaringan yang lebih cerdas, dengan potensi kerja yang lebih efisien.
Digitalisasi lingkungan manufaktur juga memungkinkan metode yang lebih fleksibel.
Sumber Artikel: kompas.com
Revolusi Industri
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022
Kemajuan zaman terasa bergerak begitu cepat di masa revolusi industri
Perkembangan besar-besaran pada aspek kehidupan manusia terjadi di masa ini.
Revolusi industri menandai perubahan dalam usaha produksi, dari tenaga manusia beralih menggunakan mesin-mesin.
Tak ayal lagi, hal ini lantas turut merevolusi berbagai macam hal, yang memudahkan kehidupan manusia.
Sejarah Revolusi Industri
Dilansir Encyclopaedia Britannica, revolusi industri dalam sejarah modern merupakan proses perubahan dari ekonomi agraris dan kerajinan, ke industri serta manufakur mesin.
Proses revolusi industri pertama kali terjadi pada abad ke-18 di Inggris atau tahun 1760-1840. Saat itu, terjadi peralihan dalam penggunaan tenaga pada industri tektil.
Manusia sebelumnya memakai tenaga hewan, tapi selanjutnya, manusia mulai beralih menggunakan mesin. Revolusi industri lantas meluas ke berbagai negara di Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang.
Faktor Utama Revolusi Industri
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi revolusi industri, yakni teknologi, ekonomi, dan sosial budaya.
Pada bidang teknologi, penggunaan sumber energi baru, termasuk bahan bakar dan tenaga penggerak, seperti mesin uap dan listrik, masif terjadi.
Ada pula penemuan mesin baru, pemintalan, dan mesin tenun, yang memungkinkan peningkatan produksi dengan meminimalkan tenaga manusia.
Perkembangan penting dalam transportasi dan komunikasi juga terjadi. Seperti penemuan lokomotif uap, kapal uap, pesawat, telegram, dan radio.
Adanya perubahan teknologi tersebut memungkinkan penggunaan sumber daya alam yang meningkat, diiringi produksi massal barang-barang manufaktur.
Pada bidang ekonomi, revolusi industri menghasilkan distribusi kekayaan yang lebih luas. Terjadi pula penurunan nilai tanah sebagai sumber kekayaan, disamping peningkatan produksi industri dan perdagangan internasional.
Pada bidang sosial, pertumbuhan kota, perkembangan gerakan kelas pekerja, dan munculnya pola otoritas baru, turut jadi faktor yang mempengaruhi revolusi industri.
Pada budaya, ada transformasi budaya baru. Para pekerja memperoleh keterampilan baru dan khas, dan hubungan mereka dengan pekerjaan mulai bergeser.
Perkembangan Revolusi Industri
Pada periode 1760-1830, revolusi industri yang berlangsung hanya terbatas di Inggris. Bahkan Inggris sempat melarang ekspor mesin, pekerja terampil, dan teknik manufaktor ke luar negeri.
Namun, monopoli yang dilakukan Inggris pada revolusi industri tidak bertahan lama. Beberapa orang Inggris melihat peluang itu sangat menguntungkan di luar negeri.
Dua orang Inggris, William dan John Cockerill, membawa revolusi industri ke Belgia dengan mengembangkan toko mesin pada 1807.
Belgia menjadi negara pertama di benua Eropa yang ditransformasikan secara ekonomi.
Pada 1848, Perancis telah menjadi kekuatan industri. Meski berkembang, namun tetap saja berada di belakang Inggris. Ini juga dialami negara-negara Eropa lainnya.
Ini karena kondisi di sana masih dipengaruhi kondisi politik, seperti Perancis yang masih sibuk denfan revolusinya. Pada 1870, produksi di Jerman mulai tumbuh begitu pesat.
Akhirnya di pergantian abad, Jerman mampu mengungguli Inggris dan menjadi pemimpin dunia dalam industri kimia. Munculnya kekuatan industri di Amerika Serikat pada abad ke-19 dan ke-20, akhirnya juga jauh melampaui Eropa.
Di Asia, negara Jepang juga bergabung dengan revolusi industri dengan keberhasilan yang mencolok. Pertengahan abad ke-20, penyebaran revolusi industri terjadi ke daerah-daerah yang belum terindustrialisasi seperti Cina dan India.
Perkembangan industri di dunia terus berlanjut hingga sekarang ini. Bahkan, revolusi industri muncul dengan berbagai tahap atau perkembangannya, mulai dari revolusi industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga 4.0.
Sumber Artikel: kompas.com
Revolusi Industri
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 01 Maret 2022
Revolusi Industri merupakan sebuah perkembangan teknologi yang terjadi antara tahun 1750-1850. Revolusi industri mengubah kegiatan di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Dari perkembangan tersebut juga memberikan dampak cukup mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
Latar Belakang
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18. Saat itu, terjadi peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris. Peralihan tersebut yaitu dari yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, diganti dengan tenaga mesin yang berbasis manufaktur.
Istilah Revolusi Industri sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui, seorang pemimpin pabrik tekstil.
Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya yang kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, sampai ke seluruh dunia. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan munculnya Revolusi Industri, yaitu:
Kerajinan Industri
Pada akhir abad pertengahan, kota-kota di Eropa berkembang menjadi pusat kerajinan dan perdagangan. Setelah itu, pertumbuhan kerajinan menjadi industri pun semakin berkembang melalui beberapa tahapan, sebagai berikut:
Dampak
Terbentuknya Revolusi Industri memberikan dampak ke pada masyarakat dunia juga kepada Indonesia.
Dampak terhadap Indonesia:
Sumber Artikel: kompas.com
Revolusi Industri
Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 01 Maret 2022
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia di mana manusia mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.
Negara pertama yang melakukan industrialisasi adalah Inggris ketika terjadi revolusi industri pada abad ke 18.
Pada akhir abad ke 20, Negara di Asia Timur telah menjadi bagian dunia yang paling banyak melakukan industrialisasi.
Deskripsi Industrialisasi
Menurut klasifikasi Jean Fourastie, sebuah ekonomi terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama terdiri dari produksi komoditas (pertanian, peternakan, ekploitasi sumber daya mineral). Bagian kedua proses produksi barang untuk dijual dan bagian ketiga sebagai industri layanan. Proses Industrialisasi didasarkan pada perluasan bagian kedua yang kegiatan ekonominya didominasi oleh kegiatan bagian pertama.
Revolusi Industri pertama terjadi pada pertengahan abad ke 18 sampai awal abad ke 19 di daerah Eropa Barat, Amerika Utara, dimulai pertama kali di Inggris. Revolusi Industri kedua terjadi pada pertengahan abad ke 19 setelah penemuan mesin uap, listrik, mesin pembakaran dalam (tenaga fosil) dan pembangunan kanal kanal, rel kereta api sampai ke tiang listrik.
Dampak Sosial dan Lingkungan
Industrialisasi di Indonesia
Industrialisasi di Indonesia semakin menurun semenjak krisis ekonomi tahun 1998. Kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk melakukan investasi pada industri dalam negeri, tetapi lebih kepada penyerapan barang hasil produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk produk asing.
Dampak Industrialisasi di Indonesia
Teknologi memungkinkan negara tropis seperti Indonesia untuk memanfaatkan kekayaan hutan untuk meningkatkan devisa negara dan pembangunan infrastruktur. Hilangnya hutan di Indonesia berarti hilang juga tanaman - tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat dan juga fauna langka yang hidup di ekosistem hutan tersebut.
Dibalik kesuksesan Indonesia dalam pembangunan sebenarnya ada kemerosotan dalam cadangan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan. Pada kota kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Medan, Jakarta, Surabaya, Bandung, Lhoksumawe, bahkan hampir seluruh kota kota di pulau Jawa sudah mengalami peningkatan suhu udara, Walaupun daerah tersebut tidak pesat perkembangan industrinya.
Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya. mengelompokkan pecemaran atas dasar:
Sumber Artikel: id.wikipedia.org