Sumber Daya Air

Deforestasi

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Deforestasi atau penggundulan hutan adalah kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nonhutan, seperti pertanian dan perkebunan, peternakan, atau permukiman. Di antara 15–18 juta hektare hutan, tanah seluas Bangladesh, dimusnah setiap tahun. Rata-rata 2.400 pokok ditebang setiap menit.

Deforestasi di Gran CakuParaguay

Istilah deforestasi sering disalahartikan untuk menggambarkan kegiatan penebangan yang semua pohonnya di suatu daerah ditebang habis. Namun, di daerah beriklim sedang yang cukup lengas, penebangan semua pohon—sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan kehutanan yang berkelanjutan—tepatnya disebut sebagai 'panen permudaan'. Di daerah tersebut, permudaan alami oleh tegakan hutan biasanya tidak akan terjadi tanpa gangguan, baik secara alami maupun akibat manusia. Selain itu, akibat dari panen permudaan sering kali mirip dengan gangguan alami, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati setelah perusakan hutan hujan yang terjadi secara alami.

Deforestasi dapat terjadi karena pelbagai alasan: pohon atau arang yang diperoleh dari hutan dapat digunakan atau dijual untuk bahan bakar atau sebagai kayu saja, sedangkan lahannya dapat dialihgunakan sebagai padang rumput untuk ternak, perkebunan untuk barang dagangan, atau untuk permukiman. Penebangan pohon tanpa penghutanan kembali (reforestasi) yang cukup dapat merusak lingkungan tinggal (habitat), hilangnya keanekaragaman hayati, dan kegersangan. Penebangan juga berdampak buruk terhadap penyitaan hayati (biosekuestrasi) karbon dioksida dari udara. Daerah-daerah yang telah ditebang habis biasanya mengalami pengikisan tanah yang parah dan sering menjadi gurun.

Pengabaian atau ketidaktahuan nilai hakiki atau intrinsik, kurangnya nilai yang terwariskan, kelengahan dalam pengelolaan hutan, dan hukum lingkungan yang kurang memadai merupakan beberapa alasan yang memungkinkan terjadinya deforestasi secara besar-besaran. Banyak negara di dunia mengalami deforestasi terus-menerus, baik secara alami maupun akibat manusia. Deforestasi dapat menyebabkan kepunahan, perubahan iklim, penggurunan, dan ketersingkiran penduduk semula. Perubahan tersebut juga pernah terjadi pada masa lalu dan dapat dibuktikan melalui penelitian rekaman fosil. Akan tetapi, angka deforestasi bersih sudah tidak lagi meningkat di antara negara-negara dengan PDB per kapita yang sedikitnya AS$4.600.

Penyebab

Deforestasi setiap tahun.

Perubahan luasnya kawasan hutan setiap tahun

Banyak deforestasi pada masa kini terjadi karena penyelewengan kuasa pemerintahan di kalangan lembaga pemerintah, ketidakadilan dalam pembagian kekayaan dan kekuasaan,pertumbuhan penduduk dan ledakan penduduk, maupun urbanisasi. Globalisasi sering kali dipandang sebagai akar penyebab lain yang mengakibatkan deforestasi,meskipun ada pula dampak baik dari globalisasi (datangnya tenaga kerja, modal, barang dagangan dan gagasan baru) yang telah menggalakkan pemulihan hutan setempat.

Pada tahun 2000, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menemukan bahwa "peran dinamika penduduk dalam keadaan setempat dapat berubah-ubah dari sangat berpengaruh hingga tidak berpengaruh sama sekali," dan deforestasi dapat terjadi karena "tekanan penduduk dan kemandekan keadaan ekonomi, masyarakat maupun teknologi."

Terjadinya kemerosotan ekosistem hutan juga dapat berakar dari dorongan-dorongan ekonomi yang menonjolkan keuntungan pengalihgunaan hutan dibandingkan pelestarian hutan.Banyak kegunaan hutan yang penting yang tidak memiliki pasar sehingga tidak ada nilai ekonomi yang bermanfaat bagi para pemilik hutan atau masyarakat yang bergantung pada hutan untuk kesejahteraan mereka. Dari sudut pandang negara berkembang, hilangnya manfaat hutan (sebagai penyerap karbon atau cagar keanekaragaman hayati), ketika sebagian besar sisa pohonnya dikirim ke negara-negara maju, merupakan hal yang tidak adil karena tidak ada imbalan yang cukup untuk jasa tersebut. Negara-negara berkembang merasa beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, telah mendapatkan banyak manfaat dengan menebang hutannya sendiri berabad-abad yang lalu, dan dinilai tidak pantas apabila negara-negara maju tidak membiarkan negara-negara berkembang memiliki kesempatan yang sama: bahwa negara miskin tidak harus menanggung biaya pelestarian karena negara kayalah yang telah menciptakan masalahnya.

Para pakar tidak sepakat bahwa pembalakan besar-besaran bagi perdagangan memainkan peran penting bagi deforestasi global.Beberapa pakar berpendapat bahwa orang miskin lebih cenderung menebangi hutan karena mereka tidak punya jalan keluar yang lain. Ada juga yang berpendapat bahwa masyarakat miskin tidak mampu membayar bahan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menebang hutan. Hasil dari salah satu pengkajian deforestasi menyatakan bahwa hanya 8% penebangan hutan beriklim panas terjadi karena peningkatan jumlah penduduk oleh angka kesuburan yang tinggi.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Deforestasi

Sumber Daya Air

Cukupi Kebutuhan Air Baku IKN Nusantara, Bendungan Sepaku Semoi Rampung Awal 2023

Dipublikasikan oleh Admin pada 24 April 2022


Penajam Paser Utara - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat pembangunaan Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara. Hal ini guna mendukung kebutuhan air baku dan pengendalian banjir di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bendungan yang memiliki luas genangan 280 hektare dan kapasitas tampung 10,6 juta m3 ini sudah cukup lama direncanakan, utamanya untuk memenuhi kebutuhan air baku Kota Balikpapan. Selanjutnya dengan adanya IKN akan dioptimalkan untuk penyediaan air baku berkapasitas 2.500 liter/detik dan mereduksi banjir 55%.

"Dengan adanya Bendungan Sepaku Semoi  penyediaan air baku IKN masih cukup hingga 2030. Ke depan kita juga akan tambah dengan membangun Bendungan Batu Lepek dan Bendungan Selamayu, sementara untuk pengendalian banjir di IKN jaringan drainase-nya sedang kita desain untuk segera dikerjakan," kata  Menteri Basuki. 

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan, membangun IKN Nusantara yang merupakan kawasan dan peradaban baru tentunya harus didukung dengan infrastruktur dasar seperti air baku, jalan, dan perumahan. “Dibangunnya Bendungan Sepaku Semoi tentunya akan menjadi urat nadi dari IKN Nusantara," terang Fatah saat melakukan kunjungan kerja di Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (20/4/2022). 

Fatah menambahkan peran air sangat vital bagi kehidupan, untuk itu dengan adanya air baku yang disuplai dari Bendungan Sepaku Semoi akan sangat bermanfaat bagi IKN Nusantara. 

Saat ini konstruksi Bendungan Sepaku Semoi mencapai 45%. Progres ini meliputi pekerjaan penyiapan bangunan pelimpah, bangunan pengelak, dan tubuh bendungan meliputi main caver dam. 

Bendungan ini ditargetkan selesai akhir tahun. Namun, akan dipercepat di mana pekerjaan fisik selesai pada awal 2023 dan pertengahan 2023 sudah impounding (pengisian awal). Bendungan Sepaku Semoi dikerjakan dengan skema kontrak tahun jamak hingga tahun 2023 senilai Rp556 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya- PT Sacna- dan PT. BRP (KSO).

Sebelumnya Sekjen PUPR Mohammad Zainal Fatah meninjau pembangunan Rumah Susun (Rusun) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) yang berlokasi di Jalan Proklamasi, Kelurahan Manggar Provinsi Kalimantan Timur yang diperuntukan bagi ASN Kementerian PUPR yang bertugas di Provinsi Kalimantan Timur. 

Rusun dibangun oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Kalimantan II berjumlah 1 tower sebanyak 44 unit tipe 45 dengan kapasitas 176 penghuni. Rusun ini dikerjakan oleh kontraktor PT Wahyu Adi Guna dengan anggaran sebesar Rp9,99 miliar dari APBN tahun 2020-2021.

"Konstruksi rusun Alhamdulillah telah selesai. Dengan selesainya konstruksi tentu diperlukan perawatan, untuk itu saya berharap agar tetap dijaga dan dirawat dengan baik, terutama masalah kebersihan juga harus di jaga," harap Fatah. 

Turut hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur Junaidi, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan Timur Harya Muldanto, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kaltim Rojali Indra Saputra, Kepala Balai Pelaksanaan Penyediaan Perumahan Wilayah Kalimantan Timur Hujarat,  Ketua Satgas Perencanaan Pembangunan infrastruktur IKN Kementerian PUPR

Sumber: pu.go.id

 

Selengkapnya
Cukupi Kebutuhan Air Baku IKN Nusantara, Bendungan Sepaku Semoi Rampung Awal 2023

Sumber Daya Air

Targetkan Bendungan Ciawi dan Sukamahi Rampung Agustus 2022, Menteri Basuki Tekankan Penghijauan di Kedua Bendungan Kering

Dipublikasikan oleh Admin pada 24 April 2022


Ciawi - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meninjau progres pembangunan Bendungan Kering (dry dam) Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/4/2022). Kedua bendungan yang merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) dari hulu hingga hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan Metropolitan Jakarta tersebut, ditargetkan rampung pada Agustus 2022. 

Dalam tinjauan tersebut Menteri Basuki menekankan pentingnya penghijauan pada dua bendungan kering yang juga dikembangkan sebagai Ecotourism Park atau Taman Ekowisata dengan memanfaatkan kawasan konservasi pada bendungan. 

"Manfaatkan tanah yang masih ada di sekitar bendungan untuk konservasi dengan ditanami pohon-pohon buah seperti alpukat, manggis, aren, juga pohon bambu. Menanamnya dilakukan dengan benar, ada tujuannya misal bambu sebagai pagar pembatas tanah," kata Menteri Basuki. 

Pembangunan bendungan nantinya tidak hanya sebagai bagian dari rencana induk (master plan) pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta, tetapi juga pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem. 

Konsep Taman Ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan kawasan terpadu pada bendungan itu sendiri seperti konservasi alam pada area sabuk hijau atau greenbelt dikembangkan menjadi forest conservation park atau hutan konservasi yang mempunyai fungsi utama untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan tumbuhan khas setempat. 

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Heri Mulyono mengatakan, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi ditargetkan rampung pada Agustus 2022. 

"Untuk Bendungan Ciawi saat ini progres fisiknya sekitar 83% dan Bendungan Sukamahi 85%. Saat ini keduanya sedang dalam tahap konstruksi di tubuh bendungan. Untuk di Bendungan Ciawi juga sedang penyelesaian spillway / saluran pelimpah," ujar Bambang. 

Bendungan Ciawi  memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 m3/detik. Kontrak pembangunannya senilai Rp 798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya dan PT. Sacna (KSO).

Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 m3/detik. Pembangunan Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017. Kontrak pembangunannya senilai Rp 464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Wijaya Karya-Basuki KSO. 

Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Airlangga Mardjono, dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Heri Mulyono. 

 

Selengkapnya
Targetkan Bendungan Ciawi dan Sukamahi Rampung Agustus 2022, Menteri Basuki Tekankan Penghijauan di Kedua Bendungan Kering

Sumber Daya Air

Ditargetkan Rampung Awal 2023, Bendungan Sepaku Semoi Cukupi Kebutuhan Air Baku di IKN Nusantara

Dipublikasikan oleh Admin pada 24 April 2022


Penajam Paser Utara - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat pembangunaan Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara guna mendukung kebutuhan air baku dan pengendalian banjir di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bendungan yang memiliki luas genangan 280 hekteare dan kapasitas tampung 10,6 juta m3 ini sudah cukup lama direncanakan, utamanya untuk memenuhi kebutuhan air baku Kota Balikpapan. Selanjutnya dengan adanya IKN akan dioptimalkan untuk penyediaan air baku berkapasitas 2.500 liter/detik dan mereduksi banjir 55%.

"Dengan adanya Bendungan Sepaku Semoi  penyediaan air baku IKN masih cukup hingga 2030. Ke depan kita juga akan tambah dengan membangun Bendungan Batu Lepek dan Bendungan Selamayu, sementara untuk pengendalian banjir di IKN jaringan drainase-nya sedang kita desain untuk segera dikerjakan," kata  Menteri Basuki. 

Direktur Bendungan dan Danau Airlangga Mardjono mengatakan, Bendungan Sepaku Semoi memiliki manfaat selain untuk mereduksi banjir sebesar 55,26 % juga sebagai air baku sebesar 2500 liter/detik," sebanyak 2000 liter/detik untuk IKN Nusantara, dan sisanya 500 liter/detik untuk Balikpapan," terang Airlangga Mardjono. 

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Harya Muldianto mengatakan, progres konstruksi Bendungan Sepaku Semoi hingga saat ini telah mencapai 45 % meliputi pekerjaan penyiapan bangunan pelimpah, bangunan pengelak, dan tubuh bendungan meliputi main caver dam, "Sesuai kontrak, bendungan ini ditargetkan selesai akhir tahun 2023, namun akan kami percepat pertengahan 2023 sudah impounding (pengisian awal), tetapi fisiknya awal 2023 sudah selesai," kata Harya Muldianto. 

"Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi dikerjakan dengan skema kontrak tahun jamak hingga tahun 2023 senilai Rp556 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya- PT Sacna- dan PT. BRP (KSO)," jelas Harya Muldianto. 

"Kita lihat, bendungan ini progresnya sudah bagus, tentu ini bukti dari  keseriusan pemerintah untuk menyiapkan infrastruktur dasar berupa air baku untuk mendukung kebutuhan air baku bagi IKN Nusantara," terang Irwan selaku Ketua Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi V DPR RI di Provinsi Kalimantan Timur. 

Menurut Irwan, setelah ditetapkannya UU IKN ini beberapa sarana pendukung utama baik itu konektivitas, air bersih, dan pembangunan istana, perkantoran, dan perumahan secara bertahap dapat berjalan sesuai rencana. 

Di Provinsi Kaltim sendiri sudah terdapat 6 tampungan air yang dimanfaatkan untuk tampungan air, yakni Bendungan Manggar di Balikpapan (kapasitas tampung 14,2 juta m3), Bendungan Teritip di Balikpapan (2,43 juta m3), Embung Aji Raden di Balikpapan (0,49 juta m3), Bendungan Samboja di Kutai Kartanegara (5,09 juta m3), Intake Kalhol Sungai Mahakam (0,02 juta m3), dan Bendungan Lempake di Samarinda (0,67 juta m3).

Hadir pada kesempatan tersebut,  Direktur Bendungan dan Danau Airlangga Mardjono, Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Boby Ali Azhari, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur Junaidi, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan Timur Harya Muldanto, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kaltim Rojali Indra Saputra, Kepala Balai Pelaksanbenda Pemilihan Jasa Konstruksi Kalimantan Timur Loso, Kepala Balai Pelaksanaan Penyediaan Perumahan Wilayah Kalimantan Timur Hujarat. 

Sumber:pu.go.id

 

Selengkapnya
Ditargetkan Rampung Awal 2023, Bendungan Sepaku Semoi Cukupi Kebutuhan Air Baku di IKN Nusantara

Sumber Daya Air

Bendung

Dipublikasikan oleh Admin pada 13 Maret 2022


Bendung atau Tebat[butuh rujukan] adalah pembatas yang dibangun melintasi sungai yang dibangun untuk mengubah karakteristik aliran sungai. Dalam banyak kasus, bendung merupakan sebuah kontruksi yang jauh lebih kecil dari bendungan yang menyebabkan air menggenang membentuk kolam tetapi mampu melewati bagian atas bendung. Bendung mengizinkan air meluap melewati bagian atasnya sehingga aliran air tetap ada dan dalam debit yang sama bahkan sebelum sungai dibendung. Bendung bermanfaat untuk mencegah banjir, mengukur debit sungai, dan memperlambat aliran sungai sehingga menjadikan sungai lebih mudah dilalui.

Bendung yang sering disalah artikan oleh orang awam sebagai bendungan

Sebuah bendung di sungai Humber dekat Raymore Park, Toronto, Ontario

Bendung di BogorJawa Barat

 

Contoh bendung di Indonesia adalah Bendung Katulampa. Bendung ini tidak digunakan untuk menahan atau menyimpan air, namun memberi informasi ketinggian air yang bisa berguna untuk peringatan dini banjir yang akan memasuki Jakarta beberapa jam setelahnya.

Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia membagi bendung menjadi dua, yaitu bendung tetap dan bendung gerak:[1]

  • Bendung tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.
  • Bendung gerak dalah bangunan yang sebagian besar konstruksinya terdiri dari pintu yang dapat digerakan untuk mengatur ketinggian muka air di sungai

Fungsi

Sebuah bendung di Thorp, Washington

Bendung menjadikan pakar hidrologi dan insinyur melakukan pengukuran laju aliran volumetrik sederhana dalam sungai berukuran medium atau di lokasi pembuangan industri. Karena geometri dari tnggi bendung diketahui dan semua air mengalir melewati bagian atas bendung, ketinggian air di belakang bendung dapat dihitung menjadi laju aliran atau debit. Perhitungan berdasarkan pada fakta bahwa fluida akan melewati kedalaman kritis dari aliran di sekitar belahan bendungan. Jika air tidak bergerak melewati bendung, maka perhitungan dapat lebih rumit, atau bahkan tidak mungkin dilakukan.

Perhitungan debit secara sederhana yaitu:

{\displaystyle Q=CL{H^{n}}}{\displaystyle Q=CL{H^{n}}}

Di mana:

  • Q adalah debit
  • C adalah konstanta bendung
  • L adalah lebar belahan
  • H adalah tinggi air yang melewati belahan
  • n adalah nilai yang bervariasi sesuai struktur (misal 3/2 untuk bendung horisontal, 5/2 untuk belahan berbentuk V)

Ketika digunakan di dalam pengukuran debit, penting untuk diketahui bahwa belahan bendung harus bebas dari karat atau sampah yang menghambat. Kekasaran belahan bendung akan mengakibatkan perhitungan menjadi berbeda dari tabel standar yang telah ditetapkan. Air juga harus dipastikan bebas dari gelembung udara sebelum melewati bendung.[2]

Selain digunakan untuk pengukuran, bendung juga dimanfaatkan untuk mengaliri saluran irigasi. Muka air yang tinggi menyebabkan air dapat mengalir melalui saluran irigasi karena sifat air yang bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang rendah.

Dampak

  • Karena bendung akan meningkatkan kadar udara terlarut secara drastis setelah melewati bendung, hal ini dapat menyebabkan gangguan ekologis sungai meski dampaknya hanya bersifat lokal di sekitar bendung saja.
  • Bendung dapat menyebabkan gangguan pada fauna setempat, seperti ikan salmon yang bermigrasi melewati sungai.
  • Lompatan hidrolik (hydraulic jump) yang terjadi setelah air melewati bendung dapat menenggelamkan seseorang yang terjebak sehingga berbahaya bagi pelaku olahraga air. Istilah drowning machine digunakan pada pelaku olahraga kano dan kayak terhadap beberapa struktur bendung yang dinilai membahayakan.[3][4]
  • Bendung dapat menjadi titik di mana sampah dan benda lainnya terkumpul.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Bendung

Sumber Daya Air

Kebobolan bendungan

Dipublikasikan oleh Admin pada 13 Maret 2022


Kebobolan bendungankeruntuhan bendungan, atau bendungan jebol adalah jenis bencana keruntuhan yang ditandai dengan pelepasan air yang ditampung secara tiba-tiba, cepat, dan tidak terkendali atau kemungkinan adanya pelepasan yang tidak terkendali tersebut.[1] Antara tahun 2000 hingga 2009 terjadi lebih dari 200 kebobolan bendungan yang terkenal di seluruh dunia.[2]
 

Kebobolan Bendungan Teton

Reruntuhan bendungan Vega de Tera (Spanyol) setelah jebol pada tahun 1959.

Bendungan adalah penghalang atau pembatas yang digunakan untuk menghalangi atau memperlambat aliran air. Bendungan biasanya dibuat untuk menciptakan wadukdanau buatan, atau tanggul. Sebagian besar bendungan memiliki bagian yang disebut saluran pelimpah atau bendung di atasnya. Saluran pelimpah juga biasanya dibuat pada bagian di mana air mengalir, baik dengan sistem buka tutup, atau terus menerus, beberapa diantara saluran pelimpah ini dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air.

Bendungan dianggap sebagai "instalasi yang mengandung kekuatan berbahaya" di bawah hukum kemanusiaan Internasional karena dampak besar dari kemungkinan kehancuran pada penduduk sipil dan lingkungan. Kebobolan bendungan relatif jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan kerusakan besar dan hilangnya banyak nyawa ketika terjadi. Pada tahun 1975, jebolnya Bendungan Waduk Banqiao dan bendungan-bendungan lainnya di Provinsi HenanTiongkok menyebabkan lebih banyak korban daripada kebobolan bendungan lain yang pernah tercatat dalam sejarah. Bencana tersebut menewaskan sekitar 171.000 orang[3] dan menyebabkan 11 juta orang kehilangan rumah mereka.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Kebobolan bendungan
« First Previous page 3 of 4 Next Last »