Kemenperin Tingkatkan Kemitraan Pidi 4.0 Untuk Akselerasi Digitalisasi Industri Sekaligus Menjadi Jendela Indonesia 4.0 Untuk Dunia

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati

22 Agustus 2022, 12.37

itworks.id

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaksanakan usaha akselerasi Industri 4.0 dengan penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Guna menciptakan salah satu prioritas peta jalan itu, Kemenperin membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 sebagai one stop solution implementasi Industri 4.0 di Indonesia sekaligus menjadi jendela Indonesia 4.0 untuk dunia.

“PIDI 4.0 dilaksanakan dengan konsep kemitraan dan kerjasama pendayagunaan antara pemerintah serta perusahaan swasta, dan universitas. Saya menyambut bahagia dengan banyaknya industri dan universitas yang antusias menjadi mitra PIDI 4.0. Ini penting untuk seluruh stakeholder industri 4.0 untuk bergabung dan berkontribusi aktif dalam mengakselerasi transformasi Industri 4.0 di Indonesia,” ungkap Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan saat kegiatan Evaluasi Program Kegiatan PIDI 4.0 dan Mitranya di Denpasar, Rabu(13/7).

Arus mengatakan, PIDI 4.0 mengusung 5 pilar yaitu Showcase Center, Delivery Center, Capability Center, Engineering and AI Center, dan Ecosystem for Industry 4.0. Sebagai Showcase Center, PIDI 4.0 mempunyai program dan kegiatan yang siap menampilkan inovasi teknologi, di antaranya dari sektor makanan dan minuman berupa production line ice cream PT Indolakto, serta dari sektor otomotif dengan menghadirkan model factory Toyota. “Salah satu tujuan PIDI 4.0 yaitu untuk dapat menjadi wadah yang menampilkan inovasi-inovasi teknologi 4.0 pada bidang manufaktur seperti yang telah dijalankan 2 perusahaan itu,” ungkap Arus.

Pilar Capability Center merupakan fungsi PIDI 4.0 guna menempa para pakar industri 4.0 dengan memakai kurikulum paduan teori dan praktik seiring dengan pengalaman langsung dan memberikan sertifkat kompetensi kepada para pekerja industri dalam bidang teknologi industri 4.0.

PIDI 4.0 telah menciptakan modul dan kurikulum sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang di tahun 2022 ditargetkan untuk manager, maintainers, dan engineer, sementara di tahun 2023 sampai 2025 ditargetkan bagi mechatronics, automasi industri, cyber security, lean manufacturing, dan big data.

Kemudian, PIDI 4.0 memiliki fungsi sebagai Capability Center yang menyediakan pendidikan dan pelatihan (diklat) dan sertifikasi bagi tenaga kerja industri 4.0. Di tahun 2022, PIDI menargetkan diklat dan sertifikasi bagi 1.400 naker, dan 5.000 naker di tahun 2025.

PIDI 4.0 memberikan pula workshop dan seminar dalam kapasitasnya sebagai Delivery Center kepada industri dari 7 sektor prioritas pengembangan Industri 4.0, yaitu industri tekstil dan pakaian jadi, industri makanan dan minuman, industri kimia, industri otomotif, industri elektronika, industri farmasi, dan industri alat kesehatan. “Lewat pilar ini, kita mendampingi dan memfasilitasi perusahaan industri dalam perjalanan transformasi industri 4.0,” ungkap Arus.

Pada pilar Engineering and AI Center, PIDI 4.0 memfasilitasi perusahaan yang akan bertransformasi ke dalam industri 4.0 untuk melaksanakan kegiatan penelitian (reseach brokerage) dan testbed (prototyping) di antaranya melalui computer visual & artificial intelligence, mikroelektronika dan controller, tooling dan parts. Fasilitas ini memberikan solusi untuk persoalan yang di alami industri dan menyediakan test bed untuk aplikasi teknologi baru.

Untuk pilar Ecosystem for Industry 4.0, PIDI 4.0 sudah mengandeng perusahaan-perusahaan nasional dan global dan universitas sebagai mitra. Para stakeholder itu sudah menyampaikan minat untuk menjadi bagian dari ekosistem PIDI 4.0. Sampai sekarang ini, PIDI 4.0 sudah mempunyai 25 mitra dari industri dan 2 universitas yang terdapat di Indonesia. “Saya sangat yakin masih banyak mitra dari industri dan universitas yang akan menjadi bagian dari ekosistem PIDI 4.0,” ungkap Kepala BPSDMI.


Disadur dari sumber kemenperin.go.id