Kini Saham Tesla Melonjak Setelah Elon Musk Membatalkan Beli Twitter

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati

22 Agustus 2022, 12.48

liputan6.com

Jakarta - Saham Tesla melonjak pada perdagangan akhir pekan. Hal ini penyebabnya adalah karena Elon Musk membatalkan rencana akuisisi Twitter seharga US$ 44 milyar atau sepadan dengan Rp. 655,6 triliun dalam asumsi kurs Rp. 14.900.
Dilansir dari techcrunch, disampaikan bahwa saham Tesla naik sampai 14,51% menjadi US$ 752,29 per saham.

Sebelumnya kuasa hukum Elon Musk menerbitkan surat resmi yang isinya mundur dari kesepakatan akuisisi Twitter.

Surat itu diterbitkan sesudah Musk menyerang Twitter dengan cuitannya berkaitan dengan bot di perusahaan media sosial. Cuitan ini dinilai memicu spekulasi bahwa Musk memang hendak membatalkan kesepakatan.

Tim kuasa hukum Elon Musk menyebutkan bahwa Twitter disebut melanggar beberapa ketentuan serta perjanjian merger yang sudah dibuat sebelumnya. Malahan adapun pernyataan yang menilai bahwa Twitter membuat pernyataan palsu.

Di awal April, saat Elon Musk dikatakan akan menjadi salah satu pemegang saham di Twitter. Saham Tesla US$ 1.145,45. Lalu merosot sampai lebih dari 34 persen.

Penurunan ini dialami dalam beberapa bulan terakhir. Sesudah Elon Musk menyetujui untuk membeli Twitter senilai US$ 44 miliar. Oleh karena itulah harga saham Tesla turun kembali lebih dari 12 persen.

Dan kapitalisasi pasarnya turun hingga senilai US$ 906 miliar. Ketika isu akuisisi Twitter itu, saham Twitter melonjak signifikan.

Tetapi sesudahnya, saham alami penurunan sampai 26,34 persen serta kapitalisasi pasar tercatat 28,31 milyar. Kini harga saham Twitter yakni US$ 36,81. Amat jauh dari harga ketika ditawar oleh Elon Musk sebesar US$ 54,20 per lembar saham.

Dewan Twitter mengungkapkan akan memperkarakan Elon Musk. Dalam cuitannya Bret Taylor mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menuntaskan transaksi pada harga serta syarat yang telah disepakati dengan Musk.

"Berencana untuk menempuh jalur hukum supaya perjanjian merger dapat tetap disepakati. Kita yakin bisa menang di Pengadilan Delaware," ungkapnya.


Disadur dari sumber finance.detik.com