Startup Edutech PHK 120 Karyawan Usai Sukses Galang Rp 6,8 T

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati

22 Agustus 2022, 12.07

selular.id

Jakarta, CNBC Indonesia - Episode pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan pada perusahaan rintisan atau startup masih berlanjut. Saat ini giliran MasterClass, platform pendidikan online, yang kabarnya sudah memangkas 20% karyawan

Menurut cuitan CEO MasterClass David Rogier, pemangkasan itu dilaksanakan untuk beradaptasi dengan lingkungan makro yang memburuk dan mencapai kemandirian lebih cepat.

PHK memiliki dampak pada sekitar 120 orang di hampir seluruh tim, namun tak terdapat eksekutif C-suite yang dipotong, ungkap juru bicara MasterClass dikonfirmasi ke TechCrunch, dikutip Jumat (24/6/2022).

"Misi kita untuk memungkinkan siapapun belajar dari yang terbaik, belum dan tak akan berubah," ujar Rogier di Twitter.

Rogier menjelaskan, langkah sulit yang diambil perusahaan akan memperkuat posisi mereka, baik secara finansial atapun strategis.

Seorang juru bicara MasterClass menyampaikan bahwa perusahaan akan menawarkan 11 minggu gaji pokok kepada seluruh karyawan sebagai bagian dari paket pesangon, dengan 1 minggu tambahan untuk setiap tahun dihabiskan di MasterClass.

Startup ini sudah berkomitmen untuk meliputi menyediakan jaminan kesehatan karyawan sampai akhir tahun. Selain hal itu, juga memberikan penyuluhan kesehatan mental sampai akhir tahun dan penyuluhan kerja selama 3 bulan ke depan. Perangkat dari kantor, seperti laptop bisa disimpan untuk penggunaan pribadi.

Walaupun seperti itu, perusahaan tak memberlakukan pembekuan perekrutan. Saat ditanya lebih spesifik mengenai apa yang memicu PHK, juru bicara itu menunjuk pada pernyataan Twitter dan LinkedIn Rogier.

Sementara itu, sebelum PHK MasterClass membuat kejutan selama babak awal pandemi dengan memenuhi kebutuhan konsumen dalam pendidikan jarak jauh dengan konten aspirasional dari selebritas seperti Serena Williams dan Issa Rae. Perusahaan menawarkan pula konten berbayar bergaya dokumenter.

MasterClass sudah mengumpulkan lebih dari US$460 juta (Rp. 6,8 triliun) dalam pendanaan yang diketahui dari investor termasuk IVP, NEA, dan Owl Ventures. Mereka membebankan biaya berlangganan tahunan sejumlah US$ 180 bagi pengguna untuk mengakses perpustakaan kontennya.

Model berlangganan seperti ini mengambil sekitar 80% pendapatan perusahaan pada tahun 2018, dan belakangan berperan 100% dari pendapatan perusahaan.


Disadur dari sumber cnbcindonesia.com