Startup MySkill Karya Alumni ITB Raih Pendanaan East Venture

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati

22 Agustus 2022, 12.07

fokusjabar.id

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Salah satu startup teknologi pendidikan (edutech) karya anak bangsa, MySkill, meraih pendanaan tahap awal dari East Venture. Perusahaan venture capital terkemuka di Asia Tenggara ini adalah investor pertama pada unicorn Indonesia, yaitu Tokopedia dan Traveloka.

Menurut Co-Founder dan Chief Executive Officer MySkill, Angga Fauzan, dana itu akan mempercepat misinya dalam men-support para pencari kerja di Indonesia untuk bisa mencapai karir impian mereka. "Kita sangat berterima kasih dan menghargai dukungan pendanaan ini dari East Ventures," ungkap Angga di Bandung, Rabu(18/5).

Meskipun tak menyebutkan nilai yang diinvestasikan, menurut Angga, startup rintisannya yang fokus terhadap persiapan karir dan pengembangan skill bagi kaum muda ini akan mengalokasikan pendanaan itu guna mempercepat ekspansi dan mengembangkan produk yang ditawarkan.

Kini, ungkapnya, MySkill mengembangkan metode penggabungan 3 jenis pembelajaran yaitu Independen, Interaktif, dan Privat. 3 solusi pembelajaran utama ini mencakup Mentoring Privat, Bootcamp Interaktif, dan Video E-Learning On-Demand.

Kombinasi dari beragam solusi ini, ungkapnya, harapannya bisa memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam, dimana secara langsung akan bermanfaat dan mempertajam keterampilan para pengguna dalam memperoleh pekerjaan impian mereka.

"Kombinasi ini bisa menghadirkan hasil yang lebih baik dari proses pembelajaran. Dengan solusi inovatif yang memastikan hasil pembelajaran yang lebih baik, kita berharap akan mewujudkan efek domino dalam menghasilkan dampak sosial dan ekonomi yang lebih baik di Indonesia," ungkapnya.

Angga mengungkapkan, MySkill didirikan pada pertengahan tahun 2021 bersama Erahmat selaku Co-Founder & Chief Business Officer. Keduanya menyadari akan kesenjangan keterampilan yang begitu besar antara dunia akademik dan keterampilan yang diperlukan di dunia kerja.

"Sebab terdapat kesenjangan itu, berujung pada banyak orang kesulitan dalam memperoleh pekerjaan yang layak," ungkapnya.

Kondisi ini, ungkapnya, tercermin pada studi JP Morgan dan Singapore Management University yang menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya jumlah tenaga kerja berkualitas di Indonesia disebabkan kesenjangan antara dunia akademik dan industri.

"Situasi ini diperparah oleh pandemi yang akibatnya dirasakan oleh lebih dari 29 juta pekerja di Indonesia. Ini  berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)," tuturnya.

Didasarkan pada itu, MySkill mendemokratisasi peningkatan keterampilan dan pencarian pekerjaan untuk lebih dari 70 juta tenaga kerja muda di Indonesia. Kini, startup edutech ini sudah mempunyai lebih dari 700.000 pengguna dalam waktu kurang dari 1 tahun semenjak beroperasi.

Principal East Ventures, Devina Halim, memastikan pihaknya begitu antusias dalam mewujudkan MySkill sebagai bagian dari portofolionya.

Devina meyakini pula, MySkill akan menjadi solusi yang tepat dalam memastikan kesiapan dunia akademik dan keterampilan penggunanya dalam memperoleh pekerjaan impian.

"Melihat kesenjangan besar yang dihadapi ketenagakerjaan Indonesia sekarang ini, kita percaya MySkill bisa membawa lebih banyak pertumbuhan dan dampak ke industri tenaga kerja di Indonesia," ungkapnya.

Perlu diketahui, MySkill berbasis di Indonesia yang didirikan oleh Angga dan Erahmat, kawan semasa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Mereka berdua sudah berkecimpung di dunia pendidikan dan bisnis selama lebih dari 6 tahun. Angga mulai membangun organisasi komunitas pendidikannya di ITB dan mendapatkan nominasi Edinburgh Student Awards ketika menempuh magister di Britania Raya

Anggapum sudah bekerja sebagai profesional di bidang marketing selama lebih dari 6 tahun di berbagai startup seperti Zenius dan Bibit. Sedangkan Erahmat saat ini sedang menyelesaikan studi PhD-nya di Korea Selatan, sesaat usai menyelesaikan S1 di ITB.


Disadur dari sumber republika.co.id