Viral, Video Menyebut Jakarta Digempur Chemtrail pada Tengah Malam, Ini Kata TNI AU

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil

11 Juli 2022, 02.07

Sebuah video berdurasi 15 detik yang memperlihatkan garis putih memanjang di langit, viral di media sosial, Selasa (15/2/2022). Pemilik akun kemudian menuliskan narasi bahwa Jakarta telah digempur chemtrail pada 14 Februari pukul 01.00 dini hari. "Jakarta di gempur chemtrail 14 februari pukul 1 tengah malam. Stay safe untuk warga jakarta ya, berdoalah mereka semua yg terlibat cepat menerima hukumannya," demikian narasi yang dituliskan pada keterangan video viral di Twitter itu. Hingga Rabu (16/2/2022) pagi, video itu telah dilihat lebih dari 900 kali, dibagikan 25 kali, dan disukai 58 kali oleh warganet di Twitter. Benarkah klaim dalam video tersebut? 

Penjelasan TNI AU Terkait klaim tersebut, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menegaskan bahwa narasi Jakarta digempur chemtrail adalah hoaks. "Hoax, Mas," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (16/2/2022) pagi. Indan mengatakan, garis putih memanjang dalam video itu adalah jejak kondensasi pesawat terbang. "Fenomena jejak putih tersebut dikenal dengan nama jejak kondensasi pesawat terbang atau condensation trail (contrails)," kata Indan. Dia menjelaskan, condensation trail adalah hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Condensation trail, lanjut Indan, ada yang menyebutnya sebagai vapor trails. Namun, saat garis putih berpendar atau melebar seperti awan, itu disebut aviaticus cloud.

Pesawat terpantau posisi, tipe, dan misinya Indan mengatakan, untuk keperluan tertentu, memang ada beberapa misi penerbangan dengan membawa bahan kimia. "Contoh misi TMC, pesawat membawa NaCl disebar di area yang berawan untuk tujuan mempercepat terjadinya hujan," terang dia. Selain itu, ada pesawat yang membawa bahan kimia untuk memadamkan kebakaran di suatu area. Ada pula pesawat yang membawa pupuk atau zat kimia antihama untuk menghentikan serangan hama pada area pertanian atau perkebunan. Indan menegaskan, setiap pesawat yang terbang di wilayah udara Indonesia akan terpantau posisi, tipe, dan misinya. "Baik oleh AirNav maupun oleh Koopsudnas (Komando Operasi Udara Nasional) melalui radar hanud (pertahanan udara) yang kita miliki. Sehingga kita bisa pastikan hal tersebut hoax," tandasnya.

Sumber Artikel: kompas.com