Keprofesian

Lebih Siap Sertifikasi Kompetensi dengan Ikuti Pembekalan dari LSP

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 01 Maret 2022


Dalam mempersiapkan kegiatan sertifikasi kompetensi untuk mahasiswa, Program Studi (prodi) Teknik Informatika, Universitas Nusa Mandiri (UNM) mengadakan pembekalan sertifikasi kompetensi. Pembekalan sertifikasi kompetensi ini bertajuk “Program Studi Teknik UNM Siap Melaksanakan Sertifikasi Mahasiswa” yang terselenggara secara online melalui zoom, pada Jumat (17/12). 

Kegiatan dihadiri oleh ketua prodi (kaprodi) Teknik Informatika, Arfhan Prasetyo dan narasumber Andry Maulana, selaku dosen UNM sekaligus sebagai asesor LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Nusa Mandiri, serta dipandu oleh Sari Dewi selaku moderator.

Arfhan Prasetyo mengatakan, peran sertifikasi sudah menjadi kebutuhan untuk setiap orang.  Sertifikasi kompetensi dapat menunjang karier yang sangat penting. Mahasiswa dituntut untuk memiliki sertifikat dalam menunjang karier masa depan merkeka. 

“Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam proses sertifikasi kompetensi yang diadakan oleh LSP Nusa Mandiri pada Selasa-Kamis 11-13 Januari 2022 dengan skema network administrator madya dan analis program,” katanya.

Sementara itu, Andry Maulana, selaku narasumber menjelaskan mengenai pentingnya sertifikasi kompetensi di era sekarang, mekanisme kegiatan uji kompetensi dan berkas yang harus dilengkapi oleh para mahasiswa. 

“Pembekalan ini penting untuk mahasiswa, demi mengetahui berkas atau dokumen pendukung apa saja yang harus disiapkan dan juga penjelasan mengenai penggunaan sisfo (sistem informasi) LSP http://lsp.nusamandiri.ac.id, agar pada hari pelaksanaan dapat mengikuti sertifikasi dengan baik dan lancar,” tuturnya.

Sumber Artikel: republika.co.id

Selengkapnya
Lebih Siap Sertifikasi Kompetensi dengan Ikuti Pembekalan dari LSP

Keprofesian

Uji Sertifikasi Kompetensi Sebagai Upaya Kembangkan Lulusan di Bidangnya

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 01 Maret 2022


Saat ini sertifikasi seolah menjadi salah satu hal yang membantu untuk bertahan di dunia kerja. Karena sertifikasi kompetensi merupakan pengakuan terhadap keahlian tenaga kerja, yang memiliki kualifikasi keterampilan dan kemampuan sesuai standar ketenagakerjaan yang telah ditetapkan. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, Fakultas Teknik dan Informatika Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Solo,  menyelenggarakan uji sertifikasi kepada mahasiswa semester 5 (lima) Jurusan Sistem Informasi melalui kompetensi Programmer yang dilaksanakan pada pada Jumat (28/1) lalu. 

Kegiatan ini dihadiri Akhmad Syukron yang  merupakan dosen di Universitas BSI dan salah satu Assessor Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Universitas BSI.  Ia sudah memiliki sertifikasi sebagai assessor dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) dan Supriyanta selaku Kaprodi Sistem Informasi Universitas BSI kampus Solo. 

Akhmad Syukron, yang juga merupakan Assessor LSP Universitas BSI menjelaskan, uji kompetensi ini bertujuan untuk mendapatkan predikat kompetensi yang diharapkan.  Salah satunya Sertifikasi Uji Kompetensi Programmer.

“Dalam kegiatan uji kompetensi ini, semua peserta harus mengikuti  beberapa tahapan diantaranya tes tertulis, wawancara dan observasi, terhadap studi kasus unit kompetensi yang telah ditentukan,”  kata Akhmad Syukron.

Sementara itu, Supriyanta selaku Kaprodi Sistem Informasi Universitas BSI kampus Solo mengatakan, melalui kegiatan sertifikasi ini, diharapkan mahasiswa dapat menguasai bidang programmer dan mendapatkan sertifikasi dari BNSP. Sehingga dapat mengembangkan lulusan dan ahli yang diakui secara nasional di bidangnya.

 “Berkat sertifikasi kompetensi programmer yang diberikan kepada mahasiswa, akan memberikan jaminan yang lebih besar kepada lulusan untuk memasuki dunia kerja di bidangnya. Pekerja akan lebih fokus pada pekerjaannya, dan sertifikasi diperlukan untuk mengetahui apakah seseorang yang menjalankan profesi tertentu sudah memenuhi syarat. Keterampilan dengan memiliki sertifikat kompetensi, seseorang akan memperoleh bukti pengakuan tertulis dan juga diakui oleh Negara atas kompetensinya,” tutur Supriyanta. 

Sumber Artikel: republika.co.id

Selengkapnya
Uji Sertifikasi Kompetensi Sebagai Upaya Kembangkan Lulusan di Bidangnya

Keprofesian

3 Profesi Ini Masih Sepi Peminat tapi Banyak Dicari

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 01 Maret 2022


Perkembangan dunia kerja tumbuh pesat saat ini berdampak pada munculnya beragam profesi. Namun masih ada profesi yang sepi peminat, sehingga menjadi peluang bagi para pencari kerja atau lulusan baru.

Sepinya peminat pada beberapa profesi karena di Indonesia belum banyak lulusan bidang terkait profesi tersebut.

Menurut The Future of Jobs Report 2020, World Economic Forum (WEF), pada Selasa (10/10/2020), ada tiga profesi yang menjanjikan dan banyak dicari, tapi masih sepi peminat.

Berikut ini 3 profesi yang masih sepi peminat, namun paling dicari dan dibutuhkan saat ini:

Aktuaris

Aktuaris mungkin adalah salah satu pekerjaan yang belum banyak dikenal, bidang ini bertugas menyelesaikan masalah bisnis di perusahaan.

Contohnya, risiko yang akan dihadapi perusahaan dan dampak bencana terhadap perekonomian dan kemajuan perusahaan.

Semua perusahaan harus memperhitungkan risiko demi mengembangkan usahanya. Sebab itu, perusahaan membutuhkan seorang aktuaris.

Sayangnya, masih sedikit orang yang menggeluti bidang aktuaris.

Hal ini dibuktikan melalui data dari Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) yang menyebutkan, per pertengahan 2019, baru terdapat sekitar 652 orang aktuaris di Indonesia.

Jika ingin menjadi aktuaris, Anda bisa memilih Jurusan Matematika di perguruan tinggi.

Namun, untuk lebih spesifiknya, dapat mencari kampus yang sudah memiliki Peminatan Aktuaria di Jurusan Matematika, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Pelita Harapan (UPH).

Analis Data

Hampir semua bidang bisnis saat ini membutuhkan peran seorang data analyst atau analis data.

Profesi ini bertanggungjawab menerjemahkan data menjadi laporan yang akan membantu proses manajemen dan pengolahan data di perusahaan.

Jika ingin menjadi analis data, Anda harus menguasai beberapa ilmu pemrograman, seperti structured query language (SQL), Python, Microsoft Excel, dan software visualisasi data lainnya.

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) pernah menyebutkan, data adalah kekayaan baru yang lebih berharga dibanding minyak.

Di Indonesia, kebutuhan ahli analis data mencapai 9.000.000 orang. Jika ingin menekuni profesi analis data, seseorang dapat memilih jurusan Sains Data atau Data Science.

Beberapa universitas yang memiliki Program Studi (Prodi) Sains Data antara lain UNM, IPB, dan Universitas Airlangga (Unair). Itulah tiga profesi menjanjikan yang paling dicari di Indonesia.

Arsitek AI

Bagi sebagian orang, profesi artificial intelligence (AI) architect atau arsitek AI mungkin sudah tidak asing lagi.

Arsitek AI adalah orang yang mengukur kinerja AI yang telah dibuatnya, dan mempertahankan keberlanjutan AI tersebut.

Profesi ini masih sangat jarang di Indonesia. Bahkan, menurut Emerging Jobs Linkedin 2020, Arsitek AI atau Spesialis AI masuk ke dalam tiga daftar teratas pekerjaan yang paling berkembang di Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut menjadi bukti, bahwa Arsitek AI masih memiliki peluang besar karena banyak dicari perusahaan.

Di Indonesia, hanya ada satu universitas yang menyediakan Jurusan AI, yaitu Universitas Indonesia (UI).

Selain memilih Jurusan AI di UI, seseorang yang berminat menekuni dunia AI, dapat memilih jurusan kuliah bidang teknologi.

Kampus swasta terbaik Tanah Air seperti Bina Nusantara University (Binus University), Universitas Nusa Mandiri (UNM), dan Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) telah menyediakan jurusan bidang teknologi, yakni Jurusan Teknik Informatika, Ilmu Komputer, dan lain-lain.

Ketiga profesi ini bisa dijadikan peluang besar bagi Anda, karena masih sepi peminat dan saingan.

Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
3 Profesi Ini Masih Sepi Peminat tapi Banyak Dicari

Keprofesian

Berbeda dengan Pekerjaan, Apa Itu Profesi?

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 01 Maret 2022


Profesi adalah pekerjaan, tapi tidak semua pekerjaan masuk ke dalam profesi. Lantas apa yang dimaksud dengan profesi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apa yang dimaksud profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian seperti keterampilan dan kejuruan tertentu.

Mengutip buku Etika Profesi: Membangun Profesionalisme Diri oleh Sukarman Purba, Astuti Astuti, dan Juniyanto Gulo, apa itu profesi adalah segala seutu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian.

Dengan demikian, apa yang dimaksud dengan profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menghasilkan nafkah hidup yang mengandalkan suatu keahlian.

Artinya, tidak semua pekerjaan termasuk dengan profesi. Profesi hanya pekerjaan yang mengandalkan keahlian saja yang masuk pada apa itu profesi.

Profesi adalah tidak seperti pekerjaan karena tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.

Keahlian ini diperoleh melalui profesionalisasi seperti latihan, pendidikan, atau sertifikasi, yang dilakukan sebelum menjalani profesi maupun setelah menjalani macam-macam profesi tersebut.

Pengertian apa itu profesi menurut ahli

Untuk lebih memahami tentang apa itu profesi, simak definisi profesi adalah dari beberapa ahli, dikutip dari buku Etika Profesi: Membangun Profesionalisme Diri, yaitu:

  • Prakoso dan Tobing menyatakan apa itu profesi adalah sebutan atau jabatan di mana penyandangnya memiliki pengetahuan khusus yang diperolehnya melalui pelatihan atau pengalaman lain atau keduanya. Sehingga dapat membimbing, memberi nasihat, dan saran untuk melayani orang lain dalam bidang profesinya.
  • Muchtar menyatakan apa itu profesi adalah suatu konsep yang lebih spesifik dari pekerjaan. Istilah pekerjaan memiliki arti yang lebih luas dari profesi. Setiap profesi adalah pekerjaan tapi tidak semua pekerjaan merupakan apa itu profesi.
  • Sumaryono memiliki definisi profesi adalah sebutan atau jabatan di mana orang yang menyandangnya memiliki pengetahuan khusus yang diperoleh melalui training atau pengalaman lain, sehingga penyandang profesi bisa membimbing, memberi nasihat atau saran, dan melayani orang lain sesuai bidangnya.
  • Darmodiharjo dan Sidarta, mendefinisikan apa itu profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian khusus. Unsur keahlian inilah yang membedakan profesi menjadi profesi bersifat umum dan profesi bersifat luhur.

Ciri-ciri apa itu profesi

Menurut Isnanto, dikutip dari Etika Profesi: Membangun Profesionalisme Diri, ciri-ciri apa yang dimaksud dengan profesi adalah sebagai berikut:

  • Macam-macam profesi memiliki pengetahuan khusus biasanya berupa keahlian dan keterampilan yang dimiliki dari menjalani pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang bertahun-tahun.
  • Memiliki kaidah dan standar moral yang sangat tinggi karena pelaku apa itu profesi umumnya melakukan kegiatannya berdasarkan kode etik profesi.
  • Mengabdi pada kepentingan masyarakat. Setiap pelaku profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
  • Ada izin khusus untuk menjalankan apa itu profesi. Setiap profesi adalah akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat seperti kemanusiaan, keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup sehingga untuk menjalankan profesi harus ada izin khusus.
  • Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu apa yang dimaksud dengan profesi.

Kesimpulannya, apa yang dimaksud dengan profesi adalah pekerjaan yang memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Contoh apa itu profesi ada macam-macam profesi di Indonesia seperti dokter, akuntan, guru, psikolog, pilot, bidan, dan lainnya.

Sumber Artikel: kompas.com

 

Selengkapnya
Berbeda dengan Pekerjaan, Apa Itu Profesi?

Keprofesian

Kemendikbud Siapkan 12.000 Sertifikasi Kompetensi bagi Mahasiswa Vokasi

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 01 Maret 2022


Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Vokasi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program sertifikasi kompetensi dan profesi.

Program yang diperuntukkan bagi mahasiswa vokasi 2021, resmi diluncurkan dalam “Program Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Vokasi” yang dilaksanakan daring pada Selasa, (9/3/2021).

Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Beny Bandanadjaya mengharapkan, bantuan tersebut dapat meningkatkan potensi dan kompetensi bagi mahasiswa vokasi.

“Dengan adanya bantuan ini, kami berharap dapat memfasilitasi hak mahasiswa, yaitu hak sertifikasi kompetensi,” ujar Beny dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (21/03/2021).

Program bantuan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa vokasi juga diharapkan bisa melahirkan lulusan mahasiswa vokasi yang kompeten dan profesional sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Adapun tujuan dari program tersebut memiliki adalah meningkatkan penyerapan lulusan pendidikan tinggi dalam pasar kerja lokal dan nasional.

Selain itu, lulusan mahasiswa vokasi juga diharapkan mampu berdaya saing secara global dalam pasar kerja internasional. Program sertifikasi kompetensi dan profesi ini menargetkan sekitar 12.000 mahasiswa untuk dapat memperoleh bantuan dalam kurun waktu pelaksanaan mulai Maret-November 2021.

Sementara itu, sejumlah bidang yang akan difokuskan dalam program sertifikasi kompetensi yaitu bidang permesinan, konstruksi, ekonomi kreatif, pariwisata, industri jasa, dan bidang lain yang mendukung empat fokus bidang itu.

Sebagai informasi, bagi mahasiswa pendidikan tinggi vokasi yang ingin mendaftar program tersebut akan melalui berbagai prosedur tahapan yang telah ditetapkan Dikti Vokasi dan Profesi.

Beberapa persyaratan yang ditetapkan untuk mengikuti program ini, antara lain; berlaku bagi mahasiswa Diploma II minimal menginjak semester tiga, Diploma III minimal semester lima, serta mahasiswa Diploma IV minimal semester tujuh.

Selanjutnya, nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) juga menjadi salah satu penilaian bagi mahasiswa pendidikan tinggi vokasi yang mendaftar program tersebut.

Adapun standar nilai IPK mahasiswa yang dapat mengikuti program sertifikasi dan profesi adalah 2,75 dalam skala angka 4.

Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Kemendikbud Siapkan 12.000 Sertifikasi Kompetensi bagi Mahasiswa Vokasi

Keprofesian

Kemendikbud dan BNSP Teken 149 Skema Sertifikasi untuk Tingkatkan SDM Lulusan Vokasi

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 01 Maret 2022


Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menandatangani 149 skema sertifikasi nasional pendidikan tinggi vokasi di lima bidang, Kamis (25/3/2021).

Kelima bidang tersebut adalah permesinan, konstruksi, ekonomi kreatif, hospitality, dan care service.

Sertifikasi kompetensi sendiri menjadi salah satu poin paket Link And Match 8+i yang sedang diterapkan Ditjen Pendidikan Vokasi.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto memaparkan, pendidikan vokasi dan industri harus menyusun kurikulum bersama, melaksanakan pembelajaran berbasis project riil dari industri, meningkatkan pengajar dari industri, magang, dan melaksanakan sertifikasi profesi.

“Skema sertifikasi yang sudah disusun bersama dan disepakati ini diharapkan nantinya ikut mengintervensi kurikulum dan pembelajaran di pendidikan vokasi,” ujar Dirjen Wikan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (28/3/2021).

Adapun penyiapan skema sertifikasi untuk pendidikan D3 dan D4 mendapatkan apresiasi dari kalangan industri, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hal tersebut menjadi tonggak sejarah baru karena baru kali pertama dilaksanakan. Selain itu, penyusunan skema sertifikasi merupakan bukti “pernikahan” antara pendidikan vokasi dan industri.

Plt. Direktur Bina Standardisasi, Kompetensi, dan Pelatihan Kerja Kemenaker Muchtar Aziz mengatakan, penandatangan 149 sertifikasi tersebut merupakan peristiwa bersejarah.

Oleh karena itu, kata dia, peristiwa tersebut dapat dijadikan sebagai bukti bahwa Indonesia dapat menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing melalui kolaborasi berbagai pihak, yakni pendidikan vokasi, industri, asosiasi profesi, serta kementerian terkait.

“Pertama saya menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbud, terutama Ditjen Pendidikan Vokasi, karena saat ini saya menyaksikan momentum dalam perjalanan sejarah. Jika kita mencoba mengungkit kembali sejarah masa lalu, langkah ini sebenarnya merupakan obsesi yang sudah dirintis sejak zaman Orde Baru,” ujar Muchtar di sesi diskusi panel bersama Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud.

Kemenaker menilai, sertifikasi kompetensi merupakan sebuah pertaruhan kepercayaan. Keseriusan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Pendidikan Tinggi Vokasi (LSP P1 PTV) dalam memberikan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa akan menentukan kepercayaan kalangan industri.

Pasalnya, ketika lembaga sertifikasi tidak bisa melaksanakan uji kompetensi dan penilaian secara kredibel, reputasinya pun menjadi buruk di mata industri.

Muchtar menjelaskan, proses sertifikasi yang kredibel dapat dilihat dari asesor dan prosesnya. Ia pun mengingatkan agar lembaga sertifikasi internal tidak asal memberikan sertifikat.

“Di sinilah peranan BNSP penting dalam melakukan pengawalan terhadap proses sertifikasi, termasuk dari jenis skema sertifikasinya,” tutur Muchtar.

Muchtar juga menyebut, kalangan industri pun harus mau memberikan rekognisi terhadap pemegang sertifikat kompetensi. Pasalnya, selama ini kalangan industri hanya melihat latar pendidikan formal saat merekrut pekerja.

Kalangan industri, imbuh Muchtar, juga dapat memberikan rekognisi lain berupa pembukaan kesempatan pengembangan karier bagi lulusan vokasi yang memegang sertifikat.

Pihak Kemenaker, lanjutnya, sedang menjalankan kajian untuk meneliti kebutuhan kompetensi industri di masa pandemi Covid-19. Kajian ini juga untuk menjawab kebutuhan pekerja di masa depan.

Dari kalangan industri, Corporate Communication and CSR PT Trakindo Utama Candy Sihombing mengatakan, strategi yang dilakukan industri untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas adalah dengan terlibat dalam proses pendidikan di politeknik.

Hal tersebut diwujudkan melalui penyusunan kurikulum bersama, pengembangan skill, on the job training di industri, hingga terlibat langsung dalam proses penyusunan skema sertifikasi, khususnya di bidang alat berat.

“Kami ingin menjaga komitmen untuk terlibat dalam proses pembelajaran di pendidikan vokasi. Kami tidak ingin menunggu di ujung jalan, tetapi kami ingin jemput bola dari awal untuk memastikan kualitas calon tenaga kerja,” ucap Candy

Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Kemendikbud dan BNSP Teken 149 Skema Sertifikasi untuk Tingkatkan SDM Lulusan Vokasi
« First Previous page 253 of 274 Next Last »