Internet of Things

Mengenal IoT (Internet of Things)

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Internet of Things (IoT) adalah konsep di mana koneksi internet diperluas ke perangkat fisik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Perangkat tersebut dapat saling bertukar informasi dengan perangkat yang lainnya.

Contoh IoT seperti kulkas atau mesin cuci di mana dalam perangkat tersebut sudah tertanam sensor elektronik yang dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain melalui jaringan internet. Manusia dapat berinteraksi dengan perangkat tersebut melalui gadget dari jarak jauh.

Saat ini teknologi IoT lebih dikenal dengan produk yang berhubungan dengan konsep “rumah pintar”, seperti sistem keamanan rumah dengan menggunakan kamera. Padahal pada saat ini masih banyak teknologi IoT di berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, pertanian dan industri.

Protokol-protokol IoT

Berikut adalah beberapa teknologi komunikasi / protokol standar yang digunakan untuk kebutuhan IoT:

1. Bluetooth
Salah satu teknologi nirkabel jarak pendek yang paling banyak digunakan dalam IoT adalah Bluetooth. Protokol bluetooth yang baru-baru ini diperkenalkan adalah BLE (Bluetooth Low Energy).

BLE ini memberikan jangkauan bluetooth konvesional dikombinasikan dengan konsumsi daya yang lebih rendah. BLE ini tidak dirancang untuk transfer file besar, sehingga BLE ini akan cocok dengan data yang kecil.

2. Wifi
Wifi adalah sebuah protokol favorit dalam IoT karena protokol ini memiliki infrastruktur untuk terintegrasi dalam perancangan elektronik perangkat, dan memiliki transfer data yang cepat dengan kemampuan untuk mengontrol sejumlah data yang besar.

Wifi standar 802.11 menghadirkan kemampuan untuk mentransfer ratusan megabit hanya dalam satu detik, dan pada protokol wifi ini akan menghasilkan konsumsi daya yang besar untuk beberapa aplikasi IoT.

3. Zigbee
ZigBee merupakan sebuah protokol IoT yang dirancang untuk industri. ZigBee beroperasi pada frekuensi 2.4 Ghz. Frekuensi ini sangat ideal untuk industri di mana umumnya data yang ditransfer memiliki trafik kecil di antara rumah atau bangunan.

4. NFC
NFC (Near Field Communication) adalah protokol IoT yang memanfaatkan hubungan komunikasi data dua arah yang aman. Protokol komunikasi IoT NFC berlaku untuk smartphone. Komunikasi NFC memungkinkan klien untuk terhubung ke perangkat elektronik, menggunakan konten digital dan melakukan transaksi pembayaran tanpa kontak.

Pekerjaan penting NFC adalah untuk memperluas teknologi kartu “tanpa kontak”. Teknologi ini bekerja dalam jarak 4 cm antara perangkat, dengan mengaktifkan perangkat untuk berbagi informasi.

5. LoRaWAN
LoRaWAN atau Long Range Wide Area Network adalah salah satu dari Protokol IoT untuk jaringan area luas. LoRaWAN IoT Network Protocols dirancang khusus untuk mendukung jaringan luas dengan bantuan jutaan perangkat berdaya rendah. Kota pintar menggunakan protokol semacam ini.

Termasuk komunikasi seluler berbiaya rendah, LoRaWAN juga terkenal di sejumlah industri untuk komunikasi dua arah yang dilindungi. Frekuensi LoRaWAN dapat bervariasi dari satu jaringan ke jaringan lainnya.

Kecepatan data protokol ini antara 0,3-50 kbps. Di daerah perkotaan, kisaran LoRaWAN bervariasi dari 2 km hingga 5 km. Di daerah pinggiran kota, jangkauan protokol IoT ini sekitar 15 km.

6. RFID
RFID (Radio Frequency Identification) bekerja dengan bantuan teknologi tanpa kabel / nirkabel. RFID menggunakan medan elektromagnetik sehingga dapat mengidentifikasi objek.

Jarak jangkauan RFID jarak pendek adalah sekitar 10 cm. Tetapi RFID jarak jauh bisa mencapai 200 mm. Bagian terbaik dari protokol konektivitas IOT RFID adalah mereka tidak memerlukan daya apa pun.

Demikianlah penjelasan sekilas mengenai IoT. Mudah-mudahan bermanfaat.

Sumber Artikel: el.iti.ac.id

Selengkapnya
Mengenal IoT (Internet of Things)

Internet of Things

Apa itu Internet of Things?

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Internet berperan besar dalam kehidupan manusia secara menyeluruh. Misalnya sistem perbankan, sistem administrasi pemerintah, sekolah, dan beragam instansi, toko online, hingga profesi influencer media sosial beroperasi melalui internet.

Belakangan ini frasa Internet of Things atau yang biasa disingkat dengan IoT sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Namun apakah sebenarnya internet of things tersebut?

Dilansir dari Forbes, Internet of Things pada dasarnya menghubungkan perangkat apapun dengan sakelar hidup dan mati ke internet.

Dilansir dari Balai Pelatihan dan Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Internet of Things memiliki pengertian bahwa internet telah berintegrasi ke berbegai peralatan elektronik manusia yang memungkinkan untuk “ditanami” internet.

Membuat IoT menjadi jaringan raksasa yang menghubungkan berbagai macam hal.

Internet og Things bekerja dengan cara menghubungkan perangkat elektronik dengan sistem otomatis melalui internet.

Dilansir dari Wired UK, perangkat yang terhubung dengan sistem otomatis dimungkinkan untuk mengumpulkan informasi, menganalisisnya, dan membuat tindakan.

Perangkat elektronik harus memiliki sensor untuk dapat mendeteksi dan mengumpulkan data. Suresh, P, Daniel, dan Aswathy dalam buku A state of the art review on the Internet of Things (IoT) History, Technology and Fields of Deployment (2014) menyebutkan bahwa sensor mengumpulkan data mentah fisik dari scenario real time dan mengkonversikannya ke dalam mesin format yang dimengerti sehingga mempermudah pertukaran berbagai format data.

Data tersebut kemudian diolah sesuai dengan artificial intelligent yang telah ditanamkan pada program. Hasil dari olahan data yaitu suatu perintah yang dikirim melalui konektivitas internet dalam suatu perangkat. Perintah tersebut kemudian dapat dieksekusi oleh perangkat elektronik.

Contoh Internet of Things

Rumah pintar merupakan contoh dari Internet of Things. Misalnya lampu yang menyala sendiri saat keadaan gelap, mesin penyiram tanaman otomatis, maupun perangkat elektronik rumah yang terhubung dengan ponsel pintar. 

Satu perintah melalui ponsel pintar, perangkat elektronik tersebut bisa dihidupkan dan dimatikan dalam jarak jauh. Contoh lain adalah perangkat keamanan kebakaran. Di mana sensornya bisa menyala ketika ada asap yang terdeteksi, dan perangkat tersebut bisa memberitahukan keaada tersebut ke ponsel pintar pemiliknya. Contoh yang paling sering terasa adalah keberadaan kamera pengawas lalu lintas. Kamera merekam data berupa keadaan lalu lintas secara real time dan menghubungkannya ke monitor pengawas melalui internet. Dari ruang pengawas, polisi lalu lintas bisa mengingatkan pengendara yang melakukan pelanggaran melalui speaker yang terhubung ke internet juga.

Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Apa itu Internet of Things?

Internet of Things

Mengenal Internet Of Things (IoT)

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Internet of Things telah menjadi Buzzword yang sering diucapkan para pengguna Internet di Indonesia akhir-akhir ini. Pada intinya IoT mempunyai pengertian bahwa Internet telah berintegrasi ke komputer kita, ponsel, dan peralatan elektronik lainnya, dan mulai hidup di benda-benda sekitar kita, dari lemari es, termos, kursi, meja, lampu lalu lintas, lampu belajar, dan masih banyak benda yang dimungkinkan untuk ‘ditanami’ internet.

Beberapa penelitian awal mengenai konsep IoT salah satunya dilakukan oleh Neil Gershenfeld dari Massachuset Institute Technology (MIT) media Lab. Pak Neil menyebutnya ‘Internet O’, konsep yang mengeksplor bagaimana objek (benda) dapat berkomunikasi dengan kita, bagaimana cara kita berkomunikasi dengan benda-benda tersebut, dan bagaimana benda-benda tersebut dapat berkomunikasi satu sama lain, sehingga kita dapat mengendalikan kehidupan menjadi lebih baik.

Pada tingkat konsumen, kita ambil sebuah contoh menjadikan rumah lebih pintar dan efisien dengan menghubungkan pendingin udara, oven, lampu teras, sehingga sebelum sampai ke rumah kita dapat mengirimkan pesan kepada mereka untuk siap ‘melayani’ kita (ideas.ted.com).

Dalam skala yang lebih luas, sebagai contoh New York memanfaatkan IoT untuk menanggulangi salju dari sensor yang melekat pada bajak salju dan teknologi pemetaan interaktif, warga mendapatkan banyak informasi tentang kondisi jalan dan dapat meminta dinas kebersihan jalan untuk membersihkan jalan dari salju secara lebih efektif (theinternetofthings.eu).

Kebijakan IoT Pemerintah Berbagai Negara

Pemerintah negara-negara Asia seperti China dan India telah melihat peluang dan tuntutan IoT di masa depan yang akan mengubah kehidupan sosial, ekonomi, juga politik, sehingga pemerintah merasa perlu untuk mengeluarkan kebijakan yang akan me-leading arah pembangunan IoT.

Awal tahun ini, pemerintah India mengeluarkan dokumen kebijakan IoT yang menargetkan $15 Miliar Pasar IoT di India pada tahun 2020. Langkah pertama untuk menuju cita-cita tersebut telah dimulai baik oleh sektor pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh Tata Motors, produsen kendaraan komersial terbesar di negara tersebut telah mulai menempatkan sensor ke dalam truck dan telah membangun model layanan yang memungkinkan pemilik armada dapat mengetahui secara lebih luas kendaraan yang sedang digunakan dan memprediksi potensi kerusakan (economictimes.indiatimes.com).

IoT telah menjadi rencana kerja resmi pemerintah China dan dengan cepat menjadi industri strategis dengan Jiangsu menjadi kota pusat pembangunan IoT yang telah dimulai sejak tahun 2009. Dalam rencana lima tahunan China, IoT adalah salah satu dari tujuh strategi industri berkembang (Strategic Emerging Industry) dengan alokasi dana dari pemerintah sebesar 5 Miliar RMB (Renminbi atau CNY-China Yuan) untuk 5 tahun ke depan. Pemerintah-pemerintah daerah China telah beramai-ramai mengalokasikan dana untuk membangun ‘Smart Cities’ (technode.com).

Berdasarkan proyeksi data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) diperkirakan pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 139 Juta pada tahun 2015. Di mana pengguna mayoritas berada pada usia 16-25 tahun. Bagaimanakah dengan kebijakan pemerintah Indonesia mengenai strategi pembangunan IoT? nantikan pembahasan selanjutnya. (MJ/hdn)

Sumber Artikel: bpptik.kominfo.go.id

Selengkapnya
Mengenal Internet Of Things (IoT)

Internet of Things

Pembayaran tol elektronik

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Pembayaran tol elektronik, adalah sebuah adaptasi dari teknologi militer identifikasi teman atau lawan, yang bertujuan untuk menghilangkan kemacetan di jalan tol. Dia merupakan implementasi teknologi konsep pembayaran jalan. Dia menentukan apakah mobil-mobil yang melewati terdaftar dalam program, alarm bagi yang tidak terdaftar, dan mendebit secara elektronik rekening dari mobil terdaftar tanpa harus berhenti, atau membuka jendela. ETC pertama kali diperkenalkan pada 1987 di Aalesund, Norwegia.

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Pembayaran tol elektronik

Internet of Things

Internet untuk Segala

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Internet untuk Segala-(nya) (bahasa Inggris: Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.

Keunikan Pengalamatan Suatu Benda

Ide Sebenarnya dari Auto – ID Center berbasis pada Radio Frequency Identification(RFID) dan identifikasi yang unik melalui Electronic Product code namun hal ini telah berkembang menjadi objek yang memiliki alamat Intenet protocol(IP) atau Uniform Resource Identifier(URI).

Pandangan alternatif, dari dunia Semantic Web, berfokus pada pembuatan segala sesuatu yang berhubungan dengan RFID dan dihubungkan oleh masing-masing protokol, seperti URI . Objek itu sendiri terhubung dengan objek lainnya secara otomatis seperti halnya suatu server terpusat yang terhubung langsung dengan kliennya dan dikendalikan oleh manusia.

Generasi berikutnya dari aplikasi Internet menggunakan Internet Protocol Version 6 (IPv6) akan mampu berkomunikasi dengan perangkat yang melekat pada hampir semua benda buatan manusia karena ruang alamat yang sangat besar dari protokol IPv6 . Sistem ini dapat membangun sebuah objek dalam skala yang besar .

Kombinasi ide ini dapat ditemukan dalam arus GS1/EPCglobal EPC Information Services (EPCIS). Sistem ini digunakan untuk mengidentifikasi objek mulai dari industri hingga ke logistik pemasaran.

Cara Kerja

Cara Kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun.Internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.

Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things ialah menyusun jaringan komunikasinya sendiri, yang dimana jaringan tersebut sangatlah kompleks, dan memerlukan sistem keamanan yang ketat. Selain itu biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.

Karakteristik dan tren

1.Kecerdasan

  • Kecerdasan intelejensi dan kontrol automatisasi di saat ini merupakan bagian dari konsep asli Internet of Things . Namun, perlu dilakukan riset yang lebih mendalam lagi di dalam penelitian konsep Internet of Things dan kontrol automatisasi agar pada masa depan Internet of Things akan menjadi jaringan yang terbuka dan semua perintah dilakukan secara auto – terorganisir atau cerdas ( Web, komponen SOA ), objek virtual ( avatar ) dan dapat dioperasikan dengan mudah, bertindak secara independen sesuai dengan konteks, situasi atau lingkungan yang dihadapi .

2.Arsitektur

  • Arsitektur Internet Of Things terdiri atas beberapa jaringan dan sistem yang kompleks serta sekuriti yang sangat ketat, jika ketiga unsur tersebut dapat dicapai, maka kontrol automatisasi di dalam Internet Of Things dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sehingga mendapatkan profit yang banyak bagi suatu perusahaan, namun dalam membangun ketiga arsitektur itu banyak sekali perusahaan pengembang IOT yang gagal, karena dalam membangun arsitektur itu membutuhkan waktu yang lama serta biaya yang tidak sedikit.

3.Faktor Ukuran, Waktu dan Ruang

  • Di dalam membangun Internet Of Things para engineer harus memperhatikan ketiga aspek yaitu: Ukuran, ruang, dan waktu. Dalam melakukan pengembangan IOT faktor Waktu yang biasanya menjadi kendala.Biasanya dibutuhkan waktu yang lama karena menyusun sebuah jaringan kompleks di dalam IOT tidak lah mudah dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.

Implementasi IoT

Internet of Things mengacu pada pengidentifikasian suatu objek yang direpresentasikan secara virtual di dunia maya atau Internet. Jadi dapat dikatakan bahwa Internet of Things adalah bagaimana suatu objek yang nyata di dunia ini digambarkan di dunia maya (Internet). Bahkan salah satu cafe kopi terkenal di Indonesia “Starbucks” dalam beberapa tahun ke depan, dilaporkan berencana menghubungkan kulkas dan mesin kopi milik mereka dengan teknologi Internet of Thing. Sehingga mereka dapat meningkatkan pelayanan mereka dengan mengetahui apa saja yang lebih disukai konsumen, meramalkan kebutuhan stock barang (kopi,dll), dan masih banyak lainnya dan pada akhirnya efisiensi dan keuntungan akan meningkat. Mari kita bayangkan ketika semua benda, bahkan manusia, hewan dan tumbuhan dilengkapi dengan alat pengidentifikasian, maka mereka bisa dikelola secara efisien dengan bantuan komputer. Dan pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan dengan beberapa teknologi seperti kode batang (Barcode), Kode QR (QR Code) dan Identifikasi Frekuensi Radio (RFID)

Metode dan Pengimplementasian

  • Metode yang digunakan oleh Internet of Things adalah nirkabel atau pengendalian secara otomatis tanpa mengenal jarak. Pengimplementasian Internet of Things sendiri biasanya selalu mengikuti keinginan si developer dalam mengembangkan sebuah aplikasi yang ia ciptakan, apabila aplikasinya itu diciptakan guna membantu monitoring sebuah ruangan maka pengimplementasian Internet of Things itu sendiri harus mengikuti alur diagram pemrograman mengenai sensor dalam sebuah rumah, berapa jauh jarak agar ruangan dapat dikontrol, dan kecepatan jaringan internet yang digunakan. Perkembangan teknologi jaringan dan Internet seperti hadirnya IPv6, 4G, dan Wimax, dapat membantu pengimplementasian Internet of Things menjadi lebih optimal, dan memungkinkan jarak yang dapat di lewati menjadi semakin jauh, sehingga semakin memudahkan kita dalam mengontrol sesuatu.
  • Pengimplementasian Internet of Things terwujud dalam produk Speedy Monitoring. Produk ini diluncurkan oleh PT Telkom guna menangkap, merekam, dan memonitor suatu ruangan atau area tertentu dengan menggunakan IP Camera yang terhubung ke jaringan Speedy. Kelebihan produk ini adalah kita dapat mengakses hasil monitoring kamera dan memanajemen sistem ini melalui web browser. Baik melalui desktop maupun mobile phone. Keistimewaan dari produk Speedy Monitoring adalah tersedianya media penyimpanan yang ditangani secara terpusat sehingga kita hanya perlu menyediakan kamera dan tak perlu repot lagi dengan urusan penyediaan tempat penyimpanan data dan penyediaan server. Dapat mengawasi dan mengontrol suatu tempat dan keadaaan saat kapanpun dan dimanapun adalah idaman. Tentunya dengan IOT mempermudah kita mengawasi dan mengontrol apapun tanpa terbatas jarak dan waktu (online monitoring), termasuk memonitor keadaan rumah (home monitoring). Jika Home Monitoring dapat dilakukan dengan mudah, setiap waktu, dan dari media akses apapun tentunya kita akan merasa aman dan nyaman meninggalkan rumah apalagi dalam jangka waktu yang lama. Maka dari itu dengan Internet of Things kita dapat mengendalikan segala sesuatu melalui sebuah perangkat dan mempermudah dalam melakukan segala aktivitas.

Manfaat

Banyak manfaat yang didapatkan dari internet of things. Pekerjaan yang kita lakukan menjadi cepat, mudah, dan efisien. Kita juga bisa mendeteksi pengguna dimanapun ia berada. Sebagai contoh barcode yang tertera pada sebuah produk. Dengan barcode tersebut, bisa dilihat produk mana yang paling banyak terjual dan produk mana yang kurang diminati. Selain itu dengan barcode kita juga bisa memprediksi produk yang stoknya harus ditambah atau dikurangi. Dengan barcode kita tak perlu susah – susah menghitung produk secara manual. Contoh lain saat kita pergi ke Singapore. Jika kita ingin bepergian menggunakan transportasi umum seperti MRT atau bis kita cukup menggunakan atau membeli EZ-link card. EZ-link card biasanya dipakai oleh para wisatawan yang mengunjungi Singapore sebagai pengganti uang untuk membayar jasa transportasi yang telah digunakan. Sedangkan warga negara Singapore sendiri menggunakan ktp ataupun kartu pelajar sebagai alat membayarnya. Cara ini lebih efisien dan cepat ketimbang kita menggunakan uang tunai. Jika kita menggunakan uang tunai, kita masih harus mengantri untuk membayar, belum lagi jika kita membayar dengan nilai nominal uang besar, kita harus menunggu untuk mendapatkan uang kembalian kita.

Aplikasi IoT dalam B2B dan pemerintahan:

  • Iklan dan pemasaran terhubung. Cisco percaya bahwa kategori ini (Billboards terkoneksi internet) akan menjadi tiga terbesar kategori IoT, bersamaan dengan smart factories dan sistem pendukung telecommuting.
  • Sistem pengelolaan sampah. Di Cincinnati, volume sampah masyarakat turun 17% dan volume daur ulang meningkat hingga 49% melalui pemanfaatan program “pay as you throw” berbasis teknologi IoT untuk memonitor siapa yang membuang sampah melebihi batas.
  • Jaringan listrik pintar yang menyesuaikan tarif untuk penggunaan puncak energi. Jaringan listrik ini mewakili penghematan US$200 miliar hinga US$500 miliar per tahun sampai dengan 2025 berdasarkan McKinsey Global Institute.
  • Sistem air cerdas. Kota Doha, Sao Paulo, dan Beijing mengurangi kebocoran air 40-50% dengan meletakkan sensor pada pompa dan infrastruktur air lainnya.
  • Penggunaan dalam industri mencakup pabrik dan gudang terhubung, internet yang dikelola jaringan rakitan, dan sebagainya.

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Internet untuk Segala
« First Previous page 5 of 5