Properti dan Arsitektur

Arsitektur Indonesia

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 13 Juli 2022


Arsitektur Indonesia dipengaruhi oleh keanekaragaman budaya, sejarah dan geografi di Indonesia. Para penyerang, penjajah, dan pedagang membawa perubahan kebudayaan yang sangat memperuhi gaya dan teknik konstruksi bangunan. Pengaruh asing yang paling kental pada zaman arsitektur klasik adalah India, meskipun pengaruh Cina dan Arab juga termasuk penting. Kemudian pengaruh Eropa pada seni arsitektur mulai masuk sejak abad ke-18 dan ke-19.
 

Arsitektur Keagamaan

Walaupun arsitektur keagamaan tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia, seni arsitektur ini berkembang pesat di Pulau Jawa. Pengaruh sinkretisasi agama di Jawa meluas sampai ke dalam arsitektur, sehingga menghasilkan gaya-gaya arsitektur yang berkhas Jawa untuk bangunan-bangunan ibadah agama Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen.

Sejumlah bangunan agama seperti candi, yang sering kali berukuran besar dan didisain secara kompleks, banyak dibangun di Pulau Jawa pada zaman kejayaan kerajaan Hindu-Buda Indonesia antara abad ke-8 sampai ke-14. Candi-candi Hindu tertua yang masih berdiri di Jawa terletak di Pegunungan Dieng. Diperkirakan dahulu terdapat sekitar empat ratus candi di Dieng yang sekarang hanya tersisa delapan candi. Pada awalnya, struktur bangungan-bangunan di Dieng berukuran kecil dan relatif sederhana. Akan tetapi tingkat kemahiran arsitektur di Jawa semakin meningkat. Dalam kurun waktu seratus tahun saja kerajaan kedua Mataram telah dapat membangun kompleks candi Prambanan di dekat Yogyakarta yang dianggap sebagai contoh arsitektur Hindu terbesar dan terbagus di Jawa.

Candi Borobudur, sebagai monumen umat Buddha yang tercantum di dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO, dibangun oleh wangsa Syailendra antara tahun 750 sampai dengan 850 Masehi, tetapi kemudian ditinggalkan sesaat seketika Borobudur telah siap dibangun, merujuk pada saat mundurnya agama Buddha dan perpindahan kekuasaan ke sebelah timur Jawa. Borobodur memiliki sejumlah besar pahatan-pahatan menarik yang menampilkan cerita yang apabila dicermati mulai dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas merupakan metafor peraihan pencerahan. Dengan mundurnya Kerajaan Mataram, sebelah timur Jawa menjadi pusat arsitektur keagamaan dengan gaya yang sangat menarik yang mencerminkan Siwaisme, Buddha dan pengaruh khas Jawa; sebuah fusi yang mencerminkan karakteristik agama di seluruh pulau Jawa.

Pada abad ke-15, Islam sudah jadi agama berkuasa di Jawa dan Sumatra, yaitu pulau-pulau yang paling banyak penduduknya. Seperti agama Hindu dan Buddha sebelumnya, pengaruh asing yang ikut agama baru ini menampung dan menafsirkan sedemikian rupa menghasilkan gaya-gaya arsitektur masjid yang berkhas Jawa.
 

Arsitektur Adat

Arsitektur adat adalah tempat aktivitas manusia yang berhubungan dengan bangunan atau wadah aktivitas dan lingkungan yang diwarnai oleh budaya dan adat istiadat setempat. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai jenis arsitektur tradisional yang berbeda.

Rumah tradisional Indonesia tidak didesain oleh arsiktek. Orang desa membuat rumahnya sendiri, atau desanya menyatukan sumber untuk membangun struktur di bawah bimbingan pemimpin tukang kayu.
 


Masjid Agung Yogyakarta memperlihatkan Arsitektur Jawa dan mengambil warisan Hindu yaitu Atap Meru
 

Arsitektur Zaman Sekarang

Arsitektur pada zaman sekarang banyak dipengaruhi oleh arsitektur global. Saat ini, banyak arsitektur Indonesia mulai mengadaptasi gaya kontemporer yang minimalis. Namun, banyak arsitek mulai mendorong gerakan hijau dan keberlanjutan untuk menjaga lingkungan dan juga budaya Indonesia. Maka dari itu, arsitektur Indonesia didominasi oleh gaya Barat dan gaya lokal.


Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Arsitektur Indonesia

Properti dan Arsitektur

Daftar 14 Bangunan dan Benda Cagar Budaya Baru di Madiun

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 13 Juli 2022


Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur menetapkan 14 bangunan dan benda sebagai cagar budaya baru di Kabupaten Madiun pada Rabu (2/2/2022).

Setelah penetapan tersebut dilakukan, selanjutnya adalah pelaksanakaan revitalisasi yang saat ini masih dalam tahap pengkajian.

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Madiun, Bupati Madiun Ahmad Dawami mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan lembaga terkait.

“Arah kita ke revitalisasi. Identitas inventarisasi data juga akan kita maksimalkan,” jelas Bupati Madiun.

Terkait hal ini, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur Zakaria Kasimin menjelaskan, cagar budaya yang baru saja ditetap ini dilindungi secara hukum.

Revitalisasi akan dilakukan sesuai dengan keadaan semula karena setiap bangunan dan benda memiliki nilai sejarah, bahkan bisa difungsikan untuk kepentingan agama.

“Salah satu usia, mengandung nilai sejarah, pendidikan dan ekonomi. Bila difungsikan untuk kepentingan agama,” jelas Zakaria.

Harapannya, penetapan cagar budaya tersebut bisa memberikan bantuan ekonomi bagi masyarakat, layaknya Candi Borobudur.
 

Candi Wonorejo, Kabupaten Madiun
Candi Wonorejo, Kabupaten Madiun (Pemkab. Madiun)


Adapun daftar 14 bangunan dan benda yang ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut:

1. Kompleks Pendopo Muda Graha sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Kabupaten Madiun,

2. Candi Wonorejo sebagai Struktur Cagar Budaya,

3. Jaladwara 1 di Pendopo Muda Graha sebagai Benda Cagar Budaya,

4. Jaladwara 2 di Pendopo Muda Graha sebagai Benda Cagar Budaya,

5. Jaladwara 3 di Pendopo Muda Graha sebagai Benda Cagar Budaya,

6. Jaladwara 4 di Pendopo Muda Graha sebagai Benda Cagar Budaya,

7. Prasasti Mruwak sebagai Benda Cagar Budaya,

8. Arca Pancuran Dewi Sri sebagai Benda Cagar Budaya,

9. Prasasti Klagen Serut sebagai Benda Cagar Budaya,

10. Umpak Bermotif sebagai Benda Cagar Budaya,

11. Arca Perwujudan sebagai Benda Cagar Budaya,

12. Yoni sebagai Benda Cagar Budaya,

13. Arca Ganesha sebagai Benda Cagar Budaya, dan

14. Arca Nandi yang merupakan Koleksi Rumah Arca Palang Mejayan sebagai Benda Cagar Budaya Peringkat Kabupaten Madiun.


Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Daftar 14 Bangunan dan Benda Cagar Budaya Baru di Madiun

Properti dan Arsitektur

Arsitektur Lamin, Rumah Adat Kalimantan Timur yang Bisa Dihuni hingga 30 Orang

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 12 Juli 2022


Rumah Lamin atau rumah panjang adalah rumah adat Suku Dayak, Kalimantan Timur.

Selayaknya rumah adat lain, arsitektur rumah Lamin mengusung nilai-nilai dan keunikan yang kemungkinan hanya berlaku bagi masyarakat suku Dayak.

Mengutip buku digital berjudul Jelajah Arsitektur Lamin Suku Dayak Kenyah oleh Tri Agustin Kusumaningrum, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2018, arsitektur rumah Lamin dipengaruhi oleh faktor geografis Kalimantan Timur.

Wilayah Kalimantan Timur yang berada di jalur khatulistiwa memiliki struktur tanah gambut dengan banyak kandungan mineral. Mayoritas lingkungannya masih tertutup hutan hujan tropis lebat.

Hal tersebut memengaruhi kondisi iklim dan cuaca Kalimantan Timur yang sangat panas dengan tingkat kelembapan yang tinggi, sehingga ikut membentuk karakter rumah Lamin.

Rumah Lamin dihuni secara berkelompok dan tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal, melainkan juga pusat kegiatan suku Dayak.

Panjang rumah Lamin berkisar antara 100-200 meter dengan lebar 15-25 meter dan tinggi sekitar 3 meter dari permukaan tanah.

Dengan ukuran itu, rumah Lamin mampu menampung sebanyak 12 sampai dengan 30 anggota keluarga.

Akan tetapi, ukuran rumah Lamin juga bisa berubah sesuai dengan kebutuhan, misalnya Lamin Adat Pemung Tawai lebih kecil dengan panjang 40 meter dan lebar 18 meter.

Selain itu, rumah Lamin juga seringkali disebut dengan rumah panjang karena berbentuk kotak memanjang dan struktur layang atau panggung untuk menghindari kelembapan tanah.

Arsitektur tersebut juga berfungsi untuk memberikan keamanan penghuni rumah dari serangan binatang buas.

Adapun bahan bangunan rumah Lamin sebagaian besar berasal dari kayu ulin karena kuat. Sebagian kecil lainnya diketahui menggunakan kayu meranti, kapur, dan bengkirai.

Motif ukir dan gambar yang banyak dijumpai pada rumah Lamin adalah ornamen lengkung yang khas dan dinamis.

Pada bagian atap yang disebut dengan kepang atau sirap, memiliki ukuran 70x40 sentimeter pada tiap lembarannya dan terbuat dari kayu ulin. Kepang tersebut disusun dengan teliti untuk menghindari panas terik matahari.

Sementara bagian puncak atap rumah Lamin disebut dengan berlubung umaq yang dipasang dari hiasan kayu ukir dan mencuat sampai 2 meter.
 

Sukaq rumah Lamin
Sukaq Rumah Lamin (Kemendikbud)
 

Di dalamnya, terdapat tiang besar yang dinamakan sukaq dan berfungsi sebagai fondasi bangunan.

Sukaq dibuat dari kayu ulin berdiameter 0,5 sampai 1 meter dengan panjang 6 meter dan dipancang di atas tanah berkedalaman 2 meter. Adapun jarak antar sukaq adalah 4 meter.

Selanjutnya, terdapat tangga yang disebut dengan can berdiameter 30-40 sentimeter. Biasanya, rumah Lamin memiliki 6 buah can yang tersebar di depan samping dan belakang.

Sedangkan lantai Lamin yang disebut dengan asoq berupa papan dari kayu ulin dan meranti dengan ukiran dan gambar motif yang digunakan sebagai penutup susunan di pinggir lantai.

Kemudian terdapat usei atau serambi luar yang digunakan sebagai tempat beragam kegiatan, seperti musyawarah, pentas budaya atau upacara adat.

Pada umumnya, rumah Lamin memiliki 3 kamar, yaitu tilong keloma lata untuk orang tua, tilong demanai untuk laki-laki dan tilong dekiit untuk perempuan.

Lamin juga memiliki sebuah dapur yang disebut dengan atang yang berarti tempat api untuk memasak. Atang akan dipakai secara bersama-sama oleh seluruh penghuni rumah Lamin.


Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Arsitektur Lamin, Rumah Adat Kalimantan Timur yang Bisa Dihuni hingga 30 Orang

Properti dan Arsitektur

Rumah Adat Krong Bade Berasal dari Aceh: Ciri-ciri, Fungsi, Keunikan, dan Arsitektur

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 12 Juli 2022


Rumah Krong Bade adalah rumah adat yang terletak di Nanggroe Aceh Darussalam. Rumah ini sering disebut Rumoh Aceh.

Seperti halnya rumah-rumah tradisional pada umumnya, Rumah Krong Bade banyak menggunakan bahan baku alam.

Selain sebagai tempat tinggal, ukiran yang terdapat di dalam rumah menjadi penanda status ekonomi pemiliknya.

Rumah Krong Bade merupakan rumah adat yang hampir punah karena saat ini masyarakat Aceh lebih senang tinggal di rumah modern.

Karena, biaya pembuatan dan perawatan Rumah Krong Bade cukup besar.
 

Ciri-ciri Rumah Krong Bade

Rumah Krong Bade berbentuk persegi panjang yang memanjang dari timur ke barat.

Rumah ini memiliki tangga di depan rumah yang berfungsi untuk masuk ke dalam rumah. Tinggi tangga tersebut sekitar 2,5-3 meter dari permukaan tanah.

Pada umumnya, anak tangga Rumah Krong Bade berjumlah ganjil, sekitar 7 - 9 anak tangga.

Bahan dasar bangunan Rumah Krong Bade berasal dari alam. Dalam pembuatan rumah, masyarakat Aceh tidak menggunakan paku.

Sebagai gantinya, mereka menggunakan tali untuk mengikat dan menyatukan bahan bangunan yang satu dengan yang lain.

Dinding rumah adat terbuat dari kayu enau yang dihiasi dengan lukisan dan atapnya terbuat dari daun rumbia.

Ukiran yang terdapat di Rumah Krong Bade bervariasi tergantung dari kondisi ekonomi pemiliknya. Semakin, banyak jumlah ukiran di dinding rumah, maka semakin sejahtera tingkat ekonominya.
 

Rumah Krong Bade Kini

Saat ini, Rumah Krong Bade tidak terlalu diminati masyarakat Aceh. Selain karena derasnya arus modernitas, pembangunan Rumah Krong Bade membutuhkan biaya yang banyak serta tenaga dalam pemeliharaannya.

Pasalnya, materi dasar pembuatan rumah berasal dari kayu yang saat ini tergolong sulit diperoleh.
 

Pembagian Ruang di Rumah Krong Bade

Rumah Krong Bade dibagi menjadi empat bagian yang memiliki fungsi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
 

1. Ruang Bawah

Ruang bawah digunakan sebagai gudang penyimpanan. Adapun, barang-barang yang disimpan seperti padi atau hasil panen lainnya serta tempat penyimpanan alat penumbuk padi.

Ruang bawah juga digunakan sebagai aktivitas kaum perempuan untuk membuat kain khas Aceh. Proses penjualan kain juga dilakukan di ruang bawah.
 

Rumah Krong Bade – Rumah Adat Provinsi Aceh & Keunikannya - Andalas Tourism
Tangga dan Bagian Bawah Rumah Adat Krong Bade (Foto: Google)
 

Selain itu, ruang bawah berfungsi juga untuk mencegah masuknya binatang buas serta menghindari kebanjiran.
 

2. Ruang Depan
 


Bagian Depan Rumah Adat Krong Bade (Foto: rmolaceh.id)
 

Ruang depan tidak memiliki kamar. Ruang ini digunakan sebagai tempat anggota keluarga untuk bersantai, beristirahat, dan sebagai tempat anak-anak belajar.

Ruang depan juga digunakan untuk menerima tamu.
 

3. Ruang Tengah
 


Bagian Tengah Rumah Adat Krong Bade (Foto: rmolaceh.id)
 

Ruang tengah atau seuramoe teungoh adalah ruang inti Rumah Krong Bade.

Bagian rumah ini dikenal sebagai rumah inong atau rumah induk. Ruang ini memiliki beberapa kamar di sisi kiri dan sisi kanan.

Letak ruang tengah lebih tinggi dibandingkan ruang depan.

Ruang tengah dikhususkan hanya untuk anggota keluarga, sehingga para tamu tidak diizinkan masuk ke dalam ruangan ini. Bahkan, anggota keluargapun tidak semuanya boleh masuk.

Ruang tengah dipakai sebagai ruang tidur kepala keluarga.

Pada acara-acara keluarga seperti pernikahan, ruang tengah dipakai sebagai ruang tidur pengantin.

Ruang tengah juga dipakai pada acara kematian sebagai ruang pemandian mayat.

Ruang belakang atau seurameo likot digunakan juga sebagai ruang santai untuk keluarga. Selain itu, ruang ini berfungsi sebagai dapur serta tempat keluarga ngobrol.


Sumber Artikel: regional.kompas.com

Selengkapnya
Rumah Adat Krong Bade Berasal dari Aceh: Ciri-ciri, Fungsi, Keunikan, dan Arsitektur

Properti dan Arsitektur

Lima Apartemen Termahal di Jakarta, Nomor 1 Harga Per Meter Perseginya Setara Rumah Subsidi

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 12 Juli 2022


Tahukah Anda, harga per meter persegi apartemen mewah termahal di Jakarta saat ini setara dengan satu unit rumah subsidi?

Ya, harganya selangit.

Menurut riset Leads Property Indonesia, Keraton at The Plaza yang berada di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, menempati posisi paling atas.

Harga terbarunya saat ini sudah menyentuh angka Rp 150 juta per meter persegi, atau setara rumah subsidi di Pulau Jawa (minus Jadebotabek).

Oleh karena itulah, apartemen mewah bukanlah barang yang cocok dijadikan sebagai instrumen investasi, melainkan simbol prestasi sekaligus prestise alias gengsi.

Kenapa? Karena harga apartemen mewah sulit untuk merangkak naik lagi. Kalaupun ada pertumbuhan, tak akan lebih dari lima persen.

Terlebih dalam kondisi sekarang, saat orang-orang tajir melintir lebih suka mengamati, seraya menunggu kalau-kalau ada pengembang yang menawarkan produk dengan keistimewaan, dan kemewahan lebih dari yang telah dimiliki.

Associate Director at Leads Property Indonesia Martin Hutapea menuturkan, pasar apartemen mewah memang merupakan niche market. Bukan produk massal yang didorong oleh pasar alias market driven.

"Dan hingga akhir tahun harga tidak akan berubah, karena levelnya sudah mahal sekali," kata Martin kepada Kompas.com, Rabu (16/2/2022).

Apa yang membuat apartemen Keraton at The Plaza hanya bisa dijangkau oleh mereka yang sudah merdeka secara finansial?

Martin menjawab, selain karena lokasi yang memang super-premium, berada di pusat bisnis dan dekat pusat pemerintahan, juga masuk kategori secondary sebagai aset yang dihuni.

Faktor lainnya, sudah barang tentu adalah kualitas material bangunan, fasilitas, pengelolaan, dan juga tawaran kehidupan privasi.

Para penghuni apartemen ini sudah membekali dirinya dengan pengetahuan tentang siapa tetangga kiri, kanan, atas, dan bawahnya.

"Istilah marketingnya adalah, "bisa memilih atau menolak tetangga," imbuh CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono beberapa waktu lalu.

Dengan perlakuan khusus ini, kita tahu, orang-orang seperti apa yang menempati apartemen-apartemen mewah tersebut.

Satu hal yang pasti, meminjam kategorisasi strata orang kaya menurut Knight Frank, mereka masuk kategori Ultra High Net Worth Individuals (UHNWI) yang memiliki harta kekayaan minimal 30 juta dollar AS.
 

Berikut apartemen mewah termahal di Jakarta:
 

1. Keraton at The Plaza

Hotel viewed from Thamrin - Keraton at The Plaza, a Luxury Collection  Hotel, Jakarta | Luxury collection hotels, Hotel exterior, Hotel

Dikembangkan oleh PT Plaza Indonesia Realty Tbk. Berada satu blok pembangunan bersama dengan perkantoran The Plaza, pusat belanja Plaza Indonesia, dan Hotel Grand Hyatt.

Harga terbaru sekitar Rp 150 juta per meter persegi.
 

2. Sun and Moon

Apartemen Sun And Moon Dijual Di Jakarta Selatan | 99.co

Sun and Moon Apartement di Kompleks The Dharmawangsa, Kebayoran Baru, dengan harga Rp 110 juta per meter persegi, di luar pajak.

Apartemen ini merupakan hasil kerja sama antara Grup Samudranayaka Unggul dan pengembang asal negeri Jepang, Tokyo Tatemono.
 

3. The Langham Residences at District 8

LANGHAM RESIDENCE - Luxury Apartment @ SCDB Sudirman Jakarta

Ini merupakan apartemen yang dikembangkan oleh Agung Sedayu Group, satu kompleks dengan hotel The Langham Jakarta, perkantoran District 8, dan lifestyle mall Ashta di CBD Sudirman.

Harga teraktual dipatok lebih dari Rp 100 juta per meter persegi.
 

4. Savyavasa Residences

Savyavasa (Wijaya) Apartments

Apartemen ini merupakan hasil kolaborasi dari PT Jakarta Setiabudi International Tbk dan Swire Properties.

Berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pengembang membanderolnya dengan angka lebih dari Rp 75 juta per meter persegi.

 

5. Le Parc Apartment

THAMRIN NINE | Le Parc

Ini adalah karya hunian vertikal perdana dari PT Putragaya Wahana. Berada satu kompleks dengan calon pencakar langit tertinggi di Indonesia, Autograph dan Luminary Tower, Waldorf Astoria Hotel, dan Park Royal Hotel di Thamrin Nine.

Harga terbaru sekitar Rp 75 juta per meter persegi.


Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Lima Apartemen Termahal di Jakarta, Nomor 1 Harga Per Meter Perseginya Setara Rumah Subsidi

Properti dan Arsitektur

Adakah Penthouse Seharga Rp5 Miliar untuk Lidya di Jakarta?

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 11 Juli 2022


Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan salah satu potongan adegan dalam serial Layangan Putus yang ditayangkan di We TV.

Potongan adegan tersebut menampilkan pertengkaran antara Aris (Reza Rahadian) dan istrinya Kinan (Putri Marino). Kinan menuding Aris berselingkuh dengan Lidya Danira (Anya Geraldine).

Selain membeberkan bukti percakapan melalui media sosial antara Aris dan Lidya, Kinan juga menunjukan bukti pembelian sebuah penthouse seharga Rp5 miliar, yang dibelikan Aris untuk Lidya.

Sebagai informasi, penthouse atau griya tawang adalah unit apartemen yang berada di lantai paling atas pada sebuah gedung apartemen.

Dari segi ukuran, penthouse menawarkan dimensi yang luas sehingga terdapat ruangan ekstra. Misalnya, foyer, kamar anak, ruang kerja, ruang tengah hingga ruang untuk bersantai.

Fasilitas di dalam penthouse pun terbilang mewah. Bahkan ada penthouse yang dilengkapi dengan lift pribadi sehingga privasi penghuni tetap terjaga.

Sebagaimana dikatakan CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono, bahwa istilah penthouse hanya tepat untuk unit apartemen kelas atas atau luxurious dengan ukuran luas.

"Ukuran luasnya bahkan tidak kurang dari 300 meter persegi dengan high ceiling yang megah dan interior serta view menawan," ujar Hendra kepada Kompas.com, Selasa (11/01/2022).

Karena itu, wajar saja bila harga jual sebuah unit penthouse sangat mahal. Beberapa unit penthouse di apartemen mewah Jakarta, harganya bahkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah.

Jadi, adakah griya tawang di Jakarta dengan harga Rp5 miliar?

Jika merujuk pada parameter di atas, tidak ada griya tawang "beneran" dengan harga Rp5 miliar. 

Seperti griya tawang di Apartemen Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang dipatok Rp 72 miliar.

Atau penthouse Le Parc di Thamrin Nine, Jakarta Pusat. Unit penthouse seluas 1.693 meter persegi ditawarkan dengan patokan harga menyentuh angka Rp70 juta per meter persegi alias Rp118 miliar!

Namun, berdasarkan penelusuran Kompas.com, hunian yang diklaim sebagai griya tawang dan bisa dibeli seharga Rp5 miliar, hanya terdapat di apatemen-apartemen kelas menengah-bawah yang berlokasi jauh dari pusat bisnis.

Contohnya di Apartemen Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, dengan luas 238 meter persegi berisi 3 kamar tidur.

Pilihan "penthouse" lainnya yakni di apartemen Paladian Park Kelapa Gading. Berada di lantai 27, dengan 4 kamar tidur dan 4 kamar mandi.

Dengan luas sebesar 320 meter persegi, "penthouse" ini dibanderol dengan harga Rp5,5 miliar.


Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Adakah Penthouse Seharga Rp5 Miliar untuk Lidya di Jakarta?
page 1 of 4 Next Last »