Safety

Higiene industri

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 04 Maret 2022


Higiene industri (disebut juga dengan higiene okupasi atau higiene perusahaan) adalah langkah-langkah antisipasi, pengenalan, evaluasi, pengendalian, dan konfirmasi untuk mewujudkan perlindungan dari bahaya di tempat kerja yang dapat mengakibatkan cedera, penyakit, atau hal lain yang memengaruhi kesejahteraan pekerja. Bahaya-bahaya atau stresor ini biasanya dibagi menjadi bahaya biologis, kimia, fisik, ergonomis dan psikososial. Risiko kesehatan dari stresor tertentu adalah dampak dari bahaya yang dikalikan dengan paparan terhadap individu atau kelompok. Untuk bahan kimia, bahaya dapat dipahami dengan gambaran respons dosis yang didasarkan pada studi atau model toksikologi. Ahli higiene industri bekerja sama dengan ahli toksikologi untuk memahami bahaya kimia, fisikawan untuk bahaya fisik, serta dokter dan ahli mikrobiologi untuk bahaya biologis.

Orang yang bekerja di bidang ini disebut ahli higiene industri dan lingkungan, yang memahami ilmu paparan dan manajemen risiko paparan. Tergantung pada jenis pekerjaannya, mereka menerapkan ilmunya untuk melindungi pekerja, konsumen, dan/atau masyarakat. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) berkaitan erat dengan higiene industri. Selain itu, bidang ini juga menjadi aspek kedokteran pencegahan dan kedokteran okupasi.

Pencegahan terhadap paparan jam kerja yang panjang difokuskan dalam higiene industri ketika sebuah studi Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa bahaya ini mengakibatkan sekitar 745.000 kematian-akibat-pekerjaan per tahun di seluruh dunia, dan menjadi beban penyakit terbesar yang dikaitkan dengan sebuah bahaya pekerjaan.

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Higiene industri

Safety

Keselamatan

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 04 Maret 2022


Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan.

Jenis Keselamatan

Perlu dilakukan pembedaan antara produk yang memenuhi standar, yang aman, dan yang dirasakan aman. Pada umumnya, terdapat tiga jenis keadaan:

  • Keselamatan normatif digunakan untuk menerangkan produk atau desain yang memenuhi standar desain.
  • Keselamatan substantif digunakan untuk menerangkan pentingnya keadaan aman, meskipun mungkin tidak memenuhi standar.

Keselamatan yang dirasakan digunakan untuk menerangkan keadaan aman yang timbul dalam persepsi orang. Sebagai contoh adalah anggapan aman terhadap keberadaan rambu lalu lintas. Namun, rambu-rambu ini dapat menyebabkan kecelakaan karena menyebabkan pengemudi kendaraan gugup.

Risiko dan Respon

Keselamatan umumnya didefinisikan sebagai evaluasi dampak dari adanya risiko kematian, cedera, atau kerusakan pada manusia atau benda. Risiko ini dapat timbul karena adanya situasi yang tidak aman atau tindakan yang tidak aman. Contoh dari situasi yang tidak aman adalah lingkungan kerja yang sangat bising, lingkungan kerja dengan kondisi ekstrem (bertemperatur sangat tinggi atau rendah atau bertekanan tinggi) atau terdapat senyawa kimia yang berbahaya. Sebagai respons dari risiko ini, berbagai tindakan diambil sebagai pencegahan. Respons yang diambil umumnya berupa respons secara teknis dan keluarnya peraturan. Sebagai tindakan pencegahan akhir, dilakukan asuransi, yang akan memberikan kompensasi atau restitusi bila terjadi kecelakaan atau kerusakan.

Sistem Keselamatan

Sistem keselamatan adalah cabang ilmu teknik. Perubahan teknologi secara berkelanjutan, peraturan lingkungan serta perhatian terhadap keselamatan publik menyebabkan berkembangnya sistem keselamatan. Keselamatan umumnya dipandang sebagai gabungan dari berbagai aspek: kualitas, kehandalan, ketersediaan, kestabilan dan keselamatan. Dalam suatu pabrik, umumnya terdapat departemen SHE (safety, health, and environment) yang merancang dan mengatur sistem keselamatan pabrik.

Pengukuran Keselamatan

Pengukuran keselamatan adalah aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan keselamatan, contohnya adalah mengurangi risiko kecelakaan. Beberapa pengukuran keselamatan meliputi:

  • Pengamatan visual terhadap keadaan tidak aman seperti terdeteksinya pintu keluar darurat yang tertutupi oleh barang yang disimpan.
  • Pemeriksaan visual terhadap cacat seperti retak, sambungan yang kendor.
  • Analisis Kimia.
  • Analisis X-ray untuk memeriksa objek yang tertutup seperti hasil pengelasan, tembok semen, atau kulit bagian luar pesawat.
  • Uji destruktif dari sampel.
  • Uji tekan dilakukan dengan memberi tekanan pada orang atau produk, untuk menentukan "breaking point".
  • Penerapan dari protokol dan prosedur standar sehingga aktivitas kerja terkontrol.
  • Pelatihan tenaga kerja, vendor, dan pengguna produk.
  • Instruksi manual yang menjelaskan cara penggunaan suatu produk atau pelaksanaan suatu aktivitas.
  • Video instruksional yang mendemonstrasikan cara menggunakan produk yang benar.
  • Evaluasi aktivitas oleh ahlinya untuk meminimalkan kecelakaan dan meningkatkan produktivitas.
  • Peraturan Pemerintah untuk menetapkan standar minimal.
  • Peraturan Internal Industri
  • Pernyataan etis oleh organisasi atau perusahaan sehingga karyawan mengerti apa yang diharapkan dari mereka.
  • Pemeriksaan Fisik untuk menentukan apakah seseorang berada dalam keadaan yang mungkin menyebabkan masalah.
  • Evaluasi periodik terhadap karyawan, departemen-departemen, dan sebagainya.
  • Survei lingkungan untuk mengamati tingkat pencemaran lingkungan.

Organisasi Standardisasi

Pada saat ini, terdapat berbagai organisasi yang mengatur standar keselamatan perusahaan. Organisasi ini dapat berupa organisasi publik ataupun organisasi pemerintah.

  • American National Standards Institute
    • Salah satu organisasi standardisasi di Amerika Serikat yang banyak dijadikan acuan oleh dunia adalah American National Standards Institute (ANSI). Pada umumnya, beberapa anggota dari suatu jenis industri secara sukarela membentuk komite untuk mempelajari suatu masalah keselamatan dan kemudian mengajukan standardisasi. Standardisasi ini diajukan ke ANSI yang kemudian melakukan peninjauan dan akhirnya mengadopsi standardisasi yang telah dibuat. Sebagian aturan pemerintah menentukan bahwa produk yang dijual harus memenuhi standar ANSI tertentu.
  • Lembaga Pemerintah
    • Beberapa lembaga pemerintah menerapkan standardisasi untuk meningkatkan keselamatan. Contoh dari lembaga ini adalah BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Keselamatan

Safety

Kecelakaan Kerja

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 04 Maret 2022


Kecelakaan kerja, atau kecelakaan di tempat kerja adalah "kejadian terpisah selama bekerja" yang menyebabkan cedera fisik atau mental. Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO]), lebih dari 337 juta kecelakaan terjadi di tempat kerja setiap tahun, yang mengakibatkan, bersama dengan penyakit akibat kerja, lebih dari 2,3 juta kematian setiap tahun.

Frasa "selama bekerja" dapat mencakup kecelakaan terkait pekerjaan yang terjadi di luar lokasi perusahaan, dan dapat mencakup kecelakaan yang disebabkan oleh pihak ketiga, menurut Eurostat. Definisi kecelakaan kerja termasuk kecelakaan yang terjadi "saat terlibat dalam kegiatan ekonomi, atau di tempat kerja, atau menjalankan bisnis majikan" menurut ILO.

Frasa "cedera fisik atau mental" berarti cedera, penyakit, atau kematian. Kecelakaan kerja berbeda dari penyakit akibat kerja karena kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak direncanakan (misalnya, keruntuhan tambang), sedangkan penyakit akibat kerja "terjangkit sebagai akibat dari paparan selama periode waktu tertentu terhadap faktor risiko yang timbul dari aktivitas kerja" ( misalnya, paru-paru penambang).

Insiden yang termasuk dalam definisi kecelakaan kerja termasuk kasus keracunan akut, serangan oleh manusia dan hewan, serangga dll, terpeleset dan jatuh di trotoar atau tangga, kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan di atas alat transportasi selama bekerja, kecelakaan di bandara, stasiun dan sebagainya.

Tidak ada konsensus mengenai apakah kecelakaan perjalanan pulang pergi (yaitu kecelakaan dalam perjalanan ke tempat kerja dan ketika pulang ke rumah setelah bekerja) harus dianggap sebagai kecelakaan kerja. Metodologi ESAW mengecualikan mereka; ILO memasukkannya dalam konvensi tentang Kesehatan & Keselamatan di tempat kerja, meskipun ILO mencantumkannya sebagai kategori kecelakaan yang terpisah; dan beberapa negara (misalnya, Yunani) tidak membedakannya dari kecelakaan kerja lainnya.

Kecelakaan fatal di tempat kerja diartikan sebagai kecelakaan yang mengakibatkan kematian korban. Waktu terjadinya kematian berbeda-beda di setiap negara: Di Belanda sebuah kecelakaan didaftarkan sebagai fatal jika korban meninggal pada hari yang sama dengan kecelakaan itu terjadi, di Jerman jika kematian datang dalam waktu 30 hari, sedangkan Belgia, Prancis dan Yunani tidak menetapkan batas waktu.

Jika kecelakaan melibatkan banyak korban jiwa, sering disebut sebagai bencana industri.

Menurut data PT. Jamsostek, kecelakaan kerja di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Faktor penyebab kecelakaan kerja bisa karena Human Error atau Unsafe Behavior yang akhirnya dapat memicu kecelakaan.

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Kecelakaan Kerja

Safety

Kesehatan dan keselamatan kerja

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 04 Maret 2022


Kesehatan dan keselamatan kerja (K3, terkesan rancu apabila disebut keselamatan dan kesehatan kerja) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktik K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.

Bahaya di tempat kerja

Bahaya fisik dan mekanik

Bahaya fisik adalah sumber utama dari kecelakaan di banyak industri. Bahaya tersebut mungkin tidak bisa dihindari dalam banyak industri seperti konstruksi dan pertambangan, namun seiring berjalannya waktu, manusia mengembangkan metode dan prosedur keamanan untuk mengatur risiko tersebut. Buruh anak menghadapi masalah yang lebih spesifik dibandingkan pekerja dewasa. Jatuh adalah kecelakaan kerja dan penyebab kematian di tempat kerja yang paling utama, terutama di konstruksi, ekstraksi, transportasi, dan perawatan bangunan.

Permesinan adalah komponen utama di berbagai industri seperti manufaktur, pertambangan, konstruksi, dan pertanian, dan bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam, permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukkan, membakar, memotong, menusuk, dan memberikan benturan dan melukai pekerja jika tidak digunakan dengan aman.

Tempat kerja yang sempit yang memiliki ventilasi dan pintu masuk/keluar terbatas, seperti tank militer, saluran air, dan sebagainya juga membahayakan. Kebisingan juga memberikan bahaya tersendiri yang mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Temperatur ekstrem panas mampu memberikan stress panas, kelelahan, kram, ruam, mengabutkan kacamata keselamatan, dehidrasi, menyebabkan tangan berkeringat, pusing, dan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Pada temperatur ekstrem dingin, risiko yang dihadapi adalah hipotermia, frostbite, dan sebagainya. Kejutan listrik memberikan risiko bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh dari fasilitas instalasi listrik.

Bahaya kimiawi dan biologis

  • Bahaya biologis
    • Bakteri
    • Virus
    • Fungi
    • Patogen bawaan darah
    • Tuberculosis
  • Bahaya kimiawi
    • Asam
    • Basa
    • Logam berat
    • Pelarut
      • Petroleum
    • Partikulat
      • Asbestos
      • Silika
    • Asap
    • Bahan kimia reaktif
    • Api, bahan yang mudah terbakar
      • Ledakan

Masalah psikologis dan sosial

  • Stres akibat jam kerja terlalu tinggi atau tidak sesuai waktunya
  • Kekerasan di dalam organisasi
  • Penindasan
  • Pelecehan seksual
  • Keberadaan bahan candu yang tidak menyenangkan dalam lingkungan kerja, seperti rokok dan alkohol

K3 Berdasarkan Industri

K3 yang spesifik dapat bervariasi pada sector dan industri tertentu. Pekerja kontruksi akan membutuhkan pencegahan bahaya jatuh, sedangkan nelayan menghadapi risiko tenggelam. Biro Statistik Buruh Amerika Serikat menyebutkan bahwa perikanan, penerbangan, industri kayu, pertanian, pertambangan, pengerjaan logam, dan transportasi adalah sektor industri yang paling berbahaya.

  • Konstruksi
    • Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor lainnya. Risiko jatuh adalah penyebab kecelakaan tertinggi. Penggunaan peralatan keselamatan yang memadai seperti guardrail dan helm, serta pelaksaan prosedur pengamanan seperti pemeriksaan tangga non-permanen dan scaffolding mampu mengurangi risiko kecelakaan. Tahun 2010, National Health Interview Survey mengidentifikasi faktor organisasi kerja dan psikososial dan paparan kimiawi/fisik pekerjaan yang mampu meningkatkan beberapa risiko dalam K3. Di antara semua pekerja kontruksi di Amerika Serikat, 44% tidak memiliki standar pengaturan kerja, sementara pekerja di sektor lainnya hanya 19%. Selain itu 55% pekerja konstruksi memiliki pengalaman ketidak-amanan dalam bekerja, dibandingkan 32% pekerja di sektor lainnya. 24% pekerja konstruksi terpapar asap yang bukan pekerjaannya, dibandingkan 10% pekerja di sektor lainnya.
  • Pertanian

    • Pekerja pertanian memiliki risiko luka, penyakit paru-paru akibat paparan asap mesin, kebisingan, sakit kulit, dan kanker akibat bahan kimia seperti pestisida. Pada pertanian industri, kecelakaan melibatkan penggunaan alat dan mesin pertanian. Kecelakaan yang paling umum adalah traktor yang terguling. Pestisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan dalam pertanian juga berbahaya bagi kesehatan pekerja, mampu mengakibatkan gangguan kesehatan organ seks dan kelainan kelahiran bayi.

      Jumlah jam kerja para pekerja di bidang pertanian di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa 37% pekerja memiliki jam kerja 48 jam seminggu, dan 24% bekerja lebih dari 60 jam seminggu. Dipercaya tingginya jam kerja tersebut mengakibatkan tingginya risiko kecelakaan. Dan dari semua pekerja di sektor pertanian, 85% lebih sering bekerja di luar ruangan dibandingkan sektor lainnya yang hanya 25%.

  • Sektor jasa
    • Sejumlah pekerjaan di sektor jasa terkait dengan industri manufaktur dan industri primer lainnya, namun tidak terpapar risiko yang sama. Masalah kesehatan utama dari pekerjaan di sektor jasa adalah obesitas dan stres psikologis serta kelebihan jam kerja.
  • Pertambangan dan perminyakan
    • Pekerja di sektor perminyakan dan pertambangan memiliki risiko terpapar bahan kimia dan asap yang membahayakan kesehatan. Risiko kulit terpapar bahan kimia berbahaya, menghirup asap, hingga risiko lain seperti homesick karena lokasi kerja yang jauh dari rumah, bahkan hingga ke area lepas pantai.

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Kesehatan dan keselamatan kerja
« First Previous page 5 of 5