Teknik Industri

Sebelum Memilih, Ketahui Dulu 7 Prospek Kerja Lulusan Teknik Industri

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022


Revolusi industri 4.0 membuat pemanfaatan teknologi dan sektor manufaktur berbasis internet dan bisnis digital, semakin meningkat. Prospek kerja di bidang teknologi pun, kian harinya semakin menjanjikan dan menjadi referensi bagi generasi muda untuk memilih jurusan kuliah yang sesuai.

Revolusi industri, identik dengan kemajuan teknologi yang dikenal dengan Internet of Things (IoT) yang memadukan internet, mesin dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). IoT merupakan kemampuan dasar analitik yang menjadi landasan perkembangan industri 4.0. Kemampuan dasar inilah yang dimiliki oleh lulusan teknik industri yang merupakan bidang ilmu di rekayasa, manajemen dan manusia.

Miwan Kurniawan, ketua Program Studi (prodi) Teknik Industri Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menjelaskan bahwa, prodi Teknik Industri memiliki keunggulan dalam mengarahkan lulusan yang kompeten di bidang teknik dan manajemen industri, dalam memenuhi tuntutan dunia kerja dan wirausaha.

Prodi Teknik Industri memiliki keunggulan kurikulum yang mampu menciptakan lulusan berkompeten di bidang teknik dan manajemen industri, dalam memenuhi tuntutan dunia kerja dan wirausaha. Selain itu, jurusan Teknik Industri memiliki prospek kerja yang sangat luas terutama di era digital saat ini,” ujar Miwan dalam keterangan pers, Rabu (5/1/2022).

Berikut 7 prospek karier lulusan Teknik Industri, yang mengutip dari beberapa sumber :

1. Production Engineer

Merancang desain produk, serta menguji prototipe menjadi tugas utama seorang product engineer. Profesi ini yang akan memahami terlebih dahulu kebutuhan pelanggan, sebelum menerjunkan sebuah produk ke pasaran.

Skill yang harus dimiliki seorang product engineer adalah teamwork, berpikir kreatif, problem solving, komunikasi interpersonal, dan kemampuan analisis.

2. Quality Engineer

Profesi satu ini, dianggap paling penting dalam sebuah perusahaan. Tugasnya menjamin semua mutu material dan mutu hasil pelaksanaan, sudah sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.

Sehingga, seorang quality engineer harus memahami semua standar prosedur pengujian dan pengetahuan mengenai teknologi. Profesi ini harus memahami konsep kualitas, total quality cost, quality tools, kontrol proses statistik, manajemen mutu dan variabel data.

3. Operations Consultant

Profesi satu ini, akan bekerja sama dengan klien untuk memberikan dukungan terhadap efisiensi value chain. Layanan yang diberikan operation consultant, termasuk penerapan dan pengembangan model target layanan, serta melakukan program yang mengurangi biaya dan optimalisasi proses bisnis.

Ketika memilih terjun berkarier sebagai operations consultant, maka harus bertanggung jawab dalam proses bisnis fungsional, sistem manajemen, implementasi perubahan model hingga value chain.

4. Robotic Engineer

Perkembangan teknologi merupakan tanggung jawab yang dibebankan kepada robotic engineer untuk menciptakan proses otomatisasi dan robotika yang berperan untuk meringankan pekerjaan manusia.

Robot berperan penting dalam bidang industri, ilmu nuklir, layanan dan transmisi listrik. Juga dalam peralatan biomedis, aerospace, hingga teknologi kelautan. Skill yang harus dimiliki seorang robotic engineer adalah pemanfaatan gabungan antara teknik komputer, mesin, listrik, mekanik biologi hingga software.

5. Data Engineer

Lulusan teknik industri juga bisa berkarier sebagai data engineer yang bertugas untuk mempersiapkan infrastruktur data. Penuh ketelitian dan detail, profesi satu ini bertanggung jawab dalam mempersiapkan produksi data, baik dalam format, reliabilitas data, skalabilitas hingga keamanan sebuah data.

Profesi ini harus memiliki latar belakang kemampuan sebagai software engineer dan skill bahasa pemrograman seperti python, R dan SQL.

6. Actuarial Analyst

Memprediksi kemungkinan terjadinya pandemi, gempa bumi, angin topan, hingga terorisme merupakan salah satu pekerjaan actuarial analyst. Kemampuan dalam menganalisis dan menghitung berbagai kemungkinan yang terjadi menjadi skill yang harus dimiliki oleh profesi satu ini.

Profesi ini biasanya bekerja dalam bidang industri asuransi yang dapat menggunakan model statistik dalam menganalisis kecelakaan, kerusakan properti, cedera dan kematian.

7. Cost Engineer

 

Bertugas untuk mengendalikan pengeluaran dalam suatu proyek dengan memperhatikan kualitas dan integritas struktural. Umumnya, lulusan teknik industri yang ingin berkarier sebagai cost engineer, akan bekerja pada bidang konstruksi yang sangat membutuhkan profesi ini.

Cost engineer berperan dalam mulai pembelian material yang akan digunakan dan memastikan keuntungan yang diperoleh, hingga melakukan produksi dari bahan mentah untuk keseimbangan biaya sampai kemungkinan terjadi limbah. Seorang cost engineer harus memiliki skill teori estimasi dalam pembelian material guna menciptakan strategi bisnis yang sukses.

Saat ini, Universitas BSI program studi Teknik Industri (S1,) masih memberikan peluang kepada masyarakat umum untuk melanjutkan pendidikan dengan membuka periode pendaftaran gelombang 1 untuk periode kuliah bulan September 2022 mendatang.

Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di kampus ini, dimulai pada tanggal 1 Oktober 2021 hingga 2 Februari 2022 untuk gelombang 1. Bagi calon mahasiswa yang akan mendaftar, hanya perlu mengunduh aplikasi PMB UBSI di playstore atau mengunjungi laman http://pendaftaran.bsi.ac.id.

Selain itu, Universitas BSI juga membuka kelas karyawan, bagi mereka yang ingin bekerja sambil bekerja. Pembayaran di kampus ini juga bisa dengan angsuran, dengan total biaya Rp 600 ribuan, perbulannya, melalui platform Danacita.

Sumber Artikel: republika.co..id

Selengkapnya
Sebelum Memilih, Ketahui Dulu 7 Prospek Kerja Lulusan Teknik Industri

Teknik Industri

Ini Lho Beda Jurusan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022


Bagi para siswa yang tertarik melanjutkan pendidikan dan memilih jurusan Teknik, ada banyak sekali pilihan di perguruan tinggi. Bagi beberapa siswa, ada cabang ilmu teknik yang belum familiar, yaitu Manajemen Rekayasa Industri.

Tapi tahukah kamu bahwa Manajemen Rekayasa Industri dan Teknik Industri memiliki perbedaan mendasar. Mau tahu apa saja perbedaan kedua jurusan ini?

Yuk, simak ulasan berikut ini. Merangkum dari laman Institut Teknologi Batam (Iteba), masih banyak orang yang belum mengetahui perbedaan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri. Sebenarnya, apa sih perbedaan dari kedua jurusan tersebut?

Teknik industri

Teknik Industri atau Industrial Engineering adalah ilmu yang mempelajari proses industri dengan ilmu teknik.

Jurusan ini adalah anak atau cabang dari Teknik Mesin. Mata kuliah dalam jurusan ini menekankan pada sisi manajemen sebuah industri sehingga kamu tak hanya dituntut untuk memahami bidang manufaktur.

Tapi juga harus paham tentang sistem manajemen sebuah pabrik. Jika kamu tertarik memilih jurusan Teknik Industri, selain memperkuat ilmu di bidang Fisika, Kimia, Kalkulus, dan Matematika, kamu juga akan mempelajari ilmu Psikologi Industri, Analisis Biaya, serta Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja.

Prospek kerja jurusan ini juga sangat banyak, misalnya:

  • Quality Controller
  • Project Manager
  • Engineering Manager
  • Health and Safety Officer

Manajemen Rekayasa Industri

Manajemen Rekayasa Industri adalah pengembangan ilmu teknik dan manajemen. Jurusan ini adalah kolaborasi antara ilmu teknik dan manajemen untuk menghasilkan inovasi produk.

Saat menekuni jurusan ini, kamu akan mempelajari dasar-dasar ilmu teknik, manajemen, dan industri. Jurusan ini membuatmu perlu melakukan perancangan mulai dari awal hingga akhir produksi dengan mempertimbangkan customer.

Dalam sebuah sektor industri, dibutuhkan kolaborasi yang tepat antara ranah teknik dan manajemen. Karena, mahasiswa Manajemen Rekayasa Industri tak hanya mengerjakan hal-hal teknis, namun juga merangkap sebagai Project Manager.

Prospek kerja jurusan Manajemen Rekayasa Industri juga tak kalah bagus, kamu bisa menekuni karier di bidang:

  • Analyst Production.
  • Manager Produk Industri.
  • Cost Control Industri.

Beda Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri

Awalnya, dua jurusan tersebut adalah dua entitas yang sama. Namun, kini dua jurusan tersebut dipisahkan karena mempertimbangkan customer fit.

Kedua ilmu ini berkaitan dengan sistem di lingkungan industri, tapi keilmuan dari Jurusan Manajemen Rekayasa dan Jurusan Teknik Industri amat berbeda.

Teknik Industri lebih fokus pada proses produksi dan operasional atau product life cycle. Teknik Industri secara garis besar mempelajari cara menjalankan sebuah perusahaan yang pada umumnya adalah perusahaan manufaktur.

Sedangkan Manajemen Rekayasa Industri lebih fokus dalam aspek perencanaan sebelum masuk ke sistem industri. Ilmu-ilmu yang dipelajari dalam jurusan ini lebih mengarah ke riset pasar, product development yang berkaitan dengan konsumen.

Hal ini bertujuan agar produk dapat diterima dengan baik oleh konsumen.

Kesimpulannya, Teknik Industri berfokus pada product oriented dan didukung dengan ilmu-ilmu lainnya untuk memperluas gambaran tentang produk.

Sementara itu, Jurusan Manajemen Rekayasa Industri mempelajari hal-hal terkait perencanaan, operasional, dan dan orientasi konsumen. Itulah perbedaan Teknik Industri dan Rekayasa Industri.

Jika kamu masih bimbang menentukan pilihan jurusan di perguruan tinggi, semoga informasi ini bisa membantu.

Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Ini Lho Beda Jurusan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri

Teknik Industri

Calon Mahasiswa, Ini Mata Kuliah Teknik Industri yang Dipelajari

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022


Bagi yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, maka harus mempersiapkan diri mulai sekarang. Terlebih dalam menentukan jurusan kuliah. Bagi siswa SMA atau calon mahasiswa, memilih jurusan kuliah tak bisa asal-asalan. Tetapi harus disesuaikan dengan minat dan bakatnya.

Tetapi jika sudah menentukan, maka harus dipersiapkan dengan baik. Terlebih yang ingin mengambil Jurusan Teknik Industri. Maka, seperti apa mata kuliahnya harus paham.

Melansir laman Institut Teknologi Batam (Iteba), ini informasi mengenai mata kuliah di Jurusan Teknik Industri.

Menurut IISE (Institute of Industrial and System Engineers), teknik industri adalah ilmu tentang rancang desain, perbaikan, serta pembuatan sistem yang mengoptimalisasi kegiatan manusia.

Jurusan Teknik Industri tak jarang diminati oleh para mahasiswa baru. Nah, kira-kira apa saja yang dipelajari dalam jurusan ini? Berikut daftar mata kuliah Program Studi Teknik Industri.

Secara harfiah, Teknik Industri ini merupakan ilmu interdisipliner yang mempelajari seluk-beluk mengenai proses industri. Tidak hanya dari sisi tekniknya sendiri, ilmu tersebut juga akan membawamu ke dalam sisi manajemen.

Berikut ini rangkum jajaran mata kuliah (matkul) yang akan muncul ketika kamu masuk ke dunia Teknik Industri.

Mata kuliah Teknik Industri di semester awal

Ketika masih di semester awal berkuliah di Teknik Industri, kamu akan menghadapi beragam matkul. Matkul di bagian awal tersebut merupakan jalan pembukamu sebelum mulai bergelut dengan materi yang lebih menarik lagi di semester mendatang.

Salah satu mata kuliah yang akan dipelajari di fase awal berkuliah di Teknik Industri adalah Matematika. Matkul ini sangatlah penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama untuk anak Teknik yang mengutamakan perhitungan dengan detail. Matematika yang akan dipelajari di sini masih bersifat sangat dasar, seperti statistik untuk keperluan analisis kebutuhan pabrik industri.

Teknik Industri ini mewajibkan para mahasiswanya untuk memahami berbagai aspek industri setelah lulus nanti. Oleh karena itu, mahasiswa akan diperkenalkan mengenai dasaran dari berbagai bidang keilmuan yang menjadi basis pembelajaran di dalamnya.

Selain Matematika, mahasiswa juga akan diberikan materi mengenai Fisika, Kimia, hingga Dasar Teknologi Informasi dan Pemrograman yang umumnya ditemui para penggiat Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi.

Pemahaman dasar inilah yang dapat membentuk pemikiran mahasiswa Teknik Industri sebelum terjun ke materi tingkat selanjutnya.

Mata kuliah Teknik Industri di semester akhir

Usai melalui ragam mata kuliah dasar pada beberapa semester awal, mahasiswa Teknik Industri akan disuguhkan berbagai pembelajaran yang lebih lanjut.

Seperti yang telah dibahas, Teknik Industri akan membuatmu mempelajari ragam materi mengenai dua sisi, yakni teknik dan manajemen dalam industri itu sendiri.

Dalam ilmu teknik, umumnya kamu akan disuguhkan dengan mata kuliah seperti Elektronika Industri. Matkul ini akan membawamu untuk menjajal dan memahami berbagai macam piranti elektronik dalam industri secara langsung.

Tidak hanya itu, ada pula beberapa matkul lain, seperti Sistem Basis Data hingga Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Mata kuliah ini membawamu menyelami berbagai teknologi informasi yang umum diterapkan dalam berbagai jenis industri.

Selain itu, mahasiswa Teknik Industri juga perlu mempelajari manajemen supaya dapat memahami proses industri secara utuh.

Untuk menunjang hal ini, ada beberapa mata kuliah yang dapat diambil oleh mahasiswa bila memutuskan untuk masuk ke dalam Teknik Industri. Salah satunya yang akan dipelajari mengenai sisi manajemen industri tersebut adalah Analisis Biaya.

Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Calon Mahasiswa, Ini Mata Kuliah Teknik Industri yang Dipelajari

Teknik Industri

Mengenal Jurusan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri serta Prospek Kerjanya

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022


Jurusan Teknik menjadi salah satu jurusan populer bagi calon mahasiswa.

Pasalnya, prospek kerja jurusan ini cukup luas sehingga dinilai menjanjikan. Selain menjanjikan masa depan yang cerah, jurusan ini juga menawarkan konsentrasi dalam bidang yang beragam.

Bagi kamu yang berminat berkuliah di Jurusan Teknik, ada cabang ilmu teknik yang relatif masih cukup asing bagi calon mahasiswa, yaitu Manajemen Rekayasa Industri.

Apa perbedaan jurusan tersebut dengan Teknik Industri? Institut Teknologi Batam (Iteba), yakni institusi pendidikan tinggi di bidang sains, teknologi dan desain, berbasis di Batam, Kepulauan Riau, yang peduli pada peningkatan kualitas dan kapabilitas SDM pada Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika (STEM), mengulas perbedaan dan prospek kerjanya.

Jurusan Teknik Industri

Teknik Industri atau Industrial Engineering adalah ilmu yang mempelajari proses industri dengan ilmu teknik. Jurusan ini adalah anak atau cabang dari Teknik Mesin.

Mata kuliah dalam jurusan ini menekankan pada sisi manajemen sebuah industri sehingga kamu tak hanya dituntut untuk memahami bidang manufaktur, kamu juga harus paham tentang sistem manajemen sebuah pabrik.

Dalam jurusan ini, selain memperkuat ilmu di bidang Fisika, Kimia, Kalkulus, dan Matematika, kamu juga akan mempelajari ilmu Psikologi Industri, Analisis Biaya, serta Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja.

Jurusan ini juga akan menjadikanmu seorang Quality Controller, Project Manager, Engineering Manager, dan Health and Safety Officer.

Manajemen Rekayasa Industri

Manajemen Rekayasa Industri adalah pengembangan ilmu teknik dan manajemen. Jurusan ini adalah kolaborasi antara ilmu teknik dan manajemen untuk menghasilkan inovasi produk.

Dalam jurusan ini, kamu akan mempelajari dasar-dasar ilmu teknik, manajemen, dan industri. Jurusan ini membuatmu perlu melakukan perancangan mulai dari awal hingga akhir produksi dengan mempertimbangkan customer.

Dalam sebuah sektor industri, dibutuhkan kolaborasi yang tepat antara ranah teknik dan manajemen karena kamu tak hanya mengerjakan hal-hal teknis, namun juga merangkap sebagai Project Manager.

Jurusan ini dapat menjadikanmu seorang Analyst Production, Manager Produk Industri, Cost Control Industri.

Perbedaan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri

Pada mulanya, dua jurusan tersebut adalah dua entitas yang sama. Namun, kini dua jurusan tersebut dipisahkan karena mempertimbangkan customer fit.

Meskipun kedua ilmunya berkaitan dengan sistem di lingkungan industri, tapi keilmuan dari Jurusan Manajemen Rekayasa dan Jurusan Teknik Industri amat berbeda.

Teknik Industri lebih berfokus pada proses produksi dan operasional atau product life cycle. Dengan kata lain, Teknik Industri secara garis besar mempelajari cara menjalankan sebuah perusahaan yang pada umumnya adalah perusahaan manufaktur.

Manajemen Rekayasa Industri fokus dalam aspek planning sebelum masuk ke sistem industri. Ilmu-ilmu yang dipelajari dalam jurusan ini lebih mengarah ke riset pasar, product development yang berkaitan dengan konsumen.

Hal itu bertujuan agar produk dapat diterima dengan baik oleh konsumen.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Teknik Industri berfokus pada product oriented dan didukung dengan ilmu-ilmu lainnya untuk memperluas gambaran tentang produk.

Sementara itu, Jurusan Manajemen Rekayasa Industri mempelajari hal-hal terkait planning, operasional, dan orientasi konsumen. Kamu ingin menempuh pendidikan pada jurusan Teknik Industri atau Manajemen Rekayasa Industri?

Kampus Iteba memiliki fakultas Teknologi Industri, yang menjadi payung untuk dua jurusan, baik Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri, untuk menjadi pilihanmu.

Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Mengenal Jurusan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri serta Prospek Kerjanya

Teknik Industri

Apa itu Teknik Industri?

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022


Apa itu Teknik Industri?

Teknik Industri (Industrial Engineering) terdiri dari 2 kata yaitu engineering (rekayasa) dan industrial. Engineering adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah dan membuat hidup ‘lebih baik’, sedangkan industrial adalah praktek dalam dunia manufaktur (pembuatan ‘barang’ atau sesuatu – things). Proses rekayasa yang dilakukan oleh seorang engineer adalah menyelesaikan masalah (solving problems, analisis (analyzing) dan merancang sistem (designing).

Teknik industri berkembang karena kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan (aktivitas) dalam dunia industri.

Efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas atau menghasilkan sesuatu tanpa membuang-buang bahan, waktu, atau energi. Agar mampu memperoleh tingkat efisiensi yang baik maka perlu dilakukan analisis dan perbaikan sistem, melakukan pengurangan pengurangan waktu proses dan menentukan standar.

Efektifitas adalah kemampuan mencapai sasaran/tujuan dengan tepat dengan menggunakan cara/ metode yang tepat.

" Teknik Industri adalah bidang keilmuan yang merancangmemperbaiki dan menerapkan sistem terintegrasi berdasarkan ilmu-ilmu di matematikafisika, dan ilmu sosial, menerapkan prinsip dan metode analisis rekayasa dan merancang untuk menentukanmeramalkan dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai. "

Maka, di Teknik Industri, materi yang dipelajari adalah metodologi rekayasa sistem dan industri (industrial and system engineering) dan perancangan sistem terintegrasi (integrated system design).

Metodologi Rekayasa Sistem dan Industri mencakup:

  • Proses produksi (manufacturing engineering)
  • Perencanaan lokasi dana perancangan (tata letak) pabrik
  • Logistik (penanganan material dan distribusi)
  • Perancangan sistem kerja dan pengukuran kerja
  • Perencanaan dan pengendalian produksi
  • Pengendalian mutu
  • Kompensasi financial (evaluasi dan analisis pekerjaan)
  • Ergonomi
  • Pengelolaan sumber daya
  • Pengelolaan keuangan dan ekonomi teknik

Perancangan sistem terintegrasi mencakup:

  • Perancangan sistem manajemen
  • Perancangan sistem informasi dan komputer
  • Perancangan struktur organisasi
  • Perancangan produk dan jasa

Program Studi Teknik Industri UNPAR memilih sistem manufaktur sebagai sarana mempelajari perilaku dari suatu sistem integral. Saat ini kemajuan teknologi manufaktur berkembang dengan pesat, maka Teknik Industri UNPAR berusaha untuk membekali para mahasiswa dengan penguasaan akan teknologi tersebut.   Sesuai dengan keputusan nomor 40/DIKTI/Kep/1998 Jurusan Teknik Industri memperoleh status DIAKUI sejak 11 Februari 1998. Melalui Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 773/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2015, Jurusan Teknik Industri sejak 29 Juli 2015 memperoleh status Terakreditasi A.

Sumber Artikel: unpar.ac.id

Selengkapnya
Apa itu Teknik Industri?

Teknik Industri

Teknik Industri

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 02 Maret 2022


Teknik industri (dalam bahasa Inggris, industrial engineering) adalah suatu teknik yang mencakup bidang desain, perbaikan, dan di pergunakan dari sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan dan energi. Hal ini digambarkan sebagai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip dan metode dari analisis keteknikan dan desain untuk mengkhususkan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari suatu sistem. Bidang garapan teknik industri adalah sistem integral yang terdiri dari manusia, material/bahan, informasi, peralatan, dan energi. Dasar keilmuan teknik industri multidisiplin, karena teknik industri tidak hanya bertumpu pada ilmu matematika dan fisika, tetapi juga ilmu sosial dan manajemen.

Sejarah

Di Dunia

Teknik industri lahir sejak zaman Pra Yunani kuno

Pada masa itu, manusia menggunakan batu dan tulang sebagai peralatan kerjanya. Alat - alat yang digunakan mengalami perbaikan secara berkala, sehingga meningkatkan produktivitas pada persoalan produksi. Hal ini terjadi sampai pada saat ini. Teknik industri sebenarnya berakar kuat pada masa revolusi industri. Revolusi industri telah mengubah secara dramatis proses manufaktur dan membantu lahirnya konsep – konsep ilmu pengetahuan di kemudian hari. Inovasi teknologi yang terjadi pada waktu itu ditujukan untuk membantu dalam mekanisasi beberapa operasional manual tradisional pada industri tekstil. Beberapa penemuan teknologi pada masa revolusi industri,yaitu penemuan mesin pintal yang ditemukan oleh James Hargreaves (1765), pengembangan water frame oleh Richard Arkweight (1769), dan mesin uap oleh James Watt.

Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah memengaruhi perkembangan Teknik Industri seperti risalah The Wealth of Nations karya Adam Smith, dipublikasikan tahun 1776; Essay on Population karya Thomas Malthus dipublikasikan tahun 1798; Principles of Political Economy and Taxation karya David Ricardo, dipublikasikan tahun 1817; dan Principles of Political Economy karya John Stuart Mill, dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas dari Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. "Economic Science" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi America muncul .

Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah profesor ahli matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul On the Economy of Machinery and Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya "analytical calculating machine", untuk tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks.

Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang memengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R. Towne menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick A. Halsey bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.

Henry L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta Diagram Gantt (Gantt chart), yang saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang Gantt chart digunakan dalam bidang statistik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM).

Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia menciptakan istilah "Scientific Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang besar terhadap Revolusi Industri, baik di Amerika maupun di luar negara Amerika.

Keluarga Gilbreth diakui akan pengembangan terhadap Studi Waktu dan Gerak (Time and Motion Studies). Frank Bunker Gilbreth dan istrinya Dr. Lillian M. Gilbreth melakukan penelitian mengenai Pemahaman Kelelahan (Fatigue), Skill Development, Studi Gerak (Motion Studies), dan Studi Waktu (Time Studies). Lillian Gilbreth memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang Psikologi yang membantunya dalam memahami masalah-masalah manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, di mana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya Tabel Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana.

Saat Amerika Serikat menghadapi Perang Dunia II, secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat informasi ini terbongkar. lahirlah Operation Research. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoretis dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan jurang antara kelompok Operation Research (OR) dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya.

Pada 1948 sebuah komunitas baru, American Institute for Industrial Engineers (AIIE), dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun 1960 dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri. Sekarang untuk pertama kalinya metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisis, termasuk metode empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap optimisasi dalam matematika sebagaimana metode baru dalam analisis statistik membantu dalam mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan teoretis.

Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila terjadi perubahan.

Di Indonesia

Sejarah Teknik Industri di Indonesia diawali dari kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tanggal 1 Januari 1971. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.

Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta-apian.

Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.

Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan.

Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.

Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.

Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.

Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya: Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.

Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti: Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.

Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah: Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB.

Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.

Di Universitas Indonesia (www.ui.ac.id), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/

Program Pendidikan

Program studi teknik industri berdiri pada tahun 1908 di Pennysilvania State University dengan Profesor Diemer sebagai kepala program. Dia dikontrak oleh Pennysilvania University untuk mengajar sebuah pendekatan teknik mesin atas rekomendasi F.W.Taylor, yang kemudian disusun kurikulum teknik industri secara terpisah dengan teknik mesin. Pendidikan teknik industri di Indonesia diperkenalkan oleh Mathias Aroef pada tahun 1958, seorang dosen ITB yang pernah menyelesaikan studinya di Cornell University. tahun 1960, ITB membuka sub jurusan teknik produksi di jurusan teknik mesin, sebagai awal berdirinya teknik industri.

Tokoh

Pengembangan teknik industri tidak terlepas dari pengembangan kosep-konsep yang ditujukan untuk mencari proses kerja yang efektif dan efisien dari aspek manusia dan metode kerja. Konsep-konsep tersebut dikemukakan oleh beberapa ilmuwan yang telah berjasa dalam pengembangan bidang industri.

  • Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, mengemukakan konsep perancangan produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga–tenaga kerja, yang menekankan pentingnya spesialisasi.
  • Charles Babbage dalam bukunya On Economy of Machinery and Manufacturers, mengemukakan perlunya pembagian kerja untuk meningkatkan produktivitas dalam suatu industri.
  • Henry Towne dalam bukunya The Engineers as Economist, mengemukakan pentingnya peran para insinyur dalam memperhatikan unsur profitabilitas dari keputusan yang diambil dalam melakukan proses produksi.
  • Frederic W.Taylor dikenal sebagai Bapak Teknik Industri, karena dia merupakan ilmuwan yang mencetuskan tentang konsep teknik industri. Dia mengemukakan hal-hal yang menyangkut perancangan, pengukuran, perencanaan, penjadwalan maupun pengendalian kerja dalam proses kerja keilmuan teknik industri.
  • Frank B. Gilbreth, mengemukakan mengenai pentingnya pengaturan dalam merancang, tata cara, dan prosedur kerja secara sederhana suatu industri, sehingga memperoleh cara kerja yang efisien dan efektif.
  • Henry Gantt, memfokuskan teknik industri pada konsep studi pekerjaan dengan pendekatan penyederhanaan kerja.

Bidang keahlian

Di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, ilmu Teknik Industri diklasifikasikan ke dalam tiga bidang keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, Sistem Industri dan Tekno Ekonomi.

  • Sistem Manufaktur
    • Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan Tata Letak Pabrik, dan Ergonomi.
  • Manajemen Industri
    • Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan, Manajemen Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik.
  • Sistem Industri dan Tekno Ekonomi
    • Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis Data

Peran

Teknik industri terintegrasi dalam 4 sistem yaitu manusia, material, peralatan dan energi. Hal ini menunjukkan semua sistem yang harus memproduksi atau meningkatkan nilai tambah, baik berupa barang maupun jasa. Oleh karena itu, seorang teknik industri mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengolah 4 sistem tersebut. Peran-peran seorang teknik industri adalah:

  • Merancang
    • Merancang menunjukkan kemampuan kreatif mengkombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki ke dalam sebuah rancangan sistem. Sistem ini dapat berupa pula merancangan sistem solusi, yaitu rancangan solusi yang multidisiplin, multiapproach dan multidimensi. Itulah sebabnya banyak lulusan teknik industri yang bekerja pada bidang konsultasi.
  • Meningkatkan
    • Meningkatkan dapat diartikan sebagai manajemen. Pakar manajemen mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara administrasi dan manajemen. Administrasi berorientasi untuk mengerjakan hal yang sama terus menerus secara tepat dan teratur, sedangkan manajemen bermakna ada peningkatan yang harus dilakukan. Berdasarkan definisi ini tentunya manajemen menunjukkan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah, karena inti dari peningkatan adalah kemampuan memecahkan masalah. Sistem ini mencakup kemampuan analisis, kemampuan manajemen proyek, berpikir secara sistematis, sehingga berguna dalam memecahkan masalah.
  • Menginstalasi
    • Menginstalasi menunjukkan kemampuan untuk melakukan pendefinisian langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi terhadap rancangan sistem. Menginstalasi memaksa seorang teknik industri untuk berpikir jauh kedepan dalam merancang dan meningkatkan sistem. Dalam 7 kebiasaan manusia efektif, konsep ini dikenal sebagai mulailah dari hasil akhir yang diinginkan (Begin With the End in Mind). Konsep ini merupakan perancangan yang sudah memasukkan unsur kemudahan pemeliharaan, pembuatan, bahkan pengontrolan kualitas sehingga produk dapat lebih cepat diterima oleh pasar dalam kualitas optimal.

Bidang keahlian

Pada dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, dan Sistem Industri dan Tekno Ekonomi.

  • Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam sistem manufaktur sini antara lain adalah sistem produksi, perencanaan dan pengendalian produksi, pemodelan sistem, perancangan tata letak pabrik, dan ergonomi.
  • Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya manusia dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam manajemen industri antara lain adalah manajemen keuangan, manajemen kualitas, manajemen inovasi, manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran, manajemen keputusan dan ekonomi teknik.
  • Sistem industri dan tekno ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam sistem industri dan tekno ekonomi antara lain adalah statistika industri, sistem loogistik, logika pemrograman, operational research, dan sistem basis data.

Ilmu Dasar

Teknik Industri mempunyai dasar keilmuan.Dasar ilmu tersebut adalah:

  • Method engineering adalah studi yang mempelajari secara sistematis seluruh operasi langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan perbaikan - perbaikan sistem kerja, agar pekerjaan mudah dilakukan dan dalam waktu yang singkat.
  • Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan antara orang dengan lingkungan kerjanya, terutama dengan hasil rancangan kerja.
  • Perencanaan dan perancangan fasilitas meliputi penentuan lokasi fasilitas, susunan tata letak fasilitas, dan seberapa besar fasilitas yang akan ditempatkan.
  • Simulasi diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sangat sulit dilakukan dengan cara analitis. Dalam hal ini penggunaan komputer sangat diperlukan, sehingga perhitungan dapat berjalan dengan cepat dan menghasilkan penyelesaian yang cukup akurat.
  • Material handling merupakan perpindahan material atau bahan dari satu lokasi ke lokasi yang lain atau di antara stasiun kerja.
  • Riset Operasional menjadi dasar dalam penetuan pola-pola dasar penerbangan yang efisien, pola distribusi barang, dan pola jaringan operasi elektronik.
  • Sistem Produksi merupakan suatu aktivitas untuk mengolah penggunaan sumber daya yang ada dalam proses penciptaan barang atau jasa dengan tujuan dapat memperbaiki tingkat efektivitas dan efisiensi dari proses produksi.
  • Pengawasan Persediaan bertujuan mengakomodasikan tingkat aliran persediaan yang tidak selalu sama.
  • Pengendalian Kualitas digunakan untuk menganalisis kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.
  • Manajemen berfungsi untuk perencanaan, pengorganisasian, dan fungsi pengawasan.

Sumber Artikel: id.wikipedia.com

Selengkapnya
Teknik Industri
« First Previous page 3 of 4 Next Last »