Industri Otomotif

Mobil nasional (Indonesia)

Dipublikasikan oleh Admin pada 27 Juni 2022


Di Indonesiamobil nasional (disingkat mobnas) umumnya merujuk pada mobil yang dikeluarkan BUMN atau perusahaan swasta lokal yang desainnya, komponennya, atau mereknya berasal dari dalam negeri[1] dan produksinya dilakukan di dalam negeri.[2] Karena itulah, mobil nasional dalam beberapa kasus dapat diberi hak istimewa dengan keputusan hukum atau keberpihakan khusus dari pemerintah, entah itu bebas pajak, hak khusus atau berbagai insentif. Istilah mobil nasional sendiri baru populer pada 1990-an, seiring hadirnya beberapa konsep seperti Maleo dan Timor.

Sekilas

Mobil nasional merupakan suatu cita-cita lama yang sudah ada sejak dari zaman dahulu. Kehadiran mobil nasional (maupun proyek lain seperti pesawat nasional) sendiri dianggap sebagai bukti kemajuan pesat dalam ekonomi nasional dan Indonesia telah menjadi negara yang bebas dari pengaruh asing.[3][4] Mobil nasional sendiri dianggap reaksi sebagai perkembangan industri otomotif nasional, yang walaupun sudah merakit mobil sendiri, faktanya masih memiliki komponen lokal yang rendah dan didominasi merek asing, terutama asal Jepang.[5] Apalagi, jika melihat keberhasilan industri di negara tetangga seperti Proton Malaysia, tentu akan membuat orang berpikir pentingnya mobil buatan dan merek sendiri.[6] Akan tetapi, bagi beberapa orang juga, "mobil nasional" dianggap sulit sejalan dengan globalisasi,[7] dan terkesan mendompleng nasionalisme bagi keuntungan sesaat.[8] Meskipun ide dan klaim "mobil nasional" sudah dimulai sejak lama, dari era Toyota Kijang, mobil Timor sampai Esemka baru-baru ini, namun saat ini masih belum ada mobnas yang benar-benar diproduksi massal/mendapat penerimaan luas di Indonesia. Versi-versi "mobil nasional" yang pernah muncul sendiri beragam, ada yang mengusung brand luar negeri, rebadge mobil luar negeri, sampai yang benar-benar produksi dan desain sendiri. Namun, tidak pernah ada mobnas yang memiliki 100% komponen lokal.

Perkembangan mobil nasional sendiri sudah dimulai sejak era Presiden Soekarno, dengan pendirian PT Industri Mobil Indonesia (Imindo) hasil kerjasama pemerintah dan swasta pada tahun 1961, dengan target 15.000 kendaraan/tahun berupa sedan dan bus.[9] Kemudian di era Orde Baru, ide ini berusaha diwujudkan dengan melarang mobil impor penuh (tidak dirakit di Indonesia) pada awal 1970-an, kemudian dilanjutkan kebijakan KBNS (kendaraan bermotor niaga sederhana) untuk mendorong mobil berkomponen lokal tinggi. Mobil nasional sendiri baru lahir kembali ketika 1990-an dengan munculnya kebijakan Inpres No. 2/1996 ("Pembangunan Industri Mobil Nasional")[2] yang melahirkan Timor, dimana kebijakan ini bisa dikatakan merupakan upaya resmi pertama bagi melahirkan mobnas bermerek dalam negeri (bukan sekadar tuntutan komponen lokal), meskipun harus berakhir dengan krisis moneter dan tentangan WTO. Kemudian, saat ini mobil nasional umumnya digerakkan oleh perusahaan kecil maupun menengah, dengan menghadirkan marque baru seperti Esemka, Marlip dan Tawon yang umumnya tidak selalu sukses. Replikasi dari kebijakan KBNS sendiri diwujudkan pemerintah dengan adanya LCGC (Low Cost Green Car) yang sejak 2013 banyak dikembangkan produsen merek-merek Jepang.[10] Selain itu, insentif juga pernah dikeluarkan, seperti pada tahun 2012, pemerintah menyediakan dana Rp 144 miliar untuk program transportasi umum murah di pedesaan.[11]

Beberapa contoh spesifikasi dari mobil nasional yang pernah diajukan pemerintah:

  • Harganya mulai dari Rp50 juta untuk masyarakat desa hingga Rp85 juta untuk masyarakat umum[11]
  • Tingkat konsumsi bahan bakar setidaknya 20 km/l (56 mpg‑imp; 47 mpg‑US)
  • Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) setidaknya 60%.

Beberapa upaya menciptakan mobnas yang tercatat[sunting | sunting sumber]

1970/80-an

Toyota Kijang

Artikel utama: Toyota Kijang

Meskipun merek Toyota berasal dari Jepang, tetapi pembuatan dan perakitan mobil ini semuanya dilakukan di Indonesia. Mobil ini diluncurkan pada tanggal 9 Juni 1975 dalam ajang Pekan Raya Jakarta 1975. Peluncuran mobil ini dihadiri oleh Presiden RI, Soeharto, dan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Mobil ini telah mempunyai total penjualan sampai 1 juta unit sejak diluncurkan pada tahun 1975. Mesinnya berkapasitas 1200 cc, yang pada saat itu digunakan juga oleh Toyota Corolla, yang pada zamannya merupakan teknologi baru di industri kendaraan buatan Indonesia. Semua komponen bodi dan mesinnya berasal dari Indonesia.

Mobil ini merupakan salah satu mobil buatan Indonesia yang mampu berjaya sampai saat ini, dengan penjualan yang bahkan jauh melewati batas negara Indonesia. Dari situlah, titik balik itu merupakan akar dari pertumbuhan mobil nasional Indonesia yang selanjutnya diteruskan oleh mobil-mobil lainnya.

Morina

PT Garuda Makmur (GARMAK) Motor, ATPM General Motors di Indonesia yang dikendalikan Probosutedjo, menyambut kebijakan KBNS (Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana) pemerintah pada 1975 dengan mengeluarkan mobil "Mitra" (Mini Transportasi Rakyat) untuk bersaing dengan Kijang. Mobil yang kemudian namanya diganti menjadi Morina (Mobil Rakyat Indonesia) ini awalnya diluncurkan dalam model truk pada 11 Juni 1976 dengan komponen 40% lokal (diniatkan menjadi 60%), dengan harga Rp 1,25 juta untuk masyarakat pedesaan. Morina sebenarnya adalah proyek dari General Motors bernama Basic Transport Vehicle yang dipasarkan di berbagai negara dengan nama berbeda. GM sendiri menyediakan komponennya, sedangkan pengembangan dan perakitannya dilakukan oleh anak usaha/agen GM di negara-negara tersebut.[12] Morina sendiri sayangnya tidak sukses dan berakhir produksinya pada tahun 1980 setelah mencapai 1.000 unit.[13]

Pada tahun 1996, Probosutedjo pernah mengungkapkan niatnya kembali untuk membangun mobnas pasca munculnya Timor bekerjasama dengan GM, namun tidak terwujud.[14]

Volkswagen Mitra

Layaknya Kijang dan Morina, VW Mitra juga merupakan respon ATPM-nya PT Garuda Mataram Motor akan kebijakan KBNS. Mitra merupakan singkatan dari "Mini Transport Rakyat". Mitra sendiri memiliki mesin 1600 cc, dengan mengklaim sebagai Kendaraan Pertama Buatan IndonesiaVolkswagen sendiri memproduksi mesin dan badannya, sedangkan PT Pindad memproduksi sasis, dengan komponen lokal mencapai 40%. Pindad sendiri ditunjuk karena memang Garuda Mataram adalah perusahaan TNI Angkatan Darat. Modelnya sendiri ditawarkan dalam beberapa jenis, seperti untuk ambulans, boks, bis, kabin dan lainnya. Mitra sendiri kebanyakan dibeli oleh pejabat dan instansi pemerintah untuk kebutuhannya, sehingga penjualannya tidak terlalu banyak, hanya 900 unit. Pada tahun 1976, Mitra mulai dikembangkan menjadi minibus dengan 60% komponen lokal, namun tetap kurang sukses hingga dihentikan produksinya pada 1979.[15][16][17]

Datsun Sena

Meskipun mobil ini hanya rebadge dari Datsun 1200 AX (yang diedarkan di Thailand) demi menjawab kebijakan KBNS pemerintah, namun Datsun Sena (singkatan dari serbaguna) berbentuk pikap sudah memiliki komponen lokal 50%-75% yang diproduksi oleh PT Indokaya Nissan Motor. Mobil ini berhenti dijual setelah muncul sengketa antara Indokaya dan Nissan yang mengalihkan ATPM ke PT Wahana Wirawan. Produksinya berlangsung dari 1977-1981, mencapai 250 unit/bulan.[18][19][20]

Holden Lincah

ATPM Holden di Indonesia, PT Udatimex dan manufakturnya PT Indauda menjawab kebijakan KBNS dengan nama Holden Lincah (kemudian diganti menjadi Holden Lincah Gama). Holden Lincah masuk ke pasaran dalam negeri pada 1980-an, awalnya didesain berbentuk pikap namun dirombak kemudian menjadi mirip jeep. Holden Lincah modelnya diambil dari Holden Jackaroo/Chevrolet Trooper, namun memiliki beberapa ciri yang berbeda, seperti lampu kotak dan produksinya yang dikerjakan karoseri. Holden Lincah juga dikenal dengan nama lain seperti Holden Lincah Raider di Jawa Timur. Holden Lincah juga sempat dikembangkan menjadi sedan dengan komponen lokal mencapai 80% dan SUV berbahan fiberglass. Holden Lincah sendiri hanya terjual ratusan unit dan kurang sukses hingga pengedarannya dihentikan pada 1989.[21][22]

1990-an

Mazda MR-90

Indomobil Group, perusahaan otomotif milik Grup Salim, pernah berminat untuk menciptakan mobil nasionalnya sendiri. Pada era 1980-an, perusahaan pimpinan Soebronto Laras dan Angky Camaro ini pernah mengusulkan Suzuki Carry yang dimodifikasi untuk menjadi mobil bermerek "Inti Mobil", dengan memanfaatkan mesin buatan lokal 1000 cc berbadan fiberglass, namun gagal karena mahalnya biaya administrasi senilai US$ 5 juta. Selain mobil tersebut, Soebronto juga tertarik bekerjasama memproduksi Reliant Robin untuk pasar nasional, namun lagi-lagi mengalami tantangan serupa dari prinsipalnya di Inggris.[23] Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1990, Soebronto kembali menelurkan ide serupa, namun kali ini ia beri nama "Mobil Rakyat" atau "Mobira".[24] Soebronto saat itu merasa bahwa mobil seperti Kijang dan Suzuki Carry lebih mirip mobil niaga dibanding mobil pribadi sedan di luar negeri. Untuk merealisasikan niat itu, Laras lalu bekerjasama dengan Mazda, yang hak keagenannya sudah dipegang (saat itu) oleh Indomobil. Mazda lalu memberikan hak untuk memodifikasi mobil Mazda 323 keluaran 1978-1980, yang kelak ingin diberi nama MR (Mobil Rakyat)-90 (1990-an), dan mereka bersama Sumitomo Trading Corporation mendirikan PT Mazda Indonesia Manufacturing yang pabriknya selesai dibangun pada April 1990 senilai Rp 60 miliar.[25]

Untuk memamerkan kehebatan mobil itu, Soebronto mengundang mantan pembalap Benny Hidayat untuk mengujicoba mengendarai mobil MR-90 dari Jakarta-Bandung dengan membawa beban. Tidak lupa juga, Aswin Bahar diminta menguji mobil ini, dan Hasjim Ning sebagai industriawan nasional diminta untuk menjadi bintang iklannya yang saat itu menamakan diri sebagai "Kendaraan Nasional".[26] Meskipun awalnya Presiden Soeharto menyukai mobil itu, akhirnya MR-90 tidak mendapat keringanan pajak dari pemerintah, yaitu pajak sedan 30%. Mobil tersebut akhirnya jauh lebih mahal dibanding pesaing yang seharusnya, yaitu Kijang, sementara publik tidak menyukai kendaraan yang hanya memiliki 1300 cc.[27] Sempat juga diubah namanya menjadi Mister Ninety,[23] ditransformasi menjadi Mazda Vantrend, mobil wagon namun tidak berhasil juga.[28][29] Akhirnya, pada pertengahan 1990-an, Indomobil menghentikan dan menutup produksi mobil tersebut.[25]

Meskipun demikian, seiring kehadiran Timor, Indomobil sempat meluncurkan Suzuki Baleno yang dianggap beberapa orang sebagai "mobnas" versi Indomobil.[30][31] Baleno memiliki harga yang mendekati Timor, yaitu Rp 43,5 juta dan diluncurkan pada 27 Juli 1996.[32] Indomobil kemudian menelurkan rencana menjual dua mobil bermerek Bintan dan Karimun, masing-masing sedan dan minibus dengan kandungan lokal 40% bermesin 1300-1600 cc. Kedua mobil direncanakan akan diproduksi pada 1999 setelah Indomobil membangun pabrik senilai US$ 1,2 miliar,[32][33][34] namun sayangnya gagal akibat krismon yang ikut menimpa Indomobil dan hanya menjadi wacana saja.

SRI-500

Pada tahun 1992, Kalla Motors (perusahaan milik keluarga Jusuf Kalla) pernah menelurkan ide membuat mobil SRI-500 (Sedan Rakyat Indonesia-500). Proyek ini sendiri dipimpin oleh Halim Kalla, adik JK bersama alumni sekolah jurusan rekayasa otomotif State University of New York, Amerika Serikat dengan mesin 500 cc. Mesinnya diperoleh dari Lombardini Italia, sedangkan teknologinya menggunakan transmisi otomatis dan mempunyai 80% kandungan lokal. Diproyeksikan dengan harga Rp 10 juta, mobil ini sayangnya tidak masuk tahap produksi dan hanya dibuat beberapa unit saja, salah satunya pernah dipajang di Taman Mini Indonesia Indah.[35][36]

Maleo[sunting | sunting sumber]

Menristek B.J. HabibieBPPT,[37] bersama Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), mengusulkan proyek mobil nasionalnya (awalnya dikenal sebagai Mobil Masyarakat Murah)[38] mulai tahun 1993. Mobil itu diberi nama Maleo, sesuai dengan burung endemik di Sulawesi, tempat Habibie berasal. Maleo sendiri awalnya merupakan proyek rebadge Rover 100 (Austin Metro) yang diperkirakan akan diimpor sebanyak 10.000 unit, bermesin 1100-1300 cc. Rencananya, saat itu mobil Rover akan diimpor ke Indonesia untuk dibongkar dan dipelajari komponen-komponennya, dan dikembangkan mulai Februari 1994.[1] Sempat kemudian direncanakan akan dirakit di Indonesia pada pertengahan 1997,[39] usaha tersebut gagal, sehingga versi baru Maleo mulai dikembangkan.

Versi baru ini berusaha didesain dari dalam negeri oleh PT Pindad dan IPTN (keduanya di bawah BPIS) pada 1993,[40] berkerjasama dengan perusahaan Australia Millard Design Australia Pty. Ltd.[41][42] Sedangkan mesinnya juga dari kerjasama bersama perusahan Australia lainnya, Orbital Engine Company (OEC), dengan mesin 2-tak 1200 cc. Mesin 2-tak digunakan karena harganya lebih murah, model lebih sederhana dan bobotnya lebih ringan. Maleo ditargetkan memiliki komponen lokal lebih dari 67% yang akan naik menjadi 80%, dengan target awal produksi 4.000 unit pasca diluncurkan, lalu menjadi 15.000 unit, dan kemudian 60.000 unit pada 2002 dengan harga Rp 25 juta untuk menyentuh masyarakat kelas bawah. Maleo sendiri kemudian ditargetkan untuk meluncur pada April 1997, dan diproduksi akhir 1998 dalam 4-5 varian. Diperkirakan, ada 5 mobil prototipe Maleo yang sudah diproduksi di Australia.[41]

Meskipun pemerintah kemudian lebih mengutamakan Timor, BPIS tetap melanjutkan programnya[43] walaupun tersendat-sendat.[44] Untuk membantu pengembangan dan produksinya, tim Maleo sendiri berencana bekerjasama dengan Hema Hodiroglik Maknasan VE Turki, perusahaan Spanyol dan Italia, bekerjasama dengan Texmaco untuk membuat model 800-1200 cc dan berbagi sarana produksi,[41][45] dan hendak membentuk PT Industri Mobil Indonesia demi bekerjasama dengan Timor atau merger dengannya.[46][47] Sayangnya, akhirnya proyek Maleo harus dihentikan seiring dengan krismon 1998.[48][49] Maleo juga gagal karena mesin mobil yang diusulkan Orbital tidak terwujud sama sekali.[41]

Bakrie Beta 97

Konglomerasi Grup Bakrie melalui Bakrie & Brothers pernah menyiapkan mobil nasional versinya sendiri. Dimulai ketika tahun 1992, anak usaha Bakrie bernama Bakrie Motor, melakukan kerjasama dengan Global Automotive Design and Technology (GADAT) yang berbasis di Singapura untuk melakukan riset tentang pasar, kompetitor, sumber daya, dll. Bakrie saat itu memiliki visi ambisius, ingin memasarkan produk mobilnya ke kawasan ASEANAmerika Latin dan Eropa. Tidak seperti pabrikan lain yang bekerjasama dengan perusahaan asing atau me-rebadge mobil luar negeri, desain Bakrie benar-benar dimiliki hak ciptanya oleh mereka sendiri, dan dibuat bersama oleh Bakrie Motor, Land Rover[50] dan rumah desain Shado asal Inggris.[51] Aburizal Bakrie beralasan, karena mereka tidak hanya ingin menjadi penjual mobil, tetapi bisa mendesain sehingga menjadi kebanggaan nasional.[52]

Ketika desain selesai pada April 1995, Bakrie lalu menggandeng sejumlah perusahaan, seperti Peugeot-Citroen untuk mesinnya dan Kayaba untuk shock breaker, ditambah komponen produksi sendiri seperti cakram (dari Bakrie Tosanjaya) dan panel-panel mobil. Mobil bermesin 2000 cc ini memiliki sekitar 40% komponen lokal dengan 10% untuk mesinnya. Komponen lokalnya sendiri ditargetkan naik menjadi 50% di tahun pertama dan 60% di tahun ketiga.[53] Pada 1996, sudah terdapat 7 prototipe mobil yang diproduksi; 4 untuk tes jalan dan sisanya statis, dan kemudian diujicoba di Leyland Technical Center, Inggris, dan rencananya pada Juni 1997 sudah bisa diproduksi massal (yang kemudian mundur ke 1998).[54] Pada akhirnya, mobil minibus yang awalnya hendak diberi nama "Bakrie" ini[52] kemudian diluncurkan pada Desember 1997 dengan nama "BETA 97" di Jakarta Convention Center, dengan harga Rp 38,5-60 juta.[55] Sayangnya, belum sempat keluar, proyek ini tersandung krisis moneter tahun 1998 sehingga tidak jadi dilanjutkan.

Timor

Artikel utama: Timor (mobil)

Dibandingkan proyek-proyek mobil nasional yang ada sebelumnya atau kemudian, Timor bisa dikatakan merupakan yang paling tersohor. Proyek Timor sendiri berakar dari keluarnya Inpres No. 2/1996 yang dikeluarkan pada 19 Februari 1996, yang secara dasar meminta pemerintah (dalam hal ini kepada Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal) menghapuskan pajak impor dan barang mewah (kira-kira 60%) bagi produk kendaraan yang mereknya dari lokal, kepemilikannya 100% orang Indonesia, memenuhi tingkat komponen dalam negeri tertentu dan menggunakan teknologi lokal. Mobil nasional saat itu ditargetkan memiliki komponen lokal yang naik dari 20, 40 dan terakhir ke 60 persen selama 3 tahun.[56] Akan tetapi, beberapa saat kemudian, dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 82/KMK.01/1996, yang ditunjuk menjadi pelaksana proyek mobnas adalah PT Timor Putra Nasional (TPN), yang didirikan pada Agustus 1995 dan 99% sahamnya milik Hutomo Mandala Putra (Tommy).[44][57] Menurut salah satu pejabat di pemerintah Soeharto, Tommy dipilih karena ia bersama Kia yang digandengnya hanyalah yang berminat mengikuti proyek tersebut.[58]

Sebenarnya, kerjasama antara Kia dan Tommy (dibawah Grup Humpuss miliknya) sudah dijalin sejak 1993, dengan saat itu direncanakan untuk membangun pabrik Kia di CikampekJawa Barat. Berkongsi dengan PT Indauda (bekas pabrik perakitan Holden), Tommy mendirikan PT Indauda Putra Nasional Motor, untuk merakit mobil Kia Sephia dan Pride menggunakan komponen lokal 100% mulai 1995.[59] Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi PT Kia Timor Motors, dengan kepemilikan serupa yaitu 30% milik Kia, 35% milik PT TPN/Tommy, dan sisanya PT Indauda. PT Kia Timor Motors sendiri kemudian ditargetkan untuk menjadi pabrikan mobil Timor, diganti dari merek Kia sebelumnya.[60][61] Akan tetapi, karena pada saat Timor ditunjuk pabriknya belum selesai dibangun, tiba-tiba pemerintah Orde Baru (lewat Keppres No. 42/1996 di Juni 1996) mengizinkan Timor untuk mengimpor mobil langsung dari Korea Selatan, selama setahun dengan syarat harus memiliki komponen lokal dan lainnya seperti pekerja Indonesia yang digunakan di pabrik Kia Korsel.[62][56] Unit mobil "nasional" (impor) Timor pertama sendiri, masuk pada Agustus 1996.[63]

Tommy lalu mendirikan dua anak usaha baru sebagai pelengkap PT Kia Timor Motors dalam pelaksanaan proyek mobil nasional, yaitu PT Timor Distributor Nasional (distributor) dan PT Timor Industri Komponen yang direncanakan memproduksi komponen Timor. Mobil Timor sendiri kemudian diluncurkan langsung oleh Tommy pada 8 Juli 1996 dengan kemudian dipamerkan di 22 mal di Jakarta,[64] dengan model pertama Timor S515 adalah rebadge Kia Sephia 1995. Timor S515 sendiri rencananya akan dikirim ke konsumen mulai Oktober 1996 dengan harga awal Rp 35,75 juta, lebih murah setengahnya dari mobil sejenis seperti Toyota Corolla. Uniknya, walaupun diklaim sebagai "mobnas", di beberapa dealer justru beberapa mobil Timor diberi label Made in Korea.[65] Pada tahun pertamanya, Timor sendiri menargetkan penjualan 70.000 mobil Timor S515, dan untuk melaksanakannya telah mengimpor 39.715 mobil dari Korea Selatan selama setahun (Juni 1996-Juli 1997). Awalnya, Timor direncanakan akan diproduksi secara lokal mulai Maret 1997 dengan menggandeng Indomobil dan Indauda, dan kemudian pada awal 1998 di pabriknya sendiri yang ada di Cikampek.[66][61] Mobil rakitan lokal pertama Timor itu kemudian keluar pada 15 Maret 1997, walaupun masih banyak komponennya berasal dari luar negeri. PT TPN menargetkan komponen lokalnya menjadi 20% pada akhir 1997 dan 65% pada 2,5 tahun mendatang.[67] Meskipun partner-nya Kia kemudian terdampak dengan krisis 1997 di Korsel, namun Timor saat itu menyatakan tidak terpengaruh.[68] PT TPN bahkan juga berencana untuk melepas sahamnya di bursa saham untuk memenuhi kebutuhan dananya senilai US$ 1,3 miliar.[67]

Kebijakan mobnas Timor pun kemudian menuai polemik karena dianggap terlalu berbau KKN, apalagi mengingat Tommy tidak pernah memiliki pengalaman memproduksi mobil sebelumnya dan mobil tersebut (awalnya) hanyalah mobil impor yang diberi label "nasional".[5][69] Kritik datang dari berbagai pihak. Ekonom Widjojo Nitisastro misalnya mengkritik proyek itu, yang kemudian dibalas Soeharto agar ia dan para pakar tidak ikut campur.[70] Tidak hanya Widjojo, Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad kabarnya tidak menyukai penyaluran dana untuk Timor, namun dipaksa Soeharto untuk memuluskannya.[4] Tidak lama kemudian juga, WTOJepangAmerika Serikat dan Uni Eropa ikut mengkritik kebijakan itu, degan alasan melanggar prinsip perdagangan bebas karena pemerintah tidak memberi bea masuk untuk impor mobil utuh padanya, sedangkan pabrikan lain tidak.[64][56][71] Karena dianggap simbol nepotisme, Timor tidak terlalu berhasil menjual produknya.[72] Misalnya, pada Maret 1997, dari target 4.000 kendaraan yang terjual/hari, PT TPN hanya bisa menjual 2.000/hari atau setengahnya.[67] Malah, kemudian istilah "Mobnas" sendiri diplesetkan menjadi Mobil Buatan Negara Asing,[71] dan Timor diplesetkan menjadi Tommy Ingin Maya Olivia Rumantir atau Tommy Itu Memang Orang Rakus.[73] Untuk mendukung program Timor, bahkan pemerintah meminta agar Timor dijadikan mobil sedan resmi bagi pejabat dan kemudian meminta sejumlah bank BUMN/swasta untuk mengucurkan kredit senilai US$ 650 juta bagi pembangunan pabrik Timor pada 11 Agustus 1997.[56][4] Meskipun demikian, proyek mobnas Timor sendiri telah memicu keluarnya berbagai calon "mobil nasional" lainnya, seperti Bakrie Beta-97 dan Bimantara.[53] Selain itu, Timor terbilang cukup berhasil masuk dalam jajaran merek yang diperhitungkan pada 1997 karena harganya yang murah.[74]

Dalam perkembangannya, Timor mengeluarkan beberapa model, seperti S515, S516i, S513/S2 city car, SL516i limusin 4 pintu dan 6 pintu serta SW515i berbadan station wagon.[64] Model S515/515i merupakan model pertama dan yang paling dikenal sebagai "mobil Timor" atau "mobil nasional".[75] Timor sebenarnya sudah berencana mengeluarkan model lain, seperti truk dan jip, mobil van 2000 cc,[67] Timor S213i (model Timor satu-satunya yang diketahui murni lokal) desain Soeparto Soejatmo dan Zagato Italia berbentuk hatchback,[76] kemudian Timor J520 (rebadge Kia Sportage) dan Timor Borneo/Galileo.[77]

Kehadiran Timor di Indonesia sendiri harus diakhiri dengan munculnya krismon 1998. Pada Letter of Intent (LoI) yang ditandatangani oleh Soeharto pada Januari 1998, IMF memaksa pemerintah mencabut aturan yang memberi hak istimewa pada proyek mobnas, dan pemerintah terpaksa mengikutinya lewat Keppres No. 20/1998 yang mencabut Keppres No. 42/1996. Akibat pencabutan itu, Timor sempat mengguggat pemerintah ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.[78][4][63] Pada saat yang bersamaan, sejumlah negara yang memprotes Timor, membawanya ke WTO yang kemudian memutuskan di Maret 1998 bahwa sebelum Juli 1999 pemerintah sudah menghapus aturan tersebut karena melanggar aturan WTO, yang berarti ikut memukul proyek ini.[61][79] Penjualan Timor pun jatuh pasca kekuasaan Orde Baru runtuh, dan pada Oktober 1998 pemerintah memaksa agar Timor membayar US$ 1,3 miliar biaya pajak impor dari Korea Selatan yang dulu dilakukannya. Untuk merampingkan usahanya, distributor PT Timor Distributor Nasional dan PT Timor Industri Komponen sudah dimerger dalam PT TPN pada 8 Juni 1998.[80] Timor bahkan disebutkan hendak memproduksi panci agar tetap bertahan dari krisis.[44] Dari 39.000 kendaraan yang ada di tahun itu, 15.000-nya masih teronggok tidak terjual.[81] Timor kemudian diambilalih oleh BPPN akibat tidak mampu membayar hutang bank pada 1997.[82] Akibat dari masalah itu, produksi Kia/Timor di Indonesia sempat terhambat, dan pabriknya dibiarkan terbengkalai.[83] Sempat ada rencana untuk merger antara Timor dan Texmaco untuk menyelamatkannya, namun tidak terjadi.[44] Baru pada 11 April 2000, Kia Motors menyatakan keinginannya untuk memulai kembali produksi mobil Kia di Indonesia.[84] Bisnis Timor kemudian diambil alih oleh PT Kia Mobil Indonesia (KMI) yang menjual mobil kembali dengan merek Kia,[85][86] sehingga mengakhiri peredaran "mobnas" Timor selama 3 tahun.

Bimantara

Artikel utama: Hyundai Accent

Tidak hanya Tommy, anggota Keluarga Cendana yang lain, yaitu Bambang Trihatmodjo dengan bendera Bimantara Citra-nya juga berusaha terjun ke bisnis mobil nasional. Dibanding dengan Tommy, sebenarnya Bambang sudah jauh lebih berpengalaman karena sudah memiliki pabrik perakitan mobil Ford sejak 1984 yang penjualannya sudah cukup baik. Bambang sendiri memiliki pabrik mobil tersebut dengan kepemilikan 38% di PT Indonesian Republic Motor Company (IRMC) yang merupakan agen tunggal Ford di Indonesia.[87] Selain itu, Bambang juga memiliki PT Citrakarya Pranata Semesta yang bergerak di distribusi dan perakitan Mercedes-Benz.[88][89] Pada 21 April 1994, Bambang berhasil menjalin kerjasama patungan dengan Hyundai Motors Korea Selatan untuk merakit Hyundai Elantra dan Hyundai Accent di bawah PT Bimantara Cakra Nusa, yang produksinya dimulai pada Juli 1995 di Cikampek dengan target produksi 10.000 unit/tahun.[90][91]

Hanya dalam waktu setahun setelah Bambang membangun pabrik Hyundai, pada 30 Mei 1996 dalam RUPS Bimantara Citra, ia mengumumkan bahwa perusahaan bernama PT Citramobil Nasional telah diizinkan pemerintah untuk mengedarkan mobil lokal bermerek Bimantara.[92] Bambang sendiri sebenarnya sangat menginginkan fasilitas pajak dari proyek mobnas yang saat itu digadang-gadang pemerintah.[34] Menurutnya, proyek mobnas sebenarnya boleh untuk banyak perusahaan saja, dan proyek itu terkesan tidak sempurna dan monopolistik. Apalagi, menurutnya mobil Bimantara sudah memiliki komponen lokal 17%. Namun, pemerintah tidak bergeming dengan keputusannya.[56][93] Sebenarnya, pemerintah juga dapat memberikan insentif layaknya Timor kepada pabrikan mobnas lainnya, namun masih harus menunggu 3 tahun lagi (artinya di tahun 1999).[94] Konon, akibat persaingan panas antara dua anggota keluarga Cendana tersebut, Siti Hartinah (Ibu Tien) sendiri tewas tertembak ketika keduanya bertengkar hebat mengenai proyek mobnas. Ceritanya adalah, ketika Ibu Tien berusaha menenangkan mereka berdua, tiba-tiba salah satu dari mereka menembakkan pistolnya ke Tommy/Bambang yang saat itu berlindung di belakang ibu mereka (rumor ini dibantah oleh ajudan Soeharto, Sutanto yang menyatakan wafatnya Ibu Tien pada 28 April 1996 adalah karena serangan jantung).[95][96] Persaingan mereka pun makin panas, ketika pada 1997 Bimantara memprotes pemerintah yang saat itu mewajibkan Timor menjadi mobil bagi pejabat.[71] Sesungguhnya, tidak hanya Bambang saja, hasil survei pada era itu juga menemukan bahwa publik lebih menyukai Bimantara sebagai mobnas dibanding Timor.[97]

Bimantara Cakra (Hyundai Accent)

Meskipun demikian, Bambang tetap melanjutkan programnya. Pada 24 Juli 1996 (kurang dari sebulan setelah peluncuran Timor), Bimantara resmi meluncurkan mobil Bimantara Nenggala (Hyundai Elantra yang di-rebadge, mesin 1600 cc) dan Bimantara Cakra (versi rebadge Hyundai Accent, mesin 1500 cc).[32] Khusus Bimantara Cakra sendiri, sebenarnya hanya berganti nama dari Accent yang memang sudah beredar di Indonesia sejak Oktober 1995, sedangkan Nenggala merupakan keluaran baru. Dengan investasi produksi sebesar US$ 50 juta, Cakra dan Nenggala sendiri menargetkan penjualan 6.000 unit hingga akhir 1996.[34][65] Bimantara kemudian berencana untuk memperluas range mobilnya, seperti dengan kendaraan niaga dan penumpang berharga murah (Rp 20 juta) yang ditargetkan akan keluar pada 1999.[98] Target lainnya adalah 60% komponen lokal (dari 20% pada 1997) dan 100.000 kendaraan Bimantara pada 1998,[53][99] dan akan membangun pabrik lain di Purwakarta sebesar US$ 400 juta yang diperkirakan selesai pada kuartal ketiga 1998.[34][100] Cakra dan Nenggala sendiri dijual dari Rp 40 dan 65 juta/unit,[101] yang kemudian untuk bersaing dengan Timor, diturunkan masing-masing menjadi seharga Rp 38 dan 56 juta.[102][103] Tidak hanya itu juga, Bimantara pun banyak menargetkan pasar pejabat, layaknya Timor.[104]

Akibat krismon pada 1998, produksi dan kerjasama Bimantara Cakra dan Nenggala pun harus dihentikan sementara, termasuk rencana pendirian pabrik di Purwakarta.[105][106] Tidak lama setelah Soeharto jatuh, sempat dikabarkan bahwa Hyundai memutus kerjasama dengan Bimantara dalam penjualan dan manufaktur mobil Hyundai di Indonesia,[107][108] namun kemudian tetap dipertahankan pada 1999 meskipun harus menghentikan pengedaran mobil bermerek Bimantara yang dikembalikan ke nama aslinya.[109][110] Dua tahun kemudian (2001), Bimantara juga melepas bisnis otomotifnya ke pemilik lain, yang berarti mengakhiri kepemilikannya atas hak keagenan Hyundai.[111] Dengan begitu, berakhirlah kiprah Bimantara sebagai salah satu calon mobil nasional selama 3 tahun.

Texmaco Macan dan Perkasa

Macan adalah kendaraan berjenis minibus atau MPV dengan kapasitas mesin 1800 cc dari PT Texmaco. Dalam mengeluarkan mobil ini PT Texmaco menggandeng Mercedes-Benz, tercatat satu unit prototipe sudah dipamerkan di arena Pekan Raya Jakarta pada pertengahan tahun 2001. Selain itu, mobil yang juga diberi nama "Carnesia" (Car of Indonesia) ini juga dipamerkan pada Jakarta Motor Show 2002 dan Gaikindo Auto Expo. Mobil ini rencananya akan dijual dengan harga Rp 100 juta ke bawah. Selain MPV, Texmaco juga diketahui sempat mengembangkan mobil sedan kecil 1000 cc.[112][113]

Artikel utama: Texmaco Perkasa

Selain Macan, PT Texmaco juga mengeluarkan Truk Perkasa yang merupakan satu-satunya kendaraan jenis truk yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia. Truk ini mempunyai kandungan lokal mencapai 90%. Mesin diesel yang digunakan adalah lisensi dari Cummins Amerika, persneling ZF dari Jerman, gardan (axle) dari Eston Amerika serta badan adalah lisensi dari British Leyland (Inggris). Tercatat TNI telah memesan 1.000 unit dan sampai tahun 2009 truk ini masih operasional. Truk Perkasa sendiri diproduksi sejak 1998, dan pada 2001 sudah diproduksi 300 unit.[114] Tidak hanya truk, PT Wahana Perkasa Autojaya juga memproduksi bus sejak 2001 yang tercatat diekspor ke Arab Saudi. Bus Texmaco ini pada 2002 disebutkan akan diproduksi 12.000 unit, dengan 2.000-nya sudah terpesan dari dalam dan luar negeri.[115][116][117]

Sayangnya, kelompok bisnis milik Marimutu Srinivasan ini kemudian terjerat hutang Rp 29,04 triliun, yang menyebabkan asetnya diambil alih BPPN. Texmaco dan BPPN kemudian terlibat persengketaan dan kredit macet tersebut tidak terselesaikan.[118][119] Akibatnya, produksi truk-bus Perkasa yang bisa dikatakan salah satu mobnas yang cukup sukses dan rencana produksi MPV Macan pun terhenti sejak 2004.

2000-an

Kancil

Artikel utama: Kancil (kendaraan)

Kancil (singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah) merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang didisain, diproduksi dan dipasarkan oleh PT KANCIL (singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari). Pernah diharapkan sebagai pengganti bajaj dan bemo karena keduanya tidak diizinkan untuk bertambah jumlahnya atau diproduksi di wilayah Jakarta. Sayang, Kancil tidak mendapat tanggapan yang cukup baik dari pemkot Jakarta ataupun masyarakat. Kancil memiliki spesifikasi mesin 250 cc (15,3 cu in) dan kecepatan masimal 70 km/jam.[120] NIK (Nomor Identifikasi Kendaraan)/Vehicle Identification Number-nya telah dirilis pada bulan Oktober 2009.[121]

Gang Car

Gang Car adalah sebuah mobil mini berkapasitas 2 orang buatan PT Dirgantara Indonesia yang ditenagai mesin 125-200 cc. Mobil ini didesain untuk berukuran cukup kecil sehingga bisa beroperasi di gang-gang sempit di daerah perkotaan (maka dari itu dinamakan Gang Car). Proyek ini tidak pernah terdengar lagi kabarnya sejak tahun 2003 setelah PT DI dilanda kemelut dan merumahkan 9.000-an karyawannya. Tercatat, ada 4 model Gang Car yang sempat dibuat, yang kemudian dihibahkan ke Kemendikbud pada 2012.[122]

Marlip

Marlip adalah mobil listrik produksi dari PT Marlip Indo Mandiri. Perusahaan ini adalah perusahan yang didirikan melalui hasil riset di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi mobil listrik. PT MIM memfokuskan usahanya untuk memproduksi kendaraan listrik kegunaan khusus yang dapat digunakan di rumah sakit, padang golf, area pabrik, perkantoran, lapangan bola, area hotel/resor, tempat-tempat wisata dan sejenisnya.

Jenis-jenis Marlip adalah Marlip Mosen Standar (mobilisasi pasien), Marlip R410 yang menggunakan ban dan pelek buatan APEX, Marlip Smart (untuk area perumahan dan perkantoran), Marlip City Car (mobil perkotaan), Marlip LE 320 & LE 330 (lapangan golf, patroli, wisata), Marlip tipe Hercules (area hotel, perkantoran, bandara), dan Marlip pikap.

Boneo

Dibuat oleh PT Boneo Daya Utama milik Ronny HRS,[123] mobil micro car ini dibuat dalam versi penumpang dan pikap, bermesin mesin V-Twin berkapasitas 653 cc yang bisa mengeluarkan tenaga 15,3 kW dan torsi 44,3 Nm. Mobil ini sayangnya hanya sampai pada tahap prototipe saja.[124]

Arina

Arina adalah karya putra-putri Jawa Tengah, hasil kerjasama PT Wahana Cipta Karya Mandiri dengan stake holder industri otomotif Jawa Tengah, antara lain ASKARINDO (Asosiasi Karoseri Indonesia), klaster industri komponen dan suku cadang Jateng, BP Dikjur, Koperasi Cor Logam Batur Jaya (Ceper-Klaten), serta beberapa perguruan tinggi, antara lain Universitas Negeri Semarang (Unnes), Politeknik Manufaktur Ceper, dll.

Arina adalah mobnas berbentuk microcar dengan tenaga penggerak dari mesin Sepeda motor berkapasitas 150 cc sampai 250 cc. Mobil mikro ini berkapasitas 4 orang penumpang. Varian dari prototipe pertama Arina berupa UPV (Urban Personal Vehicle) yang didedikasikan bagi penduduk perkotaan yang mempunyai keterbatasan akan ruang garasi dan sempitnya jalan serta gang. Dengan lebar 120 cm, Arina akan mudah dan leluasa berkeliaran di gang-gang di kota. Demikian juga dengan panjangnya yang kurang dari 300 cm, Arina mudah diparkir di garasi rumah-rumah tipe 21 sekalipun. Selain itu, Arine juga memiliki model feeder ambulans.

Tawon dan Nuri

Artikel utama: Mobil Tawon

Mobil yang diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya di Rangkasbitung, Banten ini, menggunakan bahan bakar bensin dan gas CNG, dan sudah memenuhi standardisasi Euro III, sehingga ramah lingkungan. Mobil ini berkapasitas 650 cc, 4 percepatan manual, dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/jam. Konsumsi gasnya 1 kg untuk 20 km. Mobil nasional yang sudah mengandung 90% kandungan lokal ini pun, dijual dengan harga Rp 40-60 juta on the road. Tawon akan memiliki 2 segmentasi pasar, yaitu sebagai pengganti bajaj, serta untuk mobil penumpang pribadi. Tawon memiliki mesin silinder kembar 650 cc (39,7 cu in) buatan Tiongkok namun mempunyai TKDN 90%, kecepatan maksimal 90 km/h (56 mph). Tawon ditawarkan dalam tiga tipe, yakni bak terbuka, minivan, dan model Tawon yang dapat mengangkut lebih dari tiga orang, dan telah diuji dengan berjalan dari Rangkasbitung ke Surabaya selama 19 jam dengan kecepatan maksimum 100 km/jam dan diluncurkan kembali pada bulan Januari 2012.[11][120][125] NIK telah dirilis pada bulan Juni 2008.[121]

PT Super Gasindo Jaya kemudian juga menampilkan mobil nasional bernama Nuri yang ditunjukkan kepada publik pada bulan Juli 2010, yang merupakan saudara dari mobil Tawon. Nuri adalah hatchback 5 pintu yang akan didukung dengan mesin 800 cc dan menerapkan teknologi dual fuel (bensin dan LPG). Proyeksi harga Nuri adalah sekitar Rp 50 juta.

Komodo

Artikel utama: Fin Komodo

Fin Komodo adalah kendaraan offroad jenis cruiser yang sangat lincah dan handal untuk digunakan sebagai kendaraan penjelajah. Bobotnya sangat ringan sehingga tenaga yang diperlukan untuk melaju relatif kecil, akibatnya konsumsi bahan bakar relatif irit. Untuk medan hutan, biasanya jarak tempuh sepanjang 100 km dapat dilalui dalam 6-7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter, sedangkan kapasitas tangki 20 liter, sehingga dapat bertahan di dalam hutan selama 7x4 jam atau 4 hari perjalanan siang hari.

Komodo adalah kendaraan segala medan produksi PT Fin Komodo Teknologi, kendaraan ini di desain untuk menjelajah segala medan dan hanya bermesin 180 cc. Pada tahun 2009 dikeluarkan juga Komodo versi transmisi otomatis dengan mesin berkapasitas 250 cc. Pada tahun 2009, Komodo ditawarkan dengan harga antara Rp 60 juta. Mobil ini memiliki kecepatan maksimal 60 km/h (37 mph),[126] dan NIK telah dirilis pada bulan Desember 2007.[121]

Komodo diklaim merupakan hasil rancang bangun dari para insinyur yang berpengalaman dalam mendesain dan membangun pesawat terbang, sehingga dihasilkan kendaraan yang ringan dan stabil sebagai hasil kalkulasi formula yang biasa dipakai dalam struktur pesawat terbang, ringan, tetapi kuat. Komodo menggunakan mesin CVT 250 cc 4 tak otomatis dengan 2 persneling (maju dan mundur) hasil rancang bangun PT Fin Komodo Teknologi dengan sistem OEM ke pabrikan.

GEA

Artikel utama: GEA

GEA adalah mobil perkotaan (city car) produksi kerjasama antara PT Industri Kereta Api dan BPPT. Mobil ini menggunakan mesin 640 cc asli buatan Indonesia, hasil riset BPPT. Dalam tahap pengembangan, terlihat badan mobil terbuat dari serat kaca atau fiberglass dan berkapasitas 5 orang. Selain itu, fitur dan spesifikasi lainnya adalah injeksi Bahan Bakar Elektronik, kemudi roda depan, dimensi 3.320×1.490×1.640 mm (130,7×58,7×64,6 in), jarak antar roda 1.965 mm (77,4 in), kecepatan maksimal 90 km/h (56 mph), dengan harga Rp40 juta. GEA sendiri direncanakan digunakan sebagai mobil polisi,[127][120] dan NIK untuk mobil inipun telah dirilis pada bulan Mei 2007.[121]

Wakaba

Mobil Wakaba (Wahana Karya Anak Bangsa) adalah buatan komunitas otomotif dan Disperindag Jawa Barat. Kendaraan ini dirancang untuk berbagai jenis, yakni mobil pengolah lahan, mobil angkut hasil pertanian, mobil pengolahan hasil pertanian, mobil angkutan umum pedesaan, mobil perkebunan serta mobil penjualan.

Mahator

Maha Era Motor, dengan merek Mahator, mesin 650 cc (39,7 cu in), kecepatan maksimal 90 km/h (55,9 mph), dengan harga Rp50 juta, NIK telah dirilis pada bulan Juni 2007.[121] Mahator merupakan mobil off-road dengan TKDN 60%, sisanya impor dari Tiongkok.[128]

2010-an

Esemka

Artikel utama: Esemka

Esemka Digdaya generasi II

Esemka adalah produsen mobil lokal, awalnya merupakan hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di beberapa daerah di Indonesia yang bekerja sama dengan institusi dalam negeri dan beberapa perusahaan lokal dan nasional dengan sistem rebadge. Kandungan komponen lokal berkisar antara 50-90%. Perakitan Esemka menggunakan knock-down kit mobil Cina seperti Chery Tiggo untuk Rajawali I, Foday Explorer 6 untuk Rajawali I Alpha dan Jonway A380 untuk Esemka Rajawali R2 yang kemudian di-rebadge menggunakan logo Esemka. Sejarah Esemka sendiri bisa dikatakan sangat terkait dengan politik, terutama dengan presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo yang pertama kali memperkenalkannya saat ia menjadi Wali Kota Surakarta pada 2012. Karena itulah, para kritikus Jokowi sering mengungkit-ungkit Esemka yang memang sampai saat ini kurang terdengar gaungnya.[129][130] Akan tetapi, patut diakui juga bahwa Esemka dapat dianggap sebagai salah satu calon mobnas paling dikenal setelah Timor.

Mobil Esemka pertama dikenal sebagai Esemka Digdaya, hasil karya siswa SMKN 1 Singosari Malang (itulah kenapa pabriknya disebut ESEMKA). Kendaraan ini berjenis MPV dan dipamerkan dalam Pameran Produk Indonesia 2009 Di KemayoranJakarta. Tenaga penggerak menggunakan mesin eks Timor 1500 cc. Mobil Esemka Digdaya dirancang multifungsi, baik untuk kenyamanan berkendara maupun niaga, kuat menampung hingga lima orang, dan kabin belakangnya bisa mengangkut sepeda atau barang belanjaan. Mobil Digdaya dibanderol dengan harga di bawah Rp 150 juta. Selain Esemka Digdaya, juga muncul Esemka Rajawali bermesin Esemka 1.5i, 1500 cc multi-point injection yang mampu menampung 7 orang dan dilengkapi sederet fitur. Digdaya dan Rajawali mempunyai spesifikasi mesin dan bodi yang sama, dalam pilihan antara lain bensin berkapasitas 1800 cc, 2000 cc, dan 2200 cc dan diesel sudah disiapkan 2500 cc.

Hal yang paling menentukan dari kemunculan Esemka adalah ketika mobil tersebut digunakan sebagai mobil dinas oleh Jokowi saat masih menjabat walikota Solo. Publik umumnya mengenal mobil yang digunakan Jokowi tersebut merupakan Esemka Rajawali buatan SMKN 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta, yang dipilih Jokowi ketika ia melihatnya di pameran hasil kreasi siswa di Ngarsapura, Solo. Pada 2 Januari 2012, mobil tersebut kemudian diserahkan ke Jokowi.[131][132] Akan tetapi, ada versi lain yang menyebutkan bahwa SMKN 1 Trucuk, Klaten (yang kemudian menggandeng 15 SMK termasuk dua SMK di Surakarta diatas) adalah asal dari mobil yang digunakan Jokowi.[133] Klaim ini didukung oleh Sukiyat, seorang guru SMKN 1 Trucuk yang mengaku sebagai "pengagas" mobil tersebut.[134][133] Menurutnya, ialah bersama murid-muridnya yang merakit mobil-mobil Esemka tersebut pada 2007-2010, yang diberi nama Kiat Esemka dan mereka kemudian menyerahkannya ke Jokowi setelah Sukiyat menawarkan kepadanya.[131][135][136] Klaim Sukiyat ini dibantah oleh salah satu guru SMKN 2 Surakarta, Dwi Budhi Martono yang menyebut bahwa Sukiyat sendiri hanya membantu melatih siswa-siswa SMKN 2 Surakarta untuk menyempurnakan mobil Esemka karya mereka pada 2011, dan proyek Esemka sebenarnya berasal dari Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud yang kemudian menunjuk 5 SMK (SMKN 2 Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMK Warga Surakarta, SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, dan SMKN 1 Singosari) untuk mengembangkan mobil tersebut sejak 2007.[131] Belakangan, di bawah bantuan Sukiyat, menurut Dwi memang mobil tersebut diberi nama "Kiat Esemka", namun segera diubah karena merek aslinya hanya "Esemka" saja yang sudah dipegang hak mereknya di tangan PT Solo Manufaktur Kreasi.[137][131] Dalam catatan yang ada, memang Esemka Rajawali dan Garuda dirintis oleh 5 SMK tersebut, dengan menggandeng PT Autocar Industri Komponen.[138]

Esemka Bima

Yang pasti, kemudian Esemka sendiri timbul-tenggelam setelah Jokowi menjadi gubernur DKI dan presiden, meskipun diperkirakan ada ratusan unit yang sudah dibuat pada 2012-2015. Esemka kemudian sempat ingin dihidupkan kembali dengan membentuk PT Adiperkasa Citra Esemka Hero, perusahaan patungan PT Solo Manufaktur Kreasi dan PT Adiperkasa Citra Lestari (pimpinan eks-Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono) pada 21 April 2015. Mereka berencana untuk memproduksi Esemka dengan menjalin kerjasama dengan perakitan Geely di Cileungsi, meskipun dalam perkembangannya menghilang begitu saja kemudian tanpa alasan yang jelas.[131] Kemudian, ada yang mengaitkan kesepakatan antara perusahaan Hendropriyono, PT ACL dengan Proton Malaysia pada Februari 2015 adalah untuk memuluskan mobil Esemka, namun dibantah oleh Direktur Teknik PT Solo Manufaktur Kreasi Dwi Budhi Martono.[139] Di satu sisi, beberapa pihak lain dari PT Adiperkasa Citra Esemka Hero mengiyakan rencana kerjasama Esemka-Proton, namun kandas pada 2016 akibat situasi politik di Negeri Jiran dan ketidakcocokan produk.[140][141] Baru pada 2019, Esemka berhasil meluncurkan produknya bernama Esemka Bima (pikap) dan Esemka Garuda 1 (SUV), kali ini langsung oleh PT Solo Manufaktur Kreasi.[142][143] Esemka Bima sendiri saat ini nampak lebih dipasarkan dibanding Garuda.[144] Produksi Esemka baru ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 6 September 2019. Pada saat peresmian, Esemka yang memiliki kapasitas produksi 12.000 unit/tahun dengan TKDN yang mencapai 90% juga bekerjasama dengan PT INKA dan Pertamina.[145]

Bus Listrik LIPI

Setelah dibuat selama 6 bulan dengan biaya Rp 1,5 miliar,[146] di tahun 2012, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI berhasil mengeluarkan bus listriknya sendiri yang diluncurkan oleh Kemenristek pada 26 Juni 2012. Bus yang dirintis oleh Abdul Hapid dan kawan-kawan sejak 1997 ini diklaim mampu membawa 15 penumpang dengan kecepatan maksimal 100 km/jam, dan agar bisa melaju hingga kecepatan maksimal, membutuhkan energi 53 kWh. Secara umum, sumber tenaga bus listrik LIPI adalah baterai lithium buatan AS sebanyak 100 buah yang bisa dirangkai untuk energi sebesar 7.000 watt. Bus LIPI ini diklaim mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50% dan menurunkan biaya perawatan hingga 70%.[145][147] Tidak hanya itu, bus listrik LIPI direncanakan akan dikembangkan menjadi trem di Yogyakarta dan bus rapat.[148][149] Akan tetapi, saat ini bus tersebut hanya diproduksi prototipenya saja.

Evina

Artikel utama: Evina

Mobil Listrik Ahmadi (kemudian dikenal dengan nama Evina) merupakan salah satu mobil listrik nasional. Prototipenya dibuat oleh Dasep Ahmadi di Jawa Barat dan akan disempurnakan untuk diproduksi massal pada tahun 2013. Sempat didekati oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, bisnis ini gagal total ketika perusahaan Dasep, PT Sarimas Ahmadi Pratama, tidak bisa memenuhi ekspetasi dengan kegagalan mobilnya ketika digunakan sejumlah perusahaan BUMN yang membelinya, sehingga ia dihukum penjara 7 tahun pada Maret 2016 atas tuduhan penipuan.[150]

Tucuxi

Artikel utama: Tucuxi

Tucuxi merupakan salah satu mobil listrik nasional. Purwarupanya dibuat oleh Danet Suryatama di Yogyakarta, yang sayangnya pada 5 Januari 2013, mengalami kecelakaan saat diujicoba oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Mobnas Tenaga Listrik[sunting | sunting sumber]

Untuk tahun 2014 Mobil Nasional Bertenaga Listrik dipersiapkan pemerintah dengan melibatkan 6 Universitas yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan Politeknik Manufaktur Bandung. Sebetulnya kendaraan listrik telah memiliki sejarah yang panjang di negara ini. Beberapa warga negara sudah lama menggunakan sepeda motor listrik, baik untuk keperluan pribadi maupun usaha. Juga pada tahun 2007 telah terbentuk Komunitas Kendaraan Listrik Indonesia, bahkan mendahului komunitas sejenis di negara-negara tetangga. Pada awalnya banyak petugas kepolisian yang heran dan menilang beberapa anggota, tetapi di antara anggota komunitas kemudian saling bertukar informasi dan akhirnya petugas kepolisian di berbagai wilayah pun memaklumi dan menerima keberadaan kendaraan ini. Dan usaha sosialisasi ini tidak berhenti hanya kepada kepolisian, tetapi juga hingga badan eksekutif maupun legislatif.

Mahesa

Mahesa adalah singkatan dari Moda Angkutan Hemat Pedesaan, namun juga bisa diartikan kerbau dari Klaten, Jawa Tengah. Mobil ini dirintis oleh Sukiyat (yang berperan dalam perintisan Esemka) dengan bendera PT Kiat Inovasi Indonesia,[151] dan terinspirasi dari kendaraan lokal pertanian bernama "Gandrong". Mahesa menggunakan mesin diesel 650 cc, dan berbahan bakar solar. Mobil yang memiliki kecepatan maksimum 55 km/jam ini tersedia dalam single cabin ditambah alat pertanian di belakangnya, pikap dan double cabin.[152] Rencananya saat diperkenalkan pada 2017, Mahesa akan dijual di kisaran Rp 60-70 juta sebelum pajak.[153] Karena dikerjakan dengan tangan, mobil yang dikatakan sudah dipesan hingga 6.000 unit ini hanya mampu diproduksi 1.000 unit/tahun, saat itu direncanakan dimulai pada Agustus 2018.[154] Meskipun PT Kiat kemudian bergabung membuat AMMDes dan Mahesa dijanjikan akan tetap diproduksi, namun mobil ini sampai sekarang hanya memiliki prototipenya saja dan belum mendapat izin.[155]

AMMDes

Artikel utama: AMMDes

AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Pedesaan, awalnya juga dikenal sebagai KMW)[151] adalah produk dari PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (PT KMWI), yang bekerjasama dengan 70 industri komponen nasional, diklaim sebagian besar adalah UMKM. AMMDes dibekali mesin 500 cc 1-silinder berbahan bakar diesel yang diklaim memiliki kemampuan menanjak hingga sudut 30 derajat dan memiliki daya tampung barang hingga 700 kg. Diluncurkan sejak 2018, mobil pedesaan sederhana ini dibanderol dengan harga Rp 70 juta, dengan target masyarakat desa, karena itu juga dilengkapi fasilitas seperti penggiling padi.[156][145] Mobil AMMDes lahir dari kolaborasi beberapa pihak yang telah membuat prototipe kendaraan desa sebelumnya, yaitu PT Kiat Inovasi Indonesia (Mahesa) dan PT Velasto Indonesia (anak usaha produsen komponen otomotif PT Astra Otoparts Tbk).[151]

Mobil Anak Bangsa

Mobil Anak Bangsa sendiri digarap oleh PT Mobil Anak Bangsa sejak 2016, berbentuk bus listrik yang prototipenya selesai pada 2019.[157] Bus MAB direncanakan sebagai pengangkut penumpang dengan maksimal kapasitas 60 orang yang memiliki panjang 12 meter dan lebar 2,5 meter. Salah satu penyokong mobil ini, Moeldoko, menyebut bahwa bus ini sudah dipesan beberapa pihak.[158][145]

Motor nasional

Meskipun tidak pernah ada istilah "sepeda motor nasional", namun tercatat ada beberapa perusahaan yang pernah berusaha mengembangkan merek sepeda motor dari dalam negeri. Kehadiran "motor nasional" sempat mengemuka pada tahun 1995, ketika Memperindag sempat meminta beberapa pabrikan motor untuk membuat model sepeda motor asli Indonesia.[159] Beberapa upayanya adalah:

  • Jatayu: Motor lokal menggunakan spare-part aftermarket Harley-Davidson. Jatayu diproduksi oleh PT Nusacipta Jatayu, milik Robby Djohan dan Prinandhi Satria dengan motivasi membangun industri perakitan sepeda motor bermesin besar di tanah air. Modalnya Rp 1,2 miliar dan sudah memiliki 3 agen di Jakarta, Bandung dan Bali. Namun, Jatayu gagal akibat krismon dan tidak didapatnya izin dari Harley-Davidson.[160]
  • Timori: Tidak hanya membuat "mobil nasional" Timor, Tommy Soeharto juga sebenarnya ingin menggandeng Cagiva dari Italia untuk memproduksi "sepeda motor nasional" yang diperkirakan hanya seharga Rp 2 juta, sesaat setelah sedan Timor diluncurkan.[6] Tommy lalu membentuk perusahaan baru: PT Timori Putra Bangsa, yang ditandatangani kesepakatannya dengan Cagiva pada 1 Juli 1996.[161] Timori sendiri berniat untuk memproduksi sepeda motor 100 cc hingga 125 cc dan Timori Roadsters 200 cc (rebadge Cagiva Roadster 125).[162][163] Motor Timori ditargetkan mayoritas komponennya berasal dalam negeri, terkecuali karburator dan mesin yang masih diimpor.[164] Meskipun demikian, lenyapnya Timor pasca krismon membuat program Timori menjadi hanya sekedar wacana.
  • SMI Expressa: Upaya Astra International membuat motor nasional lewat PT Surya Nusa, diberi nama SMI Expressa, yang direncanakan merupakan transfer teknologi Jepang-Indonesia dari Honda. "Expressa" artinya Expresi Bangsa, Expresi Anak Bangsa atau Extra Prestasi Bangsa.[165] Motor ini merupakan salah satu yang cukup dikenal, karena langsung diresmikan dan dikendarai langsung oleh Presiden Soeharto pada 24 September 1997 di Istana Merdeka (berplat nomor "SMI").[166] Expressa yang sudah didesain sejak 1996 dan diklaim murni buatan anak bangsa ini, direncanakan memiliki harga Rp 3 juta, produksi awal 30.000 unit mulai Mei 1998 dengan kandungan lokal 65%.[167][159] Namun, akhirnya proyeknya batal akibat krismon.[168]
  • Kanzen: Satu-satunya merek lokal yang tergabung dengan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Sering dianggap sebagai "mocin" (motor China), faktanya Kanzen sudah memproduksi Kanzen Ultima, Taurus dan Persona, walaupun awalnya juga mengopi Honda Supra.[169] Motor yang hadir di awal 2000-an ini menargetkan pasar kelas bawah.[86] Komponen lokal Kanzen mencapai lebih dari 50% pada 2002.[170] Sayangnya, walaupun telah menginvestasikan dana Rp 165 miliar dan mencitrakan sebagai motor Korea, kinerjanya kurang sukses.[171]
  • Vipros X: Dikeluarkan dalam model Vipros X 100 CW dan 125 CW, motor ini diproduksi oleh PT Mega Andalan Kalasan (MAK) yang berbasis di SlemanYogyakarta. Motor yang diproduksi mulai tahun 2009 ini memiliki 40% komponen lokal, sisanya impor terutama dari Tiongkok.[172] Pada 2016, tercatat motor Vipros sudah terjual 2.500 unit.[173]
  • Viar: Merek motor lokal buatan Indonesia, meskipun mesin masih merupakan buatan Taiwan namun pengembangan dilakukan oleh anak bangsa. Saat ini Viar Motor adalah perusahaan kendaraan bermotor sipil Indonesia yang paling sukses, setelah perusahaan truk Texmaco Perkasa. Juga menawarkan produk motor listrik yang diluncurkan tahun 2017.
  • Happy: Produk motor ini dikeluarkan oleh Anugerah Cendrawasih Sakti Motor yang berbasis di Malang, Jawa Timur sejak 2000. Produk utamanya adalah motor roda tiga, ditambah motor trail.[174][175]
  • Kaisar: Diproduksi oleh PT Kaisar Motorindo Industri, motor ini diklaim sudah memiliki komponen lokal 80%. Pabriknya berada di CiteureupKabupaten Bogor. Produknya fokus pada motor roda tiga dengan merek Triseda.[174][176]
  • Tossa: Didirikan pada tahun 1996 di lahan 70 hektar, PT Tossa Shakti Divisi Motor mulai berproduksi pada tahun 2000. Motornya umumnya difokuskan pada jenis roda tiga, yang mengusung merek "Hercules".[177] Saat ini, Tossa tidak diproduksi lagi akibat pailit yang diderita perusahaan ini.[178]
  • SOIB: Motor ini dirintis oleh Michael Sofyan, dengan kata "SOIB" diambil dari kata sohib (teman). Pabriknya ada di Bogor, oleh PT Hobby Motor Indonesia. Produknya seperti Racer 400 dan Adventure 400 telah diperkenalkan pada 2015, menargetkan pasar penghobi motor dengan mesin 400 cc.[179][180]
  • Gazgas: Memiliki pabrik di Pasuruan, Jawa Timur dan bermula dari bengkel di Banyu Urip, Surabaya. PT Gazgas Indonesia resmi eksis sekitar tahun 2014 sebagai salah satu produsen motor trail dan motor mini.[174] Modelnya dirilis dari 2013 dengan merek "Hummer".[181]
  • Abyor: Motor ini dirintis oleh Mario Rivaldi dan diklaim merupakan produsen sepeda motor listrik pertama. Nama Abyor sendiri berarti "lampu yang menerangi", dan lahir karena kerjasama beberapa pihak, seperti LIPI dan alumnus Politeknik Manufaktur Bandung. Abyor bisa melaju hingga 200 kilometer untuk sekali pengisian baterai dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam, dan pada 2012 diklaim telah dipesan 1.000 unit oleh PLN.[182] Meskipun demikian, saat ini gaungnya tidak pernah terdengar lagi.
  • Selis: PT Juara Bike memiliki merek yang bernama Selis (sepeda listrik), didirikan pada 21 Maret 2011. Namun mereka juga mengeluarkan produk motor listrik, motor listrik roda 3, kursi roda listrik, dan golf cart.
  • Gesits: Gesits adalah nama motor listrik yang diproduksi oleh PT WIKA Industri Manufaktur, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.[183] Pada tahun 2016 Garansindo bersama ITS melakukan uji coba 3 unit motor sejauh 1.400 km dari Jakarta menuju Bali. Produksi pertama telah dilakukan di akhir tahun 2019, dan menurut rencana akan mulai beredar di awal tahun 2020. Spesifikasi produk massal menggunakan Motor 2 kW, dengan puncak 5 kW. Dengan kecepatan maksimal 70 km/jam. Jarak tempuh maksimal dengan 1 baterai adalah 50 km, dan dengan 2 baterai hingga 100 km. Tipe baterai yang digunakan adalah tipe Lithium Ion buatan Korea, dengan harga di kisaran Rp 25 juta (sebelum PPN).
  • Lincah: Diluncurkan Januari 2019 oleh PT Fresindo Utama. Kandungan lokal diklaim mencapai 60%, termasuk diantaranya motor penggerak, baterai packercontroller, desain dan ban lokal.[184]
  • Elvindo: Elvindo adalah merek motor listrik keluaran PT Indo Jaya Motor Elektrik. Spare part produk mereka dari Tiongkok tapi perakitan sudah di Indonesia. Harga motor listrik yang ditawarkan antara Rp 5-13 juta.[185]
  • BF Goodrich: Adalah merek motor listrik Indonesia yang memiliki pabrik di Semarang.[186]
  • Volta: Didirikan pada tahun 2017, PT Volta Indonesia merupakan industri produksi kendaraan listrik yang berpusat di Semarang - Jawa Tengah. Grup ini memiliki 2 perusahaan yaitu PT Volta Indonesia Semesta yang bergerak dalam bidang perakitan motor listrik dan PT Volta Indonesia Sejahtera sebagai penyalur motor listrik dan penyedia sparepart serta aksesoris yang dibutuhkan sebagai kelengkapannya
  • BS Electric: Nama motor listrik ini adalah singkatan dari Bike Smart Electric, namun juga didukung oleh Bambang Soesatyo. BS Electric direncanakan dijual dengan harga murah, dan komponen lokal 60% (ditargetkan menjadi 100%). Uniknya, motor ini hanya akan diproduksi dengan warna kuning, direncanakan di Surabaya yang berada di eks-pabrik Wimcycle.[187][188][189]
  • Polytron: Produsen yang sebenarnya lebih dikenal dalam produk elektronik seperti pesawat televisi ini, pada 23 Desember 2021 meluncurkan sepeda motor listriknya yang diberi nama "Evo Electric". Spesifikasinya meliputi daya 3.000 watt, kecepatan maksimum menembus 60 km/jam serta penggunaan baterai 1.740 Wh.[190]
  • United: Produsen sepeda ini sejak 12 Desember 2020 telah memiliki brand motor listrik bernama "United E-Motor", dengan model yang dikeluarkan pertama kali adalah T1800. Diklaim motor ini dapat bertahan menempuh 65 km untuk sekali pengisian 4 jam, karena baterainya yang berkapasitas 60V 28Ah.[191] Kemudian, pada 1 Agustus 2021 telah diluncurkan dua varian lain yaitu T1800 CM dan T1800 TM. Harga dari United E-Motor ditawarkan sebesar Rp 27-34 juta.[192]

Organisasi

Industri mobil nasional indonesia tergabung dalam organisasi Asianusa. Asianusa beranggotakan AG-Tawon, Wakaba, Fin-Komodo, Merapi, Gea, Borneo, Kancil, dan ITM. Kebanyakan mobil produksi anggota asosiasi ini menggunakan mesin buatan Tiongkok (di bawah 750cc), sementara komponen lain dibuat di dalam negeri.

Pernah di tahun 2012, Kementerian Perindustrian dan Asianusa setuju untuk memproduksi mobil kecil dengan kapasitas mesin 650-700 cc dan platform yang sama. Platform tersebut meliputi rangka bawah (dimensi dan suspensi mobil) serta rangkaian tenaga (mesin dan transmisi). Dengan platform yang sama, titik impas diharapkan dapat dicapai pada tingkat produksi 10.000 unit/tahun, yang jika tanpa platform yang sama, baru dapat dicapai pada tingkat produksi 28.000 unit/tahun. TKDN dari mobil kecil ini adalah sekitar 80% dan produksinya diharapkan dapat dimulai pada tahun 2013.[193]

Sumber: wikipedia

 

Selengkapnya
Mobil nasional (Indonesia)

Industri Otomotif

GAC Honda akan Bangun Pabrik Mobil Listrik Baru, Kapasitas Produksinya 120.000 Unit Per Tahun

Dipublikasikan oleh Admin pada 27 Juni 2022


TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – GAC Honda Automobile, perusahaan patungan produksi dan penjualan mobil Honda di China akan membangun pabrik mobil listrik baru untuk meningkatkan jumlah model
electric vehicle (EV) dalam jajaran produknya.

Dikutip dari greencarcongress.com, Jumat (24/6/2022) pabrik baru GAC Honda akan dibangun di atas lahan seluas 400.000 m2 di Distrik Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Guangzhou, Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, Cina.

Pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2024 dengan kapasitas produksi tahunan 120.000 unit.

GAC Honda akan menginvestasikan sekitar 521 juta dolar AS untuk membangun pabrik mobil listrik baru tersebut.

Selain itu, dengan mengadopsi sejumlah teknologi produksi yang maju, GAC Honda akan berusaha menjadikannya sebagai pabrik EV yang sangat efisien, cerdas, dan rendah karbon.

Pabrik mobil listrik baru akan mendukung jajaran EV yang luas dan akan diluncurkan GAC Honda di tahun-tahun mendatang.

Ini juga akan berfungsi sebagai operasi inti produksi Honda EV di China, bersama dengan pabrik kendaraan listrik baru yang akan dibangun oleh Dongfeng Honda Automobile Co., Ltd. (Dongfeng Honda) dan direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2024.

Pada tahun 2024, ketika pabrik kendaraan listrik baru GAC Honda dan Dongfeng Honda mulai beroperasi, Honda akan memiliki total kapasitas produksi mobil tahunan dasar sebesar 1,73 juta unit.


Sumber: tribunnews.com

 

Selengkapnya
GAC Honda akan Bangun Pabrik Mobil Listrik Baru, Kapasitas Produksinya 120.000 Unit Per Tahun

Industri Otomotif

Pabrik Honda capai produksi ke-100.000

Dipublikasikan oleh Admin pada 27 Juni 2022


Pabrik PT Honda Prospect Motor (HPM) di Karawang, Jawa Barat, sejak beroperasi pada bulan Februari 2003 telah mencapai produksinya yang ke-100.000 pada tanggal 19 Januari 2007. Unit produksi pabrik PT HPM ke-100.000 ini merupakan salah satu tonggak sejarah bagi kiprah Honda di Indonesia.

“Pencapaian 100.000 unit produksi oleh pabrik Honda Karawang menjadi kebanggaan tersendiri bagi PT Honda Prospect Motor karena berhasil dicapai dalam waktu yang cukup singkat. Prestasi ini merupakan buah hasil kerja keras dan komitmen tinggi para karyawan yang didukung investasi peralatan produksi berteknologi tinggi demi memuaskan kebutuhan pelanggan akan produk yang berkualitas dan delivery yang tepat waktu,” papar Kenji Otaka, President Director PT HPM.

Semua lini produksi pabrik Honda Karawang didukung dengan peralatan berteknologi tinggi, yang memungkinkannya melakukan produksi dengan kapasitas dan kualitas tinggi. Pabrik ini telah dilengkapi teknologi robotic machinery yang digunakan dalam produksi Honda Jazz dan CR-V. Salah satu teknologi terbaru yang diterapkan di pabrik Honda di Karawang ini adalah Painting robot yang digunakan dalam proses pengecatan bodi mobil.

Dengan investasi sebesar 1.000.000 USD painting robot ini setiap harinya menghasilkan cat bodi dengan presisi ketebalan dan kualitas cat tingkat tinggi. Teknologi ini telah digunakan dalam produksi mobil Honda di pabrik Karawang sejak November 2006. Selain di proses pengecatan, teknologi robot dan mesin canggih juga digunakan dalam setiap tahap produksi mobil Honda, mulai dari proses welding, painting, assembling, hingga vehicle quality control, demi menghasilkan presisi produk yang tinggi dalam waktu lebih singkat.

Dengan fasilitas canggih tersebut yang ditunjang pula dengan kerjasama solid dan motivasi kuat, pabrik yang berdiri di area seluas 512.500 meter persegi ini telah menghasilkan produk-produk mobil yang telah diterima dengan baik di masyarakat.

Penerapan berbagai peralatan berteknologi canggih telah meningkatkan kapasitas produksi per hari di pabrik Honda Karawang. Saat mulai beroperasi di tahun 2003, kapasitas produksi pabrik Honda Karawang hanya sekitar 30 unit mobil per hari. Saat ini, pabrik ini mempunyai kapasitas produksi maksimum hingga 210 unit mobil setiap harinya.

honda-indonesia.com

Selengkapnya
Pabrik Honda capai produksi ke-100.000

Industri Otomotif

Honda

Dipublikasikan oleh Admin pada 27 Juni 2022


Honda Motor Company, Ltd. (Japanese: 本田技研工業株式会社 Hondasi Giken Kōgyō Kabushiki-gaisha, Hondasi Technology Research Institute Company, Limited) Tentang suara ini dengar (bantuan·info) (TYO7267) adalah produsen mobiltruksepeda motor dan skuter asal Jepang. Mereka juga membuat kendaraan segala medan (ATV)generator listrik, mesin kelautan, dan peralatan taman.

Honda didirikan pada 30 September 1948 oleh Soichiro Honda. Honda merupakan produsen sepeda motor terbesar di dunia sejak 1959,[3][4] dan juga produsen mesin pembakaran dalam terbesar dengan produksi lebih dari 14 juta unit tiap tahun.[5] Honda berhasil menggusur Nissan sebagai produsen mobil kedua terbesar di Jepang tahun 2001.[6][7] Honda juga menggusur Chrysler, untuk menjadi pabrikan mobil terbesar keempat di pasar AS.[8] Sekarang ini, Honda juga pabrikan mobil terbesar keenam di dunia. Pada 2004, perusahaan ini mulai memproduksi motor diesel, yang sangat tenang dan tidak membutuhkan penyaring untuk dapat melewati standar polusi.

Honda merupakan pabrikan Jepang pertama yang meluncurkan merek mobil mewahnya, menggunakan merk Acura untuk mobil mewahnya di Amerika Utara. Mobil Honda terkenal dengan daya tahan dan jarang rusak. Honda di Indonesia paling terkenal dengan sepeda motornya.

Honda bermarkas di Tokyo. Saham mereka diperdagangkan di Bursa Saham TokyoBursa Saham New York, dan juga perdagangan di OsakaNagoyaSapporoKyotoFukuokaLondonParis dan Swiss. American Honda Motor Co., bermarkas di Torrance, California.

Pada tahun 2013, Honda menginvestasikan sekitar 5,7% (US $ 6,8 miliar) dari pendapatannya untuk penelitian dan pengembangan. Pada tahun 2013 pula, Honda menjadi produsen mobil Jepang pertama yang menjadi eksportir bersih dari Amerika Serikat, mengekspor 108.705 model Honda dan Acura, sementara mengimpor hanya 88.357.

Sejarah

Sejak usia muda, pendiri Hondasi, Soichiro Honda (本田 宗一郎, Honda Sōichirō) memiliki minat besar dalam kendaraan bermotor. Dia bekerja sebagai mekanik di Art Shokai, di mana dia menyetel mobil dan dimasukkan kedalam balapan. Dia kemudian membuat desain piston dan menjualnya ke Toyota. Rancangan pertamanya ditolak, dan Soichiro bekerja keras untuk menyempurnakan desainnya, bahkan dia kembali sekolah dan menggadaikan perhiasan istrinya sebagai jaminan.

Produk

ACEEE juga menyatakan Civic GX sebagai mobil terhijau di Amerika selama tujuh tahun berturut-turut.[9]

Mesin

Mesin Honda pada kapal ponton

Meskipun Honda adalah perusahaan yang memproduksi mesin, namun mereka tak pernah memproduksi mesin V8 untuk kendaraan penumpang. Di akhir 1990-an, Honda mendapat tekanan dari dealernya di Amerika untuk membuat mesin V8.[10] Honda mulai memperhitungkan untuk membuat mesin V8 di pertengahan 2000-an untuk sedan Acura, mobil sport NSX, dan juga truk dan SUV di pasar Amerika. Program ini ternyata dibatalkan akhir 2008 dengan memperhitungkan aspek lingkungan dan kondisi ekonomi global yang memburuk.[11]

Pesawat

Artikel utama: Honda HA-420 HondaJet

Honda juga memproduksi pesawat dengan produk HA-420 HondaJet melalui salah satu divisinya yaitu Honda Aircraft Company.

ATV

Lihat pula: Honda Rincon

Honda juga memproduksi all-terrain vehicle (ATV).

Sumber: wikipedia.org

 

Selengkapnya
Honda

Industri Otomotif

Hyundai Motor Company

Dipublikasikan oleh Admin pada 25 Juni 2022


Hyundai Motor Company (Hangul: 현대자동차 주식회사; Hanja: 現代自動車株式會社) (Hangul: 현대; Hanja: 現代; MRHyŏndae,IPA: [hjə́ːndɛ],LSEHYUD), adalah sebuah perusahaan otomotif yang merupakan divisi dari Hyundai Motor Group dan merupakan produsen mobil terbesar di Korea Selatan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1967 oleh Chung Ju-yung dan bermarkas di Yangjae-dongSeocho-guSeoul. Perusahaan otomotif ini berkembang di Korea Selatan dan sanggup menembus pasar internasional yang sebelumnya dikuasai oleh pabrikan otomotif Jepang. Hyundai merupakan perusahaan otomotif dengan pertumbuhan penjualan tercepat di dunia. Hyundai bersama Kia, saat ini adalah produsen mobil terbesar keempat di dunia berdasarkan penjualan tahun 2010.[2] Tahun 2008, Hyundai (tanpa Kia) menempati posisi kedelapan di dunia.[3] Tahun 2010, Hyundai berhasil menjual 3,6 juta unit kendaraan di seluruh dunia.

Perusahaan ini mengoperasikan fasilitas produksi mobil terintegrasi terbesar dunia di Ulsan, Korea Selatan, yang mampu memproduksi 1.6 juta mobil tiap tahunnya.[4]

Hyundai berarti "zaman sekarang" dalam bahasa Korea.

Sejarah

Pabrik mobil terbesar di dunia milik Hyundai di Ulsan, Korea Selatan yang mampu memproduksi 1,6 juta unit kendaraan tiap tahunnya.

Chung Ju-yung mendirikan Hyundai Engineering and Construction Company pada 1947. Hyundai Motor Company kemudian didirikan pada 1967. Model pertama perusahaan ini adalah Cortina, hasil kerja sama dengan Ford Motor Company dan dipasarkan pada 1968. Ketika mereka pertama kali membuat mobil, Hyundai merekrut George Turnbull, mantan Direktur Manajemen Austin Morris di British Leyland. Ia juga merekrut 5 orang teknisi Inggris lainnya yaitu: Kenneth Barnett (desainer bodi), insinyur John Simpson dan Edward Chapman, John Crosthwaite (insinyur sasis), serta Peter Slater (kepala insinyur pengembangan).[5][6][7][8] Pada 1975, mobil Korea pertama, Pony dipasarkan. Didesain oleh Giorgio Giugiaro dan teknologi powertrain dari Mitsubishi. Hyundai mulai mengekspor Pony pada tahun berikutnya ke Ekuador dan negara-negara Benelux..

Tahun 1991, Hyundai sukses mengembangkan mesin bensinnya sendiri (4 silinder Alpha) dan sistem transmisinya sehingga mereka tidak bergantung lagi pada perusahaan lain.

Tahun 1983, Hyundai mulai mengekspor Pony ke Kanada tetapi tidak ke Amerika Serikat karena tidak memenuhi standar emisi disana. Penjualan Pony di Kanada sangat bagus, dan menjadi satu dari penjualan mobil paling top di pasar Kanada. Pony menawarkan kualitas yang setara dengan harga yang murah.

Pada tahun 1986, Hyundai mulai menjual produknya di Amerika Serikat, dan Hyundai Excel dinominasikan sebagai Produk Terbaik di urutan ke 10 oleh Majalah Fortune. Hyundai juga memproduksi mobil dengan teknologinya sendiri mulai tahun 1988, dimulai dari Hyundai Sonata.

Pada tahun 1996, Hyundai Motors India Limited didirikan di Irrungattukotai di dekat ChennaiIndia.[9]

Pada tahun 1998, Hyundai mencoba untuk merombak citranya dalam rangka membangun dirinya untuk menjadikan dirinya sebuah perusahaan kelas dunia. Chung Ju-Yung menyerahkan kepemimpinan Hyundai ke anaknya, Chung Mong-Koo pada tahun 1999.[10] Perusahaan induk Hyundai, Hyundai Motor Group, menginvesasi besar-besaran dalam kualitas, desain, produksi, dan riset jangka panjang terhadap kendaraannya. Perusahaan ini memberikan garansi 10-tahun atau 100.000 mil kepada mobil-mobil yang dijual di Amerika Serikat dan membuat kampanye marketing yang agresif.

Pada tahun 2004, Hyundai berada pada posisi kedua pada survei/studi yang dilakukan J.D. Power and Associates dalam hal kualitas. Hyundai saat ini merupakan satu dari 100 merek paling bernilai di dunia. Sejak tahun 2002, Hyundai juga menjadi salah satu sponsor resmi Piala Dunia FIFA.

Pada tahun 2006, pemerintah Korea Selatan melakukan investigasi terhadap pemimpin Hyundai, Chung Mong Koo, atas dugaan korupsi. Pada tanggal 28 April 2006, Chung ditangkap dan dikenakan tuduhan penggelapan sebesar 100 miliar Won (US$ 106 juta).[11] Sebagai penggantinya, wakil Chairman dan CEO Hyundai, Kim Dong-jin, menggantikan posisinya sebagai kepala perusahaan.

Tanggal 30 September 2011, Yang Seung Suk mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan CEO Hyundai Motor Co. Pada masa penggantian ini, Chung Mong-koo dan Kim Eok-jo akan berbagi tugas posisi CEO.[12]

Penelitian dan pengembangan

Hyundai mempunyai 6 pusat pengembangan di seluruh dunia, yaitu di Korea (3), Jerman, Jepang, dan India. Sebagai tambahan, Hyundai juga mempunyai 1 pusat desain di California, Amerika Serikat, yang khusus ditujukan untuk pengembangan desain mobil Hyundai di Amerika Serikat [13]

Bisnis

Lihat pula: Hyundai

Pada tahun 1998, setelah terjadi guncangan pada industri otomotif Korea yang disebabkan karena over-ambisius dan krisis finansial Asia, Hyundai mengakuisisi Kia Motors. Tahun 2000, mereka juga membentuk aliansi strategis dengan Daimler-Chrysler dan memisahkan diri dari Hyundai Group . Tahun 2001, Daimler-Hyundai Truck Corporation terbentuk. Tapi, pada tahun 2004, Daimler-Chrysler mendivestasikan 10,5% sahamnya di perusahaan tersebut dengan nilai 900 juta Dollar AS.

Hyundai telah menginvestasikan diri untuk membangun pabrik di Amerika Utara, India, Republik Ceko, Pakistan, China, dan Turki, beserta fasilitas penelitian dan pengembangan di Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Pasifik. Tahun 2004, Hyundai Motor Company berhasil membukukan penjualan dengan nilai 57,2 miliar Dollar AS di Korea Selatan dan menjadikannya sebagai perusahaan kedua terbesar di negara tersebut. Penjualan Hyundai tahun 2005 mencapai 2.533.695 unit di seluruh dunia, naik 11% dari tahun sebelumnya. Hyundai menargetkan pada tahun 2006 mereka dapat menjual 2,7 juta unit kendaraan. Pada tahun 2007, penjualan mereka telah mencapai 3.961.629 unit di seluruh dunia dan berhasil melewati FiatChrysler, PSA/PeugeotNissan, dan Honda.

Kendaraan Hyundai dijual di 193 negara di dunia dengan jaringan sebesar 5.000 dealer dan ruang pamer (showroom). Setelah tahun 2009, Hyundai merupakan perusahaan otomotif terbesar keempat di dunia.[14]

Merek Hyundai sendiri nilainya terus naik dan berada pada posisi ke-65 pada tahun 2007 sebagai "Best Global Brands" oleh survei yang dilakukan Interbrand and Business Week. Nilainya sekitar 5 miliar Dollar AS. Persepsi publik tentang Hyundai telah berubah seiring dengan peningkatan kualitas pada produk-produk Hyundai. Pada tahun 2011, merek ini mencatatkan pertumbuhan penjualan tertinggi di dunia untuk 2 tahun berturut-turut

Hyundai di Amerika Utara

Hyundai Genesis, pemenang North American Car of the Year 2009.

Hyundai Sonata generasi ke-6, terpilih sebagai mobil paling aman dari Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) di Amerika Serikat.[15] .

Hyundai Elantra, pemenang North American Car of the Year pada ajang Detroit Auto Show 2012.

Hyundai Tiburon, dikenal juga dengan nama Tuscani di Korea Selatan dan Hyundai Coupe di Inggris/Indonesia. Produksi model ini dihentikan sejak tahun 2008.

Hyundai Veloster adalah mobil sport kompak 3 pintu. Diproduksi pertama kali tahun 2011 dan sebagai pengganti Hyundai Tiburon.

Hyundai Tucson, dikenal juga dengan nama ix35 di Eropa dan Brasil.

Hyundai Santa Fe memenangkan Top Pick oleh majalah Consumer Reports tahun 2008.

Hyundai Universe Space Luxury, mobil wisata Hyundai yang paling modern saat ini. Penerus Hyundai Aero.

Amerika Serikat

Hyundai mulai menjual mobilnya di Amerika Serikat pada tanggal 20 Februari 1986 dengan model, Hyundai Excel. Waktu itu, Excel ditawarkan dalam berbagai trim dan model bodi. Pada tahun itu, Hyundai mencatatkan rekor penjualan mobil terbanyak pada tahun pertama bisnisnya di Amerika Serikat, dengan angka 168.882 unit.

Awalnya diterima baik, kemudian kelemahan-kelemahan dari Excel mulai tampak, seperti; pemotongan ongkos produksi menyebabkan kualitas mobil ini buruk. Karena reputasi yang buruk mengenai kualitas ini, dengan cepat penjualan Hyundai turun drastis, dan banyak dealer hanya mendapatkan dana dari memperbaiki mobil atau membiarkan saja produk mereka. Pada suatu titik, Hyundai menjadi bahan hinaan banyak pihak, sampai-sampai David Letterman juga memasukkannya sebagai bahan candaan dalam acaranya.[16]

Sebagai bentuk respon, Hyundai mulai menginvestasikan dananya untuk pengembangan desain, kualitas, produksi, dan penelitian untuk kendaraannya. Hyundai memberikan garansi 10 tahun atau 100.000-mil (160.000 km) untuk powertrain (dikenal sebagai Hyundai challenge) pada kendaraan-kendaraannya yang dijual di Amerika Serikat. Pada tahun 2004, penjualan Hyundai kembali meningkat drastis dan reputasi Hyundai pun membaik. Pada tahun 2004 juga, Hyundai seimbang dengan Honda dalam hal kualitas pada survei/studi yang dilakukan oleh J.D. Power and Associates, dengan 102 masalah per 1000 kendaraan. Hal ini menjadikan Hyundai di peringkat kedua dalam industri otomotif, hanya di belakang Toyota, dalam hal kualitas kendaraan. Perusahaan ini kemudian menempati posisi ketiga dalam survei J.D. Power pada tahun 2006, di belakang Porsche dan Lexus.[17] Hyundai berada pada posisi keempat dalam hal "Perusahaan Paling Disegani di Dunia" oleh CNN pada tahun 2011, di belakang BMW (Bayerische Motoren Werke), Volkswagen, and Daimler.

Hyundai terus menginvestasikan dananya di Amerika Serikat seiring dengan semakin populernya produk mereka. Pada tahun 1990, Hyundai meluncurkan Pusat Desain Hyundai di Fountain Valley, California. Pusat ini kemudian pindah ke fasilitas senilai 30 juta dolar di Irvine, California tahun 2003, dan namanya menjadi Pusat Teknik dan Desain Hyundai Kia Motors. Selain studio desain, di fasilitas ini dulunya juga terdapat Hyundai America Technical Center, Inc. (HATCI yang diluncurkan tahun 1986), divisi yang khusus bertanggung jawab masalah teknis Hyundai di A.S. Saat ini Hyundai America Technical Center pindah ke fasilitas seluas 200.000-kaki-persegi (19.000 m2) senilai 117 juta dolar di Superior Township, Michigan (dekat Ann Arbor). Pada tahun itu juga, HATCI juga mengumumkan bahwa mereka akan mengembangkan operasi tekniknya di Michigan dan berencana menambah 600 insinyur dan karyawan teknik lainnya dalam 5 tahun ke depan. HATCI juga mempunyai kantor di California dan Alabama.

Hyundai America Technical Center menyelesaikan konstruksi fasilitas seluas 4.300-ekar (17 km2) di California City, California tahun 2004. Fasilitas ini terletak di Gurun Mojave dan terdapat lintasan oval sepanjang 64-mil (103 km),[4] sebuah Vehicle Dynamics Area, tempat pengetesan pengendalian, jalanan bukit buatan, dan beberapa jenis jalan lainnya. Fasilitas ini bernilai 50 juta dolar AS.[18] Hyundai juga menyesaikan pabrik perakitan di pinggiran Montgomery, Alabama tahun 2004, dengan pembukaan resmi tanggal 20 Mei 1005. Pabrik ini sendiri menghabiskan dana 1,1 miliar dolar AS. Pabrik yang mempunyai 2.000 karyawan ini memproduksi Hyundai Sonata dan Hyundai Santa Fe. Pabrik ini merupakan percobaan kedua Hyundai untuk memproduksi mobil di Amerika Utara sejak pabrik mereka di Quebec, Kanada, tutup tahun 1993.

Pada tahun 2006, J.D. Power and Associates memposisikan Hyundai pada posisi ketiga, di belakang Porsche dan Lexus, dalam hal kualitas.[19] Peringkat ini jatuh ke posisi ke-12 tahun 2007.[20] Pada tahun 2009, Hyundai juga berhasil menyabet penghargaan merek non-premium terbaik pada studi J.D. Power and Associates.[21]

Pada ajang New York International Auto Show 2007, Hyundai memperkenalkan sedan mewah berpenggerak roda belakang (FR) dengan mesin V8 yang disebut dengan Concept Genesis untuk diposisikan di atas Azera/Grandeur pada jajaran mobilnya. Mobil konsep ini memulai debutnya pada pertengahan tahun 2008. Hyundai Genesis merupakan mobil berpenggerak roda belakang pertama Hyundai setelah sebelumnya mereka hanya memproduksi mobil berpenggerak roda depan.[22]

Hyundai di India

Hyundai Motor India Limited saat ini adalah eksportir mobil kedua terbesar di India.[23] Hyundai menjadikan India sebagai basis perakitan globalnya untuk mobil-mobil kecil. Hyundai juga menjual beberapa model di India, beberapa diantaranya yang populer adalah Santro Xing, i10, dan i20. Model lainnya misalnya Getz PrimeAccentTerracanElantra (Dihentikan), Verna generasi kedua, TucsonSanta Fe, dan Sonata Transform. Hyundai juga mempunyai 2 pabrik di India yang berlokasi di Sriperumbudur, negara bagian Tamil Nadu. Kedua pabrik itu mempunyai kapasitas total 600.000 unit per tahunnya. Pada tahun 2007, mereka juga membuka fasilitas penelitian dan pengembangan di Hyderabad Andhra pradesh, memperkerjakan sekitar 450 insinyur dari negara tersebut.

Hyundai di Eropa

Pada bulan November 2008, Hyundai membuka pabrik Eropa pertamanya di Nošovice, Republik Ceko, diikuti dengan investasi sebesar 1 miliar Euro dan 2 tahun masa pembangunan.[24][25] Pabrik ini digunakan untuk membuat i30 yang dijual untuk pasar Eropa dan mempunyai kapasitas produksi 300.000 unit dalam setahun.[26] Pabrik baru Hyundai terletak 90 km sebelah utara dari Fasilitas Desain dan Pengembangan milik Kia Motors di Slowakia.

Hyundai di Turki

Pembukaan pabrik pertama Hyundai di Turki yang berlokasi İzmit diselesaikan bulan September 1997. Karena permintaan semakin membesar, Hyundai membuka pabrik lagi di Kozyatağı, dengan kolaborasi dengan Isuzu Anadol. Joint venture Hyundai di Turki dikenal dengan nama Hyundai Assan Otomotiv.

Hyundai di Mesir

Mobil-mobil Hyundai juga dibuat di Mesir oleh perusahaan lokal Ghabbour Group yang berlokasi di Kairo. Hyundai mempunyai banyak model yang dijual di Mesir, beserta dengan beberapa model yang hanyatersedia di pasar Mesir. Dulunya, mereka juga merakit model Hyundai semacam Verna.

Hyundai di Rusia

Di Rusia, produksi mobil-mobil Hyundai seperti AccentSonataHyundai ElantraHyundai Santa Fe, dilakukan di pabrik TagAZ di Taganrog.[27] Pada tahun 2007, mereka juga mulai membangun pabrik mobil di Saint Petersburg dengan kapasitas per tahun 100.000 mobil. Pabrik ini selesai pada tahun 2010.[28]

Hyundai di China

Saat ini, Hyundai bekerjasama dengan partnernya di China Beijing Automobile Industry Holding Co. untuk mengembangkan mobil listrik yang hanya dijual di China.[29][30]

Beijing Hyundai

Joint venture dengan Beijing Automotive Group,[31] Beijing Hyundai Motor memproduksi banyak kendaraan Hyundai[butuh rujukan] beserta dengan beberapa model lainnya yang hanya ada Cina.[32] Perusahaan ini berhasil menjual 700.000 mobil penumpang pada tahun 2010.[33] SUV Hyundai sendiri diproduksi oleh perusahaan yang berbeda.

Kerjasama Hawtai

Antara tahun 2002[34]-2010[35] Hawtai Motor membuat model China dari Hyundai Matrix,[36] Hyundai Santa Fe,[34][37] dan Hyundai Terracan.[34][37] Santa Fe adalah SUV paling laris kelima di China tahun 2010,[38] dan beberapa model yang dibuat Hawtai mungkin berbeda dengan pasar negara lainnya.[39]

Hyundai di Jepang

Meskipun penjualan Hyundai naik pesat di dunia, tetapi di Jepang mereka tak mampu berbuat banyak. Hyundai hanya berhasil menjual 15.000 unit mobil dari tahun 2001 sampai 2009.[40] Mereka mengeluarkan pengumuman pada bulan November 2009 yang berisi menarik semua produk mobil penumpangnya dari pasar Jepang dan hanya berfokus pada mobil komersial saja.[40] Mereka juga berkata bahwa mungkin untuk kembali ke pasar Jepang jika keadaan pasarnya sudah kondusif.[41]

Hyundai di Filipina

Saat ini Hyundai berada pada posisi ketiga di pasar mobil Filipina. Model yang dijual antara lain Getz, i10, Accent, SantaFe, Sonata, dan Grand Starex. Penjualan Hyundai tahun 2009 sekitar 11.086 unit dan pada tahun berikutnya 20.712 unit, meningkat hampir dua kali lipat.

Hyundai di Selandia Baru

Penjualan Hyundai di Selandia Baru pada tahun 2011 naik 27% dibandingkan tahun 2010.[42]

Hyundai di Indonesia

Hyundai hadir pertama kali di Indonesia pada tahun 1995 melalui Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) PT. Citra Mobil Nasional. Saat itu, Hyundai meluncurkan satu model, Elantra, dari pabrik perakitan di Bekasi Barat yang berkapasitas 10.000 unit setahun.[43] Saat ini, produk Hyundai yang ada di Indonesia antara lain AvegaGrand AvegaH-1/StarexSonatai10Hyundai New Elantra (hanya di pakai oleh kepolisian), dan Tucson. Sebelumnya, model-model yang pernah dijual antara lain Accent, Atoz, Matrix, Getz, Coupe, Grandeur/Azera, Santa Fe, dan i20. Hyundai Grand Avega dihentikan penjualannya bulan April 2012 karena hadirnya i20.[44]

Selengkapnya
Hyundai Motor Company

Industri Otomotif

Mobil listrik

Dipublikasikan oleh Admin pada 25 Juni 2022


Mobil listrik adalah mobil yang digerakkan dengan motor listrik, menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai atau tempat penyimpan energi lainnya. Mobil listrik sangat populer pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, tapi kemudian popularitasnya meredup karena teknologi mesin pembakaran dalam yang semakin maju dan harga kendaraan berbahan bakar bensin yang semakin murah. Krisis energi pada tahun 1970-an dan 1980-an pernah membangkitkan sedikit minat pada mobil-mobil listrik, tapi baru pada tahun 2000-an lah para produsen kendaraan baru menaruh perhatian yang serius pada kendaraan listrik listrik. Hal ini disebabkan karena harga minyak yang melambung tinggi pada tahun 2000-an serta banyak masyarakat dunia yang sudah sadar akan buruknya dampak emisi gas rumah kaca.[1][2] Sampai bulan November 2011, model-model listrik yang tersedia dan dijual di pasaran beberapa negara adalah Tesla RoadsterREVAiRenault Fluence Z.E.BuddyMitsubishi i MiEVTazzari ZeroNissan LeafSmart EDWheego Whip LiFeMia listrik, dan BYD e6. Nissan Leaf, dengan penjualan lebih dari 20.000 unit di seluruh dunia (sampai November 2011),[3] dan Mitsubishi i-MiEV, dengan penjualan global lebih dari 17.000 unit (sampai Oktober 2011), adalah kedua mobil listrik paling laris di dunia.[4]

Mobil listrik memiliki beberapa kelebihan yang potensial jika dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa. Yang paling utama adalah mobil listrik tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor.[5][6][7] Selain itu, mobil jenis ini juga mengurangi emisi gas rumah kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai penggerak utamanya.[1][2] Pada akhirnya, ketergantungan minyak dari luar negeri pun berkurang, karena bagi beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara Eropa, kenaikan harga minyak dapat memukul ekonomi mereka.[1][8][9] Bagi negara berkembang, harga minyak yang tinggi semakin memberatkan neraca pembayaran mereka, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi mereka.[10][11] Keuntungan lainnya ialah mobil listrik tidak menimbulkan kebisingan polusi suara karenanya dapat bermanfaat bagi lingkungan.[12]

Meskipun mobil listrik memiliki beberapa keuntungan potensial seperti yang telah disebutkan di atas, tapi penggunaan mobil listrik secara meluas memiliki banyak hambatan dan kekurangan.[1][2] Sampai pada tahun 2011, harga mobil listrik masih jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa dan kendaraan listrik hibrida karena harga baterai ion litium yang mahal.[13] Meskipun begitu, saat ini harga baterai mulai turun karena mulai diproduksi dalam jumlah besar.[14] Faktor lainnya yang menghambat tumbuhnya penggunaan mobil listrik adalah masih sedikitnya stasiun pengisian untuk mobil listrik, ditambah lagi ketakutan pengendara akan habisnya isi baterai mobil sebelum mereka sampai di tujuan. Beberapa pemerintah di beberapa negara di dunia telah menerbitkan beberapa insentif dan aturan untuk menanggulangi masalah ini, yang tujuannya untuk meningkatkan penjualan mobil listrik, untuk membiayai pengembangan teknologi mobil listrik sehingga harga baterai dan komponen mobil bisa semakin efisien. Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan dana hibah sebesar US$2,4 miliar untuk pengembangan mobil listrik dan baterai.[15] Pemerintah Tiongkok mengumum kan bahwa mereka akan menyediakan dana sebesar US$15 miliar untuk memulai industri mobil listrik di negaranya.[16] Beberapa pemerintah lokal dan nasional di banyak negara telah menerbitkan kredit pajak, subsidi, dan banyak insentif lainnya untuk mengurangi harga mobil listrik dan mobil plug-in.[17][18][19][20]

Di negara Indonesia sendiri, pada tanggal 1 April 2012 pemerintah kucurkan 100 miliar rupiah untuk riset mobil listrik.[21] Lalu pada tanggal 10 Juni 2013 pemerintah tegaskan kendaraan listrik bebas pajak.[22] Dan kemudian pada tanggal 12 Juni 2013 Zbee dari Swedia resmi membuka pabrik kendaraan listrik dengan nama PT Lundin Industry, yang terletak di Kota Banyuwangi, Jawa Timur, dan target produksi minimal 100.000 unit per tahun.[23]

Sejarah

Mobil listrik Jerman, 1904, dengan sopir di atas

Artikel utama: Sejarah mobil listrik

Mobil listrik populer pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika listrik masih dipilih sebagai penggerak utama pada kendaraan. Hal ini disebabkan karena mobil listrik menawarkan kenyamanan dan pengoperasian yang mudah yang tidak dapat dicapai oleh kendaraan-kendaraan bermesin bensin saat itu. Perkembangan teknologi pembakaran dalam yang semakin maju, terutama di starter listriknya, lambat laun mengurangi popularitas mobil listrik. Hal ini ditambah dengan kemampuan mobil bensin dapat menempuh jarak yang lebih jauh, pengisiasn bensin yang lebih cepat, dan infrastruktur pengisian semakin bertambah, ditambah dengan sistem produksi massal yang diterapkan oleh Ford Motor Company, membuat harga mobil bensin turun drastis sampai setengah harga mobil listrik. Mobil listrik pun menjadi semakin tidak populer, dan secara total menghilang dari pasaran, terutama di pasaran gemuk seperti Amerika Serikat, pada tahun 1930-an. Bagaimanapun juga, pada tahun-tahun belakangan ini, semakin banyak orang yang sadar akan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh mobil berbahan bakar bensin, ditambah harga bensin yang mahal dan terus naik, membuat mobil listrik kembali diminati. Mobil listrik jauh lebih ramah lingkungan dari mobil bensin, biaya perawatan lebih murah, ditambah teknologi baterai yang semakin maju. Kekurangannya adalah harga mobil listrik saat ini masih mahal. Mobil listrik saat ini mulai mendapatkan lagi popularitasnya di beberapa negara di dunia setelah sekian lama menghilang dari peradaban.

1890-an sampai 1900-an: Awal sejarah

Sebelum masanya mesin pembakaran dalam, mobil listrik telah memegang banyak rekor kecepatan dan jarak. Di antara semua rekor ini, salah satu yang paling terkenal adalah pemecahan rekor kecepatan 100 km/h (62 mph) oleh Camille Jenatzy pada tanggal 29 April 1899. Ia menggunakan kendaraannya yang berbentuk roket Jamais Contente, dengan kecepatan maksimal 10.588 km/h (6.579 mph). Sebelum tahun 1920-an, mobil listrik bersaing ketat dengan mobil berbahan bakar bensin.[24]

Thomas Edison dan sebuah mobil listrik tahun 1913 (sumber dari National Museum of American History)

Tribelhorn 1908

Dimulai pada tahun 1896 untuk mengatasi masalah infrastruktur pengisian yang kurang, sebuah jasa pelayanan penggantian baterai dimulai oleh perusahaan Hartford Electric Light Company untuk truk listrik. Pemilik kendaraan membeli kendaraannya dari General Electric Company (GVC) tanpa baterai dan membeli baterainya di Hartford Electric dengan sistem baterai yang dapat diganti-ganti. Pemilik kendaraan akan dikenai biaya servis bulanan dan biaya perjalanan per milnya untuk biaya perawatan truknya. Jasa pelayanan ini tersedia pada tahun 1910 sampai 1924 dan menempuh total jarak sekitar 6 juta mil. Pada tahun 1917, sebuah perusahaan di Chicago menjalankan servis pelayanan serupa untuk pemilik mobil Milburn Light Electric yang juga membeli kendaraannya tanpa baterainya.[25]

Pada tahun 1897, mobil listrik mulai dipakai sebagai kendaraan komersial di Amerika Serikat sebagai armada taksi listrik New York City, taksi ini dibuat oleh Electric Carriage dan Wagon Company Philadelphia. Mobil-mobil listrik di Amerika Serikat diproduksi oleh Anthony Electric, BakerColumbiaAndersonFritchleStudebakerRikerMilburn, dan beberapa perusahaan lainnya di awal abad ke-20.

Meskipun memiliki kecepatan yang rendah, tapi mobil listrik memiliki banyak kelebihan dibandingkan kompetitornya di awal 1900-an. Mobil listrik tidak menimbulkan getaran, mobil listrik juga tidak mengeluarkan gas buang yang berbau, dan tidak berisik bila dibandingkan dengan mobil bensin. Selain itu, mobil listrik tidak memerlukan perpindahan gigi, dimana pada mobil bensin hal inilah yang menjadi penghambat besar dalam mengemudikannya. Mobil listrik pada masa itu juga digunakan oleh orang-orang kaya yang menggunakannya sebagai mobil kota, sehingga keterbatasan jarak bukanlah hambatan besar. Kelebihan lainnya, mobil listrik juga tidak membutuhkan usaha keras untuk menyalakannya, tidak seperti mobil bensin yang membutuhkan tuas tangan untuk menyalakan mobilnya. Mobil listrik pada masa itu dianggap sebagai mobil yang cocok untuk pengemudi wanita karena kemudahan dalam mengoperasikannya.

Henney Kilowatt, mobil listrik buatan tahun 1961 yang berbasis Renault Dauphine

Pada tahun 1911, New York Times menyatakan bahwa mobil listrik adalah kendaraan "ideal" karena lebih bersih, lebih senyap, dan lebih hemat daripada mobil bensin.[26]

1990-an sampai sekarang: Kembalinya minat publik[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: Sejarah kendaraan listrik: Kembalinya minat publik

Krisis energi pada tahun 1970-an dan 1980-an menimbulkan kembalinya minat masyarakat akan mobil listrik. Pada awal 1990-an, California Air Resources Board (CARB) mulai menekan para pabrikan otomotif untuk mulai membuat mobil yang efisien dalam baqhan bakar, rendah emisi, dengan tujuan akhirnya adalah membuat kendaraan emisi nol seperti kendaraan listrik.[1][27] Sebagai respons, beberapa pabrikan mencoba membuat mobil listrik mereka masing-masing, seperti Chrysler TEVan, truk pikap Ford Ranger EVGM EV1, pikap S10 EV, hatchback Honda EV Plus, miniwagon Altra EV, dan Toyota RAV4 EV. Mobil-mobil ini akhirnya ditarik peredarannya di pasar Amerika Serikat.[28]

Nissan Leaf pertama yang diantarkan ke konsumen di A.S. di jalanan San Francisco

Resesi ekonomi global pada akhir tahun 2000-an membuat banyak produsen otomotif dunia meninggalkan mobil-mobil SUV yang besar dan boros, dan beralih ke mobil-mobil kecil, hibrida, dan mobil listrik. Perusahaan otomotif asal CaliforniaTesla Motors, memulai pengembangan Tesla Roadster pada tahun 2004, dan kemudian diluncurkan ke publik pada tahun 2008. Sampai bulan Januari 2011, Tesla telah berhasil menjual 1.500 unit Roadster di 31 negara.[29] Mitsubishi i MiEV diluncurkan untuk penggunaan armada di Jepang bulan Juli 2009, dan mulai dijual pada perseorangan pada bulan April 2010.[30][31][32] i Miev mulai dijual di Hong Kong bulan Mei 2010,[33] dan Australia mulai Juli 2010.[34]

Penjualan Nissan Leaf di Jepang dan Amerika Serikat dimulai pada bulan Desember 2010, meskipun di awal peluncurannya hanya tersedia di beberapa kawasan saja dengan jumlah yang terbatas pula.[35][36][37] Sampai bulan September 2011, mobil-mobil listrik yang dijual di pasaran adalah REVAiBuddyCitroën C1 ev'ieTransit Connect ElectricMercedes-Benz Vito E-CellSmart ED, dan Wheego Whip LiFe.

Perbandingan dengan kendaraan bermesin pembakaran dalam[sunting | sunting sumber]

Saat ini, target terpenting dari kendaraan listrik adalah mengatasi masalah di bidang pengembangan, produksi, dan operasinya yang tinggi bila dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam sejenis.

Harga

Penjualan Mitsubishi i MiEV ke publik dimulai di Jepang pada bulan April 2010, Hongkong pada bulan Mei 2010, dan Australia pada bulan Juli 2010.

Mobil listrik pada umumnya lebih mahal daripada mobil bermesin pembakaran dalam. Alasan utamanya adalah mahalnya harga baterai. Para pembeli mobil di AS dan Inggris terlihat tidak mau untuk mengeluarkan uang mereka lebih banyak untuk mobil listrik.[38][39] Hal ini pun menyebabkan tersendatnya transisi dari mobil bensin ke mobil listrik. Sebuah survei yang dilakukan oleh Nielsen untuk Financial Times menunjukkan bahwa 65% orang Amerika dan 76% orang Inggris tidak mau mengeluarkan uang lebih banyak dari apa yang mereka keluarkan untuk mobil bensin.[40] Sebuah laporan oleh J.D. Power and Associates juga mengklaim bahwa 50% pembeli mobil di Amerika tidak mau membeli kendaraan hijau jika harganya 5.000 dolar lebih mahal dari kendaraan bensin sejenis, meskipun mereka juga mengkhawatirkan lingkungan.[41]

Perusahaan mobil listrik Tesla Motors menggunakan teknologi baterai komputer jinjing sebagai baterai yang mereka gunakan di mobil listrik mereka. Baterai ini 3 sampai 4 kali lebih murah bila dibandingkan dengan baterai mobil listrik biasa yang dipakai perusahaan mobil lainnya. Baterai konvensional menghabiskan 700-800 dolar AS per kilowatt jam, sedangkan baterai yang menggunakan sel dari komputer jinjing hanya 200 dolar AS saja. Pada akhirnya, hal ini memungkinkan turunnya harga mobil listrik yang menggunakan teknologi dari Tesla seperti Toyota RAV4 EVSmart ED, dan Model X.[42][43][44] New York Times sendiri mengestimasi harga baterai berkisar antara US$400 sampai US$500 per kilowatt-jam.[45]

Saat ini, Nissan LEAF adalah mobil listrik paling murah di Amerika Serikat, dengan harga awal adalah US$32,780 yang kemudian berkurang menjadi US$25,280 setelah dikurangi pajak federal sebesar US$7,500. Harga mobil ini kemudian turun lagi di California menjadi US$20,280 setelah pemerintah negara bagian itu memberikan pemotongan pajak sebesar US$5,000. Pemotongan pajak serupa juga diberikan di beberapa daerah lainnya.

Sedan listrik Renault Fluence Z.E. 5 pintu akan dijual dengan harga awal dibawah 20.000 dolar AS. Harga ini belum termasuk pemotongan pajak dari pemerintah AS.[46] Mobil ini akan dijual tanpa baterai, maka harganya jauh lebih murah. Para pembeli mobil ini nantinya akan mengkontrak baterai mobilnya dari perusahaan Better Place.

Biaya perawatan

Tesla Roadster yang dijual di AS dan Eropa memiliki jarak tempuh sekitar 245 mil sekali pengisian baterainya.

Besar biaya perawatan dari mobil listrik sebagian besar adalah biaya perawatan dan penggantian baterainya. Sebuah mobil listrik hanya memiliki 5 suku cadang bergerak pada motor listriknya, bandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam yang memiliki ratusan suku cadang bergerak.[47] Baterai mobil listrik harganya sangat mahal tapi biaya perawatannya sangat kecil, apalagi dengan baterai Lithium yang saat ini banyak digunakan.

Untuk menghitung berapa biaya per kilometer dari mobil listrik maka penting untuk menetapkan berapa nilai pakai baterai. Untuk menetapkan nilai ini merupakan hal yang sulit dikarenakan fakta yang menunjukkan bahwa kapasitas baterai akan berkurang sedikit demi sedikit setiap kali pengisian ulang. Umur baterai dikatakan habis apabila si pemilik mobil merasa bahwa kemampuan baterainya sudah tidak dapat diandalkan lagi. Meskipun secara pemakaian sudah "habis", tapi baterai bekas pakai ini masih memiliki nilai guna karena masih dapat dipakai untuk tujuan lainnya atau mungkin didaur ulang kembali.

Karena baterai pada mobil listrik terdiri dari banyak sel-sel individu yang pemakaiannya tidak merata, maka mengganti sel yang sudah rusak secara periodik dapat mempertahankan jarak tempuh kendaraan.

Baterai Tesla Roadster yang besar diklaim oleh pabrikan dapat bertahan selama 7 tahun dengan pemakaian normal. Harga baterai ini sekitar US$12,000.[48][49] Jika mobil ini dikendarai 40 mil (64 km) per harinya dalam 7 tahun maka totalnya adalah 102.200 mil (164.500 km) sehingga biaya perawatan baterai ini per 1 mil (1,6 km) adalah US$0,1174 per 1 mil (1,6 km) atau US$4,70 per 40 mil (64 km).

Pada tahun 2010, Pemerintah Amerika Serikat mengestimasi bahwa baterai dengan jarak tempuh 100 mil (160 km) kira-kira harganya US$33,000. Sebagian publik masih mengkhawatirkan ketahanan dan masa pakai baterai.[50]

Listrik vs. bahan bakar hidrokarbon

Tesla Roadster menggunakan listrik sebanyak 17,4 kW⋅h/100 km (0,63 MJ/km; 0,280 kW⋅h/mi),[51] sedangkan EV1 sebanyak 11 kW⋅h/100 km (0,40 MJ/km; 0,18 kW⋅h/mi).[52] Mobil listrik lainnya seperti Nissan Leaf menggunakan listrik sebesar 21,25 kW⋅h/100 km (0,765 MJ/km; 0,3420 kW⋅h/mi), yang diukur oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA).[53] Perbedaan ini menggambarkan perbedaan desain dan target pemakaian kendaraan, serta standar tes yang beraneka ragam. Pada dasarnya, penggunaan energi mobil listrik itu sendiri sangat tergantung dari kondisi alam dan gaya mengemudi. Nissan sendiri mengestimasikan bahwa ongkos perawatan Leaf untuk 5 tahun adalah US$1,800, sedangkan mobil bensin biasa US$6,000.[54] Menurut Nissan, ongkos perawaran Leaf di Inggris adalah 1,75 pence per mil (1,09p per km), sedangkan untuk mobil bensin ongkosnya lebih dari 10 pence per mil (6,25p per km). Estimasi ini didasarkan pada rata-rata tarif nasional Inggris pada bulan Januari 2012, dengan pengisian dilakukan didasarkan pada harga malam hari.[55]

Jarak dan waktu pengisian

Mobil dengan mesin pembakaran dalam dapat dianggap mempunyai jarak tempuh tak terbatas, karena bahan bakarnya dapat diisi dengan cepat dan stasiun pengisiannya pun mudah ditemukan. Mobil listrik mempunyai jarak maksimum yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam. Selain itu, pengisian baterainya pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini yang merupakan alasan mengapa para pabrikan otomotif memasarkan mobil listrik sebagai "mobil harian" yang hanya cocok untuk pemakaian dalam kota saja atau perjalanan jarak pendek.[butuh rujukan] Pengendara di Amerika biasanya mengendarai mobil mereka kurang dari 40 mil (64 km) per harinya, sehingga mungkin GM EV1 pun sudah cocok untuk memenuhi kebutuhan berkendara 90% pengemudi di A.S.[56] Meskipun begitu, beberapa pengendara juga masih takut apabila kendaraan mereka kehabisan isi baterainya sebelum mereka mencapai destinasi mereka.

Salah satu mobil listrik yang ada, Tesla Roadster, dapat digunakan untuk perjalanan sampai 245 mil (394 km) setiap pengisiannya;[57] lebih jauh 2 kali lipat dibandingkan mobil listrik lain yang ada di pasaran.[58] Baterai Tesla Roadster dapat diisi ulang penuh dalam waktu 3,5 jam dari sumber listrik 220-volt, 70-Ampere.[59]

Pada tahun 2010 pemerintah Amerika Serikat mengestimasi bahwa harga baterai dengan kemampuan jarak tempuh 100 mil (160 km) harganya US$33,000. Sampai saat ini, ketahanan dan usia pemakaian baterai masih dikhawatirkan beberapa pihak.[60]

Nissan mengestimasi bahwa biaya pemakaian Nissan LEAF selama 5 tahun adalah US$1,800 bandingkan dengan mobil bensin yang mencapai US$6,000.[61] Sebiah film dokumenter Who Killed the Electric Car?[56] memperlihatkan perbandingan antara suku cadang yang harus diganti pada mobil bensin maupun EV1, sang mekanik mengatakan bahwa mereka bisa kendarai mobil listrik itu sampai 5.000 mi (8.000 km), kemudian putar bannya, isi cairan pencuci kaca depan, lalu kemudian siap dipakai lagi.

Salah satu cara produsen mobil untuk meningkatkan jarak tempuh mobil listriknya adalah dengan teknologi penggantian baterai. Mobil listrik yang memiliki teknologi ini dapat pergi ke stasiun penggantian baterai dan mengganti baterai mobilnya yang sudah babis dengan baterai yang sudah terisi dalam waktu 1 menit saja.[62] Baterai mobil listrik ini umumnya mempunyai jarak tempuh 100 mil (160 km). Proses ini lebih bersih dan cepat daripada mengisi bahan bakar di SPBU,[63] tapi karena butuh investasi yang amat tinggi, prospek ekonominya belum dapat dipastikan.[64] Sampai akhir 2010, hanya 2 perusahaan di A.S. yang berencana memakai teknologi penggantian baterai ini untuk mobil listrik mereka: Better Place dan Tesla Motors.[65][66][67]

Polusi udara dan emisi karbon

Lihat pula: Emisi gas rumah kaca pada mobil listrik plug-in dan Emisi gas rumah kaca pada hibrida plug-in

Mobil listrik menciptakan udara yang lebih bersih di kota karena tidak memproduksi polusi udara seperti debusenyawa organik volatilhidrokarbonkarbon monoksidaozontimbal, dan NOx. Keuntungan udara bersih ini umumnya bersifat lokal, karena tergantung dari bahan baku untuk menghasilkan listrik tersebut. Emisi udara umumnya berpindah ke lokasi pembangkit listrik.[1] Jumlah karbon dioksida yang dilepaskan tergantung dari intensitas emisi sumber tenaga yang digunakan untuk mengisi kendaraan, efisiensi kendaraan, dan energi yang terbuang pada proses pengisian.

Bahaya bagi pejalan kaki

Lihat pula: Suara peringatan mobil listrik

Pada kecepatan rendah, mobil-mobil listrik menghasilkan kebisingan yang jauh lebih rendah daripada mobil-mobil bermesin pembakaran dalam. Orang buta atau yang sedang bermasalah dengan penglihatan biasanya memakai suara-suara bising mesin sebagai seseatu hal yang membantu ketika mereka sedang menyeberang jalan, sehingga mobil listrik dan hibrida memunculkan bahaya laten.[68][69] Hasil tes telah menunjukkan bahwa hal ini benar-benar menjadi masalah yang patut diperhatikan, karena ketika kendaraan listrik beroperasi dengan kecepatan dibawah 20 mph (30 km/h), mereka hampir tidak menghasilkan suara. Ketika kecepatannya meninggi, suara dihasilkan dari gesekan ban dan udara sehingga kendaraan mulai menghasilkan suara yang dapat didengar.[69]

Kongres Amerika Serikat dan Pemerintah Jepang telah meloloskan regulasi yang berisi batas minimum suara untuk mobil hibrida dan kendaraan listrik plug-in ketika sedang beroperasi dalam mode listrik, sehingga nantinya orang buta dan pejalan kaki dapat mendengar suara mobil tersebut dan mendeteksi dari arah mana mereka datang.[69][70][71] Nissan Leaf adalah mobil listrik pertama yang menggunakan sistem Vehicle Sound for Pedestrians, yang didalamnya termasuk satu suara untuk gerak maju dan satu suara untuk gerak mundur.[18][72]

Baterai mobil listrik

Stasiun pengisian baterai di Rio de JaneiroBrasil. Stasiun ini dioperasikan oleh Petrobras dan menggunakan energi surya.

Model S chassis with powertrain and battery pack[73]

Artikel utama: Stasiun pengisian energi listrik

Berbicara mobil listrik tentu saja tidak lepas dari baterai yang digunakan pada mobil listrik. Sebuah baterai pada mobil listrik sangatlah vital fungsinya, tidak hanya karena dia menentukan seberapa jauh mobil listrik bisa berjalan, namun baterai listrik memiliki masa penggunaan terbatas yang juga salah satu alasan yang perlu dipertimbangkan apabil kita berkeinginan untuk memiliki mobil listrik, karena untuk mengganti baterai dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Namun saat ini baterai pada mobil listrik sudah semakin canggih, rata-rata baterai bisa bertahan hingga 10 atau 15 tahun atau sekitar 200 ribu kilometer. Apalagi saat ini perusahaan Samsung berhasil membuat baterai canggih yang bukan hanya memiliki jarak tempuh hingga 800 kilometer, namun juga bisa meningkatkan usia pakai. Ini dimungkinkna karena para ilmuwan di Samsung berhasil membuat baterai dengan menggunakan unsur perak dan carbon (Ag-C) pada sel baterainya yang terbukti lebih tahan ketika diisi daya berkali-kali. Walaupun baru sekedar purwarupa, baterai ini diharapkan akan digunakan pada semua mobil listrik dimasa yang akan datang.

Saat ini baterai yang paling banyak digunakan mobil listrik adalah baterai berjenis lithium-ion. Tipe baterai ini adalah baterai yang banyak digunakan juga pada alat elektronik seperti smartphone.Kelemahan dari baterai ini adalah kapasitas yang akan berkurang setiap tahunnya, baterai pada mobil listrik rata-rata kehilangan 2,3 persen kapasitasnya setiap tahunnya. Namun selain itu juga ada beberapa faktor yang membuat sebuah baterai akan berkurang kemampuannya, diantaranya adalah:

  • Suhu penggunaan. Layaknya pada baterai yang menggunakan timah, baterai Li-on juga dapat berkurang drastis kemampuannya apabila sering dipakai dalam suhu yang panas. Itulah tidak disarankan mobil listrik diparkir sangat lama pada keadaan panas terik matahari, karena selain akan mengurangi kemampuannya juga mengurangi usia pakai.
  • Sering diisi daya. Sama seperti pada smartphone, baterai Li-On juga sangat dipengaruhi oleh jumlah siklus diisi daya yang dilakukan. Selain juga sangat disarankan untuk melakukan overcharge untuk menghindari kerusakan pada baterai. Pada beberapa pabrikan otomotif bahkan membuat sistem pada baterai mobil listrik diblok ketika pengisian daya di angka 80 persen, dengan tujuan untuk mencegah pengguna mobil mengisi daya mobilnya terlalu melebihi kapasitas.

Tidak seperti mobil berbahan bakar bensin, mobil listrik dapat diisi baterainya dari stop kontak yang ada di rumah, tanpa perlu pergi ke stasiun pengisian tertentu. Pengisian baterai juga dapat dilakukan di stasiun pengisian yang ada di jalan atau toko yang menyediakannya.

Listrik yang digunakan untuk mengisi baterai mobil listrik dihasilkan dari banyak sumber; seperti batu barahidroelektrisitasnuklir atau tenaga lainnya. Sumber tenaga terbaharukan seperti sel surya (PLTS), mikro hidrotenaga arus laut,[74] tenaga panas bumi atau angin juga dapat digunakan.

Mobil listrik yang tersedia saat ini[sunting | sunting sumber]

Kendaraan listrik jarak dekat GEM adalah kendaraan listrik paling laris di dunia saat ini, dengan 45.000 unit telah terjual sampai tahun 2010.

Artikel utama: Mobil listrik yang tersedia saat ini

Bisa dioperasikan di jalan raya

Sampai pada awal tahun 2012, jumlah kendaraan listrik yang diproduksi massal yang tersedia di dunia masih terbatas. Kebanyakan mobil listrik yang tersedia saat ini adalah kendaraan listrik jarak dekat (neighborhood electric vehicle, NEV). Pike Research mengestimasikan ada sekitar 479.000 NEV di dunia saat ini.[75] Kendaraan NEV yang paling laris adalah Global Electric Motorcars (GEM), yang sampai bulan Desember 2010 telah terjual lebih dari 45.000 unit sejak pertama dijual tahun 1998.[76] Dua pasar NEV terbesar di dunia pada tahun 2011 adalah Amerika Serikat (14.727 unit) dan Prancis (2.231 unit).[77]

Nissan Leaf adalah mobil listrik paling laris yang bisa dioperasikan di jalan raya, dengan 27.000 unit telah terjual sampai April 2012, 13.000 unit di antaranya terjual di Jepang, 11.000 di A.S.,dan 3.000 unit di Eropa.[3]

Mobil listrik paling laris di dunia yang bisa dioperasikan di jalan raya saat ini adalah Nissan Leaf. Mobil ini telah terjual sebanyak lebih dari 27.000 unit sampai April 2012.[3] Mitsubishi i-MiEV, di peringkat kedua, telah terjual sebanyak 17.000 unit di seluruh dunia sampai bulan Oktober 2011. Di Prancis, i MiEV dinamai Peugeot iOn dan di negara Eropa lain, dijual dengan nama Citroën C-ZERO.[4] Jepang dan Amerika Serikat adalah pasar terbesar bagi mobil-mobil listrik di dunia, diikuti dengan beberapa negara Eropa. Di Jepang, sudah terjual lebih dari 18.000 unit mobil listrik (sampai April 2012),[3] terdiri dari 13.000 Leaf dan 5.000 unit i-MiEV.[78] Di A.S., penjualan mobil listrik terbesar dipimpin oleh Nissan Leaf yang terjual 11.796 unit sampai April 2012.[79] Total penjualan mobil listrik di kawasan Eropa Barat adalah 11.563 unit pada tahun 2011, dengan pangsa pasar 0,1%. Lima negara dengan penjualan mobil listrik terbanyak adalah Prancis, Norwegia, Jerman, dan Inggris.[80] Sampai bulan April 2012, Norwegia mempunyai 6.587 mobil listrik,[81] jumlah terbesar di Eropa dan kepemilikan mobil listrik per kapita tertinggi di dunia.[82][83] Total juga ada 5.579 unit kendaraan listrik terjual di Tiongkok tahun 2011, jumlah ini termasuk mobil penumpang dan kendaraan komersial.[84]

Norwegia adalah negara dengan kepemilikan mobil listrik per kapita tertinggi di dunia.[82] Terlihat sebuah Tesla Roadster, sebuah REVAi dan sebuah Th!nk City di sebuah tempat parkir dan pengisian baterai di Oslo.

Total ada 2.630 mobil listrik yang teregistrasi di Prancis pada tahun 2011, naik dari 184 unit tahun 2010.[85] Pada tahun 2010, sekitar 1.200 mobil listrik jarak dekat terjual di Prancis.[86] Penjualan mobil listrik di Prancis pada tahun 2011 dipimpin oleh Citroën C-Zero (645 unit), Peugeot iOns (639 unit), dan Bolloré Bluecar (399 unit).[85] Di Norwegia, pada tahun 2011 terjual 2.240 unit, naik dari 722 unit pada tahun 2010. Penjualan mobil listrik di Norwegia tahun 2011 dipimpin oleh "keluarga" Mitsubishi i-MiEV (1.477 unit) dengan rincian i-MiEV 1.050 unit, Peugeot iOn 217 unit, dan Citroën C-Zero 210 unit.[83] Di Jerman, total 2.154 mobil listrik terjual pada tahun 2011, sehingga jumlah kendaraan listrik disana menjadi 4.541 unit. Penjualan mobil listrik di Jerman tahun 2011 juga dipimpin oleh "keluarga" Mitsubishi i-MiEV, dengan rincian i-MiEV 683 unit, Peugeot iOn 208 unit, dan Citroen C-Zero 200 unit. Jumlah ini setara dengan 50,6% penjualan mobil listrik tahun 2011.[87]

Perkembangan Mobil Listrik Di Indonesia

Indonesia tidak ketinggalan mengambil bagian dalam memproduksi mobil listrik. Walaupun masih berupa purwarupa, mobil listrik buatan anak bangsa cukup menjanjikan. Saat ini telah ada 2 model yang diketahui, yaitu Mobil listik Ahmadi dan Tucuxi. Pada tanggal 20 Mei 2013 dilakukan diuji coba bus listrik untuk APEC 2013 Oktober. Sampai sekarang bus listrik tersebut melayani transportasi publik di Yogya.[88]

Tanggal 6 Mei 2014 ITS menorehkan rekor mobil listrik untuk dalam negeri dengan rincian jarak tempuh total 800 km, kecepatan rata-rata 120-130 km/jam serta setiap 8 jam dilakukan pengisian ulang selama 3 jam. Rute yang ditempuh adalah Jakarta–Bandung–Tasikmalaya–Purwokerto–Jogjakarta–Madiun–Surabaya[89]

Sumber: wikipedia.org

 

Selengkapnya
Mobil listrik
« First Previous page 3 of 5 Next Last »