Manajemen Strategis
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 28 Juli 2022
Integrasi horizontal adalah keadaan dimana sebuah perusahaan mengintegrasikan produksi dari barang atau jasa yang masih ada di dalam satu tahap produksi di dalam rantai suplai, baik melalui ekspansi internal, akuisisi, ataupun merger.
Integrasi ini dapat mengarah ke monopoli, jika barang atau jasa yang mereka integrasikan, berhasil menguasai sebagian besar pangsa pasar.
Integrasi horizontal berbeda dengan integrasi vertikal, dimana perusahaan mengintegrasikan berbagai tahap produksi di dalam satu rantai suplai.
Aliansi Horizontal
Selain integrasi horizontal, dimana sebuah perusahaan akan mengakusisi ataupun bergabung dengan perusahaan lain untuk menciptakan integrasi, juga terdapat aliansi horizontal, dimana sebuah perusahaan akan mengadakan kontrak dengan perusahaan lain agar tercipta integrasi, namun kedua perusahaan tersebut tetap dapat berdiri sendiri, tanpa ada akusisi ataupun penggabungan.
Contoh
Contoh dari integrasi horizontal dalam industri makanan adalah bergabungnya Heinz dan Kraft pada tanggal 25 Maret 2015. Keduanya sama-sama merupakan produsen makanan olahan.
Sysco awalnya juga ingin mengakusisi US Foods, sebelum akhirnya pemerintah melarangnya. Pemerintah beralasan bahwa akuisisi ini akan menciptakan integrasi horizontal, karena keduanya sama-sama mendistribusikan makanan, perawatan kesehatan, dan fasilitas pendidikan.
Sumber Artikel : Wikipedia
Manajemen Strategis
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 28 Juli 2022
Dalam konteks ekonomi mikro dan manajemen, integrasi vertikal adalah sebuah keadaan dimana seluruh tahap dalam rantai suplai dimiliki oleh sebuah perusahaan. Integrasi ini berbeda dengan Integrasi Horizontal, dimana sebuah perusahaan akan mengintegrasikan produksi beberapa produk yang masih dalam satu tahap dalam rantai suplai.
Andrew Carnegie adalah salah satu pengusaha pertama yang menggunakan metode integrasi ini dalam memproduksi baja,
Integrasi vertikal dapat menjadi strategi bisnis yang sangat baik, tetapi sangat sulit untuk diimplementasikan, dan jika gagal mengimplementasikannya, akan sangat mahal untuk memperbaikinya.
Jenis
Integrasi vertikal dapat dibedakan menjadi tiga, yakni integrasi vertikal hulu, integrasi vertikal hilir, dan integrasi vertikal hulu-hilir.
Diagram yang menunjukkan perbedaan antara integrasi vertikal dengan integrasi horizontal
Contoh
Birdseye
Pada saat sedang berburu, seorang penjelajah sekaligus ilmuwan asal Amerika Serikat, Clarence Birdseye, menemukan dampak menguntungkan dari pembekuan, yakni ikan-ikan yang ditangkapnya berhari-hari lalu, jika disimpan di es, dapat tetap dalam kondisi segar.
Pada tahun 1924, Clarence Birdseye pun mematenkan Birdseye Plate Froster dan mendirikan General Seafood Corporation. Pada tahun 1929, perusahaan dan paten milik Birdseye ini dibeli oleh Postum Company dan Goldman Sachs, dengan harga masing-masing $2 juta dan $20 juta. Perusahaan ini lalu lebih dikenal dengan nama General Foods. Nama Birdseye tetap dipertahankan, tetapi dipisah menjadi dua kata (Birds eye) untuk digunakan sebagai merek dagang.
Birdseye adalah salah satu pionir dalam industri makanan beku. Birdseye Company pun menerapkan integrasi vertikal untuk menjalankan bisnisnya, karena pada saat itu belum ada infrastruktur produksi dan penjualan yang memadai. Birdseye juga membelikan peralatan yang dibutuhkan oleh pemasok dan penjual produknya, jika mereka tidak mampu membelinya sendiri.
Saat ini, Birdseye tidak lagi dominan, karena kesulitan menghadapi permasalahan khas integrasi vertikal, seperti properti, pabrik, dan peralatan yang tidak dapat dikurangi secara signifikan, ketika perusahaan butuh penurunan produksi. Birdseye juga menggunakan integrasi vertikal untuk menciptakan struktur organisasi dengan banyak tingkat komando, yang pada akhirnya membuat perusahaan tidak dapat bereaksi cepat terhadap perubahan pasar.
Alibaba
Untuk meningkatkan laba dan merebut lebih banyak pangsa pasar, Alibaba secara bertahap juga mengakuisisi beberapa perusahaan yang diharapkan dapat melengkapi jajaran produknya.
Baja dan minyak
Salah satu contoh perusahaan paling awal dan paling terkenal dari integrasi vertikal di bidang ini adalah Carnegie Steel. Perusahaan ini tidak hanya memiliki pabrik pembuatan baja, tetapi antara lain juga memiliki tambang bijih besi, tambang batu bara, pabrik pengolah batu bara, kapal pengirim bijih besi, dan juga kereta api pengirim batu bara. Carnegie juga berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara terus-menerus, sehingga pekerjanya sendirilah yang akan menduduki jabatan penting, bukan orang dari perusahaan lain. Carnegie bahkan juga mendirikan sebuah institut untuk memperdalam pengetahuan generasi-generasi berikutnya tentang proses pembuatan baja.
Perusahaan minyak, baik yang multinasional (seperti ExxonMobil, Royal Dutch Shell, ConocoPhillips atau BP) maupun yang nasional (seperti Petronas) juga menerapkan integrasi vertikal dalam berbisnis, dengan memiliki infrastruktur mulai dari infrastruktur pengeboran minyak mentah, infrastruktur pengolahan minyak mentah, dan juga infrastruktur untuk mendistribusikannya ke konsumen di seluruh dunia.
Telekomunikasi
Perusahaan-perusahaan telekomunikasi pada abad ke-20, seperti Bell System juga menerapkan integrasi vertikal, dengan memproduksi sendiri telepon, kabel telepon, sentral telepon, dan banyak peralatan penunjang lain.
Hiburan
Mulai awal dekade 1920an hingga awal dekade 1950an, industri film Amerika dikuasai oleh hanya delapan studio film besar, dimana lima diantaranya adalah MGM, Warner Brothers, 20th Century Fox, Paramount Pictures, dan RKO. Kelima studio ini terintegrasi penuh, dengan tidak hanya memproduksi dan mendistribusikan film, tetapi juga memiliki bioskop sendiri. Sementara itu, tiga studio sisanya, yakni Universal Studios, Columbia Pictures, dan United Artists, hanya memproduksi dan mendistribusikan film, tetapi tidak memiliki bioskop sendiri.
Isu integrasi vertikal ini telah lama menjadi fokus penegak hukum karena integrasi ini memungkinkan adanya perilaku anti-kompetisi. Seperti dalam kasus Paramount Pictures, Inc., dimana Mahkamah Agung Amerika Serikat akhirnya memerintahkan lima studio film besar untuk menjual bioskop mereka dan juga melarang kelima studio film tersebut untuk melakukan aktivitas penjualan.
Peternakan
Integrasi vertikal melalui kontrak produksi dan penjualan, juga merupakan praktik yang biasa dilakukan dalam memproduksi ternak. Saat ini, tercatat 90% unggas, 69% babi, dan 29% sapi diproduksi menggunakan integrasi vertikal melalui kontrak. Departemen Pertanian Amerika Serikat mendukung integrasi vertikal ini karena telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas pangan.
Dibawah kontrak produksi, peternak akan membesarkan hewan ternak milik perusahaan pengintegrasi. Kontrak ini juga mengatur tata letak peternakan, cara memberi makan ternak, cara mengobati ternak, cara menangani konsentrat, dan juga cara membuang bangkai ternak. Pada umumnya, kontrak ini juga melindungi perusahaan pengintegrasi dari liabilitas. Jim Hightower, dalam bukunya yang berjudul Eat Your Heart Out, menyatakan bahwa dalam banyak kasus, perusahaan pengintegrasi ini juga membatasi hak kewirausahaan dari peternak, sehingga peternak hanya dapat menjual ternaknya ke dan atas nama perusahaan pengintegrasi tersebut. Pembatasan inipun mengurangi kemampuan penjualan dan produksi dari peternak tersebut.
Dibawah kontrak penjualan, peternak juga harus menjual ternaknya ke perusahaan pengintegrasi dengan sistem harga yang telah disepakati sebelumnya. Pada umumnya, kontrak ini juga melindungi perusahaan pengintegrasi dari liabilitas, dan satu-satunya hal yang dapat dinegosiasikan hanyalah harga ternak.
Sumber : Wikipedia
Manajemen Strategis
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 28 Juli 2022
Memenangkan persaingan dengan kompetitor di zaman sekarang bukan hal mudah. Apalagi kalau Anda tidak memiliki strategi bisnis yang baik. Nah, salah satu strategi ampuh yang bisa Anda coba adalah SWOT Analysis.
SWOT adalah teknik mengevaluasi aspek internal dan eksternal bisnis. Dengan SWOT, Anda bisa menciptakan strategi bisnis yang tepat sesuai aspek terbaik yang Anda miliki.
Nah, karena mudah diterapkan dan cocok untuk segala jenis bisnis, di artikel ini kami akan mengajak Anda belajar tentang SWOT. Mulai dari pengertian, manfaat, cara melakukannya, hingga contoh SWOT Analysis.
Apa itu SWOT Analysis?
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
Nah, SWOT Analysis adalah teknik menganalisis bisnis dari keempat aspek tersebut. Nantinya, Anda akan mendapat gambaran potensi bisnis Anda dan strategi untuk mengoptimalkannya.
Lebih jauh, keempat aspek SWOT dapat dibagi menjadi faktor internal dan external.
Faktor internal adalah aspek SWOT yang bisa Anda kendalikan, yaitu Strength dan Weakness. Dengan analisis faktor internal SWOT, Anda bisa memaksimalkan potensi bisnis agar dapat berjalan lebih efisien.
Sedangkan, faktor external adalah aspek SWOT yang tidak bisa Anda kendalikan, yaitu Opportunities dan Threats. Anda dapat memanfaatkan faktor external yang menguntungkan dan menghindari yang merugikan.
Dengan analisis yang tepat, Anda dapat menyusun strategi terbaik untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor sesuai target pasar yang dituju.
Aspek SWOT Analysis
Berikut ini merupakan penjelasan lengkap mengenai empat aspek SWOT Analysis:
1. Strengths (Kekuatan)
Strengths merupakan hal-hal positif dari bisnis yang sudah Anda miliki, dan potensial untuk membuat bisnis berkembang lebih baik.
Strength ini bisa berupa keunikan produk Anda dibanding kompetitor, atau etos kerja karyawan yang baik untuk terus menciptakan produk unggulan.
Supaya lebih jelas, berikut beberapa contoh Strengths pada bisnis:
2. Weaknesses (Kelemahan)
Weakness adalah hal yang menghambat bisnis berjalan dengan optimal. Inilah semua hal yang sebaiknya segera dihilangkan dari bisnis Anda. Bisa dari pegawai yang kurang baik hingga prosedur bisnis yang belum optimal
Berikut ini beberapa contoh Weakness dalam SWOT Analysis:
3. Opportunities (Peluang)
Melihat potensi bisnis yang baik itu penting, tapi membaca Opportunities atau peluang yang tersedia juga harus dilakukan. Aspek SWOT ini meliputi semua hal yang berefek positif dalam mendukung bisnis Anda maju.
Menariknya, opportunities bisa datang dari mana saja. Mulai dari pasar, kompetitor, hingga teknologi.
Beberapa contoh Opportunities pada SWOT Analysis adalah sebagai berikut:
4. Threats (Ancaman)
Aspek terakhir dari SWOT adalah Threats, yaitu semua hal yang berpotensi merugikan bisnis Anda. Threats juga bisa datang dari pasar, kompetitor, hingga teknologi.
Agar mendapat gambaran, berikut beberapa contoh Threats pada bisnis:
Manfaat SWOT Analysis
Anda sudah tahu aspek SWOT analysis. Lalu, apa manfaat SWOT Analysis pada bisnis Anda?
Cara Melakukan SWOT Analysis
Cara melakukan SWOT Analysis tidak sulit, kok. Anda bisa melakukannya hanya dengan lima langkah saja!
Pertama, Anda tentukan dulu tujuan Anda membuat SWOT. Misalnya, membuat strategi baru untuk menjangkau konsumen di platform tertentu, untuk membuka cabang di kota baru, dan sebagainya.
Kedua, Anda buat tabel 2×2 pada medium pilihan Anda. Misalnya, Microsoft Word, papan tulis, atau buku.
Ketiga, berikan nama pada masing-masing kotak di tabel dengan pembagian sebagai berikut: kiri atas Strength, kanan atas Weakness, kiri bawah Opportunities, dan kanan bawah adalah Threats.
Keempat, Anda catat kondisi bisnis sesuai aspek SWOT di atas pada tabel tersebut. Sebaiknya, Anda urutkan dari poin terpenting yang paling berpengaruh pada bisnis.
Nah, untuk memudahkan Anda mengisi tabelnya, kami berikan beberapa contoh daftar pertanyaan yang bisa Anda jawab:
Strength:
1. Aset apa saja yang Anda miliki?
2. Apa kelebihan Anda yang tidak dimiliki kompetitor?
3. Apa hal yang disukai konsumen pada produk atau bisnis Anda secara keseluruhan?
4. Apa kelebihan dari pegawai Anda?Weakness:
1. Apa hal yang tidak Anda miliki, tapi kompetitor memilikinya?
2. Apa komplain yang sering dikatakan konsumen Anda?
3. Apa alasannya konsumen membatalkan pesanannya?
4. Apakah ada masalah di antara pegawai Anda?Opportunities:
1. Apakah tren pasar cenderung meningkat?
2. Apakah ada strategi pemasaran yang bisa Anda coba?
3. Apa saja event yang bisa Anda ikuti sebagai sarana promosi?
4. Dalam waktu dekat, apakah ada kebijakan pemerintah yang berefek positif pada bisnis Anda?Threat:
1. Apakah perubahan pasar berefek negatif pada Anda?
2. Apakah ada kompetitor baru?
3. Apakah website sudah menggunakan hosting yang aman?
4. Apakah akan muncul kebijakan pemerintah baru yang berefek negatif pada bisnis Anda?
Terakhir, setelah semua kotak terisi, Anda harus melakukan analisis pada setiap aspeknya. Lalu, ambil kesimpulan berdasarkan analisis tersebut. Nah, kesimpulan itulah yang bisa dijadikan strategi bisnis Anda selanjutnya.
Contoh SWOT Analysis
Berikut ini adalah contoh analisis SWOT bisnis online yang bisa Anda jadikan inspirasi.
Katakanlah seorang pebisnis bernama Nia berjualan salad buah buatannya sendiri di Instagram. SWOT Analysis yang bisa ia lakukan adalah sebagai berikut:
Strength:
1. Harga lebih murah dibanding kompetitor. Selisih hingga 15 ribu rupiah untuk ukuran yang sama dengan kompetitor terbesar.2. Gratis ongkir ke seluruh kota.Weakness:
1. Jumlah order cenderung sama setiap bulannya. Sekitar 60 order.2. Masih banyak calon konsumen yang takut tertipu. Tercatat rata-rata 10 calon konsumen yang sudah memesan, tapi tidak jadi beli.Opportunities:
1. Membuat website sebagai toko online. Selain bisa menarik 81% konsumen baru dari Google, 84% konsumen juga lebih percaya dengan website.2. Menerapkan Digital Marketing pada Instagram dan website yang akan dibuat.Threat:
1. Persaingan cukup ketat. Di satu kota saja, ada 15 penjual salad buah online. Tiga diantaranya adalah pemain raksasa yang membuka dua cabang. 2. Dana terbatas. Nia hanya mengambil margin 3 ribu per order. Bahkan, bila tempatnya jauh, Nia hanya dapat untung 2 ribu saja.
Dari contoh SWOT analysis di atas, penjelasannya adalah sebagai berikut:
Dengan begitu, strategi yang perlu Nia lakukan untuk bisnis online-nya adalah:
Itulah contoh singkat memanfaatkan analisis SWOT pada bisnis online. Tak terlalu sulit, bukan?
Kelebihan SWOT Analysis
Dari penjelasan di atas, Anda tentu sudah dapat mengetahui bahwa kelebihan SWOT Analysis adalah:
1. Mudah Diterapkan
SWOT Analysis tak mengharuskan Anda mempunyai keahlian khusus. Seperti yang Anda lihat dari contoh di atas, analisis setiap aspek SWOT sangat sederhana. Jadi, asalkan paham dengan bisnis dan pasarnya, siapapun bisa mencobanya.
Pun begitu dengan jenis bisnisnya. SWOT juga mudah diterapkan pada berbagai jenis bisnis. Mulai dari bisnis online rumahan seperti Nia, bisnis kreatif, bisnis jasa, dan sebagainya.
2. Analisis Berdasar Data
Analisis SWOT mengharuskan Anda mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber. Mulai dari data internal Anda, data kompetitor, data perkembangan pasar, dan sebagainya.
Hal tersebut tentu saja membuat tingkat akurasi SWOT Analysis Anda cukup tinggi. Efeknya, Anda akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang strategi bisnis yang hendak diterapkan.
3. Hemat Biaya
Nah, dengan tidak dibutuhkannya keahlian khusus untuk menjalankan SWOT, Anda tak perlu membeli software khusus atau menyewa jasa konsultan. Sebab, Anda bisa melakukan analisis sendiri, sehingga menghemat pengeluaran bisnis.
Bahkan, SWOT juga bisa Anda lakukan tanpa biaya sama sekali, lho. Caranya dengan mengambil data dari tools gratis seperti Google Analytics, Instagram Analytics, dan lainnya.
4. Mudah Dipahami
Seperti yang Anda lihat di atas, analisis SWOT dilakukan berdasar tabel empat kotak yang dijelaskan dengan poin-poin. Ini tentu saja lebih mudah dipahami dibanding analisis panjang berbentuk paragraf. Jadi, Anda tak kesulitan menjelaskan strategi SWOT ke pegawai Anda.
Selain itu, bentuk SWOT yang mudah dipahami juga mendorong diskusi antar pegawai Anda. Jadi, semuanya akan aktif berkontribusi untuk mengembangkan bisnis. Efeknya, kerjasama tim akan meningkat dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Itu tadi penjelasan mengenai SWOT Analysis secara lengkap. Ternyata, SWOT sangat bermanfaat, ya?
SWOT menganalisis bisnis Anda dari empat aspek berdasar data di lapangan, baik kualitatif maupun kuantitatif. Sehingga SWOT mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. Efeknya, Anda bisa mengetahui strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis agar selangkah lebih depan dibanding kompetitor.
Jadi, apakah Anda sudah siap memanfaatkan SWOT untuk bisnis Anda?
Nah, agar strategi SWOT Anda berjalan maksimal, pastikan Anda juga menerapkan strategi-strategi bisnis yang lain. Apa saja strategi tersebut? Anda bisa menemukannya dengan lengkap pada ebook gratis di bawah ini.
Sumber Artikel : niagahoster.co.id
Manajemen Strategis
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 28 Juli 2022
Definisi SWOT Analysis
SWOT adalah akronim dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi pada profit dan non-profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif. Dalam proses perumusan strategi yang jitu, SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis guna merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman.
Formula SWOT Analysis
Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi atau perusahaan yang menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi/perusahaan sehingga dapat sisesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan organisasi/perusahaan. Matriks ini meghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T.
Tabel. Matrik SWOT
Sumber Artikel : Binus.ac.id
Manajemen Strategis
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 28 Juli 2022
Jika Anda ingin menilai bagaimana posisi organisasi Anda saat ini, sekaligus ingin memutuskan strategi baru, ada baiknya Anda menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) terlebih dulu.
Dengan SWOT, Anda akan mencari tahu apa yang dapat bekerja dengan baik, dan apa yang tidak begitu baik untuk organisasi Anda. Tanyakan pada diri sendiri ke mana ingin pergi, bagaimana cara agar bisa sampai, dan apa yang mungkin akan menghalangi. Itulah kenapa Anda membutuhkan analisis SWOT, teknik perencanaan yang sederhana namun berdampak besar.
Analisis SWOT adalah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi posisi kompetitif perusahaan atau organisasi, dan untuk mengembangkan perencanaan strategis. Analisis SWOT adalah cara untuk menilai faktor internal dan eksternal, serta potensi saat ini dan masa depan.
Analisis SWOT adalah cara yang sangat berguna untuk membantu perkembangan perusahaan atau organisasi. Dalam artikel kali ini, kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang apa itu analisis SWOT dan bagaimana cara menggunakannya.
Apa itu Analisis SWOT?
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats, sehingga Analisis SWOT adalah teknik yang berguna untuk menilai keempat aspek penting dalam bisnis.
Dilansir dari investopedia.com, analisis SWOT adalah metode yang dirancang untuk memfasilitasi pandangan yang realistis, berdasarkan fakta, data pada kekuatan dan kelemahan organisasi, inisiatif, atau dalam industrinya.
Organisasi perlu menjaga agar analisis tetap akurat dengan menghindari keyakinan yang terbentuk sebelumnya atau area abu-abu dan sebagai gantinya berfokus pada konteks yang nyata. Perusahaan harus menggunakan SWOT sebagai panduan.
Anda dapat menggunakan Analisis SWOT untuk memaksimalkan apa yang dimiliki, untuk mendapatkan keuntungan terbaik organisasi. Cara ini juga dapat mengurangi kemungkinan kegagalan dengan memahami kekurangan, dan menghilangkan bahaya yang akan membuat Anda tidak sadar.
Lebih baik lagi, Anda dapat menyusun strategi yang membedakan Anda dari para pesaing, sehingga dapat unggul di pasar.
Gambaran Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah teknik untuk menilai kinerja, persaingan, risiko, dan potensi bisnis, serta bagian dari bisnis seperti lini produk atau divisi, industri, atau entitas lain.
Dengan menggunakan data internal dan eksternal, teknik ini dapat memandu bisnis menuju strategi yang memiliki peluang untuk berhasil, dan menghindari strategi yang pernah, atau mungkin, kurang berhasil. Analis SWOT independen, investor, atau pesaing juga dapat memandu mereka tentang apakah suatu perusahaan, lini produk, atau industri terlihat kuat atau lemah beserta alasannya.
Analis menyajikan analisis SWOT dalam bentuk persegi yang tersegmentasi menjadi empat bagian, dan masing-masing bagian diisi dengan elemen SWOT, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Pengaturan visual ini memberikan gambaran singkat tentang posisi perusahaan. Meskipun semua poin yang ditulis di bawah judul tertentu tidak sama pentingnya, mereka semua mewakili keseimbangan kunci dari peluang dan ancaman, keuntungan dan kerugian, dan sebagainya.
Kekuatan (Strengths)
Kekuatan menggambarkan keunggulan organisasi dan apa yang membedakannya dari competitor, misalnya merek yang kuat, basis pelanggan yang loyal, neraca yang kuat, teknologi yang unik, dan sebagainya.
Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan biasanya berisi poin yang dapat menghentikan organisasi untuk mencapai tingkat kinerja optimalnya. Bagian ini adalah area di mana bisnis perlu ditingkatkan agar perusahaan tetap kompetitif, contohnya seperti merek yang lemah, omset yang lebih tinggi dari rata-rata, tingkat utang yang tinggi, rantai pasokan yang tidak memadai, atau kekurangan modal.
Peluang (Opportunities)
Peluang mengacu pada faktor eksternal yang menguntungkan, yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Misalnya, jika suatu negara memotong tarif, produsen mobil dapat mengekspor mobilnya ke pasar baru, meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.
Ancaman (Threats)
Ancaman mengacu pada faktor-faktor yang berpotensi merugikan perusahaan atau organisasi. Misalnya, kekeringan merupakan ancaman bagi perusahaan penghasil gandum, karena dapat merusak atau mengurangi hasil panen. Ancaman umum lainnya termasuk hal-hal seperti kenaikan biaya bahan, meningkatnya persaingan, pasokan tenaga kerja yang ketat, dan seterusnya.
Cara Menggunakan Analisis SWOT
Internal
Apa yang terjadi di dalam perusahaan berfungsi sebagai sumber informasi yang bagus untuk kategori kekuatan dan kelemahan analisis SWOT. Contoh faktor internal termasuk sumber daya keuangan dan manusia, aset berwujud dan tidak berwujud (nama merek), dan efisiensi operasional.
Pertanyaan potensial untuk membuat daftar faktor internal dalam analisis SWOT adalah:
Eksternal
Apa yang terjadi di luar perusahaan sama pentingnya dengan keberhasilan faktor internal perusahaan. Pengaruh eksternal, seperti kebijakan moneter, perubahan pasar, dan akses ke pemasok, adalah kategori yang dapat ditarik untuk membuat daftar di bagian peluang dan kelemahan analisis SWOT.
Pertanyaan potensial untuk membuat faktor eksternal dalam analisis SWOT adalah:
Sumber Artikel : merdeka.com
Manajemen Strategis
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 28 Juli 2022
Analisis SWOT menurut Freddy Rangkuty pada buku Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, adalah metode perencanaan dalam mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) yang terjadi pada sebuah usaha, atau bisa juga mengevaluasi produk sendiri maupun pesaing.
Kekuatan dan kelemahan tersebut dikelompokkan ke dalam faktor internal. Sedangkan peluang dan ancaman diidentifikasi sebagai faktor eksternal.
Menurut Pearce dan Robinson dalam Manajemen Stratejik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, analisis SWOT merupakan alat yang ampuh dalam menganalisis strategi. Keampuhan itu berdasarkan pada kemampuan penentu strategi perusahaan dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan peluang.
Dengan begitu kelemahan yang terdapat dalam perusahaan bisa diminimalkan dan ancaman yang dihadapi mampu ditekan. Analisis strategi yang efektif akan meningkatkan kekuatan dan peluang serta mengurangi kelemahan dan ancaman.
Bila analisis ini diterapkan dengan tepat, akan menghasilkan dampak yang sangat besar terhadap suatu usaha. Analisis ini juga membantu pelaku usaha dalam pengambilan keputusan.
Perbesar
Ilustrasi analisis SWOT. Faktor analisis SWOT, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Foto: Pexels
Faktor-Faktor dalam Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strengths)
Menurut Sondang P. Siagian dalam Manajemen Strategi, kekuatan merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan dan membuatnya relatif lebih unggul dibanding pesaingnya.
Kekuatan meliputi sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dan pemasok, serta faktor-faktor lain. Bisnis yang mempunyai sumber keterampilan, produk andalan, dan sebagainya, membuatnya lebih kuat daripada pesaing dalam hal memuaskan kebutuhan pasar.
2. Kelemahan (Weakness)
Menurut buku Manajemen StrateJik, kelemahan adalah kekurangan dalam sumber daya pada suatu perusahaan terhadap pesaingnya. Hal itu menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
Kelemahan tersebut bisa dilihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, praktik pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak diminati atau kurang diminati oleh konsumen atau calon konsumen, dan tingkat laba yang kurang memadai.
3. Peluang (Opportunities)
Menyadur dari buku Teknik Analisis SWOT karya Fajar Nur’aini Dwi Fatimah, peluang adalah keadaan lingkungan yang menguntungkan bahkan bisa menjadi senjata untuk memajukan sebuah perusahaan.
Situasi yang bisa menjadi peluang antara lain kecenderungan pasar menyukai produk tertentu, identifikasi produk yang belum mendapat perhatian pasar, perubahan dalam situasi perdagangan dengan para kompetitor, serta hubungan dengan konsumen.
4. Ancaman (Threats)
Menurut buku Manajemen Strategi karya Sedarmayanti, ancaman merupakan keadaan tidak menguntungkan dalam suatu perusahaan. Ancaman menjadi penghalang utama perusahaan untuk menggapai posisi yang diinginkan.
Penghalang bisa berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, peningkatan kekuatan tawar-menawar dari pembeli atau pemasok utama, perubahan teknologi, dan pembaruan peraturan.
Sumber Artikel : kumparan.com