Riset dan Inovasi

Mengungkap Misteri Dasar Mekanika Kuantum untuk Teknologi Informasi Masa Depan

Dipublikasikan oleh Admin pada 23 November 2022


BANDUNG, itb.ac.id — Kalau ada yang berpikir bahwa seseorang bisa bicara tentang mekanika kuantum tanpa merasa dibuat pusing olehnya, maka dia mungkin tidak mengerti apa yang dia bicarakan. Setidaknya kalimat inilah yang pernah diucapkan oleh Bohr, ilmuwan yang juga menjadi salah satu pionir konsep mekanika kuantum itu sendiri.

Mencoba memberikan pengetahuan kepada semua kalangan tentang mekanika kuantum beserta pemanfaatannya, LPPM ITB mengadakan Workshop Series berjudul “Quantum Mistery & Quantum Technology” pada Jumat (4/11/2022). Pemateri dalam acara tersebut adalah Agung Budiyono Ph.D., yang merupakan dosen peneliti di Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi ITB.

Mekanika kuantum adalah cabang ilmu fisika yang bisa memprediksi dengan sangat akurat fenomena yang melibatkan benda-benda berukuran sangat kecil, misalnya perilaku atom dan unsur pembentuknya. Kecenderungan perilaku benda-benda sangat kecil ini seringkali sulit dicerna oleh logika manusia dan kontradiktif dengan prinsip yang sudah ada. Maka dari itu kemudian mekanika kuantum disebut ilmu yang penuh misteri dan ketidakpastian.

Keanehan prinsip mekanika kuantum yang pertama adalah superposisi. Superposisi diartikan sebagai suatu keadaan saat sebuah benda dapat berada pada dua posisi dalam waktu bersamaan. Percobaan menggunakan elektron yang melewati dua celah untuk sampai pada suatu titik menunjukkan hasil bahwa elektron memiliki perilaku seperti gelombang yang akan saling mengintervensi satu sama lain lewat kedua celah sehingga saling menihilkan. Namun ketika dilakukan pengamatan gerakan elektron secara langsung, setiap elektron hanya bisa lewat satu celah dalam satu waktu seperti halnya partikel biasa. Dua sifat mendasar itu disebut dualitas gelombang partikel yang menjadi aturan dasar dalam mekanika kuantum.

Agung menjelaskan, “Konsep ini membantu melahirkan bidang baru komputasi kuantum seperti Algoritma Shor yang berbasis faktorisasi prima. Sulitnya faktorisasi bilangan adalah dasar dari keamanan kriptografi yang banyak dipakai pada komunikasi elektronik sekarang,” ujarnya.

Prinsip mekanika kuantum yang lain adalah terkait pengukuran. Hasil eksperimen pada arah rotasi elektron menunjukkan bahwa pengukuran yang dilakukan sebenarnya mampu mengganggu atau mengubah kondisi objek yang diukur. Kondisi terganggunya objek akibat proses pengukuran menginspirasi ilmuwan untuk membuat kriptografi kuantum atau pembagian kunci kuantum.

Upaya pemahaman mekanika kuantum telah melahirkan berbagai konsep fundamental yang berbeda antara satu dengan yang lain. Lebih lanjut, proses ini membantu terciptanya teknologi kuantum yang berdasarkan pada prinsip-prinsip misterius mekanika kuantum seperti halnya superposisi dan pengukuran. Teknologi kuantum yang telah ada maupun yang akan dikembangkan mencakup komputasi, kriptografi dan komunikasi kuantum, sensor kuantum, dan lain-lain.

“Teknologi kuantum ini lahir dari mengubah misteri kuantum yang sulit dipahami menjadi skema teknologi yang jauh lebih aman, jauh lebih cepat, lebih efisien dari teknologi yang ada sekarang, serta diharapkan meluncurkan revolusi teknologi informasi di masa depan.”

Sumber: itb.ac,id
 

Selengkapnya
Mengungkap Misteri Dasar Mekanika Kuantum untuk Teknologi Informasi Masa Depan

Riset dan Inovasi

PPM SITH ITB Lakukan Pendampingan Pengolahan Talas Pratama

Dipublikasikan oleh Admin pada 23 November 2022


BANDUNG, itb.ac.id—Bagi masyarakat Indonesia, beras memiliki peranan yang tinggi sebagai makanan pokok. Akibatnya, komoditas tersebut turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian nasional sehingga dibutuhkan adanya upaya diversifikasi pangan.

Salah satu alternatif yang patut dipertimbangkan adalah talas (Colocasia esculenta (L) Schott). Tanaman palawija ini memiliki nilai gizi dan nutrisi yang lengkap apabila dibandingkan dengan jenis umbi lainnya.

Selama ini, talas telah banyak dibudidayakan di wilayah Papua dan Jawa sebagai sumber makanan dan bahan baku industri. Masyarakat Desa Tanjunghurip, Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menjadikan talas sebagai komoditas pertanian hortikultura unggulan mereka. Talas yang ditanam di sana disebut talas pratama, diambil dari singkatan nama tiga peneliti LIPI yang mengembangkannya, yaitu Made Sri Prana, Tatang Kuswara, dan Maria Imelda.

Talas pratama merupakan hasil persilangan antara talas semir asal Sumedang dengan talas sutra asal Thailand. Umbi tersebut memiliki dua varietas, yakni Sumedang Simpati 1 (SS 1) dan Sumedang Simpati 2 (SS 2), yang telah terdaftar sebagai varietas lokal di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Berdasarkan cirinya, kedua varietas talas pratama memiliki keunikan masing-masing. Talas SS 1 memiliki pohon yang berwarna kekuningan dengan umbi yang putih mulus dan lonjong, serta jumlah anakan yang banyak. Sementara itu, talas SS 2 berwarna hijau dan saat membesar, batangnya menjadi keunguan. Umbinya berwarna putih dengan serat ungu dan jumlah anakannya lebih sedikit daripada varietas SS 1.

Sayang, banyaknya keunggulan yang dimiliki talas pratama belum dibarengi dengan pemanfaatannya secara optimal. Berdasarkan hasil survei di lapangan, umbi tersebut hanya dijual secara utuh dan dikonsumsi dengan cara direbus. Padahal, ada metode-metode lain yang dapat diterapkan untuk mengolah dan meningkatkan nilai ekonomi talas pratama. Selain itu, sebagai produk pertanian, umur simpan talas juga sangat pendek apabila tidak diberikan perlakuan yang sesuai.

Program Pengabdian Masyarakat (PPM) yang dilaksanakan oleh SITH ITB bertujuan membantu petani Desa Tanjunghurip untuk mengembangkan rantai pasok dan produk turunan talas pratama. Kegiatan ini dilaksanakan pada 5-6 Agustus 2022 bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang di Gedung Serbaguna Kecamatan Ganeas.

Masyarakat setempat diajak untuk mengikuti praktik olahan produk talas dan Focus Group Discussion (FGD) dengan kelompok tani Tanjunghurip serta pihak desa. Mereka didampingi untuk mencoba membuat tepung talas, susu talas, stik talas, dan keripik kaca talas.

Tepung memiliki kadar air yang rendah sehingga mampu membuat bahan pangan menjadi lebih tahan lama. Menurut Ir. Agustania, MP., dosen SITH ITB yang turut bergabung dalam tim PPM, tepung talas mempunyai kapasitas absorpsi air dan lemak yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengental sup atau beberapa produk olahan lainnya. “Tepung itu juga dapat mempertahankan rasa, memperbaiki palatabilitas, serta memperpanjang umur simpan produk olahan daging dan kue,” lanjutnya.

Produk turunan lain yang dapat dibuat dari talas ialah susu. Susu talas kaya akan protein nabati, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor, vitamin C, dan vitamin A. Karbohidrat di dalamnya memiliki manfaat utama yang tidak dapat digantikan oleh zat lain, yaitu sebagai bahan dasar penghasil energi utama bagi tubuh. Ditambah lagi, karbohidrat dapat menyeimbangkan asam dan basa dalam tubuh, meregenerasi jaringan yang rusak, serta mengatur metabolisme.

*Infografis fakta tentang Talas Pratama. Ilustrasi diolah oleh tim litbang Media Indonesia.

Stik talas dibuat dari talas yang dipotong memanjang, berwarna kuning, dan sekilas mirip dengan jajanan kentang goreng. Makanan ini memiliki rasa yang gurih dan teksturnya renyah. Tujuan utama pembuatan talas menjadi stik ialah memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengoptimalisasi pemanfaatan hasil panen. Harapannya, peluang-peluang kerja baru akan tercipta untuk menambah pendapatan masyarakat dan desa.

Terakhir, keripik kaca talas merupakan sejenis makanan ringan yang menyehatkan. Selain itu, keripik tersebut memiliki umur simpan yang cukup lama, bahkan hingga berbulan-bulan, sehingga mempunyai nilai ekonomi yang bagus. Masyarakat juga menggemari jenis snack ini sehingga prospek pengembangan keripik kaca talas sangat menjanjikan.

*Produk turunan dari Talas Pratama berupa stik dan susu. (Foto dok Tim PPH SITH ITB)

Selain melakukan program pendampingan pembuatan produk dari talas, tim PPM SITH ITB juga memberikan pelatihan desain pembuatan kemasan dan branding. Mereka juga berencana membantu pemasaran produk-produk tersebut secara daring dan luring oleh petani dan pelaku usaha Desa Tanjunghurip melalui sosialisasi digital marketing.

Sumber: itb.ac.id

Selengkapnya
PPM SITH ITB Lakukan Pendampingan Pengolahan Talas Pratama

Riset dan Inovasi

Songsong Revolusi Kuantum Indonesia dan Dunia, BRIN Fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset Kuantum 2.0 dan High Performance Computer (HPC)

Dipublikasikan oleh Admin pada 23 November 2022


Cibinong-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah membangun High Performance Computer (HPC) untuk mendukung seluruh kegiatan riset. Namun sifatnya generik karena kemampuan periset yang bisa memanfaatkan HPC pada saat ini belum banyak. Untuk itu BRIN membuka secara umum, dan sampai sekarang sudah banyak pihak yang memanfaatkan HPC untuk riset seperti life science, farmasi, drug coverage, bioinformatika genomik, bidang material atau bidang AI dan machine learning.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Pusat Riset Komputasi Rifki Sadikin, saat membuka paparannya berjudul “Introduction to Quantum Cryptography” dalam “Seminar Perkembangan Riset dan Forum Diskusi Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Teknologi Kuantum 2.0” bertajuk "Menyongsong Revolusi Kuantum di Indonesia dan Dunia", secara luring di Gedung Teratai Kawasan Sains Terpadu (KST) Soekarno, Cibinong, pada Jum’at (18/11)

Rifki mengatakan, BRIN ingin menyediakan infra struktur untuk komputasi yang berskala ekstrim. Rencana ke depan BRIN akan membangun HPC dengan node yang lebih banyak. Pada bulan ini sudah ada penambahan 50 node dan sistem storage yang dapat menampung 6 Peta Byte.

“Selain sebagai repositori data yang terkait sekuensing genomik, HPC BRIN yang kita desain terdiri dari storage, dan kluster untuk komputasi yang ditujukan untuk tujuan umum termasuk keperluan model dan simulasi pada tataran kuantum. Untuk lebih lengkapnya silakan cek di situs www.hcp.brin.go.id,” ujar Rifki.

Dirinya menambahkan, siapapun yang ingin menggunakan HPC dapat mengajukannya melalui www.elsa.brin.go.id.  Karena HPC BRIN merupakan salah satu infra struktur yang sifatnya terbuka.

“Saat ini HPC BRIN menyediakan untuk komputasi untuk tujuan riset saja dan tidak untuk produksi. Jika ada yang tertarik menggunakannya untuk produksi harus melalui sistem sewa atau kerjasama. Sedangkan untuk riset sampai saat ini masih gratis dengan janji output riset. Untuk lebih jelas dan lengkap informasi mengenai HPC bisa dibuka di  youtube BRIN https://www.youtube.com/watch?v=prlQqkvvVYs&ab_channel=BRINIndonesia,” ungkap Rifki.

Teknologi Kuantum 2.0

Menurut Rifki, kriptografi paska kuantum adalah pengembangan sistem kriptografi yang mampu mencegah serangan yang diluncurkan oleh penyerang yang memiliki akses ke komputer kuantum.  Dalam dekade kedepan diperkirakan sistem komputasi berbasis kuantum yang terbangun belum bisa mengkompromikan  RSA 2048 atau sistem  kunci publik berbasis logaritma diskrit menurut kajian US National Academy of Sciences Report: Quantum Computing Progress and Prospect (2019). Namun jika teknologi kuantum menemukan momen terobosan seperti penemuan transistor untuk komputer klasik, maka sebagaian besar protokol kriptografi publik yang dipakai sekarang menjadi berstatus “tidak aman”. Oleh karena itu, perlu bagi kita semua mempersiapkan strategi dan standar kriptografi paska kuantum untuk meminimalkan kemungkinan potensi bencana keamanan dan privasi.

“Jika kita  menggunakan internet maka harus dianggap internet sebagai  jalur publik  yang rawan. Protokol kriptografi yang digunakan pada komputer klasik saat ini berasumsi attacker tidak mempunyai akses ke komputer. Pada 1995 oleh Shor membuat algoritme dengan asumsi attacker memiliki akses ke komputer kuantum dan dibuktikan bahwa problem faktorisasi atau diskrit logaritma yang menjadi basis skema kriptografi kunci publik saat ini bisa menyelesaikan dengan cepat,” jelas Rifki.

Jadi kalau kita menggunakan komputer kuantum, algoritma Shor hanya memerlukan waktu beberapa jam untuk menemukan faktorisasi ini. Artinya bisa membongkar keamanan pada kriptografi public key dan pada akhirnya keamanan data runtuh.

“Algoritma ini membuktikan komputer kuantum membawa ancaman serius jika sudah terwujud terhadap infra struktur keamanan data yang ada sekarang. Oleh karena itu kita tentu saja harus mempersiapkan standar. Misalnya nanti 20-30 tahun lagi ternyata komputer kuantum adalah hal yang umum maka kita harus membuat standar baru terkait dengan kriptografi yang dipakai pada keamanan jaringan. Itulah alasannya mengapa ada kriptografi paska kuantum,” ungkap Rifki.

Apa yang unik dari komputer kuantum? Komputer kuantum informasi disimpan pada qubit yang mematuhi mekanika kuantum yang salah satunya adalah superposisi kuantum.  Superposisi kuantum secara singkat adalah benda kuantum berada pada beberapa keadaan secara bersamaan selama belum dilakukan pengukuran. Sehingga dalam komputer kuantum dalam perhitungannya  seakan-akan secara intristik dilakukan secara paralel dan berbeda dengan komputer klasik setiap bit hanya bisa menyimpan salah satu nilai.

“Beberapa basis yang digunakan oleh kriptografi paska kuantum yaitu Code-based encryption and signatures, Hash-based signatures, Isogeny-based encryption, Lattice-based encryption and signatures, dan Multivariate-quadratic encryption and signatures. Problem-problem matematika tersebut jika digunakan secara benar akan memberikan keamanan terhadap attacker yang memiliki akses ke komputer kuantum” bebernya.

“Problem pada lattice yang biasa menjadi basis skema kriptografi paska kuantum membangun. Lattice pada dasarnya adalah kumpulan titik-titik yang dibentuk oleh vektor. Protokol kriptografi untuk paska kuantum terdiri dari dua skema yaitu Attacker dan Parties. Protokol pada skema terdiri dari inisialisasi, pembangkitan kunci dan transmisi data dan dengan asumsi active attacker,” kata Rifki mengakhiri.

Sementara itu, Khoirul Anwar selaku Direktur The University Center of Excellence for Advanced Intelligent Communications (AICOMS) dari Universitas Telkom, Bandung memaparkan materi berjudul “Artificial Intelligence for Channel Coding: From Classic to Quantum”.

Menurutnya teori informasi kuantum dan koreksi kesalahan adalah dua subjek penting yang mendukung komputasi dan komunikasi kuantum. Mekanika kuantum dibutuhkan sebagai konsep dasar. Dikatakan Khoirul, masalah tertentu sulit untuk mesin Turing, tetapi mudah untuk mesin Quantum. Google mengklaim pada tahun 2019 bahwa mesin Quantum Sycamore melakukan tugas dalam 200 detik yang akan memakan waktu 10.000 tahun untuk dilakukan oleh superkomputer.

“Sampai saat ini kita telah mempelajari 3 tantangan besar yaitu tren telekomunikasi, transformasi digital dan pengkodean koreksi kesalahan di masa depan. Kode koreksi kesalahan kuantum memiliki beberapa jenis pengkodean yaitu stabilizers dan logical operators, dan jumlah qubit harus minimum. Sedangkan untuk quantum machine learning yang paling utama adalah VQC,” ungkap Khairul.

Sebagai informasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Teknologi Kuantum 2.0  berlangsung selama dua hari, Kamis-Jum’at 17 – 18 November 2022 secara hybrid di Puspiptek Serpong dan KST Soekarno, Cibinong. PKR Teknologi Kuantum 2.0 merupakan kolaborasi para periset yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Telkom University (Tel-U), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Seminar ini menghadirkan beberapa pembicara dari ITB, Tel-U, dan BRIN. Adapun kegiatan hari kedua selain menghadirkan narasumber Rifki Sadikin dari BRIN dan Khoirul Anwar (Tel-U), hadir pula M. Imansyah Basudewa masih dari Tel-U dengan materi Simple Qudit Quantum Communications based on Orbital Angular Momentum. (ew/ ed.sl)

Sumber: brin.go.id

Selengkapnya
Songsong Revolusi Kuantum Indonesia dan Dunia, BRIN Fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset Kuantum 2.0 dan High Performance Computer (HPC)

Riset dan Inovasi

4 Inovasi Teknologi Konstruksi Selain dengan Bambu, Siswa Tahu?

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 11 Juli 2022


Sirkuit Formula E dan konstruksi jalan Tol Semarang-Demak sama-sama dilapisi dengan bambu. Pada Sirkuit Formula E digunakan sebagai lapisan bawah untuk area berlumpur. Sedangkan pada jalan tol digunakan sebagai sistem matras.

Bambu merupakan salah satu inovasi teknologi konstruksi. Alasan pemilihan bambu yaitu dianggap kuat, lebih murah, dan mempercepat konsolidasi pada tanah di lokasi pembangunan konstruksi.

Namun selain bambu, ternyata ada inovasi teknologi lainnya dalam dunia konstruksi. Apa saja itu? Berikut penjelasannya yang dikutip dari laman Universitas Lampung:
 

Inovasi Konstruksi
 

1. Hutan Vertikal

Hutan vertikal lahir sebagai solusi dari permasalahan polusi udara di perkotaan. Hal ini dikarenakan di kota-kota besar banyak gedung yang didirikan di lahan hijau. Selain itu emisi gas CO2 juga menjadi permasalahan.

Hutan vertikal adalah konstruksi bangunan yang menambahkan pepohonan sebagai alat untuk mengurangi polusi udara. Rancangan ini dinilai efesien dan tetap memiliki unsur estetika.
 

2. Robot Rayap

Rayap adalah musuh konstruksi bangunan karena kerap memakan bagian-bagian rumah. Hal ini kemudian menginspirasi peneliti dari Harvard untuk menciptakan teknologi robot rayap.

Robot ini dibuat dengan sistem untuk bekerja kelompok dalam membuat rancangan. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi perancangan dan mengurangi risiko kecelakaan kerja.
 

3. Beton Self-Healing

Beton self-healing diberikan bakteri yang berfungsi untuk memperbaiki diri. Bakteri tersebut bekerja dengan cara ketika air masuk ke retakan beton maka bakteri tersebut aktif dan mengeluarkan kalsit untuk memperbaiki retakan.

Dengan lahirnya inovasi ini konstruksi dapat bertahan lama dan berkelanjutan.
 

4. Smart Roads

Inovasi teknologi konstruksi selanjutnya adalah smart roads. Smart roads merupakan jalan yang futuristik dan multifungsi. Maksudnya jalan bisa diolah menjadi lebih beragam.

Smart roads nantinya akan memasang sensor dan teknologi IoT. Teknologi ini dapat menghasilkan listrik untuk menggerakkan kendaraan listrik lampu. Selain itu lampu juga dihasilkan melalui gerakan kendaraan.

Smart roads juga dapat memberikan indormasi mengenai cuaca dan lalu lintas secara real time. Dengan adanya smart roads diharapkan dapat mengurangi polusi akibat emisi bahan bakar dan pembangkit listrik batu bara.
 

Nah itulah inovasi teknologi konstruksi selain dari bambu. Bagaimana cukup beragam bukan?


Sumber Artikel: detik.com

Selengkapnya
4 Inovasi Teknologi Konstruksi Selain dengan Bambu, Siswa Tahu?

Riset dan Inovasi

Kesiapan BRIN dalam Platform Global Pengurangan Risiko Bencana

Dipublikasikan oleh Admin pada 24 April 2022


Nusa Dua – Humas BRIN. BRIN melaporkan kemajuan kesiapan partisipasi di forum Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang dilaksanakan di Nusa Dua Convention Center Bali (21/4). Pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy. Selain melaporkan kemajuan dan kesiapan, BRIN juga mengonfirmasikan terkait kerja sama dengan beberapa Kementrian/Lembaga lainnya.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati  menyampaikan tugas BMKG bersama BNPB adalah untuk menyiapkan substansi pada GPDRR. Substansi yang telah disiapkan terkait Thematic Session adalah Early Warning – Early Action (EW-EA). BMKG ditunjuk sebagai koordinator materi dan bekerja sama dengan BNPB, Badan Geologi ESDM, PUPR, dan BRIN.

Pada kesempatan tersebut, Perekayasa Utama BRIN Andi Eka Sakya mangatakan kesiapan BRIN mendukung dan berpartisipasi dalam GPDRR. Andi mengatakan, posisi BRIN merupakan bagian dari Tim Subtansi dan juga berkoordinasi dengan Bappenas. “Dalam kertas posisi, beberapa aktivitas yang sudah dilakukan oleh BRIN adalah Official Statement dan Opening Statement,” ungkapnya.

Kemudian, Andi menyebutkan bahwa BRIN sudah menyelesaikan pengajuan proposal terkait innovation platform. Ada tiga innovation platform yang telah yang telah disetujui. Inovasi pertama adalah Indonesia Paviliun: Indonesia’s Research and Innovation Landscape on Disaster Risk and Resilience, yang dalam kesempatan ini BRIN bekerja sama dengan Bappenas dan BNPB.

Selanjutnya, Inovasi kedua mengenai Innovation Platform on Recognizing Tsunami Ready: A New Meaning to Community Awareness and Preparedness, dimana BRIN bekerja sama dengan BMKG, IOTIC/UNESCO, dan U-INSPIRE Indonesia.

Andi mengatakan, Innovation platform on Youth and Young professionals in Science Engineering Technology, Innovation and Art in DRR and Resilience bekerja sama dengan UNICEF, UNESCO dan U-INSPIRE. Masing-masing innovation platform ditampilkan dalam Exhibition.

Selain itu, Andi menambahkan Periset BRIN pada thematic session akan diminta statemennya mengenai Cooperation Across Borders for Strengthened Capacity and Actions. Pada bagian Exhibition, BRIN membantu dalam Hybrid Exhibition Indonesia’s International Disaster Expo & Conference (IIDEC) yang bekerja sama dengan Kementrian Industri dan Kementrian Koperasi dan UKM dalam konteks melanjutkan gagasan mengenai Hybrid Exhibition karena belum bisa dilakukan secara luring. (igp/yul/gws)

Sumber: brin.go.id

Selengkapnya
Kesiapan BRIN dalam Platform Global Pengurangan Risiko Bencana

Riset dan Inovasi

Pemanfaatan Data Copernicus untuk Berbagai Bidang Riset di Indonesia

Dipublikasikan oleh Admin pada 24 April 2022


Copernicus adalah salah satu bagian dari Program Antariksa Eropa (The European Space Programme). Data Copernicus terbuka dan gratis terdiri dari 6 layanan data pengamatan Bumi, yaitu perubahan iklim, monitoring maritim, monitoring lapisan atmosfer, monitoring lahan, keamanan, dan mitigasi keadaan darurat. Layanan tersebut dapat tercapai dengan didukung oleh 6 seri satelit Sentinel yang mengorbit Bumi. Demikian Astrid-Christina Koch, pakar senior dari Direktorat Jenderal Industri Pertahanan dan Antariksa Uni Eropa (DG DEFIS) memaparkannya dalam Joint Workshop on Copernicus secara virtual, Rabu (16/03).

Pada sesi diskusi panel, Rahmat Arief, Plt. Kepala Pusat Riset Penginderaan Jauh – BRIN menjelaskan bahwa penggunaan data Copernicus telah diterapkan pada berbagai aplikasi oleh institusi pemerintah maupun akademik. “Hasil riset dari data Copernicus menjadi dasar bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menentukan kebijakannya meliputi monitoring luasan area sawah Kementerian Pertanian, pemantauan luasan hutan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), penegakan hukum dalam kasus tumpahan minyak kapal tanker oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan mitigasi bencana banjir dan perlindungan pantai di pantai utara Pulau Jawa dalam proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” paparnya.

Rory Donnelly, Ahli Penginderaan Jauh, EU-Indonesia Partnership and Cooperation Agreement (PCA) Facility menjelaskan, di masa depan potensial penggunaan layanan data pengamatan Bumi di Indonesia semakin meningkat. Untuk itu perlu meningkatkan eksploitasi teknologi Copernicus di Indonesia, keahlian tenaga lokal dan kemampuan infrastruktur dalam menerima layanan Copernicus, serta kesadaran akan teknologi Copernicus pada berbagai instansi pemerintah. “Kita bersama dapat meninjau apa saja yang dilakukan suatu institusi tersebut, mengidentifikasi penggunaan data penginderaan jauh yang selama ini telah digunakan, kemudian kita dapat membandingkan layanan yang ada dan potensial pada Copernicus yang sesuai dengan prioritas instansi tersebut,” ujarnya.

Sementara, Andreas Becker, Ketua Tim EU Global Action on Space mengatakan saat ini telah tersedia 5 jenis layanan terkait program luar angkasa Uni Eropa untuk pemangku kepentingan ruang angkasa di Indonesia. 5 hal tersebut adalah laporan pasar strategis, diplomasi luar angkasa, peluang bisnis, penyiapan & pemeliharaan platform luar angkasa Uni Eropa, dan kampanye komunikasi.

Bidang Pertanian, Kehutanan, dan Maritim

Rizatus Shofiyati dari Kementerian Pertanian menyebutkan beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan pertanian di masa depan. Di antaranya, keberlangsungan data citra satelit yang masih mengandalkan negara lain, model dan akurasi analisis data penginderaan jauh dalam pertanian masih diragukan, dan sudah tentu adalah mahalnya biaya investasi. Lebih lanjut ia mengatakan , teknologi inovasi berbasis data penginderaan jauh yang harus dikembangkan adalah di mana kita dapat mengetahui kondisi tanah lahan pertanian, pengelolaan irigasi menggunakan citra satelit, peringatan dini sistem pangan, dan mengidentifikasi potensi lahan rawa sebagai pemasok pangan.

Belinda Arunarwati Margono dari KLHK menyatakan, penginderaan jauh adalah salah satu alat bantu dalam memberikan informasi yang baik, namun bukan berarti tidak memiliki keterbatasan, di antaranya adalah kesinambungan data di mana harus mengikuti periode orbit satelit, masalah cakupan area, tehnik dan metode pengambilan data yang bergantung dengan harga perangkat lunak, perbedaan perbandingan hasil citra, dan biaya operasional yang tinggi untuk data resolusi tinggi.

“Beberapa tantangan yang dihadapi dalam bidang monitoring hutan dan lingkungan adalah perlu adanya data penginderaan jauh yang dapat mendeteksi perbedaan dari kondisi kesehatan vegetasi dan jenis spesies,” tegasnya.

Niken Gusmawati dari KKP memaparkan manfaat data penginderaan jauh selama ini dalam bidang maritim. “Penginderaan jauh memainkan peran yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan untuk mendukung Blue Economy,” imbuhnya. “Hal ini akan memberikan kesempatan untuk memetik manfaat ekonomi dan membantu Indonesia yang memiliki wilayah perairan yang luas untuk menggunakan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan mata pencaharian, dan menjaga kesehatan ekosistem lautnya,” tambahnya.

Bidang Penanggulangan Bencana, Iklim, Atmosfer, dan Ekosistem

Bencana alam adalah kejadian yang berulang. Untuk itu, Udrech, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB mengatakan, data historis sangatlah penting untuk mengamati perubahan spasial/ penggunaan lahan dari waktu ke waktu. “Bencana alam dapat disebabkan akibat perubahan lingkungan. Kebijakan satu data dan satu peta memudahkan ketersediaan data tidak hanya untuk mitigasi dan penanggulangan bencana tetapi juga aktifitas lainnya,” terangnya.

Edvin Aldrian menambahkan, mayoritas bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah banjir dan kekeringan, diikuti oleh kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, dan polusi udara. “Dengan menggunakan multi data satelit dan radar kita dapat menganalisa dan menyajikan berbagai informasi seperti dalam Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) yang menggunakan data satelit Himawari-8 menyajikan informasi informasi mitigasi bencana,” ungkap peneliti dari Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN itu.

Sebagai informasi, selain SADEWA, peran data satelit dan radar juga disajikan dalam sistem informasi hasil litbang BRIN lainnya yaitu Sistem Embaran Maritim (SEMAR), Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia (SRIKANDI), Sistem Informasi Perubahan Iklim (SRIRAMA), dan yang terbaru adalah Kajian Awal Musim Wilayah Indonesia Jangka Madya (KAMAJAYA). Edvin berharap bahwa Indonesia juga fokus mengembangkan satelit nasional sendiri yang menjadi bagian penting dalam penyediaan data penginderaan jauh.

Melengkapi penjelasan di atas, Ella Meilianda dari Pusat Penelitian Tsunami dan Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala Aceh mengatakan, data penginderaan jauh adalah sesuatu yang esensial dalam menyelidiki penilaian risiko banjir skala daerah aliran sungai. “Data tersebut memberikan parameterisasi penilaian bahaya banjir mulai dari analisis data hidrologi, data historis curah hujan, data penggunaan lahan, jenis tipe tanah, aliran sungai,” urainya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, data satelit membantu menemukan potensi risiko secara tepat waktu. Melalui pemantauan menggunakan data satelit multispatio-temporal, proses pengambilan keputusan dan strategi untuk mengurangi risiko banjir menjadi lebih baik. (ra/ ed: drs)

Sumber: brin.go.id

 

Selengkapnya
Pemanfaatan Data Copernicus untuk Berbagai Bidang Riset di Indonesia
page 1 of 2 Next Last »