Seni Abstrak

Ekspresionisme Abstrak

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Ekspresionisme abstrak adalah seni rupa pasca Perang Dunia II di Amerika Serikat. Gerakan ini merupakan gerakan Amerika pertama yang memiliki pengaruh di seluruh dunia dan menempatkan New York City sebagai pusat dunia seni barat setelah sebelumnya ditempati Paris.

Meski sebutan "ekspresionisme abstrak" pertama diterapkan pada seni Amerika tahun 1946 oleh kritikus seni Robert Coates, sebutan ini pertama digunakan di Jerman tahun 1919 di majalah Der Sturm, mengenai Ekspresionisme Jerman. Di Amerika Serikat, Alfred Hamilton Barr Jr., direktur pertama Museum of Modern Art di New York, adalah seorang sejarawan seni Amerika dan merupakan salah satu kekuatan paling berpengaruh dalam perkembangan sikap populer terhadap seni modern. Misalnya, pertama memakai sebutan ini pada 1929 merujuk karya-karya Wassily Kandinsky, dan penyusunan pameran blockbuster Van Gogh tahun 1935.

Daftar ekspresionis abstrak

Ekspresionisme abstrak di Indonesia

Gerakan abstrak di tanah air diyakini muncul dari Bandung, Jawa Barat. Ries Mulder, baik sebagai pelukis dan dosen, mulai memasukkan seni abstrak ke dalam pengajarannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1950-an, sehingga melahirkan generasi seniman baru, seperti But Muchtar, Mochtar Apin, Ahmad Sadali dan Rita Widagdo. Pengaruh Barat muncul dalam karya abstrak awal Indonesia.

Gerakan ini memperebutkan popularitas pada 1960-an dengan adegan seni rupa realistik dan dekoratif yang dipopulerkan oleh Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI), Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.

Namun, pada 1970-an, seni abstrak menjadi yang terdepan dalam pengajaran di Sekolah Seni Rupa Indonesia (STSRI), akademi penerus ASRI. Pug juga mengklaim bahwa pengaruh Barat bagi seniman asal Yogyakarta yang mampu menggabungkan seni abstrak dan tradisional menjadi berkurang. Gerakan ini juga berkembang di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1980-an.

Gerakan abstrak mengalami penurunan kemudian pada dekade itu, tetapi dihidupkan kembali pada pertengahan 1990-an hanya untuk gagal lagi pada awal 2000-an.

Seniman besar

Seniman yang karyanya menggunakan Ekspresionisme Abstrak Amerika

  • Charles Alston
  • Karel Appel
  • Alice Baber
  • William Baziotes
  • Norman Bluhm
  • Louise Bourgeois
  • Ernest Briggs
  • James Brooks
  • Fritz Bultman
  • Hans Burkhardt
  • Jack Bush
  • Alexander Calder
  • Nicolas Carone
  • Giorgio Cavallon
  • John Chamberlain
  • Jean Dubuffet
  • Elaine de Kooning
  • Willem de Kooning
  • Robert De Niro, Sr.
  • Richard Diebenkorn
  • Mark di Suvero
  • Enrico Donati
  • Edward Dugmore
  • Friedel Dzubas
  • Jimmy Ernst
  • Herbert Ferber
  • Perle Fine
  • Sam Francis
  • Jane Frank
  • Helen Frankenthaler
  • Michael Goldberg
  • Robert Goodnough
  • Arshile Gorky
  • Adolph Gottlieb
  • Morris Graves
  • Cleve Gray
  • Philip Guston
  • David Hare
  • Grace Hartigan
  • Hans Hartung
  • Hans Hofmann
  • Paul Jenkins
  • Jasper Johns
  • Earl Kerkam
  • Franz Kline
  • Albert Kotin
  • Lee Krasner
  • Ibram Lassaw
  • Norman Lewis
  • Richard Lippold
  • Seymour Lipton
  • Morris Louis
  • Conrad Marca-Relli
  • Nicholas Marsicano
  • Mercedes Matter
  • Joan Mitchell
  • Robert Motherwell
  • Louise Nevelson
  • Barnett Newman
  • Isamu Noguchi (1904-1988), eniman dan arsitek Amerika Serikat
  • Kenzo Okada
  • Stephen Pace
  • Ray Parker
  • Jackson Pollock
  • Fuller Potter
  • Richard Pousette-Dart
  • Richard Pousette-Dart
  • Robert Rauschenberg
  • Ad Reinhardt
  • Milton Resnick
  • George Rickey
  • Jean Paul Riopelle
  • William Ronald
  • Theodore Roszak
  • Mark Rothko
  • Anne Ryan
  • Louis Schanker
  • Jon Schueler
  • Charles Seliger
  • Pablo Serrano
  • Harold Shapinsky
  • David Smith
  • Nicolas de Staël
  • Theodoros Stamos
  • Frank Stella
  • Joe Stefanelli
  • Hedda Sterne
  • Clyfford Still
  • Antoni Tàpies
  • Alma Thomas
  • Mark Tobey
  • Bradley Walker Tomlin
  • Cy Twombly
  • Jack Tworkov
  • Esteban Vicente
  • Peter Voulkos
  • Hale Woodruff
  • Emerson Woelffer
  • Taro Yamamoto
  • Manouchehr Yektai

 

Seniman Indonesia

  • Seniman Indonesia yang karyanya menggunakan Ekspresionisme Abstrak :[2][3]
  • A.D. Pirous (lahir 1932)
  • Ahmad Sadali (1924-1987)
  • Amri Yahya (1939-2004)
  • Anton Afganial (lahir 1990)[4]
  • Arin Dwihartanto Sunaryo (lahir 1987)[5]
  • Bunga Yuridespita (1989)[6]
  • But Muchtar (1930-1993)
  • Christine Ay Tjoe (lahir 1973)
  • Erna Garnasih Pirous (lahir 1941)
  • Fadjar Sidik (1930-2004)
  • F. X. Jeffrey Sumampouw (lahir 1956)[7]
  • Handrio (1926-2010)
  • FX Harsono (lahir 1949)
  • Irawan Karseno (lahir 1960)
  • Made Wianta (1949-2020)
  • Made Sumidasya (lahir 1971)[8]
  • Mochtar Apin (1923-1994)
  • Ries Mulder (1909-1973)
  • Nana Tedja (lahir 1971)[9]
  • Nashar (1928-1994)
  • Nunung WS (lahir 1948)
  • I Nyoman Erawan (lahir 1958)
  • Oesman Effendi (1919-1985)
  • Rita Widagdo (lahir 1939)
  • Salim (1908-2008)
  • Sulebar M. Soekarman (lahir 1943)
  • Sunaryo (lahir 1943)
  • Srihadi Soedarsono (lahir 1931)
  • Tisna Sanjaya (lahir 1958)
  • Umi Dachlan (1942-2009)
  • Yoes Rizal (lahir 1956)
  • Zaini (1926-1977)

Gerakan terkait, gaya, tren dan sekolah

  • Action painting
  • American Abstract Artists
  • Arte Povera
  • Asemic writing
  • Avant-garde
  • Bidang Warna
  • CoBrA
  • Dadaisme
  • Dinamika Keruangan
  • Ekspresionisme
  • Futurisme
  • Impressionisme Abstrak
  • Informalisme
  • Kubisme
  • Les Automatistes
  • Les Plasticiens
  • Lirisisme
  • Minimalisme
  • Modernisme
  • Neo-Ekspresionisme
  • New York School
  • New European Painting
  • Pop art
  • Seni abstrak
  • Seni Konkret
  • Seni Kontemporer
  • Seni Lukis
  • Sumatraisme
  • Surealisme
  • Surealisme Organik
  • Tachisme
  • 9th Street Art Exhibition

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Ekspresionisme Abstrak

Seni Abstrak

Apakah itu Seni Abstrak dan Bagaimana Sejarahnya?

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Dikutip KOMPAS.com, Seni dibuat dari hasil kreativitas dan imajinasi penciptanya. Terdapat banyak contoh hasil karya seni yang merupakan bentuk representasi obyek di dunia nyata. Seperti lukisan manusia, patung hewan dan lainnya.

Tetapi, terdapat juga hasil karya seni yang tak merepresentasikan sebuah obyek di dunia nyata. Hal ini dapat disebut seni abstrak. Dibandingkan jenis lainnya, seni abstrak cenderung lebih unik dan mempunyai ciri tersendiri.

Pengertian seni abstrak

Menurut Mikke Susanto dalam Jeihan: Maestro Ambang Nyata dan Maya (2017), seni abstrak adalah sebagai ciptaan seni yang mengandung unsur garis, bentuk dan warna yang sifatnya bebas atau tak terikat dengan bentuk alam.

Dalam seni abstrak, bentuk nyata alam tak menjadi fokus pembuatan obyek utamanya. Jika memakai bentuk nyata alam, biasanya hanya dijadikan motif dasar untuk membentuk karya seni.

Kriteria yang sering dipergunakan untuk mengulas karya bergaya abstrak ialah ekspresionalisme. Ekspresionalisme merupakan airan seni rupa yang menganggap bahwa suatu karya keluar dari diri seniman, bukan meniru atau menduplikasi alam dunia. Bagi ekspresionalisme, seniman mempunyai daya ingat dan cara pandang terhadap alam. Lalu diekspresikan pada karyanya.

Sejarah seni abstrak

Mengutip dari buku Hermeneutika, Estetika, dan Religiusitas: Esai-Esai Sastra Sufistik dan Seni Rupa (2004), sejarah perkembangan seni abstrak mulanya dari Barat. Diperkirakan seni abstrak mulai dikenal di abad ke 19 di Eropa.

Lalu pada awal abad ke-20, seni ini mulai berkembang cukup pesat di Amerika Serikat. Pada awal kemunculannya, seni abstrak berhasil memunculkan aliran seni baru di Barat, yang mana sebelumnya selalu berkutat pada aliran rasionalisme, empirisme, materialisme serta realisme.

Saat seni abstrak makin dikenal, beberapa pelukis mulai beralih ke jenis seni ini. Para pelukis mulai merepresentasikan obyek nyata ke seni abstrak dengan mengutamakan warna simbolik dibanding warna alami.

Ketika beralih ke seni abstrak, para pelukis di era itu mulai mengabaikan tiruan kenyataan atau obyek nyata alam dan lebih memilih membuat isyarat obyek tersebut. Para pelukis lebih mengutamakan pula gagasan mereka mengenai karya seni yang akan dibuat, dibanding observasi.

Ciri seni abstrak

Seni abstrak termasuk unik, karena obyeknya berbeda dengan seni pada umumnya. Keunikan inilah yang menyebabkan seni abstrak mempunyai sejumlah ciri pembeda dengan karya seni biasanya.

Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis (2013) karya Zulfi Hendri, disebutkan apabila ciri utama dari seni abstrak adalah bentuknya tak pernah dapat dikenali. Sebab hasil karya seninya adalah hasil imajinasi seniman dalam menemukan esensi dari bentuk obyeknya.

Ciri lain dari seni abstrak adalah bentuknya yang tak pernah berhubungan dengan sesuatu yang pernah dilihat di dunia nyata. Walaupun begitu, bila diamati lebih jauh, mungkin penikmat seni akan berpikir bila mereka pernah melihat obyek dalam seni abstrak tersebut.

Idom warna yang dipergunakan dalam karya seni abstrak cenderung berbeda dengan karya seni lainnya. Sebab perpaduan warnanya terkesan sangat unik dan diolah sedemikian rupa, agar menghasilkan warna yang harmonis.

Contoh karyanya

Contoh karya seni abstrak

Contoh di atas adalah salah satu contoh karya seni abstrak, berupa seni lukis. Bila melihatnya, kita tak tahu apa bentuk yang digambarkan oleh seniman tersebut. Warna yang berbeda dan bentuknya yang tak sesuai dengan representasi obyek nyata alam menjadi ciri khas seni abstrak.

 

Disadur dari sumber kompas.com

Selengkapnya
Apakah itu Seni Abstrak dan Bagaimana Sejarahnya?

Seni Abstrak

Unik! Arti Lukisan Abstrak dari Tikar Mendong Karya Leeman

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


MALANG, KOMPAS.com - Dari kejauhan, lukisan itu tidak jauh beda dari lukisan abstrak pada umumnya. Warna yang terlihat, mencerminkan cerita yang ingin disampaikan oleh sang pelukis. Tetapi bila diamati lebih dekat, perbedaannya akan terlihat. Ayaman daun mendong tampak dibalik warna lukisan. Lukisan yang terpajang itu merupakan karya Sulaiman atau Leeman itu memakai media tikar dari mendong. Beraneka lukisan itu dipamerkan di gedung Dewan Kesenian Malang (DKM) Kota Malang, Sabtu(21/7/2018).

Ada 4 lukisan yang memakai media tikar mendong. Sementara lukisan yang lainnya memakai media kain kanvas. "Saya telah sering melukis menggunakan tikar mendong," ungkap Leeman. Pelukis berusia 52 tahun asal Sawojajar, Kota Malang ini mempunyai alasan tersendiri melukis di atas tikar mendong. Selain untuk keperluan artistik, melukis di atas tikar mendong dimaksudkan pula guna melestarikan budaya yang mulai punah.

Leeman mengungkapkan, pemanfaatan tikar mendong berangsur mulai ditinggalkan. Hal itu dikarenakan aneka alas yang lebih praktis untuk diperoleh. "Untuk mengangkat budaya yang lama. Sekarang tikar mendong telah berkurang," ungkapnya. Bagi Leeman, tikar mendong mempunyai banyak arti. Salah satunya ialah sebagai simbol kebersamaan.

Menurutnya, tikar mendong dulu digunakan sebagai alas ketika menggelar rapat atau sekedar untuk berkumpul. "Rapat kalau dulu memakai mendong. Itu sebagai arti kebersamaan," ungkapnya. Selain itu, tikar mendong kerap digunakan pula untuk alas tatkala menguburkan orang meninggal. Orang pindah rumah pun, yang dibawa pertama kali ialah tikar mendong.

"Mengubur orang meninggal memakai tikar juga. Orang pindahan rumah bawa tikar. Itu mengingatkan pada arti kehidupan manusia," tuturnya. Leeman menyampaikan, karirnya sebagai pelukis diawali dari saat dirinya bekerja untuk sebuah perusahaan rokok. Saat itu, Leeman dikontrak untuk melukis baliho.

Seiring berjalannya waktu, tenaganya telah tak terpakai lagi. Banyak perusahaan mulai mengandalkan printer. Leeman kemudian mengekspresikan keterampilannya dengan melukis mandiri sejak tahun 1990an. Karir Leeman sebagai pelukis terus berlanjut hingga dia menemukan cara untuk melukis di atas tikar mendong. Bagi Leeman, melukis di atas tikar mendong tak ada bedanya dengan melukis di atas kain kanvas.


Disadur dari sumber travel.kompas.com

Selengkapnya
Unik! Arti Lukisan Abstrak dari Tikar Mendong Karya Leeman

Seni Abstrak

Fantastis! Lukisan Abstrak 'Tetes' Karya Jackson Pollock Dilelang Mencapai Rp 645 Miliar

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Jakarta - Nama Jackson Pollock populer sebagai salah satu maestro lukisan abstrak yang sudah mendunia. Karya-karyanya yang ikonik kerap diburu kolektor seni ke berbagai tempat.

Balai lelang Christie's mengumumkan lukisan abstrak Jackson Pollock yang menampilkan gaya tetes khas sang pelukis yang berasal dari pascaperang akan dilelang pada Mei 2022.

Lukisan yang dilelang dengan Lot nomor 31 itu berasal dari tahun 1949. Pada 12 Mei, mahakarya Pollock akan menjadi hit selama lelang yang didedikasikan untuk karya seni dari abad ke 20.

Jackson Pollock menuntaskan lukisan yang berukuran 31x22 inci pada 1949. Sepanjang kariernya, ia membuat beberapa seri lukisan tetes.
Karya-karya itu membawa namanya menjadi maestro ekspresionisme abstrak. Apalagi lukisannya selalu berada dalam harga lelang tertinggi hingga sekarang ini.
Lot lelang yang sekarang dimasukkan dalam retrospektif yang didedikasikan untuk Pollock pada tahun 1967. Serta pada tahun 1998 keduanya di Museum of Modern Art di New York.
Karya terakhir Pollock sekaliber ini untuk dijual di pelelangan ialah Nomor 17 (1951), suatu lukisan abstrak berwarna hitam yang dilukis di atas kanvas cokelat yang asalnya dari koleksi kebanggaan raja real estate Harry Macklowe dan mantan istrinya, Linda. Lukisan ini memicu perdebatan sengit di sidang perceraian. Karya ini mengambil rekor baru untuk artis di $ 61,2 juta dalam penampilan pertamanya di lelang.


Disadur dari sumber hot.detik.com

Selengkapnya
Fantastis! Lukisan Abstrak 'Tetes' Karya Jackson Pollock Dilelang Mencapai Rp 645 Miliar
page 1 of 1