Supply Chain Management

Rantai pasok

Dipublikasikan oleh Admin pada 26 Februari 2022


Rantai pasok atau rantai suplai adalah sebuah sistem rangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan dan pengendalian yang terdiri atas organisasisumber daya manusia, aktivitas, informasi, dan sumber-sumber daya lainnya terhadap pengadaanproduksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa dari suatu pemasok kepada pelangganBadan usaha yang melaksanakan fungsi suplai pada umumnya terdiri dari manufaktur, penyedia layanan jasa, distributor, dan saluran penjualan (seperti: pedagang eceranperdagangan elektronik, dan pelanggan (pengguna akhir). Aktivitas rantai pasok (rantai nilai dan proses siklus hidup) mengubah bahan baku dan bahan pendukung menjadi sebuah barang jadi yang dapat dikirimkan kepada pelanggan pengguna akhir. Rantai pasok menghubungkan rantai nilai.

Ada berbagai jenis model rantai pasok, yang masing-masing menghubungkan mulai dari sisi hulu hingga hilir. Tujuan utama manajemen rantai pasok adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan melalui penggunaan sumber daya yang pailng efisien, termasuk kapasitas distribusi, persediaan, dan sumber daya manusia. Beberapa perusahaan memilih untuk mengalihdayakan manajemen rantai pasok mereka dengan bekerja sama dengan penyedia jasa logistik pihak ketiga.

Jaringan rantai pasok (kiri ke kanan): bahan baku (R) - pemasok (S) - manufaktur (M) - distribusi (D) - pelanggan (C) - konsumen (C).

Pengelolaan

Standar pengelolaan rantai pasok salah satunya dikemukakan oleh Deloitte Touche Tohmatsu. Perusahaan dibagi menjadi tiga jenis melalui kemampuan dalam pengelolaan rantai pasok produksi. Sikap yang diamati ialah kemampuan dalam melakukan pengamatan, memberikan tanggapan dan melakukan mitigasi terhadap risiko dari rantai pasok produksi. Perusahaan pertama ialah perusahaan yang mampu melakukan mitigasi risiko rantai pasok dengan tepat. Perusahaan ini umumnya memiliki keunggulan berupa sistem yang canggih dengan pengelolaan yang ulet. Pencegahan pemutusan rantai pasok dilakukan melalui penyediaan pemasok cadangan. Pemutusan rantai pasok ini umumnya terjadi ketika terjadi inovasi skala besar. Perusahaan pertama mampu memenuhi permintaan pasar dan menjaga operasional perusahaan dengan memamnfaatkan persediaan yang ada. Perusahaan kedua memiliki kemampuan dalam menanggapai risiko rantai pasok dengan tepat, tetapi tidak mempunyai rencana mitigasi risiko. Hubungan perusahaan kedua sangat erat dengan pemasok utama sehingga seluruh risiko dapat dipahami dengan tepat dan dapat diatasi melalui tindakan tertentu berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya. Perusahaan kedua umumnya dapat memenuhi permintaan pasar meski belum memiliki perencanaan pasokan. Persiapa perusahaan kedua ialah investasi pada perencanaan manajemen rantai pasok sehingga mudah mengetahui adanya risiko yang akan terjadi terhadap rantai pasok. Perusahaan ketiga merupakan perusahaan yang tidak mampu mengelola rantai pasok. Pada perusahaan ketiga, ada ketergantungan kepada pemasok tunggal sehingga tidak mampu melihat masalah yang timbul akibat pemutusan rantai pasok. Perusahaan ketiga tidak mampu mengatur persediaan bahan baku untuk keperluan produksi. Produk akhir juga tidak mampu diperkirakan sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi dengan tepat. Perusahaan ketiga juga tidak dapat melakukan distribusi produk secara tepat karena tidak mampu mengelola bidang logistik. Peluang kebangkrutan perusahaan ketiga sangat tinggi ketika rantai pasok terputus akibat inovasi besar-besaran.

Pengembangan

Pengembangan rantai pasok dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan. Kegiatan pengembangan konsep rantai pasok dilakukan bersama oleh para peneliti dalam bidang logistik, pemasaranmanajemen operasiteknologi informasisistem perekonomian, serta organisasi, dan manajemen strategis. Pengembangan rantai pasok umumnya dikhususkan bagi manajemen rantai pasok. Pada awal pengembangan konsep rantai pasok, para peneliti mengutamakan efisiensi. Pada perkembangan berikutnya, peneliti mulai mengembangkan keandalan rantai pasok dalam hal ketangkasan, kemampuan beradaptasi dan penyelarasan rantai pasok. Pengembangan desain, pengaturan dan penerapan rantai pasok dilakukan secara berbeda terhadap produk dan layanan yang berbeda. Tujuan pengembangan rantai pasok ialah tercapainya kepemimpinan biayadiferensiasi produk dan fleksibilitas. Prinsip umum dari pengembangan rantai pasok ialah tidak adanya kondisi universal pada pasar untuk setiap produk atau layanan. Desain dan pengaturan serta pengembangan rantai pasok harus didasari oleh persaingan usaha dalam kaitannya dengan produk atau layanan. Tiap perusahaan memiliki proses yang meluas sehingga membentuk rantai pasok, sehingga pengembangan menjadi suatu liabilitas.

Tujuan

Tujuan dari setiap rantai pasokan harus memaksimalkan nilai keseluruhan yang dihasilkan. NS nilai ( juga dikenal sebagai surplus rantai pasokan) yang dihasilkan rantai pasokan adalah perbedaan antara nilai produk akhir bagi pelanggan dan biaya yang dikeluarkan rantai pasokan dalam memenuhi permintaan pelanggan.

Surplus Rantai Pasokan = Nilai Pelanggan – Biaya Rantai Pasokan

Nilai produk akhir dapat bervariasi untuk setiap pelanggan dan dapat diperkirakan dengan jumlah maksimum yang bersedia dibayar pelanggan untuk itu. Selisih antara nilai produk dan harganya tetap ada pada pelanggan sebagai surplus konsumen. Sisa dari surplus rantai pasokan menjadi profitabilitas rantai pasokan, perbedaan antara pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan dan biaya keseluruhan di seluruh rantai pasokan.

Pemanfaatan

Konstruksi

Dalam bidang konstruksi, rantai pasok digunakan untuk proses perpaduan antara pihak-pihak yang merencanakan konstruksi dan pihak-pihak yang mengerjakan konstruksi. Dalam rantai pasok konstruksi pemilik bangunan hasil konstruksi turut dilibatkan dalam proses rantai pasok. Pemilik bangunan akan mendukung penyediaan rantai pasok melalui diskusi bersama dengan konsultankontraktor, sub kontraktor, dan pemasok. Tujuan dari pengelolaan informasi mengenai rantai pasok dalam bidang konstruksi ialah untuk menjamin keberhasilan dan penyelesaian suatu proyek.

Sumber: id.wikipedia.org 

Selengkapnya
Rantai pasok

Supply Chain Management

Persediaan

Dipublikasikan oleh Admin pada 26 Februari 2022


Persediaan atau inventori (bahasa Inggrisinventory) menurut kajian industri dan manufaktur mengacu pada stok dari suatu item atau sumber daya yang digunakan dalam suatu organsasi perusahaan. Persediaan dalam manufaktur umumnya berupa item atau barang yang berkontribusi atau akan menjadi bagian dari keluaran produk perusahaan. Persediaan diklasifikasikan berdasarkan jenisnya terbagi menjadi bahan bakubahan setengah jadi atau barang dalam proses, komponen, dan bahan jadi atau produk jadi.

Persediaan dimaksudkan untuk dapat memenuhi variasi dari permintaan produk, yang mana permintaan produk tidak dapat diketahui secara tepat. Selain itu persediaan juga memungkinkan perusahaan dapat melakukan fleksibilitas dalam penjadwalan produksi, dimana disediakannya stok dari inventori guna menghilangkan tekanan terhadap sistem operasi produksi.

Fungsi persediaan

Sebagai upaya antisipasi stok, persediaan dapat memenuhi antisipasi permintaan pelanggan. Persediaan berfungsi untuk memperlancar keperluan operasi produksi dimana dengan adanya persediaan dapat membangun kepercayaan dalam menghadapi terjadinya pola musiman. Persediaan juga dapat melindungi kekurangan stok yang dihadapi oleh perusahaan yang diakibatkan terlambatnya kedatangan barang dan adanya peningkatan permintaan, serta sebagai antisipasi apabila terjadi inflasi dan meningkatnya perubahan harga suatu barang.

Jenis dan biaya persediaan

Secara garis besar jenis-jenis persediaan dapat dibagi menjadi beberapa ketegori, diantaranya adalah; persediaan bahan baku atau persediaan bahan mentah (raw material) yang merupakan bahan atau barang yang akan diproses lebih lanjut menjadi barang jadi; persediaan bahan setengah jadi atau barang dalam proses (work in process), merupakan persediaan yang telah mengalami perubahan tetapi masih perlu diproses lebih lanjut untuk menjadi barang jadi; dan persediaan barang jadi (finished good) merupakan persediaan barang-barang yang telah selesai diproses dalam pabrik dan siap untuk dipasarkan. Selain tiga jenis persediaan umum tersebut, jenis persediaan lainnya ialah persediaan bahan pembantu atau bahan penolong (supplies inventory) yang merupakan persediaan barang-barang yang berfungsi sebagai penunjang dalam proses operasi atau produksi, tetapi bukan bagian dari komponen barang jadi; serta persediaan barang dagangan (merchandise inventory) yang merupakan persediaan yang akan dijual kembali sebagai barang dagangan.

Menurut Herdjanto (2009), jenis persediaan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu;

  • Fluctuation stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya serta untuk mengatasi apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam perkiraan penjualan, waktu produksi, dan pengiriman barang.
  • Anticipation stock, adalah persediaan guna menghadapi permintaan yang dapat diramalkan, seperti pada musim permintaan tnggi, tetapi kapasitas produksi saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. persediaan ini juga berguna untuk menjaga kemungkinan kesulitan memperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentnya produksi.
  • Lot-size inventory, adalah persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar daripada kebutuhan pada saat itu. persediaan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena telah membeli dalam jumlah besar, atau unutk menraih penghematan dari biaya pengangkutan per unit yang lebih rendah.
  • Pipeline inventory, adalah persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke tempat tujuan.

Keputusan yang diambil organisasi atau perusahaan dalam menentukan persediaan akan melibatkan beberapa pembiayaan yang terjadi. Jenis-jenis biaya yang berdampak pada keputusan besar sedikitnya persediaan adalah:

  • Biaya penanganan, meliputi biaya penyimpanan, biaya handling, biaya asuransi, biaya kerusakan, biaya penyusutan, dan biaya hilangnya pemanfaatan dari investasi yang tertanam dalam persediaan (opportunity cost of capital). Apabila biaya penanganan terlalu tinggi, maka akan mendorong tingkat persediaan menjadi rendah sehingga stok harus diisi kembali.
  • Biaya penyiapan atau perubahan produksi, yaitu biaya yang timbul dalam penyiapan kebutuhan produk dan akan selalu berbeda. Perbedaan terebut tergantung pada bahan, penyiapan peralatan tertentu, penyiapan arsip, serta waktu dan bahan yang dibutuhkan atas perpindahan dari stok material sebelumnya.
  • Biaya pemesanan, berhubungan dengan kegiatan pembelian dan pemesanan barang. Biaya pemesanan juga terkait dengan biaya pemeliharaan sistem yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti jalannya pesanan.
  • Biaya yang timbul akibat kekurangan persediaan. Biaya ini terjadi akibat stok dari suatu item kosong dan pesanan untuk item tersebut harus menunggu sampai tiba kembali. Hal ini akan menimbulkan pertukaran (trade-off) antara biaya untuk memenuhi permintaan dengan biaya yang timbul akibat kekurangan stok yang terkadang tidak seimbang.

Pengendalian persediaan

Manajemen memiliki dua fungsi dalam persediaan. Fungsi yang pertama adalah untuk membangun suatu sistem supaya jalannya alur item dalam persediaan dapat terjaga. Fungsi kedua adalah untuk membuat keputusan mengenai berapa banyak jumlah yang dipesan dan kapan diadakannya pesanan. Keputusan-keputusan tersebut dapat berjalan dengan baik apabila manajmen persediaan melakukan beberapa hal didalamnya, yaitu membuat suatu sistem untuk menjaga jalannya alur persediaan yang ada di tangan dan yang ada dalam pesanan, menyusun peramalan yang dapat dipercaya atas permntaan yang mencakup adanya indikasi kemungkinan kesalahan peramalan, melakukan estimasi atas biaya penanganan persediaan, dan melakukan pengklasifikasian item-item persediaan.[7]

Dua faktor utama yang perlu diperhatikan dalam manajemen persediaan, yaitu bagaiamana item persediaan diklasifikasikan dengan menggunakan metode analsis ABC, dan kedua adalah bagaimana pencatatan persediaan dapat akurat dan terpelihara. Analisis ABC merupakan metode analisis nilai persediaan yang membagi persediaan atas tiga klasifikasi atas dasar jumlah volume atau nilai rupiah yang tertanam.

Analisis ABC[sunting | sunting sumber]

Klasifikasi pada analisis ABC diperkenalkan oleh HF Dickie pada tahun 1950-an. Klasifikasi ABC merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip pareto. Idenya adalah untuk memfokuskan pengendalian persediaan kepada item (jenis) persediaan yang bernilai tinggi (critical) ketimbang yang bernilai rendah (trivial). Dengan mengetahui pembagian klasifikasi tersebut, dapat diketahui item persediaan tertentu yang harus mendapat perhatian lebih serius dibanding item yang lain.

Pengukuran yang dilakukan dalam analisis ABC adalah nilai permintaan tahunan dari setiap item persediaan dikalikan dengan biaya perunitnya. Item-item dari kelas A adalah item yang nilai rupiah per tahunnya memiliki nilai-nilai yang tinggi. Item-item dalam kelas A merupakan 15% dari total item seluruh persediaan yang memiliki nilai rupiah mencapai 70 hingga 80% dari total nilai rupiah terhadap seluruh nilai penggunaan. Sementara kelas B mencakup 30% dari jumlah item persediaan yang besar nilai rupiahnya mencapai 15 hingga 25% dari seluruh total nilai persediaan. Sedangkan kelas C hanya mencapai 5% dari total nilai rupiah seluruh item persediaan pertahun dengan item persediaan mencapai 55% dari total item persediaan.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Persediaan

Supply Chain Management

Pergudangan

Dipublikasikan oleh Admin pada 26 Februari 2022


Warehouse atau pergudangan berfungsi menyimpan barang untuk produksi atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan warehouse adalah akurasi pergerakan barang dan menghitung rentang waktu barang disimpan. Dibutuhkan kontrol aktivitas pergerakan barang dan dokumen untuk meningkatkan efisiensi penggunaan warehouse agar jumlah dan rentang waktu barang disimpan dalam nilai minimum atau sesuai perencanaan.

Warehouse Management System

Warehouse Management Diarsipkan 2015-10-29 di Wayback Machine. System yang didukung teknologi informasi untuk membantu pengawasan pergerakan barang masuk, pergerakan dalam warehouse dan barang keluar. Pengawasan dengan menggunakan sistem, memberikan kemudahan pengelolaan dan nilai tambah warehouse, yaitu:

  1. Memudahkan pengelola warehouse memberikan informasi ketersediaan suatu barang kepada bagian perencanaan produksi atau pengiriman agar ketersediaan barang tetap pada tingkat yang aman
  2. Penempatan barang yang ditentukan oleh sistem sehingga memudahkan penyimpanan, pengambilan dan perhitungan stok
  3. Mengurangi lead time dari aktivitas penyimpanan barang dan pengiriman barang
  4. Ketersediaan beragam informasi mengenai level barang dan utilitas warehouse memudahkan analisis untuk menyusun strategi penggunaan warehouse yang lebih efisien

*Sasaran pengelolaan warehouse:*

  • Speed. Kecepatan penyampaian ke pasar dan memenuhi perubahan permintaan, menjadi isu penting yang digunakan manajemen sebagai strategi dalam bersaing.
  • Efficiency. Efisiensi rantai pasok diukur dan diperbaiki secara terus-menerus oleh tim continuous improvementdari berbagai unit.
  • Effectiveness. Efektivitas yang memungkinkan pelanggan atau pengguna mendapatkan produk perusahaan dengan mudah.
  • Reliability. Keandalan informasi, komunikasi, dan eksekusi agar semua fungsi bekerja dengan baik

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Pergudangan

Supply Chain Management

Logistik militer

Dipublikasikan oleh Admin pada 26 Februari 2022


Logistik militer adalah proses pengadaan, pemeliharan dan transportasi dari materiel, fasilitas dan jasa.[1]

Logistik militer merupakan ilmu tentang perencanaan dan penganggaran gerakan dan pemeliharaan suatu kekuatan.[2] Strategi terkait dengan penentuan dan cara pencapaian logistik sesuai penciptaan dan penyelenggaraan dukungan sercara terus menerus kepada satuan tempur dan satuan taktis demi tercapainya tujuan strategi. Strategi dan taktik memberikan pola penyelenggaraan operasi militer, sedangkan logistik menyediakan sarananya.[3]

Asal usul logistik militer

Kata "logistik" berasal dari bahasa Yunani logistikos, kata sifat yang berarti "terampil dalam menghitung". Penggunaan kata administrasi pertama kali di Romawi dan Bizantium ketika ada pejabat administrasi militer dengan gelar Logista. Pada saat itu, tampaknya tersirat kata suatu keahlian yang terlibat dalam perhitungan matematis.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pertama dalam kaitannya dengan administrasi militer yang terorganisasi sains oleh penulis SwissAntoine-Henri Jomini, pada tahun 1838, menyusun sebuah teori perang di trinitas strategi, taktik medan tempur, dan logistik. Prancis masih menggunakan kata-kata logistique dan loger dengan makna "untuk seperempat".

Aktivitas militer yang dikenal sebagai logistik mungkin sama tuanya dengan perang itu sendiri. Dalam sejarah awal manusia ketika perang pertama (berjuang), setiap orang harus mencari makanan sendiri. Setiap prajurit bertanggung jawab untuk cari makan untuk makanan dan kayu bakar sendiri.

Kemudian, ketika bergabung sebagai pejuang memerangi kelompok-kelompok dan kelompok menjadi lebih besar, apakah ada alasan untuk menunjuk orang-orang tertentu yang berspesialisasi dalam penyediaan makanan dan senjata kepada para pejuang. Orang-orang yang memberikan dukungan kepada para pejuang merupakan organisasi logistik pertama.

Pada abad ketujuh belas, orang Prancis menggunakan sistem majalah untuk menjaga jaringan kota-kota perbatasan disediakan untuk pengepungan dan menyediakan untuk kampanye di luar perbatasan mereka.[4] Perang Saudara Amerika melihat pengenalan transportasi kereta api untuk personel, peralatan, dan medan berat.

Selama Perang Tujuh Minggu, kereta api cepat memungkinkan mobilisasi Angkatan Darat Prusia, tetapi masalah persediaan yang bergerak dari akhir jalur rel untuk unit di depan, menghasilkan hampir 18.000 ton terjebak di kereta api, tidak dapat diturunkan ke landasan transportasi.[5] menggunakan kereta api Prusia selama Perang Prancis-Prusia sering dikutip sebagai contoh utama logistik modernisasi, tapi keuntungan dari manuver sering diperoleh dengan meninggalkan jalur pasokan yang menjadi putus, sesak dengan lalu lintas daerah belakang.[6]

Selama Perang Dunia I, perang kapal selam tak terbatas berdampak pada kemampuan sekutu Britania raya untuk tetap membuka jalur pelayaran, sedangkan ukuran besar Tentara Jerman ternyata terlalu banyak di kereta api untuk mendukung kecuali saat bergerak dalam perang parit.[7]

Prinsip-prinsip Logistik

  1. Responsif yaitu menyediakan dukungan yang tepat pada waktu yang tepat dan juga tempat yang tepat.
  2. Kesederhanaan yaitu menghindari kerumitan dalam persiapan, perencanaan dan pelaksanaan operasi logistik.
  3. Fleksibilitas yaitu mengadaptasi dukungan logistik terhadap setiap perubahan kondisi, baik perubahan lingkungan, perubahan misi, maupun perubahan konsep operasi.
  4. Ekonomis yaitu penggunaan kemampuan dukungan logistik secara efektif dan pemanfaatan yang ekonomis.
  5. Daya memeroleh dukungan logistik pokok minimum untuk memulai operasi pertempuran.
  6. Daya dukung dalam penyediaan logistik untuk jangka waktu operasi.
  7. Ketahanan logistik terutama infrastruktur logistik.

Sistem logistik militer

  1. Logistik Pertahanan. Logistik merupakan jembatan antara garis depan dan garis belakang, dan proses logistik merupakan unsur ekonomi dalam operasi-operasi militer. Logistik pertahanan adalah segala upaya dalam menentukan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian melalui tahap pembinaan dan penggunaan personel, materiel, fasilitas, dan jasa sesuai tuntutan operasional, baik dalam jumlah, mutu, waktu, jenis, tempat, dan kondisi serta dapat mempertahankan kesiapannya selama digunakan.
  2. Logistik Wilayah. Penyiapan dukungan logistik ditetapkan pada lokasi dan jarak dari medan-medan pertahanan dan daerah-daerah pangkal pertahanan dan perlawanan.[8] Pembangunan pusat-pusat dukungan logistik sesuai dengan lokasi pusat pengembangan ekonomi dan industri (sesuai tata ruang wilayah negara) yang memadukan kepentingan politikekonomisosial budaya, dan pertahanan.

    Sumber: id.wikipedia.org
Selengkapnya
Logistik militer

Supply Chain Management

Logistik

Dipublikasikan oleh Admin pada 26 Februari 2022


Logistik merupakan seni dan ilmu, barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal . Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, reverse logistics dan pemaketan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik adalah "mendapatkan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik"

Karenanya, logistik selalu berkutat dalam menemukan keseimbangan untuk 2 hal yang amatlah sulit untuk disinergikan, yaitu menekan biaya serendah-rendahnya tetapi tetap menjaga tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, manajemen logistik yang baik merupakan sebuah kewajiban.

Asal-usul

Kata logistik berasal dari bahasa Yunani logis (λόγος) yang berarti “rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”. Kata logistik memiliki asal kata dari Bahasa Prancis loger yaitu untuk menginapkan atau menyediakan. Kegunaan asalnya untuk menjelaskan ilmu dari pergerakan, suplai & perawatan dari pasukan militer di lapangan. Nantinya digunakan untuk mendeskripsikan manajemen arus barang di sebuah organisasi, dari barang mentah menjadi barang jadi.

Logistik adalah konsep yang dianggap berevolusi dari kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan mereka ketika mereka beranjak ke medan perang dari markas. Pada kekaisaran YunaniRomawi dan Bizantium kuno, ada perwira militer dengan gelar ‘Logistikas’, yang bertanggung jawab atas distribusi dan pendanaan persediaan perang.

Oxford English Dictionary mendeskripsikan logistik sebagai "the branch of military science relating to procuring, maintaining and transporting materiel, personnel and facilities." Definisi lainya adalah "the time-related positioning of resources." Maka dari itu, logistik biasanya dilihat sebagai cabang umum dari ilmu teknik yang membuat "sistem manusia" bukan "sistem mesin".

Sejarah Logistik

Pentingnya Logistik

Selama perang Troya Yunani mengirimkan 1200 kapal ke Troya. Untuk perang ini, bangsa Yunani tidak mampu membawa cukup makanan dan uang. Maka dari itu, mereka harus menanam makanan di Troya dan terus menerus melakukan penyerbuan kecil untuk mecari suplai. Karena masalah logistik ini, mereka tidak bisa melancarkan serangan yang menentukan dan signifikan untuk mengakhiri perlawanan bangsa Troya. Perang ini berlangsung selama sepuluh tahun. Sejarawan Yunani Thucydides (460-400 SM) menjelaskan isu ini dan menekankan pentingnya keberadaan atau ketiadaan logistik dalam peperangan [1]

Akan tetapi ada juga bukti-bukti yang menyatakan bahwa bangsa Yunani kala itu telah mengerti pentingnya logistik. Di antara kalimat2 dalam epik karangan Homer ialah mengenai perisai baru milik Achilles. Pada pahatanya dijelaskan tentang kota Troya yang di kepuung, tetapi bukanya menyerang kamp-kamp milik bangsa Yunani, para pasukan Troya malah menyerang domba-domba milik bangsa Yunani, dan ini melambatkan laju pasukan Yunani. Bukan hanya orang Troya, pasukan Yunani juga dengan segala daya upaya berusaha menyelamatkan domba mereka mengingat betapa pentingya pasokan pangan bagi kelanjutan pengepungan mereka atas kota Troya.[2]

Salah satu kampanye perang pertama pada masa kuno ialah Perang Persia. Raja Persia Xerxes I pergi bertempur pada tahun 480 SM dengan membawa sekitar 100.000 pasukan bersamanya menuju beberapa kota-kota di Yunani. Karena pasukan Persia yang begitu banyak, pasokan logistik hanya bisa dilakukan melalui laut karena melalui jalan darat terlalu susah pada masa itu. Maka dari itu, pasukan Xerxes maju bertempur dengan dikawal oleh armada kapal perang dan kapal barang. Setelah kalah di pertempuran Salamis sang raja harus mundur karena dia mengkhawatirkan akan hilangnya koneksi antara rantai suplai dengan pasukannya di depan.

Logistik militer

Dalam ilmu militer, menjaga agar jalur suplai sambil mengganggu jalur musuh amatlah krusial — Napoleon bahkan mengatakan logistik adalah faktor terpenting — dalam strategi militer, karena sebuah angkatan bersenjata tanpa sumber daya dan transportasi itu tidak berdaya. Kekalahan Inggris di Perang Kemerdekaan Amerika dan kekalahan Poros di medan Afrika Perang Dunia II semua disebabkan oleh kegagalan logistik. Pemimpin bersejarah speerti Hannibal BarcaAlexander the Great, dan Duke Wellington dianggap sebagai jenius dalam logistik.

ILS Integrated Logistics Support adalah disiplin yang digunakan oleh tentara/militer untuk memastikan sistem pendukung yang kuat dengan layanan perbekalan (logistik) konsep pemikirannya adalah biaya terendah dan sesuai dengan kebutuhan, handal, persediaan yang mencukupi, maintainability dan lain-lain sebagai persyaratan yang ditetapkan untuk itu.

Dalam logistik militerperwira logistik mengatur bagaimana dan kapan memindahkan sumber daya ke tempat di mana mereka dibutuhkan. Manajemen rantai suplai di logistik militer biasanya bersinggungan dengan variabel-variabel tertentu untuk memprediksi biaya, penurunan kualitas, konsumsi dan permintaan masa depan. Pengelompokan kategori AD AS yaitu klasifikasi suplai dikembangkan sedemikian rupa sehingga suplai dengan kategori konsumsi yang mirip dikelompokan menjadi grup-grup tersendiri untuk kegunaan perencanaan lebih lanjut. Contohnya, konsumsi pada masa damai untuk amunisi dan bahan bakar akan lebih sedikit dibandingkan pada masa peperangan, di mana suplai lainya seperti makanan dan baju memiliki rasio konsumsi yang konstan tanpa menghiraukan perang maupun damai. Pasukan akan selalu membutuhkan seragam dan makanan, lebih banyak pasukan berarti kebutuhan makanan dan seragam akan lebih banyak.

Manajemen logistik

Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Logistik

Supply Chain Management

Apa Itu Supply Chain: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Prosesnya

Dipublikasikan oleh Admin pada 26 Februari 2022


JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam aktivitas produksi, supply chain adalah istilah yang sudah tak asing di telinga. Supply chain adalah kunci kesuksesan berpindahnya produk dari mentah yang diolah hingga ke konsumen. Lalu apa itu supply chain?

Dalam Bahasa Indonesia, supply chain artinya rantai pasok. Dikutip dari Investopedia, supply chain adalah jaringan antara perusahaan dan pemasoknya untuk memproduksi dan mendistribusikan produk tertentu kepada pembeli akhir.

Jaringan ini mencakup berbagai aktivitas, orang, entitas, informasi, dan sumber daya. Perusahaan mengembangkan supply chain artinya mereka dapat mengurangi biaya dan tetap kompetitif dalam lanskap bisnis.

Dalam proses manajemennya, supply chain adalah proses penting karena rantai pasokan yang dioptimalkan menghasilkan biaya yang lebih rendah dan siklus produksi yang lebih cepat.

Sebuah rantai pasokan melibatkan beragam aktivitas untuk menghasilkan produk hingga sampai ke tangan konsumen. Aktivitas di dalamnya antara lain memindahkan bahan mentah dan mengolahnya menjadi produk jadi.

Tahapan lainnya supply chain adalah mengangkut produk tersebut, dan mendistribusikannya ke pengguna akhir. Entitas yang terlibat dalam rantai pasokan termasuk produsen, vendor, gudang, perusahaan transportasi, pusat distribusi, dan sampai ke pengecer.

Unsur-unsur supply chain adalah mencakup semua fungsi yang dimulai dengan menerima pesanan hingga memenuhi permintaan pelanggan.

Fungsi-fungsi ini meliputi pengembangan produk, pemasaran, operasi, jaringan distribusi, keuangan, dan layanan pelanggan.

Manajemen supply chain adalah bagian yang sangat penting dari proses bisnis. Ada banyak aktivitas berbeda dalam rantai ini yang membutuhkan keterampilan dan keahlian.

Ketika manajemen rantai pasokan efektif, itu dapat menurunkan biaya keseluruhan perusahaan dan meningkatkan profitabilitas. Jika satu lini dalam tahapan tersebut terganggu, itu dapat mempengaruhi sisa rantai dan bisa mahal.

Misalnya, produsen pakaian mungkin pertama-tama memindahkan bahan mentah ke dalam produksi, seperti kain, ritsleting, dan bagian lain yang digunakan untuk membuat pakaian.

Pabrikan kemudian mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk menjalankan mesin dan melakukan pekerjaan lain menggunakan bahan mentah yang sudah tersedia.

Setelah produk selesai dibuat, barang jadi itu harus dikemas dan disimpan sampai mereka dijual ke pelanggan.

Proses manajemen rantai pasokan yang efisien membutuhkan pemasok yang andal. Ini berarti mereka menghasilkan produk berkualitas yang memenuhi kebutuhan pabrikan, dan produk dikirimkan tepat waktu.

Asumsikan, misalnya, bahwa perusahaan mebel PT ABC memproduksi furnitur kelas atas. Di sisi lain pemasok menyediakan pegangan logam, kayu berkualitas, dan perlengkapan lainnya.

Komponen logam untuk mebel harus tahan lama sehingga dapat digunakan pada furnitur selama bertahun-tahun, dan bagian logam yang dikirim ke perusahaan PT ABC harus berfungsi sebagaimana mestinya.

Pemasok harus dapat memenuhi pesanan pabrikan dan mengirimkan suku cadang logam untuk memenuhi kebutuhan produksi PT ABC. Langkah-langkah ini diperlukan untuk menghasilkan produk berkualitas yang dikirim ke pelanggan tepat waktu.

Sumber: Kompas.com

 

Selengkapnya
Apa Itu Supply Chain: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Prosesnya
« First Previous page 6 of 6