Perindustrian
Dipublikasikan oleh Admin pada 26 Februari 2022
WE Online, Jakarta -
Lazada Indonesia (Lazada), melalui unit logistiknya Lazada Logistics, berkolaborasi dengan PT Smoot Motor Indonesia (Smoot) untuk menyediakan #BlueVehicle, armada pengiriman paket yang praktis dan ramah lingkungan bagi mitra kurir (frontliner) Lazada Logistics dengan menggunakan kendaraan listrik ramah lingkungan.
Dalam kerja sama ini, Smoot akan menyediakan Smoot Motor sebagai kendaraan berbasis listrik utama bagi frontliner Lazada Logistics di Jakarta. Melalui kolaborasi ini, Lazada dan Smoot akan mempromosikan pengiriman paket ramah lingkungan yang mendukung tujuan jangka panjang pertumbuhan berkelanjutan kedua perusahaan.
Kemitraan ini merupakan bagian dari komitmen Lazada untuk mendukung pertumbuhan ekosistem ekonomi digital dengan menyediakan solusi layanan logistik ramah lingkungan. Komitmen Lazada ini sejalan dengan upaya Smoot untuk memberikan akses bagi masyarakat Indonesia akan pemberdayaan energi yang cerdas, aman dan ramah lingkungan melalui penggunaan baterai.
Kerja sama antara Lazada Logistics dan Smoot diharapkan bisa sekaligus mendukung Program Langit Biru dari pemerintah Indonesia untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara serta mewujudkan perilaku sadar lingkungan masyarakat.
Philippe Auberger, Chief Logistics Officer, Lazada Indonesia mengatakan, “Kolaborasi dengan Smoot akan menambah armada kendaraan listrik ke ekosistem logistik kami sebagai bagian dari upaya mendukung Program Langit Biru Pemerintah Indonesia. Sebagai eCommerce pertama dengan inisiatif solusi ramah lingkungan, membangun ekosistem eCommerce yang ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah komitmen kami sehingga upaya mengurangi jejak karbon dalam pengiriman paket kepada pelanggan Lazada menjadi salah satu bentuk kontribusi nyatanya."
Dengan armada #BlueVehicle yang juga merupakan warna utama Lazada, kerja sama dengan Smoot ini sekaligus menjadi wujud upaya dalam penawaran solusi logistik berkualitas bagi bisnis di Indonesia serta penyediaan kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan bagi para frontliner di Lazada Logistics, yang merupakan garda depan pengiriman paket di Lazada.
Founder dan CEO PT Smoot Motor Indonesia, Irwan Tjahaja mengatakan, “Smoot menyambut baik kolaborasi dengan Lazada dan berharap kendaraan listrik kami bisa membantu memberikan kontribusi terhadap pengurangan polusi udara di Indonesia. Dengan beralih ke SMOOT Motor yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan SWAP Battery System, frontliner Lazada Logistics dapat melakukan pengiriman dengan jangkauan lebih jauh tanpa perlu khawatir kehabisan baterai serta dapat menghemat biaya transportasi sehari-hari.”
Smoot Motor dirancang untuk kemudahan pengguna dengan pemakaian SWAP Battery System yang terintegrasi dengan aplikasi pintar, Swap Energi. Pengguna Smoot Motor bisa memantau kondisi baterai melalui aplikasi dan kemudian melakukan penukaran baterai motor dengan mudah di ratusan lokasi penukaran baterai (SWAPPoin) yang tersedia di berbagai lokasi strategis di Jakarta, seperti di Alfamart, Alfamidi, dan Shell.
“Frontliner Lazada tidak tidak perlu lagi takut kehabisan baterai di jalan atau harus menunggu berjam-jam untuk pengisian baterai motor listrik. Cukup 9 detik waktu yang dibutuhkan untuk menukar baterai kosong dengan yang baru di SWAPPoin, frontliner Lazada siap melanjutkan perjalanan untuk mengantarkan paket ke pelanggan. Cepat, mudah, dan efisien,” tambah Irwan.
Dalam Studi Lazada 2020 yang berjudul “Percepatan Ekonomi Digital Indonesia Melalui Ecommerce”, terungkap peran penting logistik dalam pertumbuhan bisnis lokal di kanal eCommerce. Karena itulah, Lazada dan Smoot juga berharap kerja sama ini bisa menjadi pendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia dengan menyediakan layanan logistik yang praktis dan ramah lingkungan bagi bisnis lokal di ekosistem eCommerce. Sementara bagi para frontliner di garda depan pengiriman paket ke pelanggan, keberadaan #BlueVehicle yang dirancang aman, nyaman dan efisien bisa membantu mereka melakukan pengiriman paket secara tepat waktu.
“Seluruh kemitraan strategis ini kami jalankan sebagai wujud komitmen kami dalam menyediakan solusi yang lebih ‘hijau’ untuk pelanggan Lazada, baik konsumen maupun bisnis yang bergabung bersama kami di Lazada. Kami berharap kemitraan dengan Smoot ini bisa terus berjalan berkelanjutan dan kami yakin, bersama Smoot dan mitra lainnya yang memiliki semangat yang sama, kita bisa mewujudkan Indonesia yang lebih hijau,” tutup Philippe.
Sumber: https://wartaekonomi.co.id/
Teknik Lingkungan
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Februari 2022
Pengertian Sampah Padat
Sampah padat merupakan material bahan buangan dari segala aktivitas manusia yang berwujud padat. Menurut Widyaningrum et al. (2016), sampah padat adalah bahan buangan yang berwujud padat dapat terdiri dari berbagai sampah organik, sampah anorganik, dan sampah spesifik (sampah yang memerlukan pengelolaan khusus karena sifat, konsentrasi, dan volume bahannya). Sampah padat merupakan salah satu jenis sampah yang dilihat atau dikelompokkan berdasarkan wujudnya. Sampah padat dapat berupa sampah sisa kegiatan rumah tangga (tidak termasuk tinja atau urin, kotoran manusia, dan limbah cair), hasil kegiatan industri, segala aktivitas domestik, dan sebagainya yang bersifat kering serta tidak dapat berpindah dengan sendirinya kecuali dipindahkan (Anggreni 2012). Umumnya masyarakat awam hanya menyebutkan sampah saja, tidak menyebutkan secara spesifik jenis sampah tersebut. Hal ini karena sampah padat merupakan salah satu bentuk sampah yang paling sering dijumpai, sehingga masyarakat beranggapan bahwa yang dikatakan sampah hanyalah sampah berwujud padat.
Sampah padat ini dianggap sebagai salah satu jenis sampah yang cukup penting dan menjadi perhatian di seluruh dunia karena paling mudah ditemukan. Sampah padat tidak hanya ditemukan di daratan saja, namun sampah padat juga dapat ditemukan pada ekosistem perairan. Menurut Anggreni (2012), sampah padat lebih sering dihasilkan dari aktivitas rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit buah, kertas, plastik, wadah pembungkus makanan atau minuman, kaleng, dan sebagainya. Komposisi sampah padat yang dihasilkan berkaitan dengan pola hidup masyarakat. Hal ini didukung oleh pendapat Leuhery (2011) bahwa, semakin maju pola hidup suatu masyarakat maka, komposisi sampahnya akan semakin bervariasi. Menurut Fitriana dan Soedirham (2013), jika tidak dikelola dengan baik sampah padat dapat menimbulkan berbagai permasalahan seperti pencemaran udara (menimbulkan bau yang tidak sedap, asap–asap beracun, dan asap pembakaran), pencemaran air (perubahan warna, penurunan kualitas air, dan bau tidak sedap pada air), serta tempat berkembangbiaknya bakteri dan serangga pengganggu lain yang dapat menyebabkan penyakit (seperti diare, tifus, kolera, dan sebagainya). Oleh karena itu, diperlukan penanganan dan kesadaran bersama dari seluruh lapisan masyarakat agar permasalahan sampah padat yang ada dapat diminimalisasi.
Jenis Sampah Pada
Jenis sampah tergantung dari jenis material yang dikonsumsi. Secara umum, jenis sampah digolongkan menjadi dua yaitu, sampah organik biasa atau disebut sampah basah dan sampah anorganik disebut sampah kering. Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, antara lain serasah dedaunan dan sampah dapur termasuk sisa makanan. Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi (undegradable), sedangkan sampah organik dapat terdegradasi (degradable) dan hancur secara alami (Banowati 2012).
Sampah organik
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba. Sampah padat ini mudah diuraikan dengan proses alami. Sampah padat organik sangat mudah diuraikan secara sempurna dengan proses biologi baik aerob maupun anaerob. Sampah yang ada di lingkungan sekitar atau sampah rumah tangga sebagian besar termasuk sampah padat organik, misalnya sisa makanan, sayuran, kulit buah, sampah dari dapur, daun, ranting, sisa-sisa hewan, sampah pertanian, dan sampah perkebunan (Kurniaty et al. 2016). Pasar tradisional dan lingkungan rumah merupakan penyumbang terbanyak sampah padat organik ini karena sisa makanan, sayuran, buah dan lainnya yang membusuk atau tidak dapat dijual kembali.
Sampah anorganik atau non organik
Sampah ini merupakan sampah padat yang berasal dari bahan-bahan non hayati yang tidak dapat didegradasi oleh mikroba. Umumnya sampah padat non organik tidak dapat diurai oleh alam atau mikroorganisme secara sempurna namun ada juga yang dapat diurai dengan waktu yang lama. Sampah padat non organik ini biasanya berupa produk sintetis atau hasil dari proses teknologi pengolahan bahan tambang atau pabrik. Sampah padat non organik ini dibedakan lagi menjadi sampah padat logam dan produk-produk olahannya seperti plastik, kertas, kaca, keramik, dan detergen (Aprilia et al.2013).
Selain itu, jenis sampah juga dapat dikelompokkan berdasarkan sifat fisiknya antara lain:
Dampak Sampah Padat Terhadap Lingkungan
Sampah padat memberikan banyak dampak negatif yang akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai, dan lautan.
Dampak pada Sungai
1. Mencemari air
Air sungai yang mulanya bersih dan jernih serta dapat digunakan untuk kegiatan masyarakat seperti mencuci atau bahkan untuk dikonsumsi dapat tercemar apabila di dalam sungai tersebut terdapat sampah padat. Air sungai yang tercemar tidak dapat digunakan oleh masyarakat untuk menunjang kehidupan manusia seperti mencuci atau bahkan dikonsumsi (Hasibuan 2016).
2. Menimbulkan bau tidak sedap
Sampah padat yang terlalu banyak yang terdapat di Sungai dapat menimbulkan tidak sedap yang dapat mengganggu lingkungan (Sulistiyorini 2018). Bau-bau tersebut timbul apabila terdapat tumpukan sampah padat di pinggiran sungai.
3. Menyumbat aliran air sehingga dapat menyebabkan banjir
Sampah padat yang terlalu banyak dapat menyumbat air sungai untuk terus mengalir. Apabila air sungai tidak mengalir dengan baik dapat menyebabkan banjir ketika terjadi hujan lebat.
4. Menyebabkan gatal
Air sungai yang berhasil mengalir melewati tumpukan sampah padat sudah pasti tercemar. Ketika air tersebut digunakan untuk mandi oleh masyarakat, bisa jadi masyarakat yang menggunakan air tersebut akan merasa gatal.
5. Membahayakan makhluk hidup yang berada di sungai
Sampah padat yang terdapat di sungai akan terlihat seperti makanan bagi makhluk hidup yang berada di sungai. Hal tersebut dapat menyebabkan tersumbatnya saluran pencernaan bahkan menyebabkan kematian.
Dampak pada Daratan
1. Merusak estetika lingkungan
Tumpukkan sampah padat yang menggunung dapat merusak estetika lingkungan.
2. Mengganggu kesehatan
Sampah padat khususnya sampah plastik sangat mudah terjadi reaksi kimia pada suhu tinggi. Hal tersebut mengakibatkan senyawa mikroplastik mudah terlepas ke lingkungan sekitar. Tak hanya itu, sampah padat jika terkena suhu tinggi dapat mempercepat bakteri berkembang biak dan dapat menyebabkan penyakit diare pada manusia. Selain itu, Marliani (2014) menyatakan bahwa jika pembakaran sampah plastik tidak sempurna akan menghasilkan senyawa dioksin yang apabila terhirup manusia dapat memicu penyakit hepatitis, kanker, gangguan sistem saraf, dan pembengkakan hati.
3. Menimbulkan bau tidak sedap
Sampah padat yang menumpuk dapat menimbulkan bau tidak sedap jika tidak dikelola dengan baik.
Pengolahan Sampah Padat
Kurniaty et al. (2016) menyatakan dalam buku berjudul Memproses Sampah yang ditulis oleh Ir. Wied Harry Apriadji, alur pembuangan sampah terdiri tiga tahap, yaitu penampungan sampah (refuse storage), pengumpulan sampah (refuse collection), dan pembuangan sampah (refuse disposal).
1. Pembuatan Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Crawford 2003). Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat dan memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.
Pembuatan kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan (Isroi 2006).
Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat kompos adalah Effective Microorganism 4 (EM4). Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya secara genetika bersifat asli bukan rekayasa. Umumnya EM4 dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat (Hadisuwito, 2007). Kompos yang dibuat menggunakan EM4 yang dikenal juga dengan bokashi.
2. Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan diolah menjadi bahan yang dapat digunakan kembali.
Sejauh ini keterlibatan masyarakat dalam mengurangi pemakaian dan mendaur ulang plastik masih sangat minim. Biasanya plastik dibakar untuk memusnahkannya dari pandangan. Padahal, jika pembakaran plastik tidak sempurna dapat membentuk dioksin, yaitu senyawa yang dapat memicu kanker, hepatitis, pembengkakan hati dan gangguan sistem saraf (Sirait 2009).
Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang jenisnya hampir sama atau sama dengan produk jenis lain. Contohnya, limbah kertas bisa didaur ulang menjadi kertas kembali. Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa didaur ulang menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan aspal untuk menjadi bahan pembuat jalan.
Kunci keberhasilan pengolahan sampah tersebut adalah memilah sampah. Sampah dipisahkan menjadi sampah organic, anorganik, kaca, polyetilentertalat (PET). Sampah organic menjadi kompos, sampah anorganik yang tidak berguna dimasukkan ke dalam insinerasi, dan sampah anorganik yang berguna seperti kaca dan PET didaur ulang. Pemilahan yang paling efektif dilakukan di hulu atau di rumah tangga. Pemilahan di rumah tangga dapat berhasil apabila didukung oleh edukasi, regulasi dan penyediaan infrastruktur dari pemerintah.
3. Penimbunan (Landfill)
Penimbunan merupakan salah satu proses pengolahan limbah padat atau sampah dengan mengumpulkan sampah di tempat terbuka yang cukup jauh dengan aktivitas manusia. Penimbunan sampah dapat dilakukan dengan menimbun sampah di bawah permukaan tanah agar sampah dapat terdekomposisi secara alami oleh tanah. Proses penimbunan di bawah tanah memiliki kekurangan yang berdampak kepada lingkungan di sekitarnya yaitu polusi tanah dan pencemaran kepada air sumur (Fadhillah et al. 2011).
4. Pembakaran (Incineration)
Pembakaran merupakan salah satu proses pengolahan limbah padat yang menggunakan api untuk menghilangkan massa limbah padat atau sampah menjadi debu. Pembakaran limbah padat dapat membantu untuk menurunkan polusi lingkungan yang disebabkan oleh penimbunan limbah (Trisaksono 2002).
Proses pembakaran limbah padat atau incineration diawali dengan proses pemisahan limbah padat atau sampah menjadi tiga jenis, yaitu sampah plastik dan elektrik, sampah kayu, dan sampah lainnya. Sampah yang dapat dibakar merupakan sampah kayu dan sampah lainnya, sedangkan sampah plastik dan sampah elektronik diolah dengan cara lain karena mengandung zat yang berbahaya bagi lingkungan sekitar apabila dilakukan proses pembakaran. Sampah lainnya dipisahkan kembali antara sampah basah dan kering dengan mendeteksi kelembaban pada sampah tersebut, agar sampah basah dapat dicampur dengan sampah kayu untuk memaksimalkan proses pembakaran. Proses pembakaran dilakukan hingga sampah hancur. Proses pembakaran tersebut menghasilkan tiga jenis output yaitu energi panas, uap, dan emisi (Straka et al. 2018).
Pembakaran sampah dapat dilakukan menggunakan mesin incenerator. Mesin incinerator memiliki dua jenis mesin, yaitu mesin incenerator tanpa memanfaatkan energi panas dan mesin incenerator dengan memanfaatkan konversi energi panas. Mesin incinerator tanpa memanfaatkan energi panas dapat membakar limbah padat dalam skala yang relatif kecil, yaitu sebanyak 0,2 hingga 1 ton limbah padat/jam. Mesin incinerator dengan memanfaatkan dan konversi energi panas dapat membakar limbah padat yang lebih banyak dibandingkan dengan mesin incinerator yang tidak memanfaatkan energi panas yaitu hingga 40 ton limbah padat/jam (Trisaksono 2002).
Sumber Artikel: Wikipedia.org
Teknik Lingkungan
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Februari 2022
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke dalam perairan. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang terbaru, kualitas air di Amerika Serikat, 45% dari mil sungai dinilai, 47% dari danau hektare dinilai, dan 32% dari teluk dinilai dan muara mil persegi diklasifikasikan sebagai tercemar.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, ledakan alga, kebinasaan ikan, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Indikator Pencemaran
Tanda bahwa air telah tercemar dapat diamati melalui indikator berikut:
Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Akibat
Sumber Artikel: Wikipedia.org
Teknik Lingkungan
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Februari 2022
Teknologi bersih yaitu semua produk, jasa, dan proses yang mendayagunakan bahan ramah lngkungan dan sumber energi terbarukan, mampu mengurangi penggunaan sumber daya alam secara drastis, dan mengurangi atau mengeliminasi emisi gas dan sampah. Dengan kata lain, yaitu teknologi yang terkait dengan aktivitas hierarki sampah (daur ulang, penggunaan kembali), energi terbarukan (misal tenaga surya), dan teknologi dan proses praktis lain yang terkait konservasi energi dan tidak mencemari lingkungan seperti daur ulang air kelabu, penanganan sampah dengan pengomposan, dan teknologi mobil hibrida atau mobil listrik. Teknologi ini ditujukan untuk menciptakan sumber daya dan energi baru dengan meminimalisasi polusi. Meski teknologi ini mahal dari segi investasi, tetapi dengan sistem kredit karbon investasi bisa kembali dengan cepat jika suatu negara telah meratifikasi Kyoto Clean Development Mechanism.
Rangkaian photovoltaic yang difungsikan sebagai peneduh, tempat parkir, dan recharge stationbagi mobil listrik.
Tanki bawah tanah untuk memurnikan atau mengendapkan air kelabu untuk kemudian digunakan kembali untuk menyiram tanaman atau mencuci kendaraan bermotor.
Sumber Artikel: Wikipedia.org
Teknik Lingkungan
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Februari 2022
Kimia lingkungan adalah studi ilmiah terhadap fenomena kimia dan biokimia yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat didefinisikan sebagai studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia terhadapnya. Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Kimia lingkungan pertama kali mempelajari bagaimana cara kerja lingkungan yang tak terkontaminasi, zat kimia apa dan berapa konsentrasi yang ada secara alami, dan apa efeknya. Tanpa hal ini, mustahil untuk mempelajari secara akurat efek manusia terhadap lingkungan dengan pelepasan zat kimia.
Latar Belakang
Selama tahun 1950 hingga 1960-an, sektor industri, pertanian, maupun rumah tangga mulai menggunakan bahan-bahan kimia dalam jumlah besar, termasuk penggunaan pestisida, produk pembersih, karet sintesis, poliester, deterjen, dan bahan kimia lainnya. Ketika itu muncul ilmu kimia lingkungan yang mempelajari bagaimana bahan-bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi kualitas udara, air, maupun tanah.
Pada tahun 1970-an para ahli kimia lingkungan mulai mempelajari tentang efek klorofluorokarbon terhadap lapisan ozon stratosfer. Klorofluorokarbon atau CFC tersebut terdiri dari senyawa kimia yaitu klor, fluor, dan karbon yang dapat berasal dari produk jadi seperti AC, kulkas, dan lain-lain.Kemudian sejak 1 Januari 1989 berdasarkan Protokol Montreal yang telah diratifikasi oleh 196 negara penggunaan dan produksi industri CFC dilarang karena memiliki dampat buruk terhadap penipisan lapisan ozon.
Sejak tahun 1970-an, kimia lingkungan mulai berkembang dan mencakup bidang studi senyawa kimia air, tanah, sistem biologis, dan bidang ilmu terkait lainnya.
Kontaminasi dan polusi
Polusi udara di Amerika Serikat pada tahun 1973
Pencemaran udara yang diakibatkan oleh produksi senjata pada tahun 1942 di Alabama
Kontaminasi dan pencemaran sama-sama mengacu pada keberadaan bahan kimia di lingkungan, tetapi sebenarnya dua hal tersebut memiliki perbedaan. Kontaminasi terjadi ketika ada satu atau lebih bahan kimia yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari biasanya di lingkungan sekitarnya, tetapi hal tersebut tidak menyebabkan kerusakan yang parah terhadap biologis atau ekologis. [6][7] Sedangkan, pencemaran terjadi apabila bahan-bahan kimia memiliki konsentrasi yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kerusakan organisme di lingkungan sekitarnya. Pencemaran tersebut dapat menyebabkan toksisitas dan perubahan ekologi, tetapi kontaminasi tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitarnya.
Gas sulfur dioksida dan ozon merupakan bahan kimia yang biasanya menyebabkan terjadinya polusi, selain itu berbagai jenis pestisida, unsur-unsur seperti arsenik, merkuri, nikel, selenium, atau tembaga juga dapat memicu terjadinya polusi. Selain itu, konsentrasi nutrisi yang besar seperti fosfat dan nitrat juga dapat memicu terjadinya eutrofikasi. Eutrofikasi yaitu masalah lingkungan hidup atau pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrien atau limbah fosfat (PO43-) dalam jumlah besar pada ekosistem air. Akan tetapi, kimia analitik modern yang ada saat ini sudah memungkinkan untuk mencari tahu atau melacak jejak kontaminasi bahan-bahan kimia yang berpotensi beracun untuk lingkungan.
Penerapan dalam kehidupan
Sumber Artikel: Wikipedia.org
Teknik Lingkungan
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Februari 2022
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100°C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Ciri-ciri
Air bersih memiliki ciri-ciri awal yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Pada air bersih yang sehat, tidak terdapat kontaminan mikrobiologimapun senyawa kimia. Kebersihan air ini dinilai dari sifat fisika, kimia dan biologi. Ketidaklayakan pada salah satu penilaian menandakan bahwa air tidak masuk dalam kategori air bersih yang dapat diminum atau dipakai untuk keperluan lain.
Sumber Air Bersih
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut sering kali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kemarau dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.
Air permukaan adalah air yang berada di permukaan Bumi yang berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tetapi berada di permukaan tanah. Kualitas air ini biasanya tergantung daerah sekitarnya di mana air itu berada. Air permukaan kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia, oleh karena itu perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan, air ini terdiri dari; air sungai, telaga, danau, rawa dan sebagainya.
Air bawah tanah dalah air yang berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi alamiah. Yang termasuk sumber air jenis ini terdiri dari air sumur dangkal, sumur dalam dan mata air.
Penyalahgunaan dan Pencemaran Air
Penghamburan air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada lahan yang diairi dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat berakibat terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya produktivitas air dan tanah.
Industri menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan irigasi pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industri mungkin membawa dampaknya yang lebih parah dipandang dari dua segi. Pertama, penggunaan air bagi industri sering tidak diatur dalam kebijakan sumber daya airnasional, maka cenderung berlebihan. Kedua, pembuangan limbah industri yang tidak diolah dapat menyebabkan pencemaran bagi air permukaan atau air bawah tanah, seihingga menjadi terlalu berbahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industri sering dibuang langsung ke sungai dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya juga mencemari lingkungan laut, atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja meresap ke dalam sumber air tanah tanpa melalui proses pengolahan apapun. Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini sudah melewati proporsi volumenya. Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga sedikit kontaminasi saja sudah cukup membuat air dalam volume yang sangat besar tidak dapat digunakan untuk minum tanpa proses pengolahan khusus.
Negara berkembang
Di beberapa tempat di negara bagian Tamil Nadu di India bagian selatan yang tidak memiliki hukum yang mengatur pemasangan penyedotan sumur pipa atau yang membatasi penyedotan air tanah, permukaan air tanah anjlok 24 hingga 30 meter selama tahun 1970-an sebagai akibat dari tak terkendalikannya pemompaan atau pengairan. Pada sebuah konferensi air pada tahun 2006 wakil dari suatu negara yang kering melaporkan bahwa 240.000 sumur pribadi yang dibor tanpa mengindahkan kapasitas jaringan sumber air mengakibatkan kekeringan dan peningkatan kadar garam.
Negara maju
Seperlima dari seluruh tanah irigasi di Amerika Serikat tergantung hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah menerima pasok secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari tahun 2006, sistem jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektare menjadi 8 juta, dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot. Jaringan sumber ini sekarang sudah setengah kering kerontang di bawah sejumlah negara bagian. Sumber-sumber air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping pencemaran dari limbah industri dan limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti pengotoran berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian. Misalnya, di bagian barat Amerika Serikat, sungai Colorado bagian bawah sekarang ini demikian tinggi kadar garamnya sebagai akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga di Meksiko sudah tidak bermanfaat lagi, dan sekarang Amerika Serikat terpaksa membangun suatu proyek besar untuk memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu sungainya. Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses pengolahan.
Sumber Artikel: Wikipedia.org