Perindustrian

Kemenperin Terapkan Revolusi Industri 4.0 Demi Optimalkan Potensi Indonesia di Sektor Manufaktur

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Akselerasi revolusi industri 4.0 yang diumumkan melalui Peta Jalan Making Indonesia 4.0 terus berjalan. Sektor manufaktur di-support bertransformasi memakai teknologi digital di seluruh rantai nilai industrinya. Momen ini harus dimanfaaatkan sebaik - baiknya oleh Indonesia yang mempunyai keunggulan dalam hal kuatnya faktor permintaan, kerangka kelembagaan yang kuat dan perdagangan maupun investasi global yang baik.

“Perkembangan teknologi merupakan keniscayaan serta pasti akan terjadi. Negara-negara yang mengimplementasikan industri 4.0 meyakini pentingnya dukungan kebijakan pemerintah yang holistik sebagai pilar penting keberhasilan implementasi kebijakan ekonomi digital,” ungkap Andi Rizaldi selaku Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi di Jakarta, Minggu(3/7).

Dia mengatakan, pemerintah sudah menetapkan inisiatif Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah peta jalan yang terintegrasi untuk mengimplementasikan beberapa strategi, dengan aspirasi besar membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030. Resiliensi perekonomian Indonesia yang cukup baik dinilai pula sebagai salah satu potensi yang bisa dioptimalkan melalui penerapan Industri 4.0. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2019 dan kontraksi yang lebih kecil di tahun 2020 dibanding per-countries.

Potensi lainnya ialah menciptakan peluang pekerjaan baru yang lebih spesifik guna mengakomodasi jumlah tenaga kerja yang besar. Revolusi Industri 4.0 tak akan menghilangkan lapangan pekerjaan, melainkan menawarkan jenis pekerjaan baru yang memungkinkan migrasi dari 1 profesi ke profesi lainnya. “Nantinya akan ada pergeseran profesi seseorang ke arah lebih baik yang justru akan mengangkat harkat dari pekerja itu sendiri,” tutur Andi.

Pada Making Indonesia 4.0, Kemenperin sudah menetapkan 7 sektor priotas yaitu makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika dan alat kesehatan. 7 sektor ini dipilih sebab bisa memberikan kontribusi sebesar 70 % dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65% ekspor manufaktur, dan 60% pekerja industri.

Proporsi tenaga kerja di 7 sektor prioritas dalam program Making Indonesia 4.0 pada 5 tahun terakhir menunjukkan tren meningkat yang mana pada tahun 2015 sejumlah 5,02% dan pada tahun 2020 sebesar 5,70%, walaupun sempat dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19.  “Melihat data peningkatan itu, pastinya memberikan harapan bahwa adopsi teknologi di 7 sektor prioritas berpotensi meningkatkan kapabilitas ekonomi nasional,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, Indonesia adalah negara dengan jumlah tenaga kerja terbanyak di dunia yaitu 125 juta jiwa, sesudah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. “Tentunya jika di-support dengan peningkatan kualitas tenaga kerja, akan terus berdampak positif pada peningkatan produktivitas sektor manufaktur serta akan terus memberikan kontribusi yang baik pada pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.

Guna meningkatkan kualitas tenaga kerja yang mempu beradaptasi dalam era Industri 4.0, Kemenperin terus mendorong pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri dengan program-program utama, meliputi pendidikan vokasi berbasis kompetensi, pembangunan unit pendidikan dan pelatihan di wilayah pusat pertumbuhan industri dan program link and match antara dunia pendidikan dengan industri. “Dalam upaya mengakselerasi pengembangan SDM Industri 4.0, Kemenperin sudah melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan sertifikasi terhadap 2.171 orang,” ungkap Andi.

Upaya lainnya ialah dengan men-support peningkatan lapangan pekerjaan di era Revolusi Industri 4.0 yaitu dengan melibatkan Industri Kecil Menengah (IKM) dalam pengembangannya, semisal dengan melakukan pelatihan e-commerce kepada 13.183 IKM di tahun 2021 dan menggelar webinar e-smart IKM yang mendukung pemasaran IKM secara digital.


Disadur dari sumber kemenperin.go.id

Selengkapnya
Kemenperin Terapkan Revolusi Industri 4.0 Demi Optimalkan Potensi Indonesia di Sektor Manufaktur

Perindustrian

130 Perusahaan Sudah Daftar di SIMIRAH 2 dalam Program MGCR

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Kementerian Perindustrian mencatat, sampai 1 Juli 2022, sebesar 130 perusahaan telah mendaftar ke dalam Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH) 2.0. Dari angka tersebut, mencakup 51 produsen Crude Palm Oil (CPO), dan 79 produsen minyak goreng sawit (MGS).

“Pada program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR), kini telah ada penambahan produsen, yang awalnya 75 perusahaan pada program Minyak Goreng Curah Bersubsidi, menjadi 79 perusahaan MGS,” ungkap Putu Juli Ardika selaku Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, di Jakarta, Minggu(1/7).

Dirjen Industri Agro mengatakan, dari total 130 perusahaan yang mendaftar di SIMIRAH 2, sejumlah 98 perusahaan telah memperoleh nomor registrasi. Mereka terdiri dari 24 produsen CPO dan 74 produsen MGS. “seluruhnya yang mendaftar, tak ada yang ditolak. Namun yang belum memperoleh nomor registrasi itu sebab masih proses verifikasi atau masih melengkapi data yang kurang,” ungkapnya.

Beberapa waktu lalu, Direktorat Jenderal Industri Agro mengadakan Business Matching Regional Sumatra Program MGCR di Medan. Selain menyosialisasikan program MGCR, tujuan kegiatan business matching tersebut untuk memudahkan para peserta program MGCR bermigrasi ke SIMIRAH 2. “Pada kegiatan ini kita membuka layanan konsultasi untuk perusahaan dan melibatkan satuan kerja Kemenperin di Medan untuk menjadi auditor,” ungkapnya.

Dari 74 produsen MGS yang memperoleh nomor registrasi Program MGCR, sejumlah 39 perusahaana atau 52% berlokasi di wilayah regional Sumatra. Sedangkan, dari 24 produsen CPO yang memperoleh nomor registrasi, sejumlah 17 produsen atau 70,8% berlolasi di wilayah regional Sumatra. “Maksudnya, regional Sumatra begitu sentral dan penting sebagai pusat produksi minyak goreng,” ungkapnya.

Pada periode 1 - 30 Juni 2022, pencapaian panyaluran program MGCR rata-rata mencapai 81,72% dari kebutuhan bulanan di setiap provinsi. “Berdasarkan data, pengiriman produsen MGCR ke 7 provinsi tujuan, yaitu DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Barat sudah melebihi proyeksi kebutuhannya,” ujar Putu.

Selanjutnya, pada Juni 2022, total MGCR yang disalurkan oleh produsen MGS sejumlah 268.000 ton, 182.000 ton di antaranya sudah tiba di distributor 1 (D1), 45.000 ton tiba di pengecer, dan 28.000 ton sudah dijual ke masyarakat. “Peningkatan volume ekspor atas CPO dan MGS bisa dijalankan melalui percepatan penyaluran DMO-DPO ke dalam negeri, termasuk dalam bentuk minyak curah berwadah,” jelasnya.

Putu menjelaskan, pemerintah bertekad untuk melaksanakan program ini dengan baik dan akuntabilitas terjaga sehingga menjamin ketersediaan dan memenuhi kebutuhan MGCR sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) sejumlah Rp. 14.000 per-liter atau Rp. 15.500 per-kilogram. Pemerintah juga memfasilitasi para pengecer yang ingin menjual MGCR.

Harapannya, dengan munculnya pengecer resmi yang sudah terdaftar di SIMIRAH 2 atau Pelaku Usaha Jasa Logistik dan Eceran PUJLE, dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

Semenjak pemerintah menyosialisasikan penggunaan QR Code Peduli Lindungi pada tanggal 27 Juni 2022 kepada 34.900 pengecer, sejumlah 3.345 pengecer atau 8,81 persen dari total keseluruhan telah mencetak QR Code Peduli Lindungi yang akan dipindai oleh pembeli.

"Kemenperin terus melakukan percepatan agar para pengecer terdaftar segera mencetak QR Code Peduli Lindungi. Pada SIMIRAH 2, kita juga sudah memasang filter pemantau untuk melihat pengecer mana yang belum mencetak QR Code Peduli Lindungi," ungkap Direktur Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan Emil Satria.


Disadur dari sumber kemenperin.go.id

Selengkapnya
130 Perusahaan Sudah Daftar di SIMIRAH 2 dalam Program MGCR

Perindustrian

Supermarket Milik Alibaba Freshippo (Hema) PHK Massal Karyawan demi Efisiensi

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Jakarta, CNBC Indonesia - Prospek pasar grosir online di China makin suram, dampaknya pun dirasakan oleh unit bisnis supermarket Alibaba, Freshippo (Hema). Freshippo diketahui mulai menjalankan pemutusan hubungan kerja (PHK) semenjak Mei.

PHK di Freshippo khususnya berfokus pada departemen pengadaan dan operasi di setiap daerah operasi. Perusahaan juga sudah menyiapkan kompensasi untuk mereka yang terkena dampak, sebagian besar akan mendapatkan N+1.

Tetapi, bukan kali ini saja Freshippo menjalankan PHK. Semenjak beralih menjadi perusahaan independen setelah sebelumnya beroperasi sebagai unit bisnis Alibaba Group, kebijakan itu sering terjadi.

Pada Bulan Maret lalu, 20 persen karyawannya diberhentikan. Bisnis pembelian kelompok perusahaan menarik diri dari beberapa daerah, seperti Guangzhou, Shenzhen, Suzhou, Beijing, Chengdu, dan Wuhan.

Selain PHK, bonus akhir tahun tim manajemen senior terpengaruh. Porsinya berkurang setengahnya dari tahun-tahun sebelumnya, dilansir dari laman Equalocean, Kamis(23/6/2022).

Tetapi dilaporkan sebagian dari insentif karyawan tetap diberikan. Menurut sumber internal menyatakan bahwa bonus akhir tahun tertunda dibayarkan sampai satu bulan kemudian.

CEO Hou Yi menyatakan keinginannya untuk meningkatkan profitabilitas 1 toko menjadi keuntungan penuh. Ini dia sebutkan dalam komunikasi internal bulan Januari lalu.

Dalam rangka memenuhi keinginan tersebut akan dilaksanakan penyesuaian pada mekanisme organisasi internal dan kompensasi serta kesejahteraan. Freshippo disebut akan 'mengencangkan ikat pinggang' untuk sekarang ini, tetapi berbagi hasil pertumbuhan lebih banyak karyawan di garis terdepannya dengan memperluas cakupan opsi pengeluaran.

Freshippo harus menghadapi ancaman pula dari para pesaing domestik di industri ini dari MissFresh, Dingdong Maicai, dan Meituan.


Disadur dari sumber cnbcindonesia.com

Selengkapnya
Supermarket Milik Alibaba Freshippo (Hema) PHK Massal Karyawan demi Efisiensi

Perindustrian

Alibaba PHK Sepertiga Pegawai di Tim Investasi Strategis, Akibat Ancaman Resesi

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


Raksasa teknologi asal Cina, Alibaba akan melaksanakan pemutusan hubungan kerja alias PHK sepertiga karyawan di tim investasi strategis. Ini terjadi di tengah ancaman resesi sejumlah negara dan tekanan dari pemerintah Tiongkok. 4 sumber Channel News Asia yang mengetahui masalah tersebut menyampaikan, Alibaba berencana mengurangi tim investasi strategis yang kini lebih dari 110 orang. Banyak dari mereka yang ditempatkan di Cina dan sebagain di Hong Kong.

Setelah pemutusan hubungan kerja atau PHK itu, tim investasi Alibaba menjadi kurang lebih 70 orang.

PHK khususnya akan melibatkan karyawan di tingkat menengah dan senior. "Perusahaan sudah memberi tahu sebagian besar staf tentang pemecatan," ungkap sumber tersebut dilansir dari Channel News Asia, Kamis(14/7).

Sebelumnya, Alibaba dan raksasa teknologi asal Cina lainnya Tencent memang berencana memangkas puluhan ribu pekerja tahun ini. Pemangkasan sejumlah karyawan itu dilaksanakan sesudah tindakan keras dari Beijing secara tajam. Ini memperlambat langkah pembuatan kesepakatan investasi raksasa e-commerce Cina itu.

Tekanan Beijing memperlambat pula pertumbuhan penjualan dan menghancurkan harga saham. Lalu, tekanan membuat peningkatan modal baru dan ekspansi bisnis jauh lebih susah.

Sampai akhirnya, raksasa teknologi seperti Alibaba dan Tencent mencari cara untuk memotong biaya operasional mereka, salah satunya dengan PHK.

Itu terjadi di tengah peningkatan pengawasan oleh pemerintah Tiongkok. Beijing mengeluarkan sejumlah aturan yang menyasar raksasa teknologi semenjak akhir 2020. Yang terbaru, Badan Nasional Regulasi Pasar Cina atau SAMR mengenakan denda pada raksasa teknologi Alibaba dan Tencent. Denda ini diberlakukan sebab kedua perusahaan tak melaporkan aksi korporasi, termasuk akuisisi.

Selain keduanya, sejumlah perusahaan menghadapi denda serupa. "Mereka dianggap gagal mematuhi aturan anti-monopoli, mengenai pengungkapan transaksi," tutur SAMR dilansir dari Reuters, Minggu(10/7).

Total terdapat 28 kesepakatan yang melanggar aturan menurut SAMR. Terdapat 5 aksi korporasi Alibaba yang melanggar aturan, termasuk pembelian ekuitas pada anak platform streaming Youku Tudou. Sementara, Tencent terlibat dalam 12 transaksi aksi korporasi.

Berdasarkan Undang-Undang (UU) anti-monopoli, potensi denda maksimum dalam setiap kasus mencapai 500 ribu yuan atau Rp. 1,1 milyar. Pada 2020, SAMR juga mengenakan denda kepada Alibaba dan Tencent sebab dianggap melanggar aturan anti-monopoli. Alibaba didenda 500 ribu yuan atau Rp. 1 milyar, sebab meningkatkan kepemilikan saham di perusahaan retail modern Intime Retail Group Co pada 2017. "Perusahaan tak meminta persetujuan kepada otoritas," demikian kutipan dari Bloomberg, pada 2020.

Sementara itu, rencana PHK terjadi di tengah ancaman resesi di sejumlah negara. Perusahaan Pialang Global Nomura Holdings memperkirakan ada 7 negara yang masuk jurang resesi ekonomi pada 2023, yaitu: Amerika Serikat Zona Eropa Inggris Jepang Korea Selatan Australia Kanada


Disadur dari sumber katadata.co.id

Selengkapnya
Alibaba PHK Sepertiga Pegawai di Tim Investasi Strategis, Akibat Ancaman Resesi

Perindustrian

Toyota Jepang / TMC Kabarnya Akan Investasi Rp 27,1 Triliun di Indonesia Periode 5 Tahun ke Depan

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Toyota Motor Corporation (TMC) akan meningkatkan investasinya di Indonesia sekitar Rp. 27,1 Triliun atau 1,8 milyar dolar AS dalam periode 5 tahun mendatang.

Pertemuan dan kesempatan penyampaian keinginan tersebut disampaikan oleh Yoichi Miyazaki Chief Competitive Officer dan President, Business Planning & Operation TMC kemarin sore ketika bertemu dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Hotel Imperial, Selasa(26/7/2022) sore.

"TMC akan meningkatkan investasinya di Indonesia sekitar USD 1,8 milyar dalam 5 tahun mendatang sebab melihat pasar Indonesia sangat baik sekali di masa mendatang khususnya untuk mobil listrik (EV)," ungkap sumber Tribunnews.com, Rabu(27/7/2022).

Pasar mobil EV untuk produsen Jepang sangat menjadi incaran kini setelah Presiden dan CEO Mitsubishi Motors Corporation Takao Kato menyatakan pula sudah menjanjikan akan meningkatkan sekitar Rp. 11,2 triliun investasi produsen tersebut ke Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. (*)


Disadur dari sumber m.tribunnews.com

Selengkapnya
Toyota Jepang / TMC Kabarnya Akan Investasi Rp 27,1 Triliun di Indonesia Periode 5 Tahun ke Depan

Perindustrian

Toyota Akan Tambah Investasi dan Berdayakan SDM Lokal untuk Menuju Era Elektrifikasi dan Digitalisasi (PIDI 4.0) di Indonesia

Dipublikasikan oleh Siti Nur Rahmawati pada 22 Agustus 2022


TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik rencana penambahan investasi pembangunan kendaraan listrik oleh Toyota Motor Company di Indonesia. Komitmen ini diungkapkan oleh Shigeru Hayakawa, Vice Chairman of the Board of Directors of Toyota Motor Corporation dalam pertemuan dengan Menko Airlangga di Tokyo, Jepang(26/07).

“Saya meyakini bahwa permintaan kendaraan listrik baik roda 4 ataupun roda 2 di Indonesia ataupun di kawasan ASEAN kedepan akan kian meningkat. Indonesia bisa dijadikan industrial base produksi Electric Vehicle (EV) untuk dipasarkan di kawasan ASEAN maupun di Indonesia sendiri,” ungkap Airlangga.

Sementara itu, Toyota juga bisa berkontribusi dalam penurunan emisi serta penurunan impor bahan bakar fosil dengan mempopulerkan penggunaan Electric Vehicle (EV) di Indonesia.

Pihak Toyota menyampaikan bahwa rencana untuk menambah beberapa jenis kendaraan Hybrid Electric Vehicle (HEV) telah masuk dalam pipeline waktu 4 tahun ke depan.   

Akio Toyoda yang merupakan President Toyota Motor Corporation, pertama kali menjanjikan komitmen investasi di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo dalam pertemuan KTT Osaka di 2019 lalu.  Dalam waktu 3 tahun sesudahnya, investasi Toyota sudah mencapai Rp. 14 Triliun.

Pada pertemuan dengan Menko Airlangga, Shigeru Hayakawa mengatakan akan menambah investasi sebesar Rp. 27,1 Triliun selama 5 tahun ke depan.  Hayakawa menyampaikan, “kita berharap dengan penambahan jumlah investasi ini di Indonesia, Pemerintah Indonesia memahami keseriusan kita terhadap elektrifikasi kendaraan bermotor.”

Selain memberikan komitmen investasi, pada pertemuan ini dibahas pula berkaitan dengan upskilling kemampuan engineer di Indonesia, Toyota sudah membangun xEV Center pada Mei 2022 untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia lokal yang kaitannya elektrifikasi dan kesiapan di era digitalitasi.

Bekerja sama dengan Pertamina dan Inalum, Toyota sudah berupaya membangun industri baterai di Indonesia melalui peningkatan keahlian engineer lokal.

Toyota Indonesia berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan SDM lokal, termasuk generasi berikutnya dari teknologi untuk mobilitas, yang direpresentasikan oleh elektrifikasi. Untuk mempersiapkan keterampilan masa depan masyarakat Indonesia menuju era elektrifikasi dan digitalisasi, Toyota Indonesia mengembangkan pula xEV Center sebagai “Fasilitas Pembelajaran Elektrifikasi” dan guna mendukung Indonesia Digital Industry Center 4.0 (PIDI 4.0) yang digagas oleh Kementerian Perindustrian menuju IR4.0

Toyota Indonesia bersama dengan para Teknisi dari Indonesia, mengembangkan pula konsep Kijang Innova BEV untuk mempelajari teknologi dan kondisi untuk menyiapkan penggunaan yang lebih nyata oleh masyarakat di Indonesia. Menutup pertemuan ini, Menko Airlangga menyatakan bahwa akan melibatkan kendaraan listrik produksi Toyota dalam perhelatan G20 November mendatang untuk para delegasi.  

Pada pertemuan ini Menko Airlangga didampingi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar RI di Tokyo Heri Ahmadi, Sesmenko Perekonomian dan Dirjen KPAII Kemenperin.

Sementara dari TMC dihadiri oleh Shigeru Hayakawa, Vice Chairman of the Board of Directors of Toyota Motor Corporation (TMC), Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), beserta jajaran Direksi TMC dan TMMIN.


Disadur dari sumber m.tribunnews.com

Selengkapnya
Toyota Akan Tambah Investasi dan Berdayakan SDM Lokal untuk Menuju Era Elektrifikasi dan Digitalisasi (PIDI 4.0) di Indonesia
« First Previous page 6 of 18 Next Last »